Anda di halaman 1dari 23

KERAJAAN TARUMANEGARA

A. Sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Terumanegara di bangun oleh raja Jayasinghawarman ketika memimpin pelarian


keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh yang terus menerus menyerang
kerajaan Salakanagara.

Di pengasingan, tahun 358 M, Jayasinghawarman mendirikan kerajaan baru di tepi Sungai


Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi nama Tarumanegara. Nama Tarumanegara
diambil dari nama tanaman yang bernama tarum, yaitu tanaman yang dipakai untuk ramuan
pewarna benang tenunan dan pengawet kain yang banyak sekali terdapat di tempat ini. Tanaman
tarum tumbuh di sekitar Sungai Citarum. Selain untuk pengawet kain, tanaman ini merupakan
komoditas ekspor dan merupakan devisa pemasukan terbesar bagi Kerajaan Tarumanegara.
Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia lanjut, raja
mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai pertapa, Jayasinghawarman
bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.
Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti, sayangnya tidak satupun yang memakai
angka tahun. Untuk memastikan kapan Tarumanegara berdiri terpaksa para ahli berusaha mencari
sumber lain. Dan usahanya tidak sia – sia. Setelahnya ke cina untuk mempelajari hubungan cina
dengan Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah – naskah hubungan kerajaan
Indonesia dengan kerajaan Cina menyebutnya Tolomo. Menurut catatan tersebut, kerajan Tolomo
mengirimkan utusan ke cina pada tahun 528 M, 538 M, 665 M, 666M. sehingga dapat di simpulkan
Tarumanegara berdiri sejak sekitar abad ke V dan ke VI.

 Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara


1. Prasasti
a. Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor)
Sebelumnya dikenal dengan nama prasasti Ciampea, terletak di pinggir sungai Ciaruteun, dekat
muaranya dengan Cisadane. Di atasnya terdapat lukisan laba-laba dan tapak kaki yang dipahatkan
di atas aksaranya. Prasasti terdiri dari 4 baris, ditulis dalam bentuk puisi India dengan irama
anustubh (Anustubh: jumlah suku kata pada masing-masing baris dalam satu bait puisi Jawa kuno
sebanyak 8 suku kata). Prasasti ini mengingatkam adanya hbungan dengan prasasti raja
Mahendawarman I dari keluarga Pallawa. Bunyi dari prasasti ini ialah :
vikrantasyavanipateh
srimatah purnavarmmanah
tarumanegarendrasya
visnor iva padadvayam
‘’Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki dewa wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman,
raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia’’

b. Prasasti Pasir Koleangkak


Di temukan di bukit, daerah perkebunan Jambu kira-kira 30 km sebelah barat Bogor. Bunyi dan
terjemahan prasasti ini adalah :
-sriman-data krtajno narapatir- asamo yah pura/ta/r/u/maya/m/namna sri-purnnavarmma pracura-
ripusarabhedya-vikhyatavarmmo
-tasyedam-padavimbadvayam-arinagaroysadane nityadaksambhaktanamyandripanam- bhavati
sukhakaram salyabhutam ripunam
‘’ gagah, memgagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada
taranya- yang termashur sri Purnnavarman- yang sekali waktu( memerintah) di Taruma dan yang
baju zirahnya yang terkenal (=varmman) tidak dapat di tembus senjata musuh. Ini adalah sepasang
tapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para
pangeran, tapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya’’

c. Prasasti Kebonkopi (kampung Muara Hilir, Cibungbulang)


Terdapat dua tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata. Bunyinya
sebagai berikut:
jayavsalasya taruma/ ndra/ sya ha/st/inah- sira/ vatabhasya vibhatidam- padavayam
‘’ Disini nampak sepasang tapak kaki….yang seperti Airavata, gajah penguasa taruma (yang)
agung dalam….dan(?) kejayaan’’

d. Prasasti Tugu (Tugu, Jakarta)


Merupakan prasasti terpanjang dari semua peninggalan Purnawarman. Tulisannya dipahatkan
pada sebuah batu bulat panjang secara melingkar. Yang khas dari prasasti ini adalah:
- Di dalamnya disebutkan nama dua sungai yang terkenal di Panjab, yaitu sungai Candrabhaga dan
Gomati.
- Merupakan satu-satunya prasasti purnawarman yang menyebutkan anasir penanggalan namun
tidak memuat angka tahun yang pasti, hanya menyebutkan phalguna dan caitra yang bertepatan
dengan bulan Februari- April.
- Menyebutkan dilakukannya upacara selamatan oleh Brahmana diserati 1000 ekor sapi yang
dihadiahkan
- Menyebutkan dua nama lain dari Purnawarman
- Candrabhaga meruakan nama sungai India yang diberikan kepada sebuah sungai di Jawa dan
nama itu sekarang dikenal dengan nama Bekasi, Chandrabagha dapat di artikan menjadi bekasi =
Bhagasasi = Baghacandra = Chandabagha (Sasi = Candra = Bulan), yang diduga pusat Kerajaan
Tarumanegara. Bunyi Prasasti Tugu sebagai berikut :
pura rajadhirajena guruna inabahuna
khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam yayau
pravarddhamana-dvavinsad-vatsare srigunaujasa
narendradhvajabhutena srimata purnnavarmmana
caitrasukla-trayodsyam dinais siddhaikavinsakaih
ayata satrasahasrena dhanusam sasaterna ca
dvavinsena nadi ramya gomati nirmalodaka
pitamahasya rajasser vvidarya sibiravanim
brahmanair ggo-sahasrena prayati krtadaksina
‘’Dulu (kali yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang mulia dan mempuyai
lengan kencang dan kuat( yakni raja Purnawarman) untuk mengalirkannya ke laut setelah kali ini
sampai di istana kerajaan yang termasyur. Di dalam tahun keduapuluh-duanya dari tahta yang
mulai raja Purnawarman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan kebijaksanaanya serta
menjadi panji segala raja, maka sekarang beliau menitahkan pula menggali kali yang permai dan
berair jenih, Gomati namanya, setelah sungai itu mengalir di tengah-tengah tanah kediaman yang
mulia Sang Pendeta nenek-da( Sang Purnawarman). Pekerjaan ini dimulai pada hari yang baik,
tanggal 8 paro-petang bulan Phalguna dan disudahi pada tanggal 13 paro-terang bulan Caitra, jadi
hanya 21 saja, sedang galian itu panjangnya 6.122 tumbak. Selamatan baginya dilakukan oleh para
brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan ‘’

e. Prasasti Pasir Awi (Pasir Awi, Bogor)


Tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Pada prasasti ini juga terdapat gambar tapak
kaki

f. Prasasti Muara Cianten (muara Cianten, Bogor)


Prasasti ini juga terdapat telapak kaki. Sayang tulisannya belum dapat di artikan sebab tulisannya
dalam huruf ikal sehingga tidak banyak yang di ketahui tentang isinya

g. Prasasti Cidanghiang atau Lebak


Ditemukan di kampung Lebak, pinggir Sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul, kabupaten
Pandeglang, Banten. Ditemukan tahun 1947 dan berisi dua baris aksara yang merupakan satu Sloka
dalam metrum anustubh. Bunyi prasasti ini:
vikranto yam vanipateh prabhuh satyapara (k) ra (mah)
narendraddvajabhutena srimatah purnnavarmmanah
“Inilah tanda keperwiraan, keagungan dan keberanian yang sesungguh-sungguhnya dari raja
dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja”

2. Arca
a. Arca Rajasi
Diperkirakan ditemukan di Jakarta.menggambarkan rajarsi yang menggambarkan sifat-sifat
Wisnu-Surya. Ada yang berpendapat bahwa arca itu adalah arca Siwa dari abad II.
b. Arca Wisnu Cibuaya I
Berasal dari abad 7 dan bisa dianggap bisa melengkapi prasasti-prasasti Purnawarman. Arca ini
memperlihatkan adanya persamaan dengan arca yang ditemukan di Kemboja, Siam dan
Semenanjung Melayu.

c. Arca Wisnu cibuaya II( di desa Cibuaya)


Terdapat kesamaan dengan arca-arca dari seni Pala abad ke 7-8, yaitu:
- Jenis batu yang digunakan
- Bentuk arca dan laksananya
- Bentuk badan
- Makuta

3. Sumber lain
a. Fa-Hien
Dia adalah musafir Cina (pendeta Budha) yang terdampar di Yepoti (Yawadhipa/Jawa) tepatnya
Tolomo (Taruma) pada tahun 414. dalam catatannya di sebutkan rakyat Tolomo sedikit sekali
memeluk Budha yang banyak di jumpainya adalah Brahmana. Fa Hien juga menyebutkan dalam
bukunya Fa Kuo Chien bahwa rakyat Tolomo bermata pencaharian bertani, berdagang dan pandai
membuat minuman dari malai kelapa. Dari bukti-bukti yang ada, para ahli sejarah menduga
Tolomo/ taluma menurut Fa hien adalah Tarumanegara.

b. Dinasti Soui
Selain berita Fa Hien keberadaan Taruma juga di perkuat dari berita Dinasti Soui, bahwa tahun
528 dan 535 datang utusan dari negeri Tolomo yang terletak disebelah selatan

c. Dinasti Tang Muda


Berita dinasti Tang Muda menyebutkan tahun 666 dan tahun 669 M datang utusan dari Tolomo
nama Tolomo di duga lafal bahasa Cina untuk Tarumanegara.

d. Dinasti Tang( 618-906)


Menyebutkan nama sebuah daerah bernama Ho-ling atau Jawa, yang terletak di Lautan Selatan,
sebelah timur Sumatra dan sebelah barat Bali. Nama Ho-ling oleh para sarjana disesuaikan dengan
Kalinga yang letaknya diperkirakan di Jawa Tengah Utara/ Walaing. Daerah yang disebut Ho-ling
menghasilkan kulit penyu, emas , perak, cula badak dan gading gajah. Sedangkan penduduknya
membuat benteng-benteng kayu dan rumah-rumah mereka beratap daun kelapa.

Letak Kerajaan Tarumanegara

kakakpintar.com
 Letak dan wilayah kekuasaan
Dari sumber – sumber di atas dapat di simpulkan bahwa Tarumanegara terletak di jawa Barat.
Pusatnya belum dapat di pastikan, namun para ahli menduga kali Chandabagha adalah kali Bekasi,
kira – kira anatar sungai Citarum dan sungai Cisadane. Adapun wilayah kekuasaan kerajaan
Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon.
D. Raja-raja Tarumanagara menurut Naskah Wangsakerta(Naskah Wangsakerta adalah istilah
yang merujuk pada sekumpulan naskah yang disusun oleh Pangeran Wangsakerta secara pribadi
atau oleh "Panitia Wangsakerta".)
Raja-raja Tarumanegara
No Raja Masa pemerintahan
1 Jayasingawarman 358-382
2 Dharmayawarman 382-395
3 Purnawarman 395-434
4 Wisnuwarman 434-455
5 Indrawarman 455-515
6 Candrawarman 515-535
7 Suryawarman 535-561
8 Kertawarman 561-628
9 Sudhawarman 628-639
10 Hariwangsawarman 639-640
11 Nagajayawarman 640-666
12 inggawarman 666-669

B. Sistem Pemerintahan Kerajaan Tarumanegara

Sistem Pemerintahan kerajaan Tarumanegara adalah Monarki Absolute atau kekuasaan


tertinggi terdapat pada pemimpin kerajaan. Secara etimologi Monarki berasal dari bahasa yunani
yakni monos yang artinya satu, dan archein yang artinya pemerintah. Jadi Monarki adalah sistem
pemerintahan yang dipimpin oleh satu penguasa yang dalam sistem kekuasaan Tarumanegara
disebut dengan Raja. Monarki adalah sistem pemerintahan kerajaan. Menurut sejarahnya sistem
ini sudah ada sejak abad ke 19 dan merupakan sistem pemerintahan tertua di dunia.

Pemerintahan dengan system Monarki Absolute pada kerajaan Tarumanegara yakni ketika raja
yang berkuasa mengundurkan diri atau meninggal, maka yang menjadi pewaris tahta adalah putra
makhota yang telah diberikan kewenagan. Tidak boleh memilih orang yang berbeda darah. artinya
bahwa harus memilih raja yang masih satu darah. Pada masa kerajaan Tarumanegara terdapat 12
(dua belas) raja yang pernah berkuasa atau dinobatkan sebagai pemimpin kerajaan. Adapun kedua
belas raja tersebut adalah sebagai berikut:

1. Jayasingawarman Memimpin pada Tahun 358 sampai 382 Masehi


2. Dharmayawarman Memimpin pada Tahun 382 sampai 395 Masehi
3. Purnawarman Memimpin pada Tahun 395 sampai 434 Masehi
4. Wisnuwarman Memimpin pada Tahun 434 sampai 455 Masehi
5. Indrawarman Memimpin pada Tahun 455 sampai 515 Masehi
6. Candrawarman Memimpin pada Tahun 515 sampai 535 Masehi
7. Suryawarman Memimpin pada Tahun 535 sampai 561 Masehi
8. Kertawarman Memimpin pada Tahun 561 sampai 628 Masehi
9. Sudhawarman Memimpin pada Tahun 628 sampai 639 Masehi
10. Hariwangsawarman Memimpin pada Tahun 639 sampai 640 Masehi
11. Nagajayawarman Memimpin pada Tahun 640 sampai 666 Masehi
12. Linggawarman Memimpin pada Tahun 666 sampai 669 Masehi

Kendati demikia, ada juga yang mengatakan bahwa raja yang pernah memerintah kerajaan
Tarumanegara terdiri dari 13 (tiga belas) Raja. Adapun ketiga belas raja tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Sri Baginda Maha Raja Diraja Guru Jaya Singa Warman Jagat Pati atau dikenal juga
dengan nama Manik Maya.

2. Kemudian Sri Baginda Maha Raja Resi Prabu Darmansyah Warman Jagat Pati.

3. Sri Baginda Maha Raja Purnawarman dikenal juga dengan nama Raja Resi Dewa Raja,
Bima Prakarma Sang Iswara Digwijaya Surya Maha Purusa Jagat Pati, Sang Hyang
Bhatara Surya. Nama-nama tersebut merupakan julukan raja sesuai dengan kekuatannya.

4. Sri Baginda Maha Raja Surya Warman Jagat Pati atau dikenal juga dengan nama
Kamajaya.

5. Selanjutnya Sri Baginda Maha Raja Wisnu Warman Jagat Pati atau dikenal juga dengan
nama Raja Resi Dewa Raja Ke 2.

6. Kemudian Sri Baginda Maha Raja Indra Warman Jagat Pati atau dikenal juga dengan nama
Raga Sakti.

7. Sri Baginda Maha Raja Candra Warman Jagat Pati yang dikenal juga dengan nama
Pangeran Rama Jaksa Patikusuma.

8. Selanjutnya Sri Baginda Maha Raja Samba Warwan Jagat Pati atau Pangeran Sanggabasah.

9. Sri Baginda Maha Raja Prabu Kerta Warman Jagat Pati.

10. Sri Baginda Maha Raja Satapa Suda Warman Jagat Pati atau dikenal juga dengan nama
Bhatara Brahma.

11. Sri Baginda Maha Raja Murti Warman atau dikenal juga dengan nama Dewa Murti
Warman Jagat Pati.

12. Selanjutnya yakni Sri Baginda Maha Raja Prabu Naga Jaya Warman Dharma Satya Cipu
Jaga Satru.

13. Sri Baginda Maha Raja Resi Guru Lingga Warman Padma Hariswangsa Panunggalan
Tirtabhumi atau lebuh dikenal dengan nama julukan Pengeran Lingga Kusuma Yudha

Demikian ketiga belas raja yang pernah memimpin kerajaan Tarumanegara atau
Tarumanagara. Dari 13 (tiga belas) raja Tarumanegara yang pernah berkuasa, yang paling
terkenal adalah Raja Purnawarman. Dia bahkan dinobatkan sebagai raja yang paling sukses
memimpin kerajaan Tarumanegara. Raja Purnawarman Memimpin pada Tahun 395 sampai
434 Masehi
C. Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara

Tak butuh waktu lama, Kerajaan Tarumanegara mengalami masa kejayaan atau masa keemasan
hanya sekitar 3 generasi dari awal pembentukannya. Ya, Kerajaan Tarumanegara berhasil
mencapai masa kejayaan pada kepemimpinan raja ketiga, Purnawarman, cucu dari Rajadirajaguru
Jayasingawarman.

Pada masa kejayaannya itu, Tarumanegara mengalami perkembangan pesat. Selain dengan
memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-kerajaan kecil di sekitar
kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai infrastruktur yang mendukung
perekonomian kerajaan. Adapun salah satunya adalah sungai Gomati dan Candrabaga. Kedua
sungai ini selain untuk mencegah terjadinya banjir saat musim hujan, juga berperan penting dalam
pengairan lahan pertanian sawah yang dulu menjadi salah satu penggerak kehidupan ekonomi
masyarakat Kerajaan Tarumanegara. Masa kepemimpinan Raja Purnawarman dianggap sebagai
masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara selain itu juga karena kemampuan kerajaan yang mampu
berkurban 1000 ekor sapi saat pembangunan ke dua sungai itu.

D. Kehidupan Masyarakat
Segi yang sangat penting di dalam kehidupan suatu masyarakat , adalah matapencaharian
masayarakat pada saat itu . Berdasarkan bukti-bukti dan sumber yang ada sampai saat ini ,dapatlah
di duga bagaimana kira-kira marta pencaharian penduduk pada zaman Tarumanegara . Kalau
dugaan tentang barang-barang dagangan yang berasal dari daerah Ho – ling dapat diterima ,maka
kita memperoleh gambaran bahwa pada masa itu perburuan ,pertambangan ,perikanan dan
perniagaan termasuk mata pencarian penduduk Tarumanegara di samping pertanian ,peleyaran
,dan perternakan .
Bukti pada masa itu ada perburuan adalah , adanya berita tentang perdagangan cula badak dan
gading gajah , sedangkan gajah dan badak adalah hewan liar . Dari situ lah disimpulkan untuk
mendapatkan itu , mereka harus berburu .Sedang perikanan ,pada masa itu terjadi jual beli kulit
penyu . Untuk pertambangan ,kita peroleh dari perdagangan mas dan perak . Jelaslah trelah
disebutkan berulang kali perdangan ini membuktikan adanya perniagaan pada saat itu . Pada
prasasti tugu disebutkan usaha pembuatan saluran yang dilakukan pada tahunke dua pulah dua
tahun pemerintahan raja purnawarman . Yang kegunaanya untuk mengatasi banjir yang selalu
melanda daerah pertanian di sekitar itu,. Selain itu ditemukan alat dari batu yang erat hubunganya
dengan pertanian .Sedangkan pertenekan belum tau adanya bukti. Mengenai pelayaran ,barang kali
ini tidak usah disangsikan lagi, karena letak tarumanegara yang cukup streategis dijalan nusantara
, membuat adanya keterampilan penduduknya di bidang pelayaran .
Untuk tegnologi belum ditemukan buktinya namun, pada saat itu mereka telah mempunyai
kepandaian membuat minuman arak yang terbuat dari mayang , nira dari bunga kelapa. Selain ini
makan pokok pada saat itu adalah beras .selain beras mereka makan buah –buahan serta daging .
Pada saat itu perhubungan taruamnegara dengan kerajaan lain menggunakan perhubungan air.
Mengenai hubungan darat ,dapat diperkiraan dengan adanya data bahwa lembu merupakan hewan
piaraan.Ruapanya selain untuk hadiah kepada kaum brahmana dan pertanian ,hewan ini juga di
pergunakan untuk melakukan hubungan dalam negri ,dari satu tempat ke tempat lain ,yang tidak
terlalu berjauhan letaknya .
Berdasarkan suber-sumber yang sangat tidak lengkap itu ,dapat diperkirakan golongan masyarakat
pada masa itu ialah kaum tani, pemburu , pedagang pelaut ,nelayan , dan peternak .walaupun
demikian ,tidak dapat dipastikan ,bagaiman pembagian kerja itu dilakukan . ditinjau dari segi
budaya ,golongan terbagi menjadi dua yaitu golongan masyarakat berbudaya hindu dan golongan
masyarrakt berbudaya asli .
Menurut bukti yang ada kita hanya mengetahui adanya aksara pallawa dan bahasa sansekerta pada
masa itu .Namun berita dari cina menyebutkan adanya suatu bahasa dengan nama kwun lun .yang
digunakan baik dijawa maupun di Sumatra.kwunlun ini adalah bahasa Indonesia yang tercampur
dengan bahasa sansekerta .
Dari berita fa – shien jelas ,bahwa pada awal abad ke 5 di trauma Negara terdapat tiga macam
agama , yaitu agama budha ,Hindu dan agama yang kotor .dan dari ketiga agama tersebut agama
hindulah yang paling banyak karena diperkuat dengan berbagai macam prasati yang ditemukan
.Antara lain Prasasti tugu ,prasasti Jambu ,Prasasti Pasir kolengkak .apa yang kita ketahui tentang
agama budha di trauma Negara , sama sekali terbatas kepada berita Fa shien yang mengatakn
bahwa pada waktu itu terdapat sedikit sekali orang beragama budaha termasuk dia .agama kotor
adalah agama yang sudah lama ada sebelum masuknya pengaruh India ke Indonesia .
E. Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara

Tahun 686 Kerajaan Tarumanegara runtuh ditaklukan Dapunta Hyang Salendra, yaitu raja
Sriwijaya dari Kedah. Dalam prasasti kedukan bukit yang ditemukan di dekat Palembang
mempunyai angka tahun 605 Caka atau sama dengan 683 Masehi, menerangkan tentang perjalanan
penjelajahan Raja Dapunta Hyang Cri Jayanaca. Raja berangkat dari Minangatamwan dengan
armada berkekuatan 20.000 tentara dan menaklukan beberapa daerah sehingga menjadikan
Palembang sebagai Bandar pelabuhan terbesar di Sumatra (Suwarna Dwipa). Dalam sejarah,
Palembang menjadi tempat penting untuk pusat ziarah umat beragama Buddha Mahayana. Karena
kejayaan Kerajaan Sriwijaya pada tahun 670 M dan didirikannya Bandar pelabuhan Palembang,
maka kekuatan armada laut semakin kuat dan bertambah besar sehingga dengan mudah
memperluas kekuasaannya di Tanah Jawa termasuk Kerajaan Tarumanegara

H. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Prasasti Ciaruteun

jagosejarah.blogspot.co.id

Prasasti ini ditemukan di tepi Sungai Ciarunteun, yaitu dekat dengan Sungai Cisadane Bogor.
Didalamnya terdapat nama Tarumanegara, Raja Purnawarman dan lukisan sepasang kaki yang
diduga dan diyakini sama dengan telapak kaki Dewa Wisnu.

Ada juga gambar sepasang telapak kaki yang berada di prasasti tersebut melambangkan kekuasaan
raja atas daerah tersebut. Kedudukan Purnawarman yang di ibaratkan dengan dewa Wisnu
dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat. Prasasti yang ditulis menggunakan huruf
Pallawa dan bahasa Sanskerta yang terdiri dari 4 baris tersebut juga dikenal dengan Prasasti
Ciampea.
Prasasti Kebon Kopi

sumbersejarah1.blogspot.co.id

Prasasti ini bergambar bekas dua tapak kaki gajah yang diidentikkan dengan gajah Airawata, yaitu
gajah tunggangan Dewa Wisnu. Prasasti yang ditemukan di Kampung Muara Hilir, Kecamatan
Cibungbulang ini juga ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.

Prasasti Tugu

situsbudaya.id

Prasasti Tugu ditemukan di Tugu, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, terdiri dari 5 baris yang
ditulis dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. Prasasti ini berisi tentang Raja Purnawarman
yang memerintah untuk menggali saluran air Gomati dan Chandrabaga sepanjang 6.112 tombak
yang selesai dalam 21 hari.
Prasasti Jambu

kebudayaan.kemdikbud.go.id

Prasasti ini ditemukan di bukit Koleangkak Bogor yang berisi tentang sanjungan kebesaran,
kegagahan dan keberanian Raja Purnawarman. Prasasti Jambu diketahui terukir sepasang telapak
kaki dan terdapat keterangan puisi dua baris dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta

Prasasti Muara Cianten

sumbersejarah1.blogspot.co.id

Prasasti ini ditemukan di Bogor dengan aksara ikal, namun prasasti Muara Cianten ini belum dapat
dibaca.
Prasasti Cidanghiyang

anangpaser.wordpress.com

Prasasti Cidanghiyang ditemukan di kampung Lebak, pinggir Sungai Cidanghiyang, Pandeglang-


Banten. Prasasti yang baru ditemukan pada tahun 1947 ini berisi “Inilah tanda keperwiraan,
keagungan dan keberanian yang se sungguh-sungguhnya dari raja dunia, yang mulia
Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja”. Prasasti Cidanghiyang juga disebut dengan
Prasasti lebak yang ditulis dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta.

Prasasti Pasir Awi

cagarbudaya.kemdikbud.go.id

Prasasti ini ditemukan di Leuwiliang dengan aksara Ikal yang belum dapat dibaca. Pada prasasti
ini ditemukan adanya pahatan gambar dahan dengan ranting, dedaunan serta buah-buahan dan
gambar sepasang telapak kaki
KERAJAAN KALINGGA

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Kalingga

Kalingga berasal dari kata kalinga,nama sebuah kerajaan di india selatan, yang didirikan
oleh beberapa kelompok orang lain dari india yang berasal dari orissa, mereka melarikan diri
karena daerah orissa dihancurkan oleh Maharaga Asoka. Kerajaan ini didirikan pada abad ke-6
dan dibubarkan pada abad ke-7.
Kerajaan kalingga diperkirakan terletak di jawa tengah, di kecamatan keling sebelah utara
gunung muria, Sekarang letak nya dekat dengan kabupaten pekalongan dan kabupaten jepara. Ibu
kota dari kerajaan kalingga adalah keling(jepara), bahasa yang digunakan kerajaan kalingga yaitu,
melayu kuna sanskerta, agama yang dianut kerajaan kalingga yaitu, hindu dan buddha. Sebenarnya
agama yang dianut oleh penduduk kerajaan ini umumnya buddha, karena agama buddha
berkembang pesat pada saat itu,bahkan pendeta cina datang ke keling dan tinggal selama tiga
tahun.
Ratu Sima adalah penguasa di Kerajaan Kalingga. Ia digambarkan sebagai seorang
pemimpin wanita yang tegas dan taat terhadap peraturan yang berlaku dalam kerajaan itu. Ratu
sima memerintah sekitar tahun 674-732 m.

B. Sistem Pemerintahan Kerajaan Kalingga

Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja putri yang bernama Ratu Sima. Pemerintahan
Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana. Kepada setiap pelanggar, selalu diberikan
sangsi tegas. Rakyat tunduk dan taat terhadap segala perintah Ratu Sima. Ratu Shima yang
mendidik rakyatnya agar selalu berlaku jujur dan menindak keras kejahatan pencurian.Pada suatu
ketika seorang raja dari seberang lautan mendengar mengenai kemashuran rakyat kerajaan
Kalingga yang terkenal jujur dan taat hukum. Untuk mengujinya ia meletakkan sekantung uang
emas di persimpangan jalan dekat pasar. Tak ada sorang pun rakyat Kalingga yang berani
menyentuh apalagi mengambil barang yang bukan miliknya. Hingga tiga tahun kemudian kantung
itu disentuh oleh putra mahkota dengan kakinya. Ratu Shima demi menjunjung hukum
menjatuhkan hukuman mati kepada putranya. Karena kaki sang pangeranlah yang menyentuh
barang yang bukan miliknya, akhirnya ratu memerintahkan agar jari-jari kaki putra mahkota itu
yang dipotong. Mendengar itu raja Ta-shih takut dan mengurungkan niatnya untuk menyerang
kerajaan Ratu Shima
C. Masa Kejayaan Kerajaan Kalingga

Masa kepemimpinan Ratu sima menjadi masa keemasan bagi kerajaan kalingga sehingga
membuat raja-raja dari kerajaan lain segan, hormat, kagum, sekaligus penasaran. Masa masa itu
adalah masa keemasan bagi perkembangan kebudayaan apapun. Agama buddha juga berkembang
secara harmonis, sehingga wilayah di sekitar kerajaan Ratu Sima juga sering disebut Di
Hyang(tempat bersatunya dua kepercayaan hindu dan buddha).

Dalam bercocok tanam Ratu Sima mengadopsi sistem pertanian dari kerajaan kakak
mertuanya. Ia merancang sistem pengairan yang diberi nama subak. Kebudayaan baru ini yang
kemudian melahikan istilah Tanibhala, atau masyarakat yang mengolah mata pencahariannya
dengan cara bertani atau bercocok tanam.

D. Kehidupan Masyarakat Kerajaan Kalingga

Ø Kehidupan ekonomi kerajaan Kalingga :

Perekonomian kerajaan kalingga bertumpu pada sector perdagangan dan pertanian. Letaknya
yang dekat dengan pesisir pantai utara jawa tengah menyebabkan kalingga mudah di akses oleh
pedagang luar negeri.kalingga merupakan daerah penghasil kulit penyu, emas, perak,
culabadak,dan gading gajah untuk dijual. Penduduk kalingga dikenal pandai membuat minuman
yang berasal dari bunga kelapa dan bunga aren.

Ø Kehidupan sosial kerajaan kalingga :

Kerajaan kalingga hidup dengan teratur,berkat kepemimpinan ratu sima ketentraman dan
ketertiban di kerajaan kalingga berlangsung dengan baik. Dalam menegakkan hukum, ratu sima
tidak membeda-bedakan antara rakyat dengan kerabatnya sendiri.

Berita tentang ketegasan hukum ratu sima, raja yang bernama T-shih ia adalah kaum
muslim arad dan persia, ia menguji kebenaran berita yang ia dengar.beliau memerintahkan anak
buahnya untuk meletakkan satu kantong emas di jalan wilayah kerajaan kalingga. Selama tiga
tahun kantong tersebut tidak ada yang menyentuh, jika ada yang melihat kantong itu ia berusaha
menyingkir.

Tetapi pada suatu hari, putra mahkota tidak sengaja menginjak kantong tersebut hingga
isinya berceceran. Mendengar kejadian tersebut ratu sima marah, dan memerintahkan agar putra
mahkota dihukum mati. Tetapi karena para menteri memohon agar putra mahkota mendapat
pengampunan. Akhirnya ratu sima hanya memerintahkan agar jari putra mahkota yang menyentuh
kantong emas tersebut di potong,hal ini menjadi bukti ketegasan ratu sima.

Ø Kehidupan politik kerajaan kalingga :

Pada abad ketujuh masehi kerajaan kalingga dipimpin oleh ratu sima, hukum di kalingga
ditegakkan dengan baik sehingga ketertiban dan ketentraman di kalingga berjalan dengan baik.

Menurut naskah parahhayang, Ratu sima memiliki cucu bernama sanaha yang menikah
dengan Raja Brantasenawa dari kerajaan galuh. Sanaha memiliki anak bernama sanjaya yang kelas
akan menjadi raja mataram kuno. Sepeninggalan Ratu sima, kerajaan Kalingga ditaklukan oleh
kerajaan Sriwijaya.

E. Keruntuhan Kerajaan Kalingga

Kerajaan kalingga mengalami kemunduran kemungkinan akibat serangan sriwijaya yang


menguasai perdagangan, serangan tersebut mengakibatkan pemerintahan kijen menyingkir ke
jawa bagian timur atau mundur ke pedalaman jawa bagian tengah antara tahun 742-755 M.
Bersama melayu dan tarumanegara yang sebelumnya telah ditaklukan kerajaan Sriwijaya. Ketiga
kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya-Buddha.
F. Pemimpin Kerajaan Kalingga

1. Ratu Maharani Shima


2. Raja Sanna (lebih ke arah BUMI mataram sehingga berbagai sumber tidak
disebutkan sebagai pemimpin kerajaan kalingga secara penuh)
3. Raja Sanjaya (memerintah setelah ratu sima wafat)

G. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Kalingga

Prasasti Tukmas

 Ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak,
Kecamatan Grabag, Magelang di Jawa Tengah.

 Bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta.

 Isi prasasti menceritakan tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir
dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India.

 Pada prasasti itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan
bunga teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewa-dewa
Hindu.
Candi Bubrah, Jepara

 Candi Bubrah ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara, Jawa
Tengah.

 Candi Bubrah adalah salah satu candi Buddha yang berada di dalam kompleks Taman
Wisata Candi Prambanan, yaitu di antara Percandian Rara Jonggrang dan Candi Sewu.
Secara administratif, candi ini terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan
Prambanan, KabupatenKlaten, Provinsi Jawa Tengah.

 Dinamakan ‘Bubrah’ karena keadaan candi ini rusak (bubrah dalam bahasa Jawa) sejak
ditemukan. Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9 pada zaman Kerajaan
Mataram Kuno, satu periode dengan Candi Sewu.

 Candi ini mempunyai ukuran 12 m x 12 m terbuat dari jenis batu andesit, dengan sisa
reruntuhan setinggi 2 meter saja. Saat ditemukan masih terdapat beberapa arca Buddha,
walaupun tidak utuh lagi.

Candi Angin

 Candi Angin terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Karena
letaknya yang tinggi tapi tidak roboh terkena angin, maka dinamakan “Candi Angin”.
 Menurut para penelitian Candi Angin lebih tua dari pada Candi Borobudur. Bahkan ada
yang beranggapan kalau candi ini buatan manusia purba di karenakan tidak terdapat
ornamen-ornamen Hindu-Budha.

Prasasti Sojomerto

 Ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

 Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno

 Berasal dari sekitar abad ke-7 masehi.

 Bersifat keagamaan Siwais.

 Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, yaitu ayahnya
bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula.
Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah
cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram
Hindu.

 Bahan prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 cm, dan tinggi 78 cm.
Tulisannya terdiri dari 11 baris yang sebagian barisnya rusak terkikis usia.
MAKALAH
SEJARAH INDONESIA MASA HINDU-BUDHA

”Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Kalingga”

1
ENI SUNARTI
AKSEL MUKUAN
THIMOTI RUNTU
VANIA PANDEY
NIKITA TAMBUWUN
ABSONI TAMEDIA
HEGRIANDO SAINA
BRIZEL KAENG
DANY WEYA
VALENTINE ALENG
SINDY MALIANGKAY
KALVINO RUMONDOR

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


2019

Anda mungkin juga menyukai