Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SEJARAH

KERAJAAN MATARAM ISLAM

Disusun oleh:
Kelompok 4

Nama: Keisha Syabila Ramadhani Izrian


Kelas: X.1

SMA NEGERI 1 PEKANBARU


KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga Makalah Kerajaan Mataram Islam ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini dibuat untuk menyelesaikan tugas bidang studi sejarah dari Bapak Rahmat hidayat
yaitu sejarah Indonesia yang berjudul Makalah Kerajaan Mataram Islam.Karena itu saya
mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada beberapa pihak yang membantu
menyelesaikan makalah ini.saya menyadari bahwa saya masih banyak kekurangan mendasar
pada makalah ini oleh karena itu saya mengundang pembaca untuk memberi saran serta kritik
yang dapat membantu saya.
saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita
sebagai manusia. Semoga Makalah Kerajaan Tarumanegara ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Pekanbaru,15 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan

BAB II PEMBAHASAN

A. Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Islam


B. Masa Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam
C. Raja yang memimpin Kerajaan Mataram Islam
D. Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Masa jaya Kerajaan Mataram Islam


2. Bagaimana masa runtuhnya Kerajaan Mataram Islam
3. Siapa saja yang memimpin Kerajaan Mataram Islam
4. Apa saja Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas penelitian
sejarah mengenai Kerajaan Mataram Islam,untuk mengetahui sejarah apa saja
yang ada pada Kerajaan Mataram Islam,serta menginformasikan suatu
informasi, menganalisis suatu ide dan membujuk pembaca untuk ikut berpikir
secara kritis tentang ide atau topik yang dibahas dalam makalah
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Masa Kejayaan Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan


Purnawarman, yang merupakan raja ketiga. Purnawarman adalah penganut agama Hindu,
aliran Vaisnawa.
Pada 397 masehi, Purnawarman membangun ibu kota kerajaan yang letaknya lebih
dekat ke pantai. Kota itu diberi nama Sundapura, cikal-bakal kata "Sunda" sekarang.
Maharaja Purnawarman adalah raja yang gagah berani, bijaksana, dan sangat
memerhatikan kehidupan rakyatnya.
Pada masa pemerintahannya, dilakukan penggalian Sungai Gomati sepanjang 12 km,
untuk menghindari bencana alam seperti banjir ataupun kekeringan yang pada musim
kemarau. Perekonomian di kerajaan ini juga maju, dibuktikan dengan raja yang
memberikan sedekah 1.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Penduduknya hidup dengan cara bertani dan sistem pemerintahannya pun sudah teratur.
Di bawah kekuasaannya pula, ada 48 kerajaan daerah yang dikuasai Tarumanegara.
Wilayahnya meliputi hampir seluruh Jawa Barat, mulai dari Banten, Jakarta, Bogor, dan
Cirebon. Selain itu, Kerajaan Tarumanegara telah menjalin hubungan diplomatik dengan
Cina. Dengan adanya hubungan diplomatik tersebut berarti juga terjalin hubungan
perdagangan dan pelayaran antara Tarumanegara dan Cina.

(Ilustrasi Purnawarman)

https://id.wikipedia.org/wiki/Purnawarman
B. Masa Runtuhnya Kerajaan Mataram Islam

Kerajaan Taruma Negara sendiri telah mengalami kemunduran ketika dipimpin oleh
Raja Sudawarman. Hal tersebut terjadi karena sang raja tidak peduli terhadapat masalah
masalah dalam kerajaan bawahanya. Lalu Muncul kerajaan baru yang bernama kerajaan
Galuh yang didirikan oleh cucu raja ke 8. Wilayah kerajaan Galuh sendiri awalnya adalah
wilayah Kerajaan Tarumanegara. Dan kerajaan Tarumanegara runtuh pada abad ke 7
karena diserang oleh kerajaan Sriwijaya.

Terdapat dua hal utama yang menjadi penyebab runtuhnya kerajaa Tarumanegara,yaitu:

1. Pertama, hal yang menyebabkan keruntuhan kerajaan ini adalah serangan kerajaan
lain. Salah satu kerajaan yang menyerang kala itu adalah Majapahit saat Tarumanegara
saat berada di bawah kepemimpinan Raja Sudawarman.

2. Faktor kedua penyebab runtuhnya kerajaan Tarumanegara adalah ketika Raja


Linggawarman bertahta, beliau tidak memiliki penerus tahta karena kedua anaknya
adalah perempuan. Oleh karena itu, tahta diberikan kepada salah satu menantunya yakni
Tarusbawa. Namun, Tarusbawa yang saat itu adalah raja dari Kerajaan Sunda lebih
memilih untuk mengembangkan kerajaannya sendiri. Akibatnya, Kerajaan Galuh
meminta untuk memisahkan diri dan Tarumanegara pun tidak dipertahankan lagi.

Dalam Tarumanagara: Latar Sejarah dan Peninggalannya (1991), menurut Hasan Djafar
menerangkan, mulai muncul benih-benih perpecahan di Kerajaan Tarumanegara pada era
pemerintahan Kertawarman (561-628 M).
Beberapa negeri taklukan tidak percaya dengan kemampuan Raja Kertawarman dalam
memimpin pemerintahan dan mengelola wilayah kekuasaan Tarumanegara yang amat
luas.
Munculnya beberapa kerajaan pesaing juga menjadi salah satu faktor penyebab
kemunduran Kerajaan Tarumanegara. Ancaman mulai datang dari Kerajaan Kalingga di
Jawa Tengah, Kerajaan seperti Sriwijaya di Sumatera, dan beberapa kerajaan di
Nusantara lainnya. Kerajaan Tarumanegara akhirnya bubar setelah wafatnya Raja
Linggawarman (666-669M).
C. Raja yang Memimpin Kerajaan Mataram Islam

Tarumanegara mengalami masa pemerintahan oleh 12 raja. Sayangnya, informasi


mengenai silsilah raja-raja Tarumanegara sangat minim.Dari 12 raja, hanya dua di
antaranya yang diketahui merupakan keturunan langsung dari raja sebelumnya. Mereka
adalah Raja Dharmayawarman, putra dari Raja Jayasingawarman, dan Raja
Candrawarman, putra dari Raja Indrawarman. Raja Purnawarman menjadi nama raja
yang paling terkenal dari Kerjaan Tarumanegara.
Berikut ini raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Tarumanegara.:

1. Jayasingawarman (358-382 M)
2. Dharmayawarman (382-395 M)
3. Purnawarman (395-434 M)
4. Wisnuwarman (434-455 M)
5. Indrawarman (455-515 M)
6. Candrawarman (515-535 M)
7. Suryawarman (535-561 M)
8. Kertawarman (561-628 M)
9. Sudhawarman (628-639 M)
10. .Hariwangsawarman (639-640 M)
11. Nagajayawarman (640-666 M)
12. Linggawarman (666-669 M)

D. Peninggalan Kerajaan Mataram Islam

Terdapat tujuh bukti prasasti yang berhubungan dengan kerajaan Tarumanagara


ditemukan di daerah Jawa Barat, Jakarta dan Banten. Prasasti tersebut di antaranya:

1. Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun merupakan batu peringatan yang berasal dari masa Kerajaan
Tarumanegara sekitar abad V Masehi yang ditandai dengan bentuk tapak kaki Raja
Purnawarman.
Prasasti Ciaruteun sekarang ditempatkan pada lahan berpagar seluas sekitar 1.000 m2
dan dilengkapi cungkup berukuran 8 x 8 m.
Prasasti dipahatkan pada sebongkah batu andesit.

2. Prasasti Kebon Kopi I

Prasasti ini ditemukan di Kampung Muara sejak awal abad XIX ketika diadakan
penebangan hutan untuk pembukaan perkebunan kopi.
Pemberitaan mengenai prasasti ini pertama kali dikemukakan oleh N.W. Hoepermans
dalam laporannya yang ditulis pada tahun 1864.
3. Prasasti Jambu

Prasasti Jambu merupakan salah satu prasasti dari tujuh Prasasti Purnawarman. Prasasti
Jambu juga disebut sebagai Prasasti Pasir Koleangkak.
Prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan berbahasa Sanskerta.

4. Prasasti Pasir Awi

Prasasti Pasir Awi merupakan salah satu dari tujuh prasasti peninggalan kerajaan tertua
di barat Pulau Jawa.
Ditemukan kali pertama oleh seorang arkeolog asal Belanda, bernama N.W.
Hoepermans.
Prasasti ini telah ditetapkan menjadi Benda Cagar Budaya peringkat nasional. Berbeda
dengan keenam prasasti lainnya yang hampir seluruhnya berada di dekat aliran sungai,
lokasi prasasti ini justru berada di perbukitan.
Tepatnya di sebelah selatan bukit Pasir Awi (+ 559 mdpl) di kawasan hutan di
perbukitan Cipamingkis Kabupaten Bogor.
5. Prasasti Muara Cianten di dekat Bogor

Prasasti Muara Cianteun merupakan bekas peninggalan Kerajaan Tarumanegara.


Prasasti ini ditemukan di sekitar sungai Cisadane dan berlokasi di Kampung Muara atau
Pasir Muara, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang sudah ada sejak beberapa tahun silam.
Usai Prasasti Cianteun ditemukan dan dilaporkan kepada pemerintah setempat pada
tahun 1864 silam oleh seseorang bernama N.W Hoepermans, laporan mengenai
penemuannya juga dilaksanakan pihak lain yang bernama GP Rouffaer tahun 1909, NJ
Krom tahun 1915, CM Pleyte tahun 1906, RDM Verbeek tahun 1891 serta JFG Brumund
tahun 1868.
6. Prasasti Tugu di Jakarta Utara

Prasasti Tugu ditemukan di Kampung Batutumbuh, Desa Tugu. Kini lokasi penemuan
masuk ke dalam wilayah Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.
Ketika ditemukan prasasti ini terkubur di bawah tanah. Hanya bagian puncak prasasti
yang terlihat di permukaan tanah setinggi sekitar 10 cm.

7. Prasasti Cidanghiang di Pandeglang, Banten

Keberadaan Prasasti Cidanghiang pertama kali berasal dari laporan kepala Dinas
Purbakala Toebagoes Roesjan pada tahun 1947.
Pada tahun 1954, ahli epigrafi dari Dinas Purbakala datang ke tempat prasasti ini
ditemukan yaitu di tepi sungai Cidanghiang, Lebak, Munjul, Pandeglang.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai