Anda di halaman 1dari 3

MÃHÃ THUPÃ ÃRYÃ VHWÃNA ÇAKĀ PHALÃ

sangharama maha thupa maha vihariya arya para therra vhwana caka phala

Ketika konstelasi Visakha muncul pada hari bulan purnama di bulan Vesakha juga saat semua
kebutuhan sarana untuk membangun telah disatukan, ia memulai membuat sebuah maha karya
“Thupa Besar”

Pada hari ke empat belas dari setengah bulan yang cerah dari Asalha 5391 SM, Raja telah melakukan
persiapan di tempat di mana “Thupa Besar” akan dibangun,

Dia mengatur sebuah kumpulan persaudaraan para “Mikkhu” dan berbicara sebagai berikut :

“Besok, Saya akan meletakkan batu fondasi Cetiya Besar, biarkan seluruh persaudaraan kita
berkumpul di sini, sampai pada akhirnya, biarkan orang-orang dalam rangkaian perayaan, dengan
bunga-bunga harum dan sebagainya, datang besok ke tempat di mana Thupa Besar akan dibangun”

Dia mempercayakan menteri dengan menghiasi tempat cetiya, seluruh kota juga dan jalan-jalan yang
mengarah ke sana untuk dihiasi dalam berbagai cara
Pada keesokan paginya di empat gerbang kota banyak penduduk kota dan penduduk desa pergi ke
tempat thupa itu akan di didirakan.

Ketika dia memerintahkan untuk mengambil pilar batu, Pemilik tanah tempat untuk thupa telah
menggalinya sampai kedalaman tujuh hasta, untuk membuatnya kokoh, Batu-batu bundar telah
diperintahkan kepada pasukannya untuk dibawa kemari, memerintahkan dihancurkan

Batu di kumpulkan untuk membuat tanah lebih kencang, dihancurkan oleh gajah- gajah besar yang
kakinya diikat dengan kulit

Tanah liat halus sekitar tiga puluh yojana di sekitarnya, disebut “tanah liat mentega” ‘karena
kehalusannya, para “Samaneras” yang telah mengatasi “Asava”, membawa tanah liat ke sana

Raja memerintahkan agar tanah liat disebarkan di atas lapisan batu dan batu bata itu kemudian
diletakkan di atas tanah liat, di atas ini semen kasar dan di atas cinnabar ini, dan di atas ini jaringan
besi dan di atas wangi yang harum ini “marumba” yang dibawa oleh para samanera

Atas hal ini penguasa tanah memerintahkan mereka untuk meletakkan kristal gunung, Di atas lapisan
kristal gunung ia menyebar batu, di mana-mana selama pekerjaan dilakukan tanah liat yang disebut
mentega-tanah liat (sebagai semen)

Dengan resin pohon “kapittha” dilarutkan dalam air yang di olah juga meletakkan selembar tembaga
setebal delapan inci di atasnya di laburi dengan arsenik dilarutkan dalam minyak
sesamum,meletakkan selembar perak setebal tujuh inci

Raja berdiri dengan gagah, para menteri berpakaian lengkap sesuai dengan jabatan mereka, dikelilingi
oleh banyak penari berpakaian seperti bidadari, dihadiri oleh empat puluh ribu orang, di iringi musik
“Gending” mulia

Dari berbagai negara (asing) juga banyak “mhikkhu’ datang ke sini, semua penuh persaudaraan yang
tinggal di pulau ini dengan delapan puluh ribu bhikkhu dari berbagai wilayah, muncullah para “Thera
Arya” :

 Indagutta thera, Kepala sekolah dari Sangha yang hebat


 Dhammasena thera, dari Isipatana datang dengan dua belas ribu bhikkhu ke tempat cetiya
 Piyadassi thera agung, dengan enam puluh ribu bhikkhu datang ke sini, dari Jetarama-vihara
 Urubuddharakkhita thera, dari Mahavana muncullah dengan delapan belas ribu bhikkhu
 Urudhammarakkhita thera dari Ghositarama di Kosambi datang bersama tiga puluh ribu
bhikkhu
 Urusamgharakkhita thera dari Dakkhinagiri datang dengan empat puluh ribu pertapa
 Mittinna thera,dengan seratus enam puluh ribu bhikkhu, datang dari Asokarama di
Pupphapura
 Uttinna thera,dari negara Kasmira datang membawa serta dua ratus delapan puluh ribu
bhikkhu
 Mahadeva thera yang bijaksana datang dari Pallavabhogga dengan empat ratus enam puluh
ribu bhikkhu
 Yonamahadhammarakkhita thera dari Alasanda datang ke dengan tiga puluh ribu bhikkhu
 Uttara thera dari tempat tinggalnya melalui pegunungan hutan Vinjha, muncul dengan enam
puluh ribu bhikkhu
 Thittagutta Thera yang agung datang dari Bodhimanda-vihara bersama tiga puluh ribu
bhikkhu, Candagutta besar ini datang ke sana dari negara Vanavasa dengan delapan puluh
ribu petapa
 Suriyagutta Thera besar berasal dari Kelasa-vihara agung dengan sembilan puluh enam ribu
bhikkhu

Para thera dimasa setelahnya adalah “Sariputta Thera” , Śāriputra juga disebut Upatiṣya adalah
putra Tiṣya dan ibunya Śārī/Rupasari, karena nama ibunya itulah ia disebut Sariputra Ayah nya
Māṭhara/ Vanganta

Seorang Brāhmin saudara lelakinya adalah Mahākauṣṭhila, bermarga Dīrghanakha,


Upatissa/Nalaka/Nālada,adalah nama desanya di Svarnadvipa

Dalam teks-teks Sanskerta namanya muncul sebagai Sariputra, Saliputra, Sarisuta, Saradvatiputra,
Dalam Apadana ia juga disebut Sarisambhava dari Svarnabhumi atau Svarnadvipa

īrī-Nālandā-Mahāvihārīya-Ārya-Bhikṣusaḿghasya

…ini teks kalimat yang tertulis di area Universitas Nalanda Bihar india ada situs stupa bernama
“Sariputra”…

Mahavihara “Nalanda”, “Somapura” dan “Vikramashila” adalah “Cabang” yang ada di Svarnadvipa
Nusantara Indonesia maju terdahulu.. bernama Sangharama “Dharmā Phalā” pernah di kunjungi
Atiśa Dīpaṃkara Śrījðāna asal Tibet, Fa-Hien juga l-Tshing…untuk belajar

Sangharamā Mahæ Thupa Aryā, Mahævihariyā Para Therrâ adalah bangunan megah agung dengan
“Stupa” besar tempat belajar ilmu pengetahuan dan pelatihan kontemplasi spiritual Para Therrân
kaum Aryān, leluhur bangsa Nusantara

Bangunan megah ini, bernama Vhwănā Çhaķâ Phalā kini terpublikasi bernama “Borobudur”…

INDONËSIARYĀ
True Back History of Indonesia
Exploration & Research
By : #Santosaba
(Revicionist History)
Whatts App : 081321329787
eBook, Chat on : bit.ly/3xmsE37
http://bit.ly/IGsantosaba
https://santosaba.catalog.to
https://anchor.fm/santo-saba
bit.ly/eBookGoogleSantosaba
https://bit.ly/FaceBookSantosaba
https://www.youtube.com/c/SantoSaba234

Anda mungkin juga menyukai