Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

“ KERAJAAN TARUMANEGARA”

Disusun Oleh :
1. Fratiwi Ananda A.
2. Nurfatimah

3. Nur Anisa Ahsan

4. Syahra Putri Aulia

5. Nur Ilmi Qirana

6. Muh Ilham Ramadhan

7. Muh Resky Aditia

8. Muh Syahrul Anwar

9. Muh Hanif

Kelas : x mipa 2
KELOMPOK 2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul makalah yang
penulis ajukan adalah “KERAJAAN TARUMANEGARA”

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sejarah
Indonesia. Dalam mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, penulis tidak lepas dari
berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi.

Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dan
kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang bersifat membangun
tentunya demi perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun makalah di masa mendatang.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................
1.2 Rumusan masalah.......................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara...............................
2.2 Letak dan Wilayah Kekuasaan....................................................
2.3 Kehidupan di Kerajaan Tarumanegara........................................
2.4 Raja-Raja di Kerajaan Tarumanegara.........................................
2.5 Prasasti-Prasasti Kerajaan Tarumengara....................................
2.6 .Sumber-Sumber Sejarah..............................................................
2.7 Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara............................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan & saran....................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah
pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yang merupakan salah satu kerajaan
tertua di nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan hindu
beraliran wisnu. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun
358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Raja Jayasinghawarman
berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia lanjut, raja mengundurkan diri untuk
menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai pertapa, Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan
gelar raja menjadi Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.

Itu tadi sedikit latar belakang berdirinya Kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara
termasuk kerajaan tertua diindonesia. Lalu bagaimana selengkapnya berdirinya sejarah Kerajaan
Tarumanegara ? Lokasi dan wilayah kekuasaan ? Bagaimana kehidupan di Kerajaan Tarumanegara ?
Siapa sajakah yang pernah menjadi raja di Tarumanegara ? Bagaimana peninggalan prasasti di
Kerajaan Tarumanegara ? dan Sumber – sumber sejarahnya ? itu semua akan dijelaskan dimakalah
ini .

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara ?
1.2.2 Dimana lokasi dan wilayah kekuasaan Kerajaan Tarumanegara ?
1.2.3 Bagaimana kehidupan di Kerajaan Tarumanegara ?
1.2.4 Siapa sajakah yang pernah menjadi Raja di Kerajaan Tarumanegara ?\
1.2.5 Bagaimana peninggalan prasasti di Kerajaan Tarumnegara ?
1.2.6 Darimana saja sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara ?
1.2.7 Bagaimana runtuhnya Kerajaan Tarumanegara ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk membantu mempermudah pembelajaran, serta melengkapi pematerian
1.3.2 Kita bisa mengenal dan mengetahui sejarah Kerajaan Tarumanegara.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Tarumanegara


Kerajaan Terumanegara di bangun oleh raja Jayasinghawarman ketika memimpin
pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari musuh yang terus menerus
menyerang kerajaan Salakanagara. Di pengasingan, tahun 358 M, Jayasinghawarman mendirikan
kerajaan baru di tepi Sungai Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi nama Tarumanegara.
Nama Tarumanegara diambil dari nama tanaman yang bernama tarum, yaitu tanaman yang
dipakai untuk ramuan pewarna benang tenunan dan pengawet kain yang banyak sekali terdapat di
tempat ini. Tanaman tarum tumbuh di sekitar Sungai Citarum. Selain untuk pengawet kain,
tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan merupakan devisa pemasukan terbesar bagi
Kerajaan Tarumanegara.

Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja mencapai usia
lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan kepanditaan. Sebagai pertapa,
Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama dan gelar raja menjadi Maharesi Rajadiraja Guru
Jayasinghawarman.

Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti, sayangnya tidak satupun yang


memakai angka tahun. Untuk memastikan kapan Tarumanegara berdiri terpaksa para ahli
berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya tidak sia – sia. Setelahnya ke cina untuk
mempelajari hubungan cina dengan Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah –
naskah hubungan kerajaan Indonesia dengan kerajaan Cina menyebutnya Tolomo. Menurut
catatan tersebut, kerajan Tolomo mengirimkan utusan ke cina pada tahun 528 M, 538 M, 665 M,
666M. sehingga dapat di simpulkan Tarumanegara berdiri sejak sekitar abad ke V dan ke VI.

2.2 Letak dan Wilayah Kekuasaan


Sebelum mengetahui letak kraton kerajaan Tarumanegara, dari temuan tempat prasasti itu
dapat diperkirakan luas kerajaan Tarumanegara. Prasasti Ciaruon atau prasasti Ciareteun,
ditemukan di daerah Cimpea, Bogor. Kemudian prasasti kebun kopi yang ditemukan di daerah
kampong hilir kecamatan cibung-bulang. Kemudian prasasti kebun jambu, ditemukan di daerah
bukit koleangkak 30 km sebelah barat bogor. Kemudian prasasti tugu ditemukan di daerah Tugu,
clincing, Jakarta Utara.

Dari temuan letak prasasti tersebut dapat diketahui daerah yang masuk dalam wilayah
kerajaan Tarumanegara. Wilayah kerajaan Tarumanegara meliputi pesisir Jakarta hingga
pedalaman di kaki gunung Gede (lihat gambar 1.). Selain itu dari prasasti dapat diketahui fungsi
dari suatu daerah. Pada prasasti Tugu yang dikatakan bahwa pembuatan prasasti itu untuk para
brahmana yang telah membuat terusan pada kali candrabhaga yaitu kali Gomati. Sehingga dapat
dikatakan bahwa wilayah dtemukannya prasasti Tugu merupakan daerah para Brahmana. Para
Brahmana kerajaan Tarumanegara tinggal di daerah pesisir pantai. Dapat dikatakan mereka
datang ke Nusantara dengan para pedagang India.

Dapat di duga pula pada prasasti kebun jambu yang ditemukan di dekat sungai Cisadane,
di bukit Koleangkak, Banten selatan. Dalam prasasti itu dapat ditafsirka sebagai prasasti
penaklukan suatu wilayah. Dalam prasasti itu dikatakan bahwa raja Purnawarman merupakan raja
yang disegani oleh musuh-musuhnya. Senantiasa menggempur kota-kota musuhnya.

2.3 Kehidupan di Kerajaan Tarumanegara


a. Kehidupan Politik
Berdasarkan tulisan-tulisan yang terdapat pada prasasti diketahui bahwa raja yang
pernah memerintah di tarumanegara hanyalah raja purnawarman dan raja yang telah
berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti tugu yang
menyatakan raja purnawarman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Oleh
karena itu rakyat hidup makmur dalam suasana aman dan tenteram.

b. Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari
upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan
kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum
brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang
dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.
c. Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwa raja purnawarman memerintahkan rakyatnya
untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan ini mempunyai
arti ekonomis yang besar bagi masyarakat, Karena dapat dipergunakan sebagai sarana
pencegah banjir serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan antardaerah di kerajaan
tarumanegara dengan dunia luar. Juga dengan daerah-daerah di sekitarnya. Akibatnya,
kehidupan perekonomian masyarakat sudah berjalan teratur.

d. Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang
ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa
tingkat kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan
budaya, keberadaan prasasti-prasasti tersebut menunjukkan telah berkembangnya
kebudayaan tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.

2.4 Raja-Raja di Kerajaan Tarumanegara


Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun
669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa.
Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri
Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri
Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan Tarumanagara jatuh
kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa.

Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena


Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yang
sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini,
hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan untuk berpisah dari Sunda yang mewarisi
wilayah Tarumanagara.

Raja-raja Tarumanegara:
1. Jayasingawarman 358-382 M
2. Dharmayawarman 382-395 M
3. Purnawarman 395-434 M
4. Wisnuwarman 434-455 M
5. Indrawarman 455-515 M
6. Candrawarman 515-535 M
7. Kertawarman 561-628 M
8. Sudhawarman 628-639 M
9. Hariwangsawarman 639-640 M
10. Nagajayawarman 640-666 M
11. Linggawarman 666-669 MC

2.5 Prasasti-Prasasti Kerajaan Tarumengara


1. Prasasti Ciaruteun
Salinan gambar prasasti Ciaruteun dari buku The Sunda Kingdom of West Java From
Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Center of Bogor. Prasasti Ciaruteun atau
prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor
prasasti tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta yang terdiri dari 4 baris
disusun ke dalam bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di samping itu terdapat lukisan
semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman.

Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:

• Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat
ditemukannya prasasti tersebut).
• Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang (biasanya
penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan
kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai
penguasa sekaligus pelindung rakyat

2. Prasasti Jambu
Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di
perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan bahwa
Sansekerta dan huruf Pallawa serta terdapat gambar telapak kaki yang isinya memuji
pemerintahan raja Mulawarman.
3. Prasasti Kebonkopi
Prasasti Kebonkopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor .
Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki gajah, yang disamakan
dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.

4. Prasasti Muara Cianten


Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat
dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.

5. Prasasti Pasir awi


Prasasti Pasir Awi ditemukan di daerah Leuwiliang, juga tertulis dalam aksara ikal yang
belum dapat dibaca.

6. Prasasti Cidanghiyang
Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi sungai
Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini baru ditemukan
tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan huruf Pallawa dan bahasa
Sansekerta. Isi prasasti tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.

7. Prasasti Tugu
Prasasti Tugu di Museum Nasional. Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan
Cilincing Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang melingkar dan
isinya paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain, sehingga ada
beberapa hal yang dapat diketahui dari prasasti tersebut.

Hal-hal yang dapat diketahui dari prasasti Tugu adalah:


• Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah sungai yang terkenal di Punjab yaitu
sungai Chandrabaga dan Gomati. Dengan adanya keterangan dua buah sungai
tersebut menimbulkan tafsiran dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka.
Sehingga secara Etimologi (ilmu yang mempelajari tentang istilah) sungai
Chandrabaga diartikan sebagai kali Bekasi.
• Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak lengkap dengan
angka tahunnya yang disebutkan adalah bulan phalguna dan caitra yang diduga sama
dengan bulan Februari dan April.
• Prasasti Tugu yang menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan oleh Brahmana
disertai dengan seribu ekor sapi yang dihadiahkan raja.

8. Sumber-Sumber Sejarah
Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui melalui sumber-sumber yang berasal dari dalam
maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa tujuh buah prasasti batu yang ditemukan empat
di Bogor, satu di Jakarta dan satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa kerajaan
dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358 M dan beliau memerintah sampai
tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wilayah
Bekasi). Kerajaan Tarumanegara ialah kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara.
Sedangkan sumber-sumber dari luar negeri yang berasal dari berita Tiongkok antara lain:
• Berita Fa-Hsien, tahun 414 M dalam bukunya yang berjudul Fa-Kao-Chi
menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit dijumpai orang-orang yang beragama
Buddha, yang banyak adalah orang-orang yang beragama Hindu dan sebagian masih
animisme.
• Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 dan 535 telah datang utusan dari
To- lo-mo yang terletak di sebelah selatan.
• Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 dan 669 telah datang
utusaan dari To-lo-mo.

Dari tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah To-lo-mo secara fonetis
penyesuaian kata-katanya sama dengan Tarumanegara.

Maka berdasarkan sumber-sumber yang telah dijelaskan sebelumnya maka dapat


diketahui beberapa aspek kehidupan tentang kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara
diperkirakan berkembang antara tahun 400-600 M. Berdasarkan prasast-prasati tersebut diketahui
raja yang memerintah pada waktu itu adalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman
menurut prasasti Tugu, meliputi hampir seluruh Jawa Barat yang membentang dari Banten,
Jakarta, Bogor dan Cirebon.
9. Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara diperkirakan runtuh pada sekitar abad ke-7 Masehi. Hal ini didasarkan
pada fakta bahwa setelah abad ke-7, berita mengenai kerajaan ini tidak pernah terdengar lagi baik dari
sumber dalam negeri maupun luar negeri . Para ahli berpendapat bahwa runtuhnya Kerajaan
Tarumanegara kemungkinan besar disebabkan karena adanya tekanan dari Kerajaan Sriwijaya yang terus
melakukan ekspansi wilayah.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari apa yang telah kami sampikan tadi, dapat di simpulkan pengaruh kebudayaan India di Indonesia
tidak hanya menunjuk pada perkembangan ajaran Hindu – Budha, tetapi juga pada aspek lain missal
aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebaginya

Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari peninggalan – peninggalan
yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan India

Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam perkembangannya Indonesia
mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri

B. Saran

Dari keberadaanya kerajaan Tarumanegara di wilayah kita pada masa yang lalu. Maka kita wajib
mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku dengan hati yang tulus
serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan dan memelihara budaya nenek
moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti kita ikut mengangkat
derajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama – sama menjaga dan memelihara
peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua

Anda mungkin juga menyukai