Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KERAJAAN MATARAM

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. Aryan Sastra Wardana


2. Jannicka Putri Sholeha
3. Nadine Miftahul Shifa
4. Tasyah Maharani Adam

Guru Pengampuh :

Mardiana, S.Pd

SMA NEGERI 3 PRABUMULIH TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Berkat rahmat dan hidayah nya kami dapat menyelesaikan makalah
“Kerajaan Mataram” tepat pada waktu nya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh Ibu Mardiana, S.Pd selaku guru mata pelajaran Sejarah. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah dan memperluas wawasan kami semua sebagai
penulis khususnya dan pembaca mengenai Kerajaan Mataram.
Kami semua mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mardiana, S.Pd yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami semua menyadari bahwa masih ada beberapa
pengetahuan yang belum kami ketahui didalam materi ini. Juga terima kasih bagi yang
sudah menyumbangkan dan berkontribusi untuk semua ide-ide dan refrensi yang di
dapatkan dengan usaha dan kerja keras semua orang sehingga makalah ini dapat di
selesaikan dengan baik.
Meskipun makalah ini telah di selesaikan dengan baik, jika Ibu Guru atau pembaca
yang telah membaca makalah ini menemukan kesalahan baik dari segi teknik penulisan
maupun isi, maka kami mohon maaf kepada kalian semua. Oleh karena itu, kritik dan
saran akan kami persilahkan agar makalah yang akan dibuat selanjutnya dapat menjadi
lebih baik dan lebih baik lagi.

Prabumulih,13 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi i

Bab I Pendahuluan 1

A.Latar Belakang 1

B.Rumusan masalah 1

C.Tujuan 1

Bab II Pembahasan 2

A.Letak dan berdirinya Kerajaan Mataram 2

B.Raja Kerajaan Mataram 3

C.Kehidupan Politik 3

D.Kehidupan Sosial 4

E.Kehidupan Budaya 5

F.Kehidupan Ekonomi 5

G.Peninggalan Kerajaan Mataram 6

Bab III Penutup 7

A. Kesimpulan 7
B. Saran 7
Daftar Pustaka 4
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdirinya kerajaan mataram kuno diwarnai oleh balas dendaam dan perebutan
kekuasaan.Raja pertama kerajaan tersebut, Sanjaya adalah keponakan raja yang memerintah di
jawa, Sanna, dari kerajaan Galuh. Saat itu kerajaan tersebut mengalami kekacauan apalagi raja
Sanna sempat digulingkan terlebih dahulu oleh saudaranya Purbasora. Sanjaya, yang dibawa lari
ibunya bersama Sanna, ke kerajaan Sunda, berniat menuntut balas atas Purbasora dan
keluarganya. Sebuah niat yang berhasil diwujudkan setelah dia menjadi Raja Sunda (istrinya
adalah dari Raja Sunda, Tarusbawa) dan mendapat dukungan penih dari kerajaan di Jawa Tengah
dan mewarisi wilayah kerajaan dari ibunya, yang merupakan saudara Raja Galuh, Sanna di
mataram. Maka, berdirilah kerajaan yang juga disebut Medang tersebut di tahun 752 M.

B. Rumusan Masalah
1. Dimana letak dan kapan berdirinya Kerajaan Mataram ?
2. Siapa saja Raja yang pernah memimpin Kerajaan Mataram?
3. Bagaimana kehidupan politik, sosial, ekonomi dan budaya Kerajaan Mataram?
4. Apa saja peninggalan Kerajaan Mataram?

C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui letak Kerajaan Mataram.
2. Agar dapat mengenal dan mengetahui siapa saja raja yang pernah memimpin Kerajaan
Mataram.
3. Agar dapat mengetahui bagaimana saja kehidupan politik, sosial & budaya, dan ekonomi
yang ada di Kerajaan Mataram pada masa itu.
4. Agar dapat melihat dan mengetahui apa saja peninggalan Kerajaan Mataram.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Letak dan berdirinya Kerajaan Mataram kuno

Kerajaan Mataram terletak di pedalaman Jawa Tengah, di sekitar daerah yang banyak
di aliri sungai, seperti sungai Progo, Bogowonto, dan Bengawan Solo. Daerah ini juga di
kelilingi oleh Pegunungan.
Kerajaan Mataram didirikan oleh Danang Sutawijaya pada sekitar tahun 1586, dari
abad ke-8 sampai abad ke-11. Sutawijaya adalah anak dari Ki Ageng Pamanahan yang
mendapat kepercayaan dari Raja Kerajaan Pajang Sultan Hadiwijaya untuk memimpin
wilayah Hutan Mentaok. Sutawijaya memberi nama kawasan Hutan Mentaok menjadi
Mataram, dan dia mendapat gelar Panembahan Senopati.
Pada suatu ketika terjadi huru-hara perebutan penerus tahta kekuasaan di Kerajaan
Pajang antara Pangeran Benowo dengan Arya Pangiri. Pada tahun 1583 Arya Pangiri
menjadi Raja Kerajaan Pajang menggantikan Sultan Hadiwijaya. Namun selama berkuasa
dia mengabaikan kepentingan rakyat sehingga membuat Pangeran Benowo yang ketika
itu menjadi penguasa di Jipang memberontak.
Dengan dibantu oleh Panembahan Senopati, Pangeran Benowo menyerang Pajang
yang dipimpin Arya Pangiri. Pajang berhasil dikalahkan dan Pangeran Benowo
dinobatkan menjadi raja ketiga.
Namun kekuasaan Pangeran Benowo tidak berlangsung lama, sebab dia lebih memilih
untuk menyebarkan agama Islam. Pada tahun 1586 kekuasaan Pangeran Benowo di
Pajang berakhir tanpa meninggalkan putra mahkota.
Panembahan Senopati atau Sutawijaya kemudian menjadikan Pajang sebagai negeri
bawahan Mataram. Sejak saat itulah kemudian resmi didirikan Kerajaan Mataram.
Kerajaan Mataram resmi berdiri sekitar tahun 1586 dan dipimpin oleh Panembahan
Senopati, seperti tertulis dalam buku Kitab Terlengkap Sejarah Mataram oleh Soedjipto
Abimanyu.
Sebutan “Mataram Kuno” atau “Mataram Hindu” adalah untuk membedakannya
dengan kerajaan Mataram Islam yang berdiri pada abad XVI. Kerajaan Mataram ini
runtuh pada awal abad XI
B. Raja Kerajaan Mataram
Berikut ini silsilah raja Kerajaan Mataram Kuno saat berpusat di Jawa Tengah.

1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)

2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)


3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan/ Dharmatungga (780-800 M)
4. Sri Maharaja Rakai Warak/ Indra (Syailendra) (800-820 M)
5. Sri Maharaja Rakai Garung/ Samaratungga (820-840 M)
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan dan Maharatu Pramodawardhani (840-856 M)
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala (856-882 M)
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-899 M)
9. Sri Maharaja Rakai Watukara Dyah Balitung (898-915 M)
10. Raja Daksa (915-919 M)
11. Raja Tulodong (919-924 M)
12. Raja Sumba Dyah Wawa (924 M)

C. Kehidupan Politik Kerajaan Mataram

Kerajaan Mataram Kuno dikenal sebagai kerajaan yang toleran dalam hal beragama.
Sebab, di Kerajaan Mataram Lama berkembang agama Buddha dan Hindu secara berdampingan.
Kerajaan ini diperintah oleh dua dinasti, yaitu Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti
Syailendra yang beragama Buddha.
Berdasarkan interpretasi terhadap prasasti-prasasti bahwa kedua dinasti itu saling
bersaing berebut pengaruh dan kadang-kadang memerintah bersama-sama. Asal usul Dinasti
Sanjaya tercantum dalam prasasti Canggal (732 M) yang menyebutkan bahwa Sanjaya adalah
keponakan Sanna (anak dari Sannaha). Dinasti Syailendra sendiri tercantum dalam prasasti
Sojomerto (tidak berangka tahun), isinya menceritakan tentang Dapuntahyang Syailendra.
Berdasarkan Prasasti Canggal (732 M), terletak di atas Gunung Wukir, Kecamatan Salam
Magelang, diketahui bahwa raja pertama dari Dinasti Sanjaya adalah Sanjaya yang memerintah
di ibu kota bernama Medang. Prasasti itu juga menceritakan tentang pendirian sebuah lingga
(lambang dewa Syiwa) di atas bukit di wilayah Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya pada tanggal 6
Oktober 732.

Disebutkan juga tentang Pulau Jawa yang subur dan banyak menghasilkan gandum atau
padi dan kaya akan tambang emas, yang mula-mula diperintah oleh Raja Sanna. Setelah Raja
Sanna meninggal, ia digantikan oleh Raja Sanjaya, anak saudara perempuan Raja Sanna. Raja
Sanjaya adalah seorang raja yang gagah berani yang telah menaklukkan raja di sekelilingnya dan
menjadikan kemakmuran bagi rakyatnya . Menurut Carita Parahyangan (buku sejarah Pasundan),
disebutkan Sanna berasal dari Galuh (Ciamis).
Selain prasasti Canggal, ada juga prasasti Kalasan (778 M) yang terdapat di sebelah timur
Yogyakarta. Dalam prasasti itu disebutkan Raja Panangkaran dengan nama Syailendra Sri
Maharaja Dyah Pancapana Rakai Panangkaran. Hal itu menunjukkan bahwa raja-raja keturunan
Sanjaya termasuk keluarga Syailendra.

Menurut prasasti Kedu dapat diketahui bahwa Raja Sanjaya digantikan oleh Rakai
Panangkaran. Selanjutnya salah seorang keturunan raja Dinasti Syailendra yang bernama Sri
Sanggrama Dhananjaya berhasil menggeser kekuasaan Dinasti Sanjaya yang dipimpin Rakai
Panangkaran pada tahun 778. Sejak saat itu, Kerajaan Mataram dikuasai sepenuhnya oleh Dinasti
Syailendra.

Tahun 778 sampai dengan tahun 856 sering disebut sebagai pemerintahan selingan.
Sebab, antara Dinasti Syailendra dan Dinasti Sanjaya silih berganti berkuasa. Dinasti Syailendra
yang beragama Buddha mengembangkan Kerajaan Mataram Lama yang berpusat di Jawa
Tengah bagian selatan, sedangkan Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu mengembangkan
kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah bagian Utara.

Puncak kejayaan Dinasti Sanjaya terjadi pada masa pemerintahan Raja Dyah Balitung
yang menguasai Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ia mendirikan candi Prambanan dan Loro
Jonggrang menurut model candi-candi Syailendra. Masa pemerintahan raja-raja Mataram
setelah Dyah Balitung tidak terlalu banyak sumber yang menceritakannya. Yang dapat diketahui
adalah nama-nama raja yang memerintah, yakni, Daksa (913-919), Wawa (919-924), Tulodhong
(924-929), sampai Mpu Sindok pada tahun 929 M memindahkan ibu kota kerajaan dari Medang
ke Daha (Jawa Timur) dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Isanawangsa.

D. Kehidupan Sosial Kerajaan Mataram

Kehidupan sosial Kerajaan Mataram Kuno ditandai dengan adanya pembagian golongan
masyarakat berdasarkan kasta, yakni kasta brahmana, ksatria, waisya, dan sudra. Di samping itu,
ada pula stratifikasi sosial berdasarkan kedudukan seseorang di dalam masyarakat, baik
kedudukan di dalam struktur birokrasi kerajaan maupun berdasarkan kekayaan materi.

Stratifikasi sosial masyarakat Mataram Kuno juga bersifat kompleks dan tumpang tindih.
Salah satu contohnya, ada kasta ksatria yang dapat menduduki jabatan keagamaan di tingkat
pusat dan dapat menjadi pertapa yang tinggal di suatu biara.

Menurut berita China, ibu kota Kerajaan Mataram Kuno dikelilingi tembok dari batu bata
dan kayu. Di dalamnya terdapat istana tempat tinggal raja dan keluarganya, serta para abdi
kerajaan. Di luar istana, terdapat kediaman putra mahkota dan para pejabat tinggi kerajaan yang
menjadi elite birokrasi tertinggi. Masih di dalam tembok kota, terdapat tempat tinggal para
pejabat sipil yang jumlahnya mencapai ratusan.
Hubungan rakyat dengan raja tidak bersifat langsung. Raja hanya menggelar pertemuan
dengan petinggi kerajaan. Dalam pertemuan itulah, para pejabat menyampaikan aspirasi rakyat
dan raja akan mengeluarkan titahnya setelah mendapat pertimbangan dari penasihat dan pejabat
yang hadir. Di luar tembok kota, barulah terdapat desa-desa tempat penduduk tinggal yang diatur
oleh pejabat desa.

E. Kehidupan Budaya Kerajaan Mataram

Kebudayaan Kerajaan Mataram Kuno Kerajaan Mataram Kuno memiliki kebudayaan


yang bernilai sangat tinggi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya peninggalan berupa prasasti
dan candi yang masih bisa disaksikan hingga sekarang. Jumlah prasasti peninggalan Kerajaan
Mataram Kuno sangat banyak, mungkin mencapai ratusan. Begitu pula dengan candi-candi
peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang masih berdiri megah hingga saat ini.

Candi-candi Kerajaan Mataram Kuno ada yang bercorak Hindu ada pula yang bercorak
Buddha. Beberapa candi peninggalan Mataram Kuno yang terkenal yakni Candi Borobudur,
Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi Sewu, Candi Pawon, dan masih banyak lainnya.

Selain itu, di Kerajaan Mataram Kuno juga berkembang seni sastra dan seni pertunjukan.
Salah satu hasil seni sastra peninggalan Kerajaan Mataram Kuno adalah Kitab Ramayana
Kakawin yang diduga berasal dari masa pemerintahan Raja Dyah Balitung (899-911).

Di masa pemerintahan Dinasti Isyana di Jawa Timur, dihasilkan karya sastra berjudul
Sang Hyang Kamahayanikan yang berisi tentang agama Buddha Mahayana.

Dari relief Candi Prambanan dan Borobudur, diketahui tentang adanya bermacam-macam
seni pertunjukan pada masa Kerajaan Mataram Kuno. Seni pertunjukan yang ada saat itu adalah
pertunjukan wayang, kemudian tari-tarian yang biasanya ditampilkan dalam upacara penetapan
sima (tanah bebas pajak).

F. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Mataram

Dalam lapangan ekonomi, kerajaan Mataram mengembangkan perekonomian agraris


karena letaknya di pedalaman dan daerah yang subur tetapi pada perkembangan berikutnya,
Mataram mulai mengembangkan kehidupan pelayaran, hal ini terjadi pada masa pemerintahan
Balitung yang memanfaatkan sungai Bengawan Solo sebagai lalu lintas perdagangan menuju
pantai utara Jawa Timur. Buktinya dari prasasti Wonogiri (903 M) diterangkan bahwa desa-desa
di kanan kiri Sungai Bengawan Solo dibebaskan membayar pajak dengan kewajiban menjamin
kelancaran hubungan lalu lintas yang melewati Sungai Bengawan Solo. Juga dapat diamati pada
relief kapal dagang di Candi Borobudur.
Sumber kekayaan lain adalah pajak yang dipungut sehabis panen setahun 2 kali pada
bulan Asuji dan Kartikka (Oktober - November). Barang-barang yang dikenai pajak antara lain:
hasil bumi (pangguhan), tanah, perdagangan, dan usaha kerajinan. Petugas pemungut pajak di
Watak adalah Panurang, sedang di pusat diurus oleh Pankur, Tawan dan Tirip.

Pada saat Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh Wangsa Syailendra pada tahun 850 M
barulah mulai memakai koin-koin emas dan perak sebagai alat tukarnya.

G. Peninggalan Kerajaan Mataram

Peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno berupa prasasti dan candi, di


antaranya:

1. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa sanskerta berangka tahun
723 M, menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja.

2. Prasasti Kalasan, ditemukan di desa kalasan yogyakarta berangka 778 M, ditulis dalam
huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sanskerta.

3. Prasasti Mantyasih di temukan di Mantyasih, Kedu, Jawa Tengah berangka tahun 907
M menggunakan bahasa Jawa Kuno.

4. Prasasti Klurak, ditemukan di Desa Prambanan berangka tahun 782 M ditulis huruf
Pranagari dan bahasa Sanskerta.

Candi-candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno antara lain, Candi Kalasan,


Candi Plaosan, Candi, Prambanan, Candi Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan, Candi
Sojiwan, Candi Barong dan tentunya yang paling kolosal adalah Candi Borobudur.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan tentang kerajaan Mataram kuno yaitu:

 Kerajaan Mataram Kuno adalah bagian dari salah satu kerajaan yang memiliki corak
Hindu dan Bundha.
 Kerajaan Mataram Kuno pada awalnya yaitu pada abad ke 8 berdiri di wilayah pulau
Jawa yaitu di wilayah yang sekarang termasuk dalam wilayah Jawa Tengah.
 Kerajaan Mataram Kuno menggunakan salah satu jenis mata uang pada saat itu yang
terbuat dari emas dan perak.
 Kerjaan Mataram kuno menjadi salah satu sumber sejarah bagi kehidupan di Indonesia
dan menjadi sumber pembelajaran.

B. Saran
Saran untuk para pelajar atau siswa/i maupun orang dewasa agar tidak melupakan Sejarah
atau pun peninggalan bangsa kita, dan berusaha menjagadan melestarikan sejarah yang ada di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

1) Buku IPS Sejarah Erlangga


2) https://brainly.co.id/tugas/152445
3) https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6264890/kerajaan-mataram-sejarah-berdiri-
hingga-kisah-pertempuran-dengan-belanda/amp
4) https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/01/165906479/raja-raja-kerajaan-mataram-
kuno?page=3
5) https://www.materisma.com/2014/02/sejarah-kerajaan-mataram-kuno.html
6) https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/25/230000779/kehidupan-sosial-budaya-
kerajaan-mataram-kuno?page=3
7) https://seniwenboyo.blogspot.com/2019/10/kehidupan-ekonomi-budaya-kerajaan.html?
m=1
8) https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6443588/kerajaan-mataram-kuno-sejarah-letak-
raja-raja-dan-peninggalannya/amp

Anda mungkin juga menyukai