Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN INDUSTRI

MERAWAT SISTEM CONTIONOUS VARIABEL TRANSMISIION ( CVT )

MOTOR HONDA BEAT FI

PAKET KEAHLIAN : Teknik Bisnis Dan Sepeda Motor

OLEH :

NAMA : GUNTUR ADIT MAULANA

NIS : 28704

KELAS : XI TBSM2

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 1 DENPASAR

2021-2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK INDUSTRI

Hari :

Tanggal :

PEMBIMBING

Sekolah Industri

I Ketut Kariada, ST. MT. I Gede Putu Erna Diantara Wangsa

NIP : 1985090920010011021

Koordinator Praktek Industri. Ketua Kompetensi Keahlian


Drs. I Wayan Candra. M. PD. Drs. I Gede Budhiarta Aryana

NIP : 196308271988031015. NIP : 196311161997021001

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadapan TUHAN YANG MAHA ESA atas rahmat-NYA dapat
menyelesaikan laporan yang membahas tentang “ SISTEM CONTINOUS VARIABLE TRANSMISSION
( CVT ) HONDA BEAT FI” tepat pada waktu nya. Laporan ini merupakan tugas wajib siswa selama
menjalani praktek kerja industri yang telah berlangsung selama kelas XI tepat nya di

PT. HONDA NAGA MAS MOTOR

Terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini
antara lain :

1. Bapak I Ketut Suparsa ,ST.MT sebagai kepala sekolah SMKN 1 DENPASAR

2. Bapak I Wayan Chandra, M.Pd sebagai Koordinator Praktik Industri

3. Bapak Drs. I Gede Budhiarta Aryana sebagai Kepala Program Keahlian Tenik Sepeda Motor

4. Bapak Fredy Martinus Kresnoto sebagai Direktur Utama

5. Bapak I Gede Putu Erna Diantara Wangsa sebagai Kepala Program Di Industri

6. Bapak I Ketut Kariada, ST.MT selaku pembina di sekolah

Saya menyadari masih banyak kekurangan yang terkandung pada laporan ini, sehingga di perlukan kritik
dan saran dari pembaca demi penyempurnaan laporan ini. Akhir kata jika ada kesalahan kata
dalampembuatan laporan ini yang tidak berkenan di hati, saya mohon maaf sebesar-besarnya . Sekian
dan terima kasih

Denpasar, 20 Mei 2022

Penulis:

Guntur adit maulana


DAFTAR ISI

Judul........................................................................................................... 1

Pengesahan Pembimbing .......................................................................... 2

Kata Pengantar .......................................................................................... 3

Daftar Isi .................................................................................................... 4

Daftar Gambar........................................................................................... 5

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang .................................................................................... 5

1.2 Tujuan Pembatan Laporan.................................................................. 6

1.3 Pembatasan Ruang Lingkup................................................................ 6

BAB 2 KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Umum................................................................................. 7

2.2 Kontruksi / model................................................................................ 8

2.3 Nama Bagian Dan Fungsi ................................................................... 9

2.4 Cara Kerja .......................................................................................... 10

2.5 Gangguan – gangguan....................................................................... 11

2.6 Keselamatan Kerja ........................................................................... 12

BAB 3 PELAPORAN

3.1 Pembongkaran, Pemeriksaan............................................................. 13


3.2 Pemasangan ....................................................................................... 14

BAB 4 KESIMPULAN

3.3 Kesimpulan ........................................................................................... 15

3.4 Saran ..................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

DAFTAR GAMBAR

1. Halaman ........................................................................ 19

2. Halaman ........................................................................ 20

3. Halaman ......................................................................... 21

4. Halaman ......................................................................... 22

5. Halaman ........................................................................ 23

6. Halaman .......................................................................... 24

7. Halaman .......................................................................... 25

8. Halaman ........................................................................... 26

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek kerja industri dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) merupakan kesatuan system
yang harus dilaksanakan oleh Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ), dimana yang melatar belakangi
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) di SMK Negeri 1 DENPASAR dari perawatan CVT adalah :

1. Keahlian Propesional pada dasarnya mengandung unsur ilmu pengetahuan teknik dan ketrampilan,
dari sisi ketrampilan inilah yang perlu siswa praktekkan langsung di lapangan, karena di sekolah terbatas
mendapatkan pengetahuan seperti di dunia usaha/ industi dengan harapan pihak kedua usaha /
industri dapat memberikan keahlian profesional yang di dukung oleh peralatan yang modern dan
lengkap

2. Sistem CVT merupakan suatu kompenen sistem yang sangat penting di dalam sistem penggerak
sepeda motor khusus nya bagi motor matic. Yang melatar belakangi saya membuat pembahasan
tentang sistem CVT adalah agar kita mengetahui apa saja kompenen yang terdapat di dalam sistem CVT
tersebut, cara merawat CVT, dan apa saja kerusakan yang terdapat pada sistem CVT

1.2 Tujuan Pembuatan Laporan

1. Memahami setiap komponen yang terdapat pada sistem CVT

2. Memahami cara kerja CVT

3. Sebagai acuan praktek untuk pemula

4. Mengetahui apa saja yang sering menjadi kerusakan pada CVT

5. Cara membongkar dan memasang kembali kembali sistem CVT

1.3 Pembatasan Ruang Lingkup

1. Perawatan sistem CVT

2. Servis ringan

3. Mengganti oli

4. Menggunakan alat kerja dengan benar


BAB 2

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Umum

CVT adalah kepanjangan dari Continous Variable Transmissio yaitu sistem perpindahan kecepatan secara
penuh otomatis sesuai dengan putaran mesin, yang kita tahu mesin dari motor matic ini tidak memiliki
gigi transmisi, tapi sebagai gantinya mesin motor matic ini di lengkapi dengan 2 buah pulley ( pulley
depan dan pulley belakang ) yang di hubungkan dengan sabuk atau sering disebut dengan V-Belt.
Didalam sistem CVT ini ada 3 bagian inti atau terpenting dalam sistem CVT ini, antara lain yaitu :

1. V-Belt

V-Belt merupakan sebuah komponen motor matic yang terbuat dari karet khusus. V-Belt ini memiliki
fungsi sebagai penerus putaran dari mesin ke roda belakang , walaupun terbuat dari karet V-Belt ini
memiliki tekstur yang keras

2. Roller

Roller adalah salah satu kompen dari CVT yang berada di dalam CVT tepat nya berada pada bagian pully
depan. Roller memiliki fungsi sebagai pemberat yang nantinya akan memudahkan rotasi perputaran
pully tersebut

3. Kampas Kopling

Kampas kopling merupakan salah satu kompenen yang terpenting di bagian CVT , kampas kopling
memiliki fungsi sebagai penerus putaran yang awal nya berasal dari poros sekunder menuju kebagian
roda belakang

2.2 Kontruksi Model


2.3 Nama Bagian Dan Fungsi Nya

1. Transmission Case

Transmission Case atau sering di sebut rumah CVT berfungsi sebagai tempat komponen-komponen
semua sistem transmisi CVT motor matic dan juga untuk melindungi kompenen CVT mulai dari pully
depan, V-belt, dan pully belakang dari kotoran atau air yang dapat mengganggu kerja sistem CVT

2. Primary Fixed Sheave

Dalam pully primer sistem CVT motor matic terdpat dua bagian utama, yaitu : primary fixed sheave dan
primary sliding sheave. Primary fixed sheave sendiri adalah pulley yang salah satu sisi nya terhubung
secara fixed ( tetap ) ke poros pully primer. Primary fixed sheave sendiri memiliki fungsi sebagai tempat
V-belt melilit pully, kompenen ini berbentuk piringan di bagian tepi kompenen ini memiliki kipas
pendingian yang berfungsi sebagai pendingin ruang CVT agar V-belt tidak cepat panas dan haus.

3. Primary Sliding Sheave

Adalah sisi yang terhubung secara tidak tetap pada poros pully primer. Karena pully ini tidak tetap maka
dapat bergeser ke kanan dan ke kiri. Primary sliding sheave berfungsi untuk memperbesar dan
meperkecil diameter dari pully primer, salah satu bagian dari primary sliding sheave ini berbentuk tirus,
sehingga ketika primary sliding sheave bergerak mendekati primary fixed sheave maka jarak ke dua pully
tersebut menjadi semakin dekat membuat V-belt terdorong dan menjadi lebih lebar. Sementara di sisi
lainnya di gunakan sebagai dudukan atau rumah roller. Oleh sebab itu primary sliding sheave ini
biasanya disebut dengan nama rumah roller
4. Spacer ( Bosh )

Spacer atau sering disebut bosh rumah roller berfungsi sebagai poros dinding dalam atau dudukan
primary sliding sheave agar dinding dalam bergerak dengan halus saat bergeser. Apabila di bagian ini
oblag maka yang di ganti harus dengan rumah roller nya

5. Primary Shaft

Primary shaft ( poros primer ) berfungsi untuk menghubungkan putaran crankshaft dari mesin ke pully
primer, sebagai poros utama komponen ini tersambung dengan crankshaft mesin secara tetap, sehingga
RPM mesin sama dengan RPM pada poros utama

6. Roller

Roller adalah bantalan keseimbangan yang berfungsi untuk menekan dinding dalam pulley primer
sewaktu terjadi putaran tinggi, prinsip kerja roller semakin berat dia maka akan semakin cepat
dorongan movable drive face pada driver pully sehingga bisa menekan V-belt ke posisi terkecil

7. Slider

Slider berfungsi sebagai meredam getaran pada rumah roller yang di hasilkan roller pada saat bergerak
di sliding sheave, jumlah nya terdapat 3 buah dan jika kompenen ini mengalami kerusakan maka akan
menimbulkan bunyi pada saat motor di hidupkan

8. V-Belt

V-Belt berfungsi sebagai penghubung putaran dari primary fixed sheave ke secondary fixed sheave,
besar nya diameter V-belt bervariasi tergantung dari pabrikan motornya , besarnya diameter V-belt
bisa di ukur dari dua poros, yaitu poros crankshaft sehingga tahan terhadap gesekan dan panas

9. Secondary Fixed Sheave

Pada pully sekunder terdapat dua bagian yaitu, bagian yang tidak bergerak ( secondary fixed sheave )
dan bagian yang bergerak ( secondary sliding sheave), bagian ini terbuat dari bahan yang ringan dengan
bagian permukaan yang halus agar mepermudah V-belt bergerak . Secondary fixed sheave ini adalah sisi
yang terhubung dengan poros sekunder secara tetap

10. Secondary sliding sheave

Berfungsi untuk mengatur besar kecil nya diameter pada pully sekunder , Secondary sliding sheave
mempunyai bentuk tirus agar pergerakan nya dapat mepengaruhi lebar V-belt

11. Secondary Sheave Spring


Berfungsi untuk mengembalikan posisi secondary pully ke posisi awal dimana posisi V-belt terluar , saat
kondisi normal maka spring ini akan menjaga posisi secondary sliding sheave kondisi rapat sehingga
diameter secondary pully membesar, sedangkan ketika primary pully berputar maka roller di dalam
primary sliding sheave tidak hanya mengatur pergerakan primary sliding sheave ini saja akan tetapi juga
akan melawan daya pegas pada secondary sheave spring pada secondary pully hasil pembesaran
diameter pada primary pully mengakibatkan pengecilan diameter pada secondary pully pada CVT

2.4 Prinsip Kerja CVT Pada Motor Matic

Kerja CVT pad a sepeda motor yang biasnya di sebut dengan sepeda motor type skuter , CVT tidak lagi
menggunakan roda-roda gigi untuk melakukan rasio transmisi melainkan menggunakan sabuk ( V-belt )
dan pully variable untuk memperoleh perbandingan gigi yang berfariasi, bagaimana kelebihan, kontruksi
dan cara kerja pada motor matic tersebut, kelebihan menggunakan CVT di bandingkan dengan transmisi
yang lain adalah :

1. Cara kerja CVT dapat menyesuaikan kondisi pengendara dengan putaran mesin agar memperoleh
kinerja mesin yang imbang antara output mesin dengan penggunaan bahan bakar yang ekonomis

2. Dengan sistem CVT ini mudah dioperasikan pengendara tidak perlu lagi melakukan perpindahan
posisi, cukup dengan menghidupkan mesin lalu naikan putaran mesin dengan megatur handel gas dan
sepeda motor akan mulai berjalan

3. Bagi pengendara tidak perlu lagi megatur posisi gigi percepatan yang dapat menyulitkan bagi
pengendara yang perlu dilakukan hanya mengatur putaran mesin output mesin sesuai dengan
kebutuhan

Prinsip Kerja CVT Pada Motor Matic :

Kontruksi dasar sistem CVT yang berbasis pully variable yang bekerja sama secara mekanis terdiri dari
beberapa kompenen yaitu

1. Sabuk ( V-Belt ) dari bahan karet

2. Pully primer ( drive pully )

3. Pully sekunder ( driven pully )

Kontruksi CVT yang terdiri drai 2 buah pully variable yang di posisikan pada jarak yang tertentu dan
keduanya yang di hubungkan oleh sabuk ( V- belt ), masing – masing pully terdiri atas 2 bagian yang
berbentuk kerucut yang di belakang nya dilekatkan satu dengan yang lain, pully yang biasanya
digunakan adalah pully variable. Yang dimana salah satu bagian pully dapat bergeser mendekati atau
pun menjauhi bagian pully yang lainnya.

2.5 Gangguan Pada Siste CVT


1. Berat pada tarikan gas awal

Permasalahan :

1. Kampas kopling habis / kotor = mengganti komepenen

2. Roller sudah haus / habis= mengganti kompenen

3. V-belt sudah retak = mengganti kompenen

4. Kebocoran seal kruckas = mengganti kompenen

5. CVT kotor / jarang di rawat = membersihkan kompenen

2.6 Keselamatan Kerja

1. Menggunakan alat keselamatan kerja

2. Tidak bermain saat praktek

3. Rapikan alat jika sudah selesai menggunkannya

4. Mendengarkan instruksi pembimbing

BAB 3

PELAPORAN

3.1 Pembongkaran

1. Lepaskan cover CVT dengan menggunakan kunci T8


2). Setelah di lepaskan lalu bersihkan keseluruhan CVT dengan angin kompresor
3). Kemudian lepaskan semua kompenen yang ada di dalam CVT seperti pully depan , kampas kopling,
mangkok, roller dan lainnya
4). Setelah di lepas semua lanjutlah dengan membersihkan semua kompenen CVT tersebut hingga
bersih
5). Kemudian lanjut membersihkan bagian kampas kopling, dengan cara di amplas, pada saat
mengamplas tidak boleh terlalu di banyak agar kampas kopling tidak cepat habis dan setalah selesai di
amplas lalu di semprot menggunakan angin kompresor

6). Stelah itu lanjut dengan pemeriksaan pada V-belt apakah masih layak di pakai atau tidak
3.2 Pemasangan

1). Setelah semua bagian CVT di bersihkan kita lanjut pada tahap pemasangan, pasang lah bagian pully
depan terlebih dahulu, kemudian di lanjutkan dengan pemasangan V-belt

2). Setelah pemasangan jangan lupa untuk di kencang kan


3). Tahapan terakhir adalah pemasangan cover CVT atau tutup CVT nya, dan jangan lupa untuk di
kencangkan

BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

3.3 Kesimpulan

Dari laporan yang saya buat menarik kesimpulan bahwa sistem penggerak roda belakang motor matic
adalah CVT, setelah saya melakukan kegiatan pkl saya memperhatikan bahwa semua kompenen yang
terdapat di dalam CVT seperti pully depan, mangkok kopling , roller , rumah roller, kampas kopling , V-
belt dan pir CVT merupakan kompenen yang sangat penting dalam motor matic yang harus di jaga
secara baik dan di rawat / di servis rutin, jika ada kompenen yang rusak segera lah menggantinya kalau
tidak cepat di ganti bisa berakibat fatal bagi motor kita sendiri

3.4 Saran
Rawatlah CVT motor matic kalian dengan cara selalu melakukan servis rutin atau servis ringan agar tidak
terjadi kerusakan yang sangat fatal di kendaraan anda, anda bisa melakukan nya sendiri dirumah
dengan melakukan langkah – langkah seperti yang saya berikan atau membawanya ke bengkel atau
dealer terdekat

DAFTAR PUSTAKA

https://www.speedwork.id/sistem_kerja_CVT_pada_motor_matic.html

https://www.astramotor.co.id/tanda-tanda-kerusakan-komponen-cvt-pada-motor-matic/

Anda mungkin juga menyukai