Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


PT. SARI BUMI KUSUMA ( SBK )
Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya
Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat

DISUSUN OLEH:
DIMAS HENDRIAWAN
(3202003009)

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN D3 TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2022
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. SARI BUMI KUSUMA
KALIMANTAN BARAT
Oleh:
Dimas Hendriawan
3202003009

Dosen Pembimbing

Wawan Heryawan, S.T., M.T.


NIP. 197010161997021002
Telah dipertahankan di depan penguji pada tanggal 28 November 2022 dan
dinyatakan memenuhi syarat sebagai Laporan Praktik Kerja Lapangan

Dosen Penguji 1 Dosen Penguji 2

A. Avief Putra Buana, S.Pd., M.T. Ruskardi, S.T., M.T.


NIP. 199104072022031007 NIP. 197208131998021001

Ketua Jurusan Ketua Program Studi


Teknik Elektro, Teknik Listrik

Hasan, ST.,MT. Irman., ST.,MT.


NIP.197108201999031003 NIP. 1964090619900310
PRAKATA
Penulis ucapkan syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL). Laporan yang penulis susun ini membahas
berdasarkan pekerjaan dan pengalaman yang telah didapatkan selama menjalani
PKL selama 40 hari di PT. Sari Bumi Kusuma. Dari penulisan laporan ini, penulis
mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, baik dalam praktik
lapangan, pengumpulan data, maupun saat penulisan laporan. Untuk itu pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang Tua penulis yang telah memberikan dukungan dan semangat
serta selalu mendoakan penulis.
2. Hasan, ST., M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negri
Pontianak.
3. Irman, ST., M.T, selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Listrik Politeknik
Negri Pontianak.
4. Wawan Heryawan, ST., M.T, selaku Dosen Pembimbing Laporan PKL.
5. Bapak Lulus Cahyono selaku Pembimbing Lapangan.
6. Anggota Teknisi Kelistrikan dan Maintenance.
7. Semua Dosen, Administrasi dan teknisi jurusan teknik elektro yang sudah
banyak membantu.
8. Teman-teman Pendidikan yang senantiasa memberikan saran dan dukungan
dalam penyusunan Laporan PKL ini.
Penulis menyadari dengan segala keterbatasan yang ada dalam
pelaksanaan maupun penyusunan laporan PKL terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu penulis meminta maaf atas segala kekurangan yang ada.
Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dalam proses
penyempurnaan. Akhir kata, semoga penyusunan laporan ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para pembaca.

Pontianak, 12 Desember 2022

Dimas Hendriawan

i
DAFTAR ISI

PRAKATA.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................1
1.2 Penetapan Masalah....................................................................1
1.3 Tujuan Kerja Praktek................................................................1
1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan..............................................2
1.5 Metode/Teknik Pengumpulan Data...........................................3
1.6 Tempat dan Waktu Pelaksanaan...............................................4
BAB II PENGENALAN PERUSAHAAN.......................................................6
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan......................................................6
2.2 Visi dan Misi Perusahaan..........................................................7
2.3 Struktur Organisasi....................................................................8
2.4 Deskripsi Singkat Departemen Tempat Praktek.......................11
BAB III URAIAN ATAU PEMBAHASAN KEGIATAN PKL......................13
3.1 Uraian Kegiatan Mingguan.......................................................13
3.2 Pembahasan Topik Pilihan.......................................................14
3.3 Analisa Kegiatan PKL...............................................................22
BAB IV PENUTUP.........................................................................................23
4.1 Kesimpulan...............................................................................23
4.2 Saran..........................................................................................23
LAMPIRAN.....................................................................................................26

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisai................................................................................8


Gambar 3.1 Panel Hoist.........................................................................................15
Gambar 3.2 Proses Perakitan Kontrol Mesin Hoist...............................................16
Gambar 3. 3 Hasil Perakitan Kontrol Mesin Hoist................................................17
Gambar 3. 4 Wiring Diagram Motor Bolak-balik..................................................18
Gambar 3. 5 Diagram Daya Motor Bolak-balik....................................................19
Gambar 3. 6 Kontrol Motor Hoist Putar Kanan.....................................................20
Gambar 3. 7 Kontrol Motor Hoist Putar Kiri.........................................................21

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. 2 Foto Bersama Pembimbing Lapangan dan Teknisi Listrik............26


Lampiran 1. 3 Rekan PKL Politeknik Negeri Pontianak.......................................26
Lampiran 1. 4 Perbaikan Kontrol Mesin Minami..................................................27
Lampiran 1. 5 Perbaikan Kontrol Mesin Cold Press.............................................27
Lampiran 1. 6 Perbaikan Foot Switch dan Motor Induksi 3 Phasa........................28
Lampiran 1. 7 Perbaikan Motor Induksi 3 Phasa Minami.....................................28
Lampiran 1. 8 Perbaikan Gulungan Motor Induksi 3 Phasa..................................29
Lampiran 1. 9 Perbaikan Komponen Mesin Hoist.................................................29
Lampiran 2. 1 Jurnal Harian PKL.........................................................................30
Lampiran 2. 2 Daftar Hadir....................................................................................34
Lampiran 2. 3 Lembar Penilaian............................................................................38
Lampiran 2. 4 Kesan dan Pesan Perusahaan Terhadap Mahasiswa.......................39
Lampiran 2. 5 Surat Keterangan Selesai PKL.......................................................39

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Sari Bumi Kusuma Group adalah Salah satu perusahaan yang
memproduksi kayu lapis atau plywood yang cukup besar di Kalimantan barat,
di perusahaan ini terdapat perusahaan yang tergabung menjadi satu bagian
yaitu PT. Harjohn Timber didirikan tepatnya pada tahun 1984, dan PT. Sari
Bumi Kusuma yang didirikan pada tahun 1988, Kedua perusahaan ini
didirikan oleh Bapak Suhandi yang merupakan Chairman di Alas Kusuma
Group yang ada di struktur organisasi perusahaan.

Penulis tertarik untuk melakukan praktek industri di PT. Sari Bumi


Kusuma karena ingin mempelajari sistem kerja kelistrikan yang ada pada
pada PT tersebut. Karena dalam praktek ini penulis dapat mempelajari salah
satu alat bantu kerja karyawan yaitu Crane Hoist yang menggunakan motor
induksi 3 phasa sebagai penggerak nya. Masih banyak perawatan dan
perbaikan mesin-mesin produksi yang ada pada PT tersebut. Perawatan ini
sangat penting bagi perusahaan untuk suatu pencapaian dari rincian
kebutuhan.

1.2 Penetapan Masalah


Dalam penulisan laporan ini membahas tentang perawatan dan perbaikan
mesin pabrik yang terdiri dari:

1) Perbaikan kontrol motor bolak-balik (Forward Reverse) pada panel mesin


hoist.
2) Perawatan dan perbaikan motor induksi 3 phasa

1.3 Tujuan Kerja Praktek


1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari Kerja Praktek ini sebagai berikut :
a. Dapat melaksanakan Kerja Praktek di perusahaan.
b. Dapat mengetahui dan memahami proses pelaksanaan kegiatan industri
sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan dalam kegiatan indusri.

1
c. Dapat memaparkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah untuk
memecahkan permasalahan yang ada di tempat kerja industri.
2

2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari Kerja Praktek ini sebagai berikut :
a. Dapat memahami cara mengoprasikan mesin hoist dengan
menggunakan kontrol bolak-balik.
b. Dapat memahami cara mengatasi gangguan-gangguan pada mesin
produksi dan pada instalasi panel mesin hoist.
c. Dapat memahami/menambah wawasan tentang motor induksi 3 phasa.

1.4 Manfaat Praktik Kerja Lapangan


Manfaat yang dapat dirasakan dari pelaksanaan PKL tidak hanya untuk
mahasiswa yang melaksanakannya saja, tetapi manfaatnya juga dapat
dirasakan oleh perguruan tinggi tempat mahasiswa tersebut kuliah dan
perusahaan yang menjadi tempat mahasiswa tersebut melakukan PKL.
Manfaat tersebut adalah sebagai berikut :

1. Manfaat bagi mahasiswa


a. Sebagai sarana mendapatkan pengalaman di dunia kerja yang
sesungguhnya serta dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan
karyawan yang telah berpengalaman di dunia kerja nyata.
b. Sebagai sarana menggali informasi tentang dunia kerja sehingga
mahasiswa dapat melatih dan mempersiapkan diri untuk terjun dalam
dunia kerja.
2. Manfaat bagi perguruan tinggi
a. Sebagai tolak ukur peran tenaga pengajar dalam memberikan materi
perkuliahan untuk mahasiswa sesuai dengan perkembangan yang terjadi
di dunia kerja.
b. Sebagai sarana untuk menunjukkan kualitas mahasiswa Politeknik
Negeri Pontianak.
c. Sebagai sarana pembinaan hubungan baik terhadap perusahaan atau
instansi pemerintah agar dapat memberikan informasi dunia kerja
terhadap mahasiswa-mahasiswa lulusan POLNEP khususnya dari
Jurusan Elektro Prodi D3 teknik Listrik.
3

3. Manfaat bagi instansi yang bersangkutan

a. Sebagai sarana kontribusi bagi instansi yang bersangkutan terhadap


dunia pendidikan.
b. Sebagai sarana instansi yang bersangkutan dalam merekrut tenaga-
tenaga kerja baru apabila instansi memerlukan tenaga kerja, karena
instansi telah melihat kinerja mahasiwa selama Praktik Kerja Lapangan
tersebut.
c. Sebagai bentuk usaha meringankan beban instansi dalam suatu
pekerjaan dimana mahasiswa ditempatkan.
1.5 Metode/Teknik Pengumpulan Data
1. Studi kepustakaan (Library Studio)
Metode pengumpulan data dengan cara mempelajari mengumpulkan
bahan-bahan dari buku-buku, surat kabar, jurnal dan serta hal-hal lain yang
berhubungan dan relevan dengan sebuah obyek penelitian. Dengan adanya
studi kepustakaan dapat dipergunakan sebagai dasar pemikiran dalam
melakukan penulisan dan analisa terhadap permasalahan-permasalahan
yang ada.
2. Studi Lapangan (Filed Study)
Metode ini dilakukan penulis untuk mengumpulkan data secara langsung
tentang data yang ada di perusahaan PT. Sari Bumi Kusuma. Data-data
tersebut dikumpulkan dengan cara:

a. Pengamatan Secara Langsung (Observasi)

Melaksanakan pengamatan secara langsung untuk mengamati cara kerja


alat yang sedang bekerja, sehingga dapat mengetahui sistem kerja pada
alat-alat tersebut.

b. Wawancara (Interview)
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara bertanya
langsung kepada pembimbing lapangan, melakukan wawancara untuk
mendapatkan penjelasan dalam menyelesaikan masalah yang tidak
dimengerti sebelumnya untuk bahan menganalisa pengumpulan data.
4

1.6 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


1. Tempat Pelaksanaan
Praktikan melaksanakan PKL di PT. Sari Bumi Kusuma ditempatkan pada
bagian maintenance teknik listrik , perbaikan motor induksi dan listrik
lapangan. Berikut adalah data lembaga tempat pelaksanaan Praktik Kerja
Lapangan dilakukan :

Nama perusahaan : PT. Sari Bumi Kusuma


Alamat : Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya

2. Waktu Pelaksanaan
Waktu Praktik Kerja Lapangan dimulai dari tanggal 19 September 2022
s.d 04 November 2022. Adapun perincian dalam tiap tahapan kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap Persiapan
Persiapan PKL dimulai sejak bulan Agustus 2022. Pertama praktikan
mencari perusahaan yang tepat dan dapat menerima mahasiswa PKL
sesuai dengan kompetensi yaitu bidang Teknik Listrik. Setelah
menemukan perusahaan yang sesuai, praktikan mengurus surat
pengantar dari bagian akademik Jurusan Teknik Elektro untuk
diberikan pada PT. Sari Bumi Kusuma. Setelah mendapatkan
persetujuan dari bagian akademik Jurusan Teknik Elektro dan PT. Sari
Bumi Kusuma, praktikan mendapatkan surat pengantar Paktik Kerja
Lapangan (PKL). Pengajuan tersebut dilakukan pada bulan September
2022, surat pengantar tersebut diberikan pada bagian HRD PT. Sari
Bumi Kusuma. Praktikan mendapatkan kabar persetujuan untuk
praktik pada tanggal 15 September 2022.

b. Tahap Pelaksanaan
Praktikan melaksanakan PKL dari tanggal 19 September 2022 s.d. 04
November 2022 dengan 5 hari kerja (Senin s.d. Jum’at), jam kerja
dari pukul 07.00 s.d 16.00 WIB.
5

c. Tahap Penulisan Laporan PKL


Setelah menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan pada tanggal 04
November 2022, praktikan mulai menulis dan menyusun laporan
Praktik Kerja Lapangan. Penyusunan laporan dilakukan mulai dari
awal Oktober sampai dengan pertengahan November. Penulisan
dimulai dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan terkait
dengan proses penulisan dan merealisasikannya dalam penulisan
laporan PKL. Dalam penulisannya, praktikan berpedoman kepada
ketentuan penulisan yang telah dikeluarkan oleh Jurusan Teknik
Elektro.
BAB II
PENGENALAN PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Sari Bumi Kusuma merupakan salah satu perusahaan yang tergabung
dalam grup Alas Kusuma. Alas Kusuma berlokasi di unit industri kumpai,
Desa Kuala Dua, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Propinsi
Kalimantan Barat. Alas kusuma bergerak di bidang industri pengolahan hasil
hutan, di antaranya adalah industri pengolahan kayu terpadu.

PT. Sari Bumi Kusuma berdiri pada tahun 1988 yang didirikan oleh
Bapak Suhadi selaku Chairman dari Group Alas Kusuma. Alas Kusuma ini
merupakan perusahaan milik keluarga. Pada awalnya perusahaan ini
merupakan perusahaan berbentuk sawmill, kemudian berkembang seiring
berjalannya waktu perusahaan ini menjadi perusahaan yang besar dengan
berbagai macam-macam produk sesuai kebutuhan konsumen.

Perusahaan Alas Kusuma Group memiliki beberapa cabang perusahaan


kayu yang sama selain di unit industri Kumpai, Desa Kuala Dua, Kecamatan
Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Propinsi Kalimantan Barat juga terdapat
di daerah lainnya, seperti Ketapang, Jambi, Samarinda, dan beberapa tempat
lainnya.

Produk yang dihasilkan oleh perusahaan hampir 60% nya diekspor ke


Negara Jepang kemudian sisanya di ekspor ke beberapa Negara seperti
Amerika, Taiwan, China, dam Korea. Sedangkan untuk produk kayu lapisnya
hampir 90% yang dihasilkan diekspor ke Jepang dan sebagian kecilnya
diekspor ke Taiwan.

Agar produksi yang dihasilkan mencapai mutu yang standar, perusahaan


ini dalam merekrut atau karyawan melalaui seleksi yang ketat terutama
masalah disiplin waktu, ukuran dan tanggung jawab. Selain itu perusahaan ini
sangat memperhatikan masalah aspek sosial budaya dan pelestarian
lingkungan dengan mengutamakan kebersihan dan keselamatan kerja.

6
7

2.2 Visi dan Misi Perusahaan


Adapun visi, misi dan tujuan PT. Sari Bumi Kusuma sebagai berikut:

1. Visi
Menjadi industri kehutanan yang tangguh dan menghasilkan produk
berdaya saing tinggi yang bertumpu pada pengelolaan hutan yang lestari
dan penetapan sistem lacak balak secara profesional.
2. Misi
a. Mengelola hutan dengan menerapkan Teknik silvikultur yang sesuai
untuk meningkatkan produktivitas (Growth & yield) serta Teknik
pembalakan ramah lingkungan yang mengacu pada prinsip-prinsip
pengelolaan hutan lestari.
b. Mengelola industri kayu terpadu secara professional didukung oleh
pasokan bahan baku kayu secara berkelanjutan yang berasal dari hutan-
hutan yang dikelola secara lestari.
c. Melakukan manajamen professional dalam setiap produksinya dengan
didukung oleh tenaga-tenaga yang kompeten di bidangnya, untuk
menghasilkan produk yang mempunyai daya saing tinggi.
d. Melibatkan dan bekerjasama dengan masyarakat sekitar setiap proses
produksinya.
3. Tujuan Perusahaan
Sejalan dengan misi perusahaan maka PT. Sari Bumi Kusuma bertujuan
memenuhi kebutuhan permintaan pasar dengan cara mengelola industri
kayu terpadu secara profesional yang didukung oleh pasokan bahan baku
kayu secara berkelanjutan yang berasal dari hutan-hutan yang dikelola
secara lestari. Hal ini terbukti dengan terbitnya sertifikat SFC (Standard
Forest Council). SFC merupakan sertifikat yang diberikan kepada
perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang kehutanan di seluruh dunia
yang berkomitmen tinggi menjalankan bisnis mereka dengan
memperhatikan aspek ekologi, produksi dan sosial.
8

2.3 Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisai


9

Berdasarkan struktur organisasi di atas, setiap bagian mempunyai tugas dan


wewenang yang harus dilaksanakan. Tugas dan wewenang tersebut yaitu :
1. Manager Industri
Tugas dari seorang manager industri adalah sebagai berikut :
1) Melakukan perencanaan dan pengorganisasian jadwal produksi
2) Menilai proyek dan sumber daya persyaratan
3) Memperikirakan, negoisasi dan menyetujui anggaran dan rentang
waktu dengam klien dan manager .
2. Manager Teknik
Tugas dari seorang manager teknik adalah sebagai berikut :
1) Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan teknik sehingga dapat
menjamin kelancaran operasional mesin produksi dan sarana
penunjang.
2) Membuat perencanaan kerja yang di selaras dengan tujuan
manajemen khususnya dalam kegiatan yang menyangkut teknik.
3) Menjaga pelaksanaan perawatan dan perbaikan mesin
4) Membantu kinerja dari anak buah jika terjadi masalaha di lapangan.
3. Kepala Bagian Turbin
Adapun tugas dari seorang kepala bagian adalah sebagai berikut :
1) Mengawasi semua kegiatan yang berkaitan dengan proses turbin
yaitu maintenance lapangan dan operator yang berada di dalam
ruang kontrol.
2) Mengkoordinasi dan mengarahkan setiap bawahannya serta
menentukan pembagian tugas di setiap bawahannya.
3) Mengawasi dan mengevakuasi seluruh kegiatan proses industri agar
dapat mengetahui kekurangan dan penyimpangan atau kesalahan
sehingga dapat di lakukan perbaikan untuk kegiatan selanjutnya.
4. Kepala Seksi Turbin
Adapun tugas dari seorang kepala seksi turbin adalah sebgai berikut :
1) Melakukan pengawasan dan pembinaaan terhadap pengawas dan
operator.
2) Memberikan bimbingan terhadap pengawas dan operator turbin.
3) Bertanggung jawab terhadap pengawas di masing – masing bagian.
10

5. Administrasi
Adapun tugas dari administrasi turbin adalah sebagai berikut :
1) Mengumpulkan data hasil produksi seperti pengeluaran bahan bakar.
2) Mengontrol proses produksi serta kesesuainnya dengan tertulis.
3) Menerima laporan dari petugas penimbang bahan bakar.
4) Menyusun jadwal (shift) kerja operator produksi turbin.
5) Menghitung dan memastikan kebenaran overtime (jam lembur)
operator produksi.
6) Menilai etos kerja SDM pada bagia turbin.
7) Menghitung konversi bahan baku terhadap hasil produksi dan scap
(sampah).
8) Membuat laporan harian baik itu di bagian turbin,boiler,dan listrik.
6. Pengawas Boiler
Tugas dari pengawas boiler adalah mengatur dan mengendalikan
karyawan pada bagian boiler.
7. Pengawas Turbin
Tugas dari pengawas turbin adalah mengatur dan mengendalikan
karyawan pada bagian turbin.
8. Pengawas Listrik
Tugas dari pengawas listrik adalah merngatur dan mengendalikan
karyawan pada bagian listrik dan mengawas kegiatan tersebut.
9. Pengawas Chipper Batu Bara
Tugas dari pengawas chipper batu bara adalah mengatur dan
mengendalikan karyawan pada bagian batu bara.
10. Bagian Netral
Tugas dari bagian netral yaitu operator timbangan, OP forklip,
maintenance turbin, bagian kebersihan lapangan, flrorimus, OP dump
truck, dan operator excavator.
11

2.4 Deskripsi Singkat Departemen Tempat Praktek


PT. Sari Bumi Kusuma yaitu gabungan antara dua perusahaan bergerak
dalam bidang pengolahan kayu (plywood) dan PT. Harjhon Timber adalah
sebuah perusahaan yang bergerak di bidang permesinan alat berat dan
industri pembangkit.
Pada bagian pembangkit didirikan pada tahun 2006 dan sudah beroperasi
selama 16 tahun sampai sekarang, yang di pimpin oleh bapak Rousman
Nilam yang bertugas sebagai manager teknik dan memiliki jumlah karyawan
sebanyak 75 orang karyawan yang masih aktif.
Departemen teknik boiler merupakan dapartement yang bertanggung
jawab sepenuhnya terhadap perawatan dan semua perbaikan sarana dan pra
sarana, fasilitas yang ada di area PT. Harjhon Timber. Area teknik boiler
meliputi pembangkit dan teknik utilty. Teknik pembangkit terdiri dari teknik
field sedangakan teknik utilty terdiri dari teknik workshop, teknik
pembangkit, teknik utility, operator boiler, operator turbin, operator listrik
PLN, operator genset, dan operator RO, berikut ini penjelasan dari masing –
masing bagian :

1. Teknik Workshop
Tugas dari teknik workshop itu sendiri yaitu, mengoperasikan mesin–
mesin dan membuat pesanan sesuai yang dibutuhkan oleh teknik turbin
dan membantu kegiatan perbaikan pada bagian turbin jika di butuhkan dan
menjaga kebersihan lingkungan di area workshop.
2. Teknik Preventive Maintenance Pembangkit
Tugas dari teknik pembangkit yaitu, mengawasi dan menjaga jika terjadi
kerusakan di bagian turbin dan melakukan perbaikan secara harian sesuai
jadwal, dan juga menjaga kebersihan di area turbun tersebut.
3. Teknik Preventive Maintenance
Tugas dari Preventive Maintenance yaitu, melakukan perbaikan baik itu di
area turbin dan lapangan itu seperti melakukan perbaikan mesin chipper
drum, kelistrikan, secrew, dan dust collector.
4. Operator Boiler
12

Tugas dari operator boiler yaitu, mengoperasikan dan mengawasi proses


dari boiler seperti menjaga air drum, suhu uap, mengatur penggunaan
bahan bakar, menjaga kondisi api tungku pembakaran.
5. Operator Turbin
Tugas dari operator turbin yaitu, mengoperasikan dan menjaga kondisi
turbin seperti pembagian uap, mencatat perjam kondisi pelumasan dan
suhu pada bearing generator, pemasukan uap ke turbin, dan melakukan
perbaikan jika terjadi kerusakan yang di bantu oleh teknisi.
6. Operator Listrik
Tugas dari operator listrik yaitu, mengoperasikan dan melakukan
pengaturan suply daya listrik ke bagian plywood dan listrik PLN.
Melakukan pemasangan pada istalasi – instalasi mesin yang berhubungan
dengan listrik dan melakukan pengecekan suhu perjam pada motor –
motor seperti, ID Fan, FD Fan, feed pump, dan SF Fan.
7. Operator Genset
Tugas dari operator genset yaitu, melakukan pergantian sumber tenaga
jika ada masalah di bagian turbin seperti ingin melakukan perbaikan,
mengurangi pemakaian daya listrik di produksi plywood, dan melakukan
perawatan pada area genset dan mencatat voltase pada generator plywood.

2.5 Proses Produksi Plywood


Proses produksi kayu lapis dengan tahapan - tahapan proses dan operasi
akan dijelaskan dibawah ini dengan singkat. Berikut penjelasan proses
produksi plywood pada PT. Sari Bumi Kusuma :

1. Log Pond
Bahan baku kayu lapis adalah kayu bulat. Kayu bulat yang diterima dari
hutan berupa rakit ditambatkan dan dipersiapkan di Log Pond (tepi sungai)
dan disortir, kemudian diserahkan kebagian pemotongan kayu sesuai
dengan permintaan didalam rencana produksi.
2. Penyortiran
Kayu bulat sebelum dipotong, harus dilakukan penyortiran sesuai dengan
jenis kayu dan kelasnya. Jenis kayu harus dipisahkan dan diolah didalam
proses produksi sesuai dengan persyaratan dalam kontrak penjualan.
3. Log Cutting (Pemotongan Kayu Bulat)
13

Kayu bulat akan dipotong sesuai dengan ukuran yang diinstruksikan oleh
Surat Instruksi Kerja dan berpedoman kepada standar ukuran yang telah
ditentukan. Pemotongan dilakukan dengan memperhatikan jenis kayu yang
ditentukan, dan ketepatan ukuran pemotongan.
4. Log Cleaner (Pembersihan Kayu Bulat)
Potongan-potongan kayu bulat sebelum diproses lebih lanjut, harus
dibersihkan dari kulit kayu, batu-batu, paku atau benda keras lain yang
tidak diinginkan dan akan mempengaruhi penurunan mutu. Pembersihan
ini dilakukan secara manual (dengan semprotan air) atau oleh Mesin
Pembersih Kayu Bulat yaitu Log Cleaner.
5. Log Charger (Mesin Pemasuk Kayu)
Potongan-potongan kayu yang telah bersih ditentukan titik tengahnya oleh
lampu sorot atau log centering kemudian dipindahkan ke Rotary Lathe
dengan Mesin Pemasok Kayu yaitu Log Charger. Penentuan titik pusat ini
sangat penting sekali karena sangat mempengaruhi kayu sewaktu
dilakukan proses selanjutnya.
6. Rotary Lathe (Mesin Kupas Kayu)
Potongan-potongan kayu dimasukkan oleh Log Charger ke Mesin Kupas
Kayu yaitu Rotary Lathe untuk menghasilkan finir. Didalam proses
pengupasan kayu, pada awal pengupasan dan akhir pengupasan kayu bulat
akan diperoleh potongan-potongan finir kecil yang terputus-putus dan
akan dipakai sebagai finir tengah yang disebut core. Sedangkan dari
bagian tengah kayu bulat yang dikupas akan diperoleh finir muka yaitu
face, finir belakang yaitu back maupun core yang dapat digulung oleh roll
besi. Tebal finir yang dikupas umumnya sekitar 1 mm - sekitar 4 mm.
7. Reeling (Penggulungan Finir)
Face, back ataupun core yang digulung oleh roll besi, kemudian diangkat
dan disusun di Mesin Penggulungan yaitu reeling dan siap untuk
dikeringkan oleh Mesin Pengering Continuous Dryer.
8. Arisun Clipper (Mesin Potong Finir Basah)
Potongan-potongan finir yang dihasilkan ketika pengupasan kayu dan
yang tidak dapat digulung akan dipotong oleh Mesin Pemotong Finir
Basah yaitu Arisun Clipper dan hasil potongan disusun diatas papan dan
siap untuk dikeringkan oleh Mesin Pengering Roll yaitu Roller Dryer.
14

9. Continuous Dryer (Mesin Pengering)


Finir yang digulung di reeling akan dikeringkan di Continuous Dryer
dengan maksud menurunkan kadar air yang terkandung didalam finir
hingga mencapai kadar air yang dipersyaratkan. Kemudian finir - finir
yang telah kering akan dipotong - potong sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan. Pemotongan ini dilakukan oleh Mesin Potong Otomatis
yaitu Auto Clipper.
10. Roller Dryer (Mesin Pengering Roll)
Roller Dryer ini berfungsi mengeringkan core yang umumnya lebih tebal,
sehingga dicapai kadar air finir sesuai dengan yang dipersyaratkan. Finir -
finir yang akan dikeringkan akan berjalan diantara roll - roll yang
memberikan tekanan terhadap finir tersebut, sehingga finir kering yang
keluar tidak akan bergelombang.
11. Core Builder (Mesin Penyambung Core)
Potongan-potongan kecil core kering hasil pengeringan dari Roller Dryer
akan disambung-sambung menjadi lembaran besar sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan. Penyambungan ini dilakukan oleh Mesin
Penyambung Core yaitu Core Builder.
12. Glue Spreader (Mesin Peleburan Lem)
Mesin ini merupakan tempat perakitan panel, finir core diberikan
campuran lem pada permukaan atas dan bawahnya oleh mesin ini.
Pelaburan perekat dilakukan dengan mesin pelaburan perekat yang prinsip
kerjanya finir bergerak diantara dua rol yang berputar dan dialiri perekat.
13. Cold Press (Mesin Pengempaan Dingin)
Core yang telah diberikan lem dan setelah dirakit cukup untuk satu
tumpukan, maka tumpukan ini harus dilakukan pengepresan awal di mesin
Cold Press. Bahan kayu yang sudah dilaburi perekat dimasukkan ke dalam
mesin kempa dingin. Susunan bahan kayu lapis yang akan dikempa harus
rapi sehingga penekanannya merata pada seluruh permukaan. Pengempaan
berlangsung selama 15 menit.
14. Hot Press (Mesin Pengempaan Panas)
15

Bahan kayu lapis hasil pengempaan dingin dimasukkan ke dalam mesin


kempapanas yang bercelah banyak. Prinsip kerjanya adalah tiap lembar
bahan kayu lapis dimasukkan ke dalam tiap celah mesin kempa panas.
Lempeng mesin kempa panas naik ke atas menekan bahan kayu lapis.
Panas yang ada pada tiap lempeng memanasi bahan kayu lapis. Pemasukan
bahan kayu lapis dari mesin kempa panas dapat dilakukan secara manual
atau otomatis.
15. Double Saw (Mesin Potong)
Hasil keluaran Hot Press akan dipotong sesuai dimensi yang diminta oleh
pelanggan yang sesuai dengan instruksi kerja dari rencana produksi. Kayu
lapis dipotong bagian tepinya dengan mesin pemotong kayu lapis secara
otomatis. Prinsip kerjanya adalah kayu lapis bergerak ke arah panjang,
kedua bagian tepinya dipotong dengan gergaji bundar. Kemudian kayu
lapis bergerak ke arah lebar, kedua bagian tepinya dipotong dengan gergaji
bundar. Ukuran panjang dan lebar harus tepat dan pemotongannya harus
siku serta lurus sehingga perlu ada pengecekan secara berkala.
16. Pendempulan
Kemudian kayu lapis yang keempat sisinya telah dipotong dilakukan
pendempulan untuk memperbaiki cacat yang didapati. Pendempulan
dilakukan secara manual untuk menutupi cacat terbuka dan warna dempul
harus sesuai dengan warna kayu.
17. Mesin Sander (Mesin Amplas)
Kayu lapis perlu diamplas oleh Mesin Sander sehingga dapat diperoleh
permukaan panel yang liscin. Pengamplasan dilakukan untuk
menghaluskan permukaan kayu lapis dengan menggunakan mesin amplas
secara otomatis,
18. Grading (Pemilahan)
Kayu lapis harus dilakukan inspeksi dan dipilah-pilah, sehingga diperoleh
grade kayu lapis sesuai standar mutu yang berlaku. Kayu lapis diuji
mutunya secara visual lembar demi lembar berdasarkan adanya cacat
alami dan cacat teknis, kemudian dikelompokkan sesuai dengan mutunya.
19. Packing (Pengemasan)
Produk akhir yang akan dikirim kepada para pelanggan, ditangani dan
dikemas sedemikian rupa sehingga dapat terhindar dari kerusakan -
16

kerusakan. Kayu lapis dikemas sesuai dengan ketentuan kemudian


disimpan di gudang. Pengemasan dilakukan berdasarkan macam kayu
lapis, tipe perekat, ukuran, dan mutu. Dalam hal tertentu juga berdasarkan
jenis kayu atau kelompok jenis kayu atau warna lapisan luar
BAB III
URAIAN ATAU PEMBAHASAN KEGIATAN PKL
3.1 Uraian Kegiatan Mingguan
Banyaknya kegiatan yang dilakukan pada saat Praktek Kerja Lapangan
(PKL) di PT. Sari Bumi Kusuma pada saat melakukan PKL penulis di
tempatkan pada bagian maintenance teknik listrik , perbaikan motor induksi
dan listrik lapangan. Berikut adalah uraian kegiatan yang dilakukan saat
Praktek Kerja Lapangan:

Tabel 3. 1 Daftar Uraian Kegiatan Mingguan

Minggu Uraian Kegiatan


Minggu pertama Mengganti push button
Memperbaiki kabel motor induksi hubung singkat
Mengganti sensor pemotong kayu di minami
Mengganti kontaktor di mesin hot press
Perawatan motor dan mengganti bering
Minggu kedua Mengganti relay dan kontaktor di minami
Perbaikan motor hoist
Mengganti foot switch
Minggu ketiga Perbaikan motor hoist
Memperbaiki kabel hubung singkat
Memasang motor 3 phase
Mengganti kontaktor dan breaker mesin hot press
Minggu keempat Mengganti sensor di minami
Perbaikan motor hoist
Minggu kelima Perawatan dan perbaikan motor induksi 3 phase
Perawatan AC
Minggu keenam Memasang tiang dan lampu jalan
Melakukan instalasi
Mengganti kabel hubung singkat
Mengganti breaker dan kontaktor

13
14

1. Pada minggu pertama sampai minggu keempat penulis di tempatkan di


bagian maintenance, dibagian maintenance ini pekerjaan yang dilakukan
adalah memperbaiki mesin serta kontrol yang ada di gudang plywood,
perbaikan yang dilakukan seperti memperbaiki kabel hubung singkat,
mengganti push buton, memasang motor induksi, memperbaiki kontrol
mesin Minami, memperbaiki kontrol mesin Rotary, memperbaiki kontrol
motor hoist, mengganti kontaktor dan breaker.
2. Pada minggu kelima penulis di tempatkan pada bagian perbaikan motor
induksi, penulis melakukan perawatan dan perbaikan motor induksi 3
phasa yang memiliki daya 2 KW, 4 kutub dan 1500 RPM. Motor tersebut
digunakan untuk menggerakkan conveyor yang ada pada mesin Minami.
3. Pada minggu keenam penulis di tempatkan pada bagian listrik lapangan,
pekerjaan yang dilakukan selama mengikuti teknisi lapangan bekerja
adalah mengganti bereaker dan kontaktor, perwatan dan perbaikan AC,
memasang instalasi, memasang tiang dan lampu jalan.

3.2 Perbaikan dan Perawatan Motor Induksi 3 Phase


Melakukan perawatan motor 3 phasa sangat penting, hal ini akan
mempengaruhi usia pakai pada motor 3 phasa, hal yang biasa dilakukan
untuk perawatan motor yaitu seperti pengecekan bearing motor 3 phasa
dengan memberi gress, serta membersihkan kotoran-kotoran yang ada pada
motor listrik.

Sering kali terjadi kerusakan pada motor induksi 3 phase, salah satu
penyebab terjadinya kerusakan pada motor induksi 3 phase adalah
kerusakan pada bearing. Rusaknya bearing menyebabkan putaran shaft
menjadi berat dan menyebabkan ampere motor menjadi berlebih sehingga
meningkatnya suhu pada kawat gulungan dan merusak isolasi kawat
sehingga terjadi short dan akhirnya gulungan terbakar. Pada saat melakukan
PKL penulis mengambil pekerjaan penggulungan motor 0,2 KW, 4 kutub
dan 1500 RPM.
15

Ada berberapa hal yang sangat penting ketika melakukan penggulungan


motor 3 fasa yaitu:

1. Jumlah lilitan tembaga


2. Ukuran tembaga yang akan digunakan
3. Ukuran mal yang digunakan
4. Ukuran panjang dan lebar pelindung tembaga didalam stator
5. Ukuran panjang dan lebar penutup tembaga distator

Diatas merupakan dasar yang sangat penting ketika melakukan


penggulungan motor 3 fasa, dalam proses penggulungan ini sangat rumit
yakni harus teliti dan sangat hati-hati ketika memasukan lilitan kedalam
lubang stator hal ini agar tembaga tidak tergores jika tergores bisa
menyebabkan shot body dan tentunya motor tidak bisa digunakan. Dalam
proses penggulungan banyak sekali hal yang dihadapi yakni kesalahan
dalam menyambung U V W, yang menyebabkan ampere motor lebih besar
dari amper normalnya. Berikut ini data data motor yang dilakukan
penggulungan ulang:
1. Jumlah lilitan
Terdapat 244 lilitan dengan ukuran tembaga 0,35 mm
2. Cover Mika stator
Panjang yang digunakan adalah 14 cm dan lebarnya 3 cm
3. Langkah Gulungan
Dalam proses penggulungan penulis menggunakan langkah 1-6
4. Tutup mika
Lebar tutup mika yang digunakan adalah 2 cm dengan Panjang 16 cm
5. Proses penyambungan
U,V,W akan menjadi terminal motor, sedangkan ekor dari U,V,W atau
X,Y,Z dihubung seri.
16
17

3.3 Pembahasan Topik Pilihan


3.3.1 Perbaikan Komponen Pada Mesin Hoist

Kegiatan yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan (PKL)


adalah melakukan perbaikan kontrol crane hoist, kerusakan tersebut
terjadi karena ada satu kabel phasa yang lepas, penyebab lepasnya
kabel tersebut karena adanya getaran mekanis yang menyebakan ulir-
ulir pada baut penjepit berputar berlawanan sehingga baut menjadi
kendor, kabel yang lepas tersebut mengenai kabel phasa yang lain dan
terjadi hubung singkat yang mengakibatkan kontaktor terbakar.

Gambar 3.1 Panel Hoist

3.3.2 Alat-alat yang Digunakan


1. Tang Potong
2. Tang kombinasi
3. Obeng plus
4. Obeng min
5. Multi tester
18

3.3.3 Komponen yang Digunakan

1. 1 MCCB
2. 4 kontaktor
3. 2 Overload
4. 4 push button ON
5. 2 push button OFF
6. PANEL
7. Kabel

Gambar 3.2 Proses Perakitan Kontrol Mesin Hoist

3.3.4 Proses Langkah-langkah Pengerjaan

1. Langkah pertama yang dilakukan adalah membersihkan panel dan


melepas komponen-komponen yang ada di dalam panel serta memeriksa
komponen yang masih bisa digunakan atau masih bisa diperbaiki.

2. Selanjutnya memperbaiki kontaktor yang masih bisa digunakan dengan


cara melepas bagian kontaktor dan membersihkan bagian-bagian
19

kontaktor yang berdebu, sedangkan kontaktor yang terbakar tidak bisa di


perbaiki dan diganti dengan kontaktor yang baru.

3. Setelah semua komponen sudah di perbaiki, selanjutnya memasang


kembali kontaktor ke dalam panel dan melakukan perakitan kembali
system kontrol pada mesin hoist tersebut.

4. Pada crane hoist terdapat 2 motor induksi 3 phasa, dengan daya 6,2 KW
masing-masing motor menggunakan 2 kontaktor 12 ampere dengan
setting overload 12,95 -13.

Cara setting Overload:

6,2 kw = 6200 watt

P = V x I x √ 3 x 0,81

P
I=
V x √ 3 x 0,8

6200
=
380 x 1,73 x 0,8

6200
=
526

I = 11,78

TOR = I x 10%

= 11,78 x 10%

= 1,17

Setting Overload = 11,78 + 1,17

= 12,95

5. Setelah kontrol dan daya sudah di pasang, langkah selanjutnya


melakukan pengujian pada rangkaian kontrol dan putaran motor untuk
mengetahui apakah rangkaian sudah benar.

6. Jika kontrol dan putaran pada motor bekerja dengan baik dan benar maka
mesin hoist tersebut sudah siap untuk digunakan kembali. Apabila
20

dilakukan pengecekan dan pengujian ditemukan masih ada gangguan


maka perlu dilakukan perbaikan lagi sampai peralatan tersebut benar-
benar siap digunakan.

Gambar 3. 3 Hasil Perakitan Kontrol Mesin Hoist


18

Gambar 3. 4 Wiring Diagram Motor Bolak-balik


19
20

Gambar 3. 5 Diagram Daya Motor Bolak-balik


20

3.3.5 Cara Kerja Kontrol Panel Motor Hoist


Pada crane hoist menggunakan 2 motor induksi 3 phasa, motor 1
digunakan untuk menaikkan dan menurunkan balok kayu. Pada motor 1
menggunakan 2 kontaktor dengan kapasitas 12 Ampere dan 1 overload
dengan setting 12,95 -13%.

Gambar 3. 6 Kontrol Motor Hoist Putar Kanan

Cara kerja motor 1 digunakan sebagai penggerak drum tempat


lilitan tali kawat baja untuk menaikkan balok kayu dengan putaran
motor ke arah kanan. Pada saat push button ON1 atau forward ditekan
maka akan menghidupkan K1, pada saat K1 hidup maka NC dari K1
akan menjadi NO yang menyebabkan K2 push button ON2 atau reverse
tidak akan berfungsi karena jalur inputnya terputus, selama K1 masih
bekerja maka K2 tidak akan bekerja dan input yang akan masuk dalam
rangkaian adalah R-S-T, sehingga putaran motor akan ke arah kanan
atau forward.
21

Gambar 3. 7 Kontrol Motor Hoist Putar Kiri

Untuk cara kerja push button ON2 atau reverse adalah kebalikan
dari push button ON1, jika push button ON2 ditekan maka K2 akan
bekerja dan NC dari K2 akan menjadi NO yang menyebabkan K1 push
button ON1 atau forward tidak akan berfungsi karena jalur inputnya
terputus, selama K2 masih bekerja maka K1 tidak akan bekerja dan
input yang akan masuk dalam rangkaian adalah kebalikannya yaitu T-S-
R, sehingga putaran motor menjadi ke arah kiri. Push ON2 atau reverse
digunakan sebagai penggerak drum tempat lilitan tali kawat baja untuk
menurunkan balok kayu dengan putaran motor ke arah kiri.
22

Pada motor 2 digunakan untuk menggerakkan roda crane hoist ke


arah kiri dan kanan. Motor ini berfungsi sebagai penggerak crane hoist
untuk membawa balok kayu. Pada motor ini menggunakan 2 kontaktor
dengan kapasitas 12 Ampere dan 1 overload dengan setting 12,95 -
13%.

3.4 Analisa Kegiatan PKL


Berdasarkan pembahasan diatas, dapat di analisa bahwa masih banyak
masalah yang terjadi di lapangan. Adapun masalah yang dialami penulis
yaitu:

1. Kerusakan pada motor induksi karena tidak terdapat Thermal Overload


Relay (TOR) yang mengakibatkan banyaknya motor induksi yang
terbakar. Penggunaan Thermal Overload Relay (TOR) sangatlah penting
karena untuk memproteksi rangkaian listrik dari terjadinya beban lebih.

2. Kerusakan pada crane hoist karena dioperasikan secara terus menerus


dan kurangnya perawatan pada crane hoist yang menyebabkan kerusakan
pada komponen hoist, jika perawatan dilakukan dengan tepat maka dapat
meningkatkan usia pemakaian pada komponen crane hoist.
23
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diberikan oleh penulis pada saat melakukan praktek
di PT. Sari Bumi Kusuma adalah sebagai berikut:
1. Penulis mendapat beberapa pengalaman seperti memperbaiki kontrol
mesin produksi, perbaikan gulungan motor listrik yang terbakar dan
perawatan motor listrik. Perawatan motor listrik sangat penting karena
motor listrik merupakan penunjang dan penggerak berbagai mesin
produksi.
2. Dari pelaksaan kerja praktek di PT. Sari Bumi Kusuma penulis dapat
pemahaman memperbaiki kontrol mesin hoist dan perawatan motor
induksi pada mesin hoist, kerusakan pada komponen mesin hois sering
terjadi karena operator tidak melakukan perawatan secara rutin, sehingga
sering terjadi kerusakan pada kontaktor, push button dan gulungan yang
terbakar pada motor hois tersebut.

4.2 Saran
Adapun saran yang diberikan oleh penulis pada saat melakukan praktek di
PT. Sari Bumi Kusuma adalah sebagai berikut:
1. Selama penulis melakukan kerja praktek ada beberapa permasalahan yang
ditemui diantaranya sering terjadi kerusakan pada kontrol mesin hoist.
Saran yang dapat penulis berikan yaitu perusahaan harus menempatkan
operator yang memiliki tingkat ketelitian tinggi agar dapat meningkatkan
usia pemakaian pada komponen hoist.
2. Berdasarkan keterangan pembimbing lapangan, banyak karyawan yang
sudah memasuki waktunya pensiun masih bekerja di PT. Sari Bumi
Kusuma, hal ini dikarenakan karyawan yang bersangkutan masih ingin
bekerja, hal ini akan berdampak pada proses kerja. Saran yang dapat
diberikan yaitu perusahaan sebaiknya membuat kebijakan dan sistem
kontrak yang sangat jelas dan tegas terkait masa kerja karyawan, ketika
karyawan sudah memasuki masa pensiun karyawan harus dipensiunkan.

23
3. PT. Sari Bumi Kusuma perlu memberikan pelatihan terkait SOP kerja
kepada operator dan karyawan secara berkala, agar proses kerja berjalan
lancar dan tidak terjadi kerusakan pada alat.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://electric-mechanic.blogspot.com/2012/09/motor-bolak-balik-forward-
reverse.html

Panduan Akademik Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Pontianak

Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2011) SNI 04- 0225-2011.

25
LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan PKL

Lampiran 1. 1 Foto Bersama Pembimbing Lapangan dan Teknisi Listrik

Lampiran 1. 2 Rekan PKL Politeknik Negeri Pontianak

26
Lampiran 1. 3 Perbaikan Kontrol Mesin Minami

Lampiran 1. 4 Perbaikan Kontrol Mesin Cold Press

27
Lampiran 1. 5 Perbaikan Foot Switch dan Motor Induksi 3 Phasa

Lampiran 1. 6 Perbaikan Motor Induksi 3 Phasa Minami

28
Lampiran 1. 7 Perbaikan Gulungan Motor Induksi 3 Phasa

Lampiran 1. 8 Perbaikan Komponen Mesin Hoist

29
Lampiran 2. 1 Jurnal Harian PKL

30
31
32
33
Lampiran 2. 2 Daftar Hadir

34
35
36
37
Lampiran 2. 3 Lembar Penilaian

38
Lampiran 2. 4 Kesan dan Pesan Perusahaan Terhadap Mahasiswa

Lampiran 2. 5 Surat Keterangan Selesai PKL


39
40

Anda mungkin juga menyukai