Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

DI BENGKEL GRAHA MAZINDO MEDAN (MAZDA)


TANGGAL 01 MARET 2021 SAMPAI DENGAN O1 JUNI 2021.
SEBAGAI PERSYARATAN UTAMA UNTUK MRNGIKUTI

UJIAN KOMPETENSI KEJURUAN (UKK)

Disusun oleh:

NAMA : ZEIN HATALARDI SINAGA

KELAS : XII - TKR 1

JURUSAN : (TKR) TEKNIK KENDARAAN RINGAN

YAYASAN SMK St. NAHANSON PARAPAT SIPOHOLON


SMK St. NAHANSON PARAPAT SIPOHOLON
2021
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN
PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
DI BENGKEL GRAHA MAZINDO MEDAN (MAZDA)
TANGGAL 01 Maret 2021 SAMPAI DENGAN 01 Juni 2021.

Pembimbing DU/DI, Kepala Program Keahlian


Teknik Kendaraan Ringan

Fahmith Aritonang, ST Daniel Lumbantobing, ST

Mengetahui

Kepala sekolah WAKA DU/DI


Smk.st.Nahanson Parapat

Drs. Jasman Sinaga Fahmith Aritonang, ST


NIP:196402141989041001
BAB 1 PENDAHULUAN
Kata pengantar:
Puji dan syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan Anugerah yang telah dilimpahkan kepada kita sehingga kita masih dapat
merasakan Kasih Sayang-Nya dan masih dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik tanpa kekurangan sesuatu apa pun.
Laporan ini dapat selesai tersusun karena bantuan dari seluruh bapak ibu
guru yang ada di SMK St NAHANSON PARAPAT, maka dari itu penulis laporan
ini dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jasman Sinaga, selaku Kepala sekolah di SMK St NAHANSON
PARAPAT
2. Bapak Fahmith Aritonang ST selaku guru pembimbing saya.
3. Dan kepada Orang tua yang membiayai seluruh kegiatan PRAKERIN saya.

Semoga dengan terlaksananya PRAKERIN, kami bisa lebih banyak


memahami tentang dunia otomotif dan kami bisa memahaminya lebih
mendalam lagi dan di suatu saat kami akan membutuhkannya dan terutama di
tengah-tengah masyarakat umum maupun di dunia ini. Dan Semoga dengan
laporan ini bisa menjadi salah satu penghantar kesuksesan di kemudian hari dan
sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian nasional (UN) serta sebagai
bukti bahwa telah melaksanakan Praktek kerja Industri (PRAKERIN) yang telah
dilaksanakan di perusahaan resmi di Indonesia yaitu BENGKEL GRAHA MAZINDO
MEDAN (MAZDA).

Tujuan pembuatan laporan Prakerin yang pertama adalah diharapkan

mampu mengimplementasikan materi yang didapat di sekolahTujuan

pembuatan laporan Prakerin yang kedua yakni mampu melatih siswa dalam

berkomunikasi dan berinteraksi secara profesional di dunia kerja. Laporan

saya berjudul kan sistem pelumasan. Saya menyadari sepenuhnya bahwa

laporan ini jauh dari kata sempurna Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat saya harapkan. Mudah-
mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi saya terutama kepada siapa saja
yang membaca laporan ini.
Dengan berakhirnya kata pengantar ini jika ada kata yang salah atau yang
kurang berkenan di hati saudara saya mohon maaf dari lubuk hati saya yang
paling dalam Sekian dan terima kasih.

SIPOHOLON,2021
Penulis

(ZEIN HATALARDI SINAGA)


Daftar Isi

HALAMAN JUDUL........................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... i

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Kata Pengantar...................................................................................... 1-2


1.2 Daftar Isi................................................................................................ 3
1.3 Visi Misi Sekolah.................................................................................... 4
1.4 Latar belakang praktek kerja Industri.................................................... 4

BAB 2 ISI
2.1 Sistem Pelumasan.................................................................................. 5
2.1.1 Pengertian Sistem Pelumasan......................................................... 5-6
2.1.2 Prinsip Kerja Sistem Pelumasan ..................................................... 6-7
2.1.3 fungsi Sistem Pelumasan................................................................ 7-8
2.1.4 jenis-jenis Sistem Pelumasan ......................................................... 9-13
2.1.5 Cara Kerja Sistem Pelumasan......................................................... 14
2.1.6 Komponen dan fungsi sistem Pelumasan ...................................... 15-20
2.1.7 Pemeriksaan Sistem Pelumasan .................................................... 21-24
2.1.8 Perbaikan Sistem Pelumasan ........................................................ 24-25
2.1.9 Perawatan Sistem Pelumasan....................................................... 25-26

BAB 3 PENUTUP............................................................................ 27
3.1 Kesimpulan dan Saran ........................................................................ 27
3.2 Lampiran............................................................................................. 27
3.2.1 Sertifikat...................................................................................... 27
3.2.2 Jurnal........................................................................................... 27
1.3 Visi dan Misi Sekolah

Visi

Mewujudkan SMK St. NAHANSON PARAPAT SIPOHOLON sebagai basis pendidikan


dan pelatihan perkembangan teknologi otomotif dan Komputer Jaringan secara
profesional.

Misi

Menyiapkan seluruh sumber daya yang ada pada sekolah untuk:

1. Menghasilkan lulusan dalam bidang otomotif dan Komputer Jaringan


menguasai kompetensi dalam bidang masing-masing.

2. Menyiapkan sumber daya manusia profesional. yang mampu berkompetisi


secara profesional.
3.Memberdayakan potensi dan kondisi sekolah berbasis kerja sama, pelayanan
yang sinergis terhadap peningkatan mutu tamatan dan kemandirian sekolah.

1.4 Latar belakang praktek kerja Industri

PRAKERIN adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa-siswa sekolah


menengah kejuruan (SMK),melalui penerjunan langsung ke lingkungan sosial
masyarakat di tempat Prakerin dilaksanakan dan diharapkan siswa-siswi dapat
merealisasikan hasil yang didapat di bangku sekolah, lingkungan tempat PRAKERIN
berlangsung serta bersama sama masyarakat melaksanakan kegiatan masyarakat
yang direncanakan oleh pemerintah dan membantu dengan kemampuan siswa-
siswi yang bersangkutan untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh
masyarakat di mana tempat siswa siswi melaksanakan PRAKERIN nya, sehingga
dapat dengan mudah yang telah didapatkan di lapangan kerja.
BAB 2 ISI

2.1 Sistem Pelumasan


2.1.1 Pengertian Sistem Pelumasan

Salah satu sistem yang harus disediakan dalam sebuah mesin


adalah sistem pelumasan. Berbeda dengan sistem permesinan lain,
pada sistem pelumasan tidaklah mempengaruhi proses kerja mesin
secara langsung. Namun tetap sistem ini wajib keberadaannya pada
mesin.
Komponen utama dalam sistem pelumas adalah oli sebagai
media pelumas. Oli mesin dibuat secara sintetis maupun natural
dengan bahan aditif yang dapat masuk ke dalam celah mesin.
Pelumasan adalah suatu sistem atau rangkaian pada kendaraan di
mana pelumas ditampung, disedot, disaring, kemudian didistribusikan
secara menyeluruh ke setiap bagian mesin. Media pelumas yang
digunakan pada sistem ini adalah oli yang mampu masuk hingga ke celah
mesin.
Oli yang melapisi celah-celah mesin dinamakan Oil film. Lapisan ini
menempel sangat kuat pada komponen mesin dan sulit dilepaskan. Hal ini
membuat setiap kali komponen mesin yang mayoritas terbuat dari logam
Bergesekan, lapisan tersebut dapat menjadi penghalang terjadinya
gesekan langsung.
Sistem ini dibuat dengan memperhitungkan beberapa fungsi. Sistem ini
bekerja secara langsung sebagai pendingin komponen mesin dan
membilas kotoran yang menempel pada komponen mesin sehingga mesin
dapat bekerja lebih baik.
Pelumasan juga dilakukan untuk memberi sekat pada lubang antara
silinder dan torak. Sekat ini berfungsi sebagai pencegah kebocoran
tekanan dari ruang pembakaran. Selain itu, pelumasan juga berfungsi
untuk melumasi seluruh permukaan komponen mesin agar tidak
Bergesekan secara langsung.
Hal tersebut dilakukan untuk meredam suara yang ditimbulkan dari
komponen mesin yang bergerak. Serta agar tidak terjadi keausan pada
komponen mesin, sehingga mesin menjadi lebih awet dan kendaraan
Anda menjadi nyaman untuk dikendarai.

2.1.2 Prinsip Kerja Sistem Pelumasan


Terdapat dua komponen utama dalam sistem pelumasan yakni: pompa
oli (oil Pump) dan saringan oli (oil filter). Pompa oli berfungsi untuk
mengisap oli dari ruang engkol (oil pan) menuju ke seluruh komponen
yang saling Bergesekan. Komponen yang kedua yaitu saringan oli
berfungsi untuk menyaring oli sebelum digunakan untuk melumasi
komponen mesin. Di bawah ini akan ditunjukkan sketsa sirkuit sistem
pelumasan pada mesin.

Pada pompa oli terdapat relief Valve yang berfungsi untuk membatasi


tekanan pelumasan. Pembatasan tekanan pelumasan tersebut bertujuan
untuk memberi kesempatan terbentuknya oil film diantara dua bagian
yang saling Bergesekan dengan sempurna.
Pada saringan oli terdapat by-pass Valve yang berfungsi untuk
memberi kesempatan oli tetap bersirkulasi jika elemen saringan oli
kotor/buntu. Dengan demikian by-pass Valve merupakan katup
pengaman jika elemen saringan oli kotor/buntu karena lama tidak diganti.
Jadi apabila elemen saringan oli buntu, maka oli akan mengalir
melalui by-pass Valve kemudian langsung menuju komponen mesin yang
saling Bergesekan tanpa melalui elemen oil filter.

2.1.3 Fungsi Sistem Pelumasan


Sistem pelumas harus ada pada sebuah mesin pada kendaraan. Di dalam
mesin kendaraan bila kendaraan tersebut menyala pastinya terdapat
komponen yang saling bersinggungan. Sehingga diperlukanlah sistem
pelumasan pada kendaraan.
Sistem pelumas ini sangat penting, mengingat fungsi sistem pelumasan
bagi mesin yang sangat riskan. Sistem pelumasan pada kendaraan memiliki
beberapa fungsi, diantara-Nya :

A.Sebagai pelumas
Fungsi yang pertama yaitu pelumas berfungsi sebagai pelumasan yaitu
melumasi bagian-bagian yang saling bersinggungan. Hal ini dilakukan untuk
mencegah keausan berlebih ketika bagian-bagian tersebut saling bergesekkan
(bersinggungan). Minyak pelumas akan membentuk lapisan oli film pada
bagian yang dilumasi, sehingga komponen-komponen yang saling
bersinggungan tidak akan langsung bersinggungan karena adanya lapisan oil
film.
B.Sebagai pendingin
Fungsi yang kedua adalah minyak pelumas sebagai pendingin. Minyak
pelumas akan mengalir ke seluruh sistem atau bagian di dalam mesin yang
bergerak. Komponen yang bergerak dan saling Bergesekan tersebut akan
menimbulkan panas. Minyak pelumas yang mengalir ke komponen tersebut
akan menyerap panas yang ditimbulkan sehingga minyak pelumas berfungsi
sebagai pendingin komponen-komponen mesin.
C. Sebagai pembersih
Fungsi yang ketiga adalah minyak pelumas sebagai pembersih. Komponen
di dalam mesin kebanyakan terbuat dari bahan logam sehingga bila
komponen-komponen tersebut saling Bergesekan maka akan menimbulkan
keausan (karena keausan tidak dapat dicegah namun dapat dikurangi).
Keausan akan menyebabkan adanya bram-bram besi ini harus dibersihkan
dari komponen yang saling Bergesekan tersebut agar tidak menyebabkan
keausan yang berlebih. Pembersihan bram-bram besi ini dilakukan oleh
pelumas, karena pelumas bersirkulasi pada bagian-bagian mesin yang saling
Bergesekan. Pelumas yang mengalir tersebut akan membawa bram-bram
(kotoran) besi ke bagian Karter (penampung oli). Pada Karter, bram-bram besi
ini akan disaring dan ditangkap oleh magnet yang dipasang pada bagian
Karter. Minyak pelumas sebelum disirkulasikan ke bagian-bagian mesin juga
mengalami proses penyaringan terlebih dahulu. Penyaringan ini dilakukan oleh
komponen filter oli.
D. Sebagai perapat
Fungsi yang keempat adalah minyak pelumas sebagai perapat. Minyak
pelumas yang melumasi bagian-bagian mesin yang presisi yang menjadi
perapat yang mencegah terjadinya kebocoran gas atau blow By gas.
Contohnya yaitu saat pelumas melumasi bagan piston dan dinding silinder,
pada bagian ini pelumas berfungsi sebagai perapat yang mencegah terjadinya
kebocoran gas pada ruang diatas piston ke bagian bawah piston.
E. Pencegah karat
Fungsi yang kelima adalah minyak pelumas sebagai pencegah karat.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, bahwa komponen-komponen mesin
sebagian besar terbuat dari logam. Komponen yang terbuat dari logam akan
berkemungkinan terjadi karat. Jika karat ini terjadi pada komponen-komponen
di dalam mesin akibatnya akan mudah membuat mesin rusak. Oleh sebab itu
komponen-komponen di dalam mesin harus bebas dari karat sehingga
pelumas harus mampu mencegah timbulnya karat pada komponen-komponen
di dalam mesin. Sehingga pemeriksaan minyak pelumas pada mesin harus
dilakukan dengan baik, penggantian minyak pelumas harus dilakukan secara
teratur sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh pabrik. Penggantian
minyak pelumas harus disesuaikan kekentalannya (viskositasnya) sesuai yang
disarankan oleh pabrik. Jangan gunakan minyak pelumas yang terlalu kental
ataupun terlalu encer. Jumlah minyak pelumas yang ada pada mesin harus
disesuaikan jumlahnya, jangan terlalu banyak ataupun terlalu sedikit.
2.1.4 Jenis-jenis sistem pelumasan
Jenis - Jenis Sistem Pelumasan Mesin Dan Cara Kerja
1.Sistem Pelumasan Percik (Circulating Splash System)

Sistem pelumasan percik adalah sistem pelumasan dengan


memanfaatkan gerakan dari bagian yang bergerak untuk memercikkan
minyak pelumas ke bagian-bagian yang memerlukan pelumasan. Oli yang
terpercik akan melumasi bagian-bagian yang bergerak di sekitarnya.
Bagian lainnya dilumasi oleh percikan oli yang terkumpul dan dengan gaya
beratnya mengalir melalui saluran-saluran oli
. Bagian atas silinder, piston dan pena piston lebih banyak dilumasi oleh
kabut dari percikan itu sendiri. Kabut-kabut ini ditimbulkan oleh putaran dari
batang piston / stang seher. Pada pelumasan  percik harus memiliki :
 Batas oli yang tetap dan tepat di dalam panci oli 
 Oli yang sesuai untuk percikan yang baik

Cara Kerja Sistem Pelumasan Percik

Saat mesin hidup, poros engkol berputar, bagian poros engkol yang
menyerupai sendok membawa minyak pelumas dan akhirnya minyak
pelumas memercik ke atas melumasi dinding silinder.

Sistem pelumasan percik


2. Sistem Pelumasan Kombinasi Percik & Tekan ( Internal Force
Feed And Splash System

Sistem ini pompa oli langsung menyuplai oli ke saluran utama dalam blok
mesin. Dari saluran utama, oli ditekan melalui saluran-saluran ke bantalan-
bantalan utama (main Bearing), bantalan batang piston (connecting rod
Bearing), bantalan poros kem (cam shaft Bearing) poros lengan penekan
(roker arm shaft), saringan (filter) dan unit pengindra (oi
l sending unit).
Sehingga penggunaan oli samping/campur ini lebih efektif sesuai
kebutuhan mesin. Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 2 tak. Oli
samping/campur yang masuk ke dalam ruang engkol tergantung dari jumlah

putaran dan pembukaan katup masuk (Ret Valve). Keluarnya oli dari
bantalan-bantalan menghasilkan kabut yang melumasi dinding silinder atas,
Piston dan pena piston.

Cara Kerja Sistem Pelumasan Kombinasi Percik & Tekan:

Saat mesin hidup hendel gas ditarik, maka bensin mengalir ke


karburator. Seiring dengan tarikan hendel gas pompa oli berputar yang
menyebabkan oli samping / campur di tangki terisap dan ditekan menuju
ruang engkol melalui saluran di belakang karburator. Bensin dan oli
samping/campur menjadi satu di belakang karburator yang selanjutnya
masuk ke dalam ruang engkol dan melumasi bagian-bagian yang bergerak.
3. Sistem Pelumasan Campur (Mixing System)
Sistem pelumasan campur adalah salah satu sistem pelumasan mesin
dengan cara mencampur langsung minyak pelumas (oli campur/samping)
dengan bahan bakar (bensin) sehingga antara minyak pelumas dan bahan
bakar bercampur di tangki bahan bakar. Sistem ini dapat ditemukan terbatas
pada kendaraan sepeda motor 2 langkah jenis Soter
Sifat - sifat sistem pelumasan campur :
 Tangki bahan bakar berada diatas mesin/ lebih tinggi dari mesin
(pengaliran bahan bakar dengan gaya gravitasi)
 Sistem pelumasan jenis oli yang paling sederhana
 Pemakaian oli boros, timbul  polusi udara tinggi
 Dipergunakan pada motor 2 Tak dengan kapasitas kecil.
 Menggunakan oli khusus 2 Tak yang bersifat mencampur baik
dengan bensin dengan campuran 2% – 4% oli samping.

Sistem Pelumasan Campur


Keterangan :
 1. Campuran bensin dan oli samping
 2. Kran bensin
 3. Karburator
 4. Ruang engkol

Cara Kerja Sistem Pelumasan Campur

Pada saat kran bensin (2) dibuka, maka campuran bensin dan oli
samping (1) akan mengalir menuju karburator (3) di karburator bensin Oli
samping dan udara bercampur membentuk campuran yang homogen dan
masuk ke dalam ruang engkol. Selanjutnya campuran bensin dan oli samping
akan melumasi bagian mesin yang berada di ruang engkol dan didinding
silinder.

4. Sistem Pelumasan Tekanan Penuh (Fuel Internal Force


Feed System) 
Sistem ini selangkah lebih maju dari sistem terdahulu. Sistem pelumasan
ini sangat cocok untuk melumasi bagian-bagian mesin yang sangat presisi.
Aliran minyak pelumas tergantung pada jumlah putaran mesin, hal ini
dikarenakan pompa oli diputarkan oleh mesin.
Sistem pelumasan ini digunakan pada mesin 4 tak dan memiliki
kelebihan pelumasan merata dan teratur. Minyak pelumas yang telah
melumasi bagian-bagian mesin akan kembali ke Karter kembali.

Sistem pelumasan tekan

Cara Kerja Sistem Pelumasan Tekan


Minyak pelumas di Karter dihisap dan ditekan oleh pompa oli melalui
Stainer dan dipompakan menuju bagian-bagian yang dilumasi yang
sebelumnya disaring oleh filter oli. Oli tidak saja ditekan saja ke crankshat
Bearing, roker arm shaft, filter dan sending unit, tetapi oli dialirkan juga oleh
pompa ke bantalan pena piston. Bantalan pena piston dilumasi melalui saluran
dalam batang penggerak piston. Dinding silinder dan piston dilumasi oleh
pengeluaran oli dari bantalan pena piston atau bantalan batang penggerak
piston. Minyak pelumas yang telah melumasi bagian-bagian yang dilumasi akan
kembali ke Karter.
2.1.5 Cara Kerja Sistem Pelumasan

Saat kondisi normal, oli terkumpul pada bak oli atau Karter yang terletak pada
bagian paling bawah mesin. Sementara itu, pompa oli memiliki input yang
digerakkan dari engkol mesin. Umumnya pompa ini menggunakan Rotari Pump.

Agar lebih jelas simak gambar sistem pelumas berikut.

Mekanismenya, saat mesin hidup udara terserap oleh saluran PCV yang
tersambung dengan saluran udara intake. Di sisi lain juga terdapat saluran dari
ruang kepala silinder menuju saluran intake. Sehingga terjadilah sirkulasi dari
saluran intake, masuk ke ruang kepala silinder kemudian disalurkan ke ruang
engkol. Diruang engkol udara tersebut keluar melalui katup PCV melewati oil
separator dan keluar dari saluran PCV kembali ke saluran intake.
Jika kita melepas salah satu selang PCV maka suara mesin akan terkesan
ngobos karena tekanan udara di dalam mesin tidak stabil.
Demikian artikel singkat mengenai cara kerja sistem pelumas mesin secara
lengkap. Semoga bisa menambah wawasan kita serta bermanfaat bagi kita
semua.
2.1.6 Komponen- komponen Sistem Pelumasan
Komponen-Komponen Sistem Pelumasan, yaitu:

1.Oli atau minyak pelumas

Minyak pelumas adalah komponen yang bersirkulasi di dalam mesin yang


berfungsi untuk memberikan lapisan pelumasan pada komponen-komponen
yang dilewatinya dan berfungsi untuk menyerap panas yang dihasilkan saat
proses pembakaran serta membersihkan bram-bram besi yang dihasilkan saat
komponen-komponen yang terbuat dari logam yang saling Bergesekan.
Agar kinerja minyak pelumas dapat optimal maka kualitas dan kuantitas
minyak pelumas harus diperhatikan. Minyak pelumas yang dipakai harus
memiliki tingkat kekentalan yang sesuai dengan spesifikasinya dan harus
diganti dengan minyak pelumas yang baru setelah kendaraan mencapai jarak
kilometer tertentu atau mencapai waktu (bulan) tertentu. Selain itu, kuantitas
atau jumlah minyak pelumas harus diperhatikan jangan sampai jumlahnya
terlalu banyak atau jumlahnya kurang.
2.Oil pan atau carter

Oil pan atau carter berfungsi untuk menampung minyak pelumas dalam
mesin. Carter terletak di bagian bawah mesin dan berbentuk seperti bak.
3.Oil Pump

Oil Pump atau pompa pelumas berfungsi untuk memompa (memberikan


tekanan) minyak pelumas agar dapat bersirkulasi pada sistem pelumasan
4.Oil Stainer

Oil Stainer atau saringan oli kasar berfungsi untuk menyaring minyak
pelumas dari partikel-partikel kasar yang dibawanya agar nantinya tidak masuk
ke dalam pompa oli. Jika kotoran yang berukuran besar masuk ke dalam
pompa oli, maka dapat merusak komponen pompa oli ini.

5. Oil filter
Oil filter atau saringan minyak pelumas berfungsi untuk menyaring kotoran-
kotoran yang terbawa oleh minyak pelumas yang berukuran halus. Filter oli ini
harus diganti dalam jarak kilometer tertentu guna mengoptimalkan kinerja dari
pelumasan.
6.Oil pressure sensor

Oil pressure sensor atau sensor tekanan pelumas berfungsi untuk


mendeteksi tekanan minyak pelumas yang keluar dari pompa pelumas yang
nantinya akan digunakan untuk memberi tahu pengendara apakah kondisi
tekanan minyak pelumas kurang. Jika kondisi tekanan minyak melumas kurang
maka lampu indikator akan menyala. Lampu indikator tekanan minyak pelumas
menyala terdapat beberapa kemungkinan yang dapat terjadi, antara lain :
●Kondisi pompa pelumas masih baik atau tidak, jika kondisi pompa
rusak maka tekanan pelumas akan turun sehingga menyebabkan
indikator lampu menyala.
●Jumlah minyak pelumas di dalam mesin kurang. Lampu indikator ini
dapat menyala jika jumlah minyak pelumas kurang karena jika jumlah
minyak pelumas kurang maka tekanan yang dihasilkan oleh pompa
juga menurun.
●Kondisi sensor tekanan yang rusak. Kondisi sensor tekanan yang
rusak juga dapat membuat lampu indikator menyala terus.

7. Deep stick
Deep stick atau petunjuk level oli berfungsi untuk menunjukkan jumlah
minyak pelumas yang ada di dalam mesin. Pada Deep stick oil ini terdapat
tanda yang menunjukkan bila jumlah minyak pelumas kurang atau terlalu
banyak yaitu dengan tanda Low level dan Fuel level.
8. Oil feed

Oil feed berfungsi sebagai jalur minyak melumas mengalir yang ada di
dalam mesin.
9.Katup PCV

Katup PCV (Positive Crank case Ventilator) berfungsi untuk menyalurkan


blow By gas dari ruang crank case untuk disalurkan kembali ke intake
manifold. Bila blow By gas ini dibiarkan tetap di dalam ruang crank case maka
akibatnya akan merusak kualitas dari minyak pelumas, namun bila dibuang
keluar maka akan membuat polusi udara.

2.1.7 PEMERIKSAAN SISTEM PELUMASAN


Pemeriksaan Sistem Pelumasan, yaitu:
Pembongkaran pada sistem pelumasan dilakukan untuk tujuan mengetahui,
memeriksa. menganalisis komponen pelumasan mesin. Langkah pemeriksaan
1.Bak Penampung Oli (Carter)

Terletak pada bagian bawah mesin tepatnya yaitu menempel pada blok silinder
bagian bawah. Cara melepas carter yaitu :
a. Menggunakan potongan pelat ke celah antara bak oli dengan blok silinder.
b. Buka bak penampung oli
c. Bersihkan bak penampung oli
d. Pasang gasket dan beri lem
e. Pasang baut bak oli dengan kunci momen 2 kg
f. Periksa kembali bak oli
g. Periksa baut pembuangan oli

2.Oil strainer
Terletak pada bagian bawah hak penampung oli yang terhubung langsung dengan
pompa oli dan berfungsi untuk menyaring kotoran sebelum minyak pelumas terhisap
oleh pompa. Langkah pemeriksaan Oil Strainer:
a. Bersihkan oil strainer dari kotoran yang menempel
b. Periksa penyaring dari kondisi pipa oil strainer
Keterangan:
Diameter dalam pipa: 15 mm
Diameter luar pipa 16,3 mm
Celah kawat 0.5 mm
Diameter oil strainer: 110 mm
3.Pompa Oli

Terletak pada bagian depan blok silinder


A. Memeriksa Komponen Pompa Oli
Keausan yang dialami pompa minyak akan berakibat timbulnya kelonggaran pada
bagian tertentu, sehingga pompa tidak bekerja maksimal. Sebelum diperiksa maka
komponen harus dibersihkan. Cara pemeriksaan kebebasan dudukan pompa dengan gir
pompa yaitu dengan menggunakan batang perata dan feeler gauge dimana celah tidak
boleh dari spesifikasi.
B. Memasang Pompa Oli
Pemasangan pompa oli ini tidak asal menempel, pada dudukan untuk gir pompa oli
ada titik, titik itu harus didekatkan dengan titik yang terdapat pada gir pompa oli.
Setelah itu pompa oli bias ditutup dengan cover nya dan dibaut. Pemasangan cover
pompa oli jangan sampai terbalik di bagian tekanan oli bagian rendah dan tinggi.

4. Saringan Oli (Oil Filter)


Berfungsi sebagai penyaring kotoran yang ada pada minyak pelumas. Katup
pembebas dilengkapi pada saringan oli untuk menyalurkan minyak pelumas apabila ada
penyumbatan pada elemen saringan. Bila terjadi pemampatan maka tekanan diluar
saringan oli akan meningkat pada tekanan kurang lebih 1,0 kg/e di atas tekanan pada
tengah filter. Tekanan ini menyebabkan katup pembebas terbuka, memungkinkan oli
mengalir bagian tiap mesin tanpa melalui elemen filter.
. Keterangan:
Panjang saringan oli: 110 mm
Diameter Saringan oli: 90 mm
Diameter lubang oli : 5 mm
Diameter lubang Outlet: 10 mm.

5. Bagian Mesin yang Memerlukan Pelumasan


Bagian Mesin yang Memerlukan Pelumasan adalah bagian-bagian mesin yang
memiliki konsentrasi kerja penuh dengan mekanisme gerakan antar logam.
Komponen yang memerlukan pelumasan :
1. Crank joumal dan Crank pin poros engkol
2. Pin piston
3. Dinding silinder dan Piston
4. Bantalan poros camshaft dan mekanisme katup

6. Pengecekan Pada Oli


Pengecekan oli yang ada pada carter yaitu dengan cara menggunakan Deep stick.
Dengan mengangkat Deep stick keatas dan lihat apakah oli berada pada titik minimum
atau maximum, jika berada pada titik minimum maka harus dilakukan pergantian oli.
Untuk kendaraan disarankan menggunakan oli yang SAE nya sesuai dengan kondisi
wilayahnya. Biasanya disarankan menggunakan oli yang mempunyai SAE 10w-40. 20w-
50 dan 15w-30. Dan juga perhatikan API Servisnya, untuk kendaraan jenis mesin bensin
maka harus menggunakan oli yang mempunyai API Service dengan huruf awal yaitu "S"
dan untuk mesin diesel maka cari yang huruf awalnya "C". Semakin jauh huruf kedua
dari A dan mendekati Z maka oli tersebut memiliki kualitas yang bagus.
2.1.8.Perbaikan Sistem Pelumasan
Perbaikan sistem pelumasan:

Beberapa gangguan yang terjadi pada sistem pelumasan antara lain:

1. Tekanan minyak pelumas di dalam motor terlalu rendah

Apabila ada indikasi tekanan minyak pelumas terlalu rendah, pada meteran
tekanan minyak tidak menunjukkan.

Kemungkinan:

 Kurangnya minyak pelumas di dalam carter saringan.


 Di sekitar pompa minyak pelumas tertutup oleh kotoran.
 Pegas pengatur tekanan minyak pelumas lemah atau patah.
 Keadaan minyak pelumas terlalu encer.

Perbaikannya:

1. Tambah minyak pelumas kalau perlu ganti minyak pelumas yang baru
sesuai dengan volumenya!
2. Bersihkan pompa minyak pelumas dari kotoran yang menempel!
3. Ganti pegas pengatur minyak pelumas dengan yang baru!
4. Ganti minyak pelumas yang baru sesuai dengan viskositas /
kekentalannya!

2. Tekanan minyak pelumas di dalam motor keadaannya tidak teratur


Apabila terjadi tekanan yang ditunjukkan meter tekanan berayun dalam
bermacam-macam kecepatan putaran motor.

Kemungkinan:

 Di dalam carter mulai kekurangan minyak pelumas.


 Saringan minyak pelumas di sekitar pompa minyak banyak melekat
kotoran.

Perbaikannya:
1. Tambahkan minyak pelumas yang baru kalau perlu ganti dengan yang
baru!
2. Bersihkan pompa minyak dari kotoran yang melekat!

3. Tekanan minyak pelumas di dalam motor terlampau tinggi


Apabila terlihat pada meter tekanan minyak pelumas yang menunjukkan
angka atau nilai sangat tinggi.

Kemungkinan:

1. Pengatur tekanan minyak pelumas berupa katup dan pegas terjepit atau
tersumbat.
2. Pegas pengatur tekanan minyak pelumas terlalu keras.

Perbaikannya:

1. Perbaiki katup dan pegas yang terjepit dan bersihkan bila ada sumbatan.
2. Atur kembali pegas pengatur tekanan minyak pelumas.

2.1.9 Perawatan sistem pelumasan

Oli yang digunakan pada kendaraan harus selalu diganti dengan oli yang baru
menurut aturan servis. Akan tetapi, anggapan orang untuk mengganti oli ada
yang berpendapat setiap tiga bulan sekali. Itu adalah anggapan yang keliru.

Terus kapan kita harus mengganti oli? Berdasarkan petunjuk perawatan


berkala  penggantian oli berdasarkan pemakaian mesin. Ini dapat dilihat dari dari
angka yang terdapat pada odometer. Nah, dari situlah saat yang tepat untuk
mengganti oli, misalnya setiap 5000 Km. Selain itu, juga kita harus mengenali
perubahan warna oli mesin misalnya:

1. Warna merah berarti minyak bercampur dengan bensin.


2. Warna kelabu berarti minyak bercampur dengan serbuk-serbuk bantalan.
3. Warna putih susu berarti minyak bercampur dengan air.
4. Warna coklat berarti minyak bercampur dengan karbon.

Cara pemeriksaan minyak pelumas:

 Tempatkan kendaraan ditempat yang rata!


 Apabila kendaraan habis menempuh perjalanan dan mesin masih
keadaan panas, tunggu sampai suhu mesin turun kurang lebih 30 menit!
 Apabila kendaraan dalam keadaan dingin hidup kan 1-3 menit kemudian
matikan!
 Tarik batang pengukur minyak dan bersihkan dengan lap bersih kemudian
masukkan kembali dengan tepat!
 Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan!
 Periksa volume minyak harus pada level F dan L pada batang pengukur!
 Periksa viskositas/kekentalan minyak dengan jari tangan!
 Periksa perubahan warna minyak mesin!

Cara pelaksanaan Perawatan sistem pelumasan:

1. Pemeriksaan bak minyak pelumas. Bukalah bak minyak pelumas setiap


500 jam! Bersihkan bak minyak tersebut dan saringan hisap dari pompa
dengan menggunakan minyak ringan atau minyak cuci!
2. Pemeriksaan saringan minyak. Cucilah rumah filter sebersih-bersihnya
dengan menggunakan minyak ringan atau minyak cuci! Sementara itu
periksalah kertas saringan! Apabila terlihat ada kotoran, serbuk logam
berwarna putih atau warna tembaga, maka hal ini menunjukkan adanya
keausan pada bantalan-bantalannya, segera lakukan perbaikan!
3. Pemeriksaan tekanan minyak pelumas. Apabila tekanan minyak pelumas
tidak dapat mencapai bilangan yang diisyaratkan oleh pabrik pembuatnya,
matikanlah mesin dan lakukan pemeriksaan!
o Apakah isi minyak pelumas di dalam masih cukup?
o  Apakah ada kerusakan pada pipa atau alat pengukur tekanan
minyak pelumas?
o  Apakah ada kebocoran minyak pelumas dari saluran salurannya?
o Apakah pompa minyak pelumas bekerja dengan baik, atau apakah
udara masuk ke dalam saluran minyak pelumas?
o Apakah ada bantalan-bantalan yang rusak?
o Apakah alat ukur tekanan pelumas bekerja dengan baik? Biasanya
kotoran di dalam saluran minyak pelumas menyebabkan
gangguan pada sistem pelumasan.
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan dan Saran

A.kesimpulan
Kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) merupakan kegiatan yang sangat
bermanfaat bagi siswa dan siswi, dan dapat mengenal lebih jauh bagaimana cara bekerja
di lapangan sesuai keahlian masing-masing siswa. Sehingga siswa dapat melihat
gambaran kegiatan bidang usaha dimasa yang akan datang, serta siswa-siswi
mengetahui standar kompetensi yang akan dijadikan peluang kerja dan kesempatan
kerja. Dalam dunia usaha dibutuhkan kedisiplinan yang cukup baik, instansi biasanya
memerlukan karyawan yang disiplin, terampil, rajin dan cerdas. Pada praktek kerja
lapangan ini diperlukan keahlian yang cukup Selama penulis melaksanakan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN), penulis merasa bangga bisa mendapatkan Ilmu yang belum pernah
penulis dapatkan sebelumnya serta memperoleh banyak pengalaman. Tujuan lain
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah menambah wawasan yang luas bagi siswa dan
siswi, terutama dalam bidang yang di tempatinya. Ada pula tempat yang disukai yakni di
ruangan pemilahan arsip. penulis bisa belajar dan dapat mengetahui yang belum penulis
dapatkan selama ini, terutama pengetahuan tentang berbagai berkas yang tersedia
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) telah terlaksana dengan baik, dengan program
keahlian masing-masing tanpa halangan apa pun
B. SARAN-SARAN
Dengan terselesainya laporan ini, penulis berharap semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Dan juga penulis ingin menyarankan
1. Kekompakan antara pembimbing dan siswa Prakerin harus tetap dijaga dengan baik.
2. Perawatan yang baik pada mesin-mesin dan perlatan agar dapat beroperasi berfungsi
dengan lancar serta berumur panjang atau awet
3. Kedisiplinan dalam bekerja harus tetap ditingkatkan.
4. Sekolah hendaknya lebih menyiapkan lagi kemampuan siswa sebelum praktek didunia
kerja dan industri.
3.2 Lampiran
1. Sertifikat
2. Jurnal

Anda mungkin juga menyukai