KERAJAAN TARUMANEGARA
DI SUSUN OLEH :
DESI MARLINA
X.IIS.2
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya.
Adapun judul makalah yang penulis buat adalah “KERAJAAN TARUMANEGERA”
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Dalam mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, penulis tidak
lepas dari berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi.
Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang bersifat
membangun tentunya demi perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun makalah di
masa mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara
B. Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara
C. Letak dan wilayah kekuasaan
D. Raja-raja Tarumanagara menurut Naskah Wangsakerta(Naskah Wangsakerta adalah
istilah yang merujuk pada sekumpulan naskah yang disusun oleh Pangeran Wangsakerta
secara pribadi atau oleh "Panitia Wangsakerta".)
E. Kehidupan Masyarakat
F. Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di
wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yang merupakan salah
satu kerajaan tertua di nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara
adalah kerajaan hindu beraliran wisnu. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh
Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya,
Dharmayawarman (382-395). Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M.
Setelah raja mencapai usia lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan
kepanditaan. Sebagai pertapa, Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja
menjadi Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.
itu tadi sedikit latar belakang berdirinya Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan
Tarumanegara termasuk kerajaan tertua diindonesia. Lalu bagaimana selengkapnya berdirinya
sejarah Kerajaan Tarumanegara ? Lokasi dan wilayah kekuasaan ? Bagaimana kehidupan di
Kerajaan Tarumanegara ? Siapa sajakah yang pernah menjadi raja di Tarumanegara ?
Bagaimana peninggalan prasasti di Kerajaan Tarumanegara ? dan Sumber – sumber
sejarahnya ? itu semua akan dijelaskan dimakalah ini .
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara ?
2. Dimana lokasi dan wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara ?
3. Bagaimana kehidupan di Kerajaan Tarumanegara ?
4. Siapa sajakah yang pernah menjadi Raja di Kerajaan Tarumanegara ?
5. Bagaimana peninggalan prasasti di Kerajaan Tarumnegara ?
C. Tujuan
1. Untuk membantu mempermudah pembelajaran, serta melengkapi pematerian
2. Kita bisa mengenal dan mengetahui sejarah Kerajaan Tarumanegara.
BAB II
PEMBAHASAN
Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia
lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai pertapa,
Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi Maharesi Rajadiraja Guru
Jayasinghawarman.
Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti, sayangnya tidak satupun yang
memakai angka tahun. Untuk memastikan kapan Tarumanegara berdiri terpaksa para ahli
berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya tidak sia – sia. Setelahnya ke cina untuk
mempelajari hubungan cina dengan Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah –
naskah hubungan kerajaan Indonesia dengan kerajaan Cina menyebutnya Tolomo. Menurut
catatan tersebut, kerajan Tolomo mengirimkan utusan ke cina pada tahun 528 M, 538 M, 665
M, 666M. sehingga dapat di simpulkan Tarumanegara berdiri sejak sekitar abad ke V dan ke
VI.
‘’ Disini nampak sepasang tapak kaki….yang seperti Airavata, gajah penguasa taruma
(yang) agung dalam….dan(?) kejayaan’’
2. Arca
a. Arca Rajasi
Diperkirakan ditemukan di Jakarta.menggambarkan rajarsi yang menggambarkan
sifat-sifat Wisnu-Surya. Ada yang berpendapat bahwa arca itu adalah arca Siwa dari abad II.
3. Sumber lain
a. Fa-Hien
Dia adalah musafir Cina (pendeta Budha) yang terdampar di Yepoti (Yawadhipa/Jawa)
tepatnya Tolomo (Taruma) pada tahun 414. dalam catatannya di sebutkan rakyat Tolomo
sedikit sekali memeluk Budha yang banyak di jumpainya adalah Brahmana. Fa Hien juga
menyebutkan dalam bukunya Fa Kuo Chien bahwa rakyat Tolomo bermata pencaharian
bertani, berdagang dan pandai membuat minuman dari malai kelapa. Dari bukti-bukti yang
ada, para ahli sejarah menduga Tolomo/ taluma menurut Fa hien adalah Tarumanegara
b. Dinasti Soui
Selain berita Fa Hien keberadaan Taruma juga di perkuat dari berita Dinasti Soui, bahwa
tahun 528 dan 535 datang utusan dari negeri Tolomo yang terletak disebelah selatan
Raja-raja Tarumanegara
No Raja Masa pemerintahan
1 Jayasingawarman 358-382
2 Dharmayawarman 382-395
3 Purnawarman 395-434
4 Wisnuwarman 434-455
5 Indrawarman 455-515
6 Candrawarman 515-535
7 Suryawarman 535-561
8 Kertawarman 561-628
9 Sudhawarman 628-639
10 Hariwangsawarman 639-640
11 Nagajayawarman 640-666
12 Linggawarman 666-669
E. Kehidupan Masyarakat
Segi yang sangat penting di dalam kehidupan suatu masyarakat , adalah
matapencaharian masayarakat pada saat itu . Berdasarkan bukti-bukti dan sumber yang ada
sampai saat ini, dapatlah di duga bagaimana kira-kira marta pencaharian penduduk pada
zaman Tarumanegara.
Kalau dugaan tentang barang-barang dagangan yang berasal dari daerah Ho – ling dapat
diterima, maka kita memperoleh gambaran bahwa pada masa itu perburuan, pertambangan,
perikanan dan perniagaan termasuk mata pencarian penduduk Tarumanegara di samping
pertanian, peleyaran, dan perternakan.
Bukti pada masa itu ada perburuan adalah, adanya berita tentang perdagangan cula
badak dan gading gajah, sedangkan gajah dan badak adalah hewan liar. Dari situ lah
disimpulkan untuk mendapatkan itu, mereka harus berburu .Sedang perikanan, pada masa itu
terjadi jual beli kulit penyu. Untuk pertambangan ,kita peroleh dari perdagangan mas dan
perak. Jelaslah trelah disebutkan berulang kali perdangan ini membuktikan adanya perniagaan
pada saat itu. Pada prasasti tugu disebutkan usaha pembuatan saluran yang dilakukan pada
tahunke dua pulah dua tahun pemerintahan raja purnawarman. Yang kegunaanya untuk
mengatasi banjir yang selalu melanda daerah pertanian di sekitar itu,. Selain itu ditemukan
alat dari batu yang erat hubunganya dengan pertanian. Sedangkan pertenekan belum tau
adanya bukti. Mengenai pelayaran ,barang kali ini tidak usah disangsikan lagi, karena letak
tarumanegara yang cukup streategis dijalan nusantara , membuat adanya keterampilan
penduduknya di bidang pelayaran .
Untuk tegnologi belum ditemukan buktinya namun, pada saat itu mereka telah mempunyai
kepandaian membuat minuman arak yang terbuat dari mayang , nira dari bunga kelapa. Selain
ini makan pokok pada saat itu adalah beras .selain beras mereka makan buah –buahan serta
daging.
Pada saat itu perhubungan taruamnegara dengan kerajaan lain menggunakan
perhubungan air. Mengenai hubungan darat ,dapat diperkiraan dengan adanya data bahwa
lembu merupakan hewan piaraan.Ruapanya selain untuk hadiah kepada kaum brahmana dan
pertanian ,hewan ini juga di pergunakan untuk melakukan hubungan dalam negri ,dari satu
tempat ke tempat lain , yang tidak terlalu berjauhan letaknya .
Berdasarkan suber-sumber yang sangat tidak lengkap itu ,dapat diperkirakan golongan
masyarakat pada masa itu ialah kaum tani, pemburu , pedagang pelaut ,nelayan , dan
peternak .walaupun demikian ,tidak dapat dipastikan ,bagaiman pembagian kerja itu
dilakukan . ditinjau dari segi budaya ,golongan terbagi menjadi dua yaitu golongan
masyarakat berbudaya hindu dan golongan masyarrakt berbudaya asli .
Menurut bukti yang ada kita hanya mengetahui adanya aksara pallawa dan bahasa
sansekerta pada masa itu .Namun berita dari cina menyebutkan adanya suatu bahasa dengan
nama kwun lun. yang digunakan baik dijawa maupun di Sumatra.kwunlun ini adalah bahasa
Indonesia yang tercampur dengan bahasa sansekerta .
Dari berita fa – shien jelas ,bahwa pada awal abad ke 5 di trauma Negara terdapat tiga
macam agama , yaitu agama budha ,Hindu dan agama yang kotor. dan dari ketiga agama
tersebut agama hindulah yang paling banyak karena diperkuat dengan berbagai macam prasati
yang ditemukan . Antara lain Prasasti tugu ,prasasti Jambu ,Prasasti Pasir kolengkak .apa yang
kita ketahui tentang agama budha di trauma Negara , sama sekali terbatas kepada berita Fa
shien yang mengatakn bahwa pada waktu itu terdapat sedikit sekali orang beragama budaha
termasuk dia .agama kotor adalah agama yang sudah lama ada sebelum masuknya pengaruh
India ke Indonesia .
A. Kesimpulan
Dari apa yang telah kami sampikan tadi, dapat di simpulkan pengaruh kebudayaan India
di Indonesia tidak hanya menunjuk pada perkembangan ajaran Hindu – Budha, tetapi juga
pada aspek lain missal aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebaginya
Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari
peninggalan – peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan
India.
Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam
perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri
B. Saran
Dari keberadaanya kerajaan Tarumanegara di wilayah kita pada masa yang lalu. Maka
kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku
dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan
dan memelihara budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin
kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu
marilah kita bersama – sama menjaga dan memelihara peninggalan budaya bangsa yang
menjadi kebanggaan kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Kartodirdjo, Sartono. 1975. Sejarah Nasional Indonesia II- Jaman Kuno (1 M- 1500 M).
Jakarta: Balai Pustaka
Widiarto, Tri dan Esther Arianti.2007. Masa Pengaruh Hindu Budha di Indonesia. Salatiga:
Widya Sari Press
Y, Yongky. 2003. Menyingkap Misteri Ratu Laut Selatan- Banyu Bening Gelang Kencana.
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia