Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Kerajaan Mataram kuno

Di susun oleh

Kelompok 5

Muhammad affan awaluddin

Ilham bagus santoso

Syaikhunal khabib achmad kholik


KATA PENGANTAR

Puji-puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah kami memuji dan hanya
kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa shalawat serta salam kami haturkan pada
junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua
sebagai petunjuk menjalani kehidupan.

Dengan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul "KERAJAAN MATARAM KUNO"
guna memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang di ampu oleh Bapak M.ARIS NUR
FATHONI, SPDI

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Kami menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca agar perbaikan dapat
dilakukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Jombang, 23 Agustus 2022

Penulis

Daftar Isi

Kata pengantar

Daftar isi

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan masalah
D. Metode penulisan

Bab 2 Pembahasan

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno


B. Proses Berkembangnya Kerajaan Mataram Kuno
C. Kehidupan Rakyat Mataram Kuno
D. Penyebab runtuhnya Kerjaan Mataram Kuno
E. Peninggalan Kerajaan Mataram

Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar pustaka

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Kerajaan Mataram kuno adalah kerajaan zaman hindu yang banyak meninggalkan sejarah
melalui prasasti yang ditemukan. Sejak abad 10 kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur dimulai
dari pemerintahan Mpu Sindok yang kemudian di gantikan oleh Sri Lokapala. Selanjutnya adalah
Makuthawangsa Wardhana, terakhir adalah Dharmawangsa Teguh sebagai penutup Kerajaan
Mataram Kuno atau medang. Secara umun kerajaan Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3
dinasti yang pernah berkuasa pada waktu itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan
Wangsa Isyana. Wangsa Isyana merupakan dinasti yang berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno
setelah berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Mataram Kuno atau Mataram (Hindu)
merupakan sebutan untuk dua dinasti, yakni Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra, yang
berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan. Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu didirikan oleh
Sanjaya pada tahun 732. Beberapa saat kemudian, Dinasti Syailendra yang bercorak Buddha
Mahayana didirikan oleh Bhanu pada tahun 752. Kedua dinasti ini berkuasa berdampingan
secara damai. Nama Mataram sendiri pertama kali disebut pada prasasti yang ditulis di masa
raja Balitung. Pada umumnya para sejarawan menyebut ada tiga dinasti yang pernah berkuasa
di Kerajaan Medang, yaitu Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra pada periode Jawa Tengah,
serta Wangsa Isyana pada periode Jawa Timur. Istilah Wangsa Sanjaya merujuk pada nama raja
pertama Medang, yaitu Sanjaya. Dinasti ini menganut agama Hindu aliran Siwa. Menurut teori
van Naerssen, pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran (pengganti Sanjaya sekitar tahun
770-an), kekuasaan atas Medang direbut oleh Wangsa Sailendra yang beragama Buddha
Mahayana. Mulai saat itu Wangsa Sailendra berkuasa di Pulau Jawa, bahkan berhasil pula
menguasai Kerajaan Sriwijaya di Pulau Sumatra. Sampai akhirnya, sekitar tahun 840-an, seorang
keturunan Sanjaya bernama Rakai Pikatan berhasil menikahi Pramodawardhani putri mahkota
Wangsa Sailendra. Berkat perkawinan itu ia bisa menjadi raja Medang, dan memindahkan
istananya ke Mamrati. Peristiwa tersebut dianggap sebagai awal kebangkitan kembali Wangsa
Sanjaya. Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berdiri sejak awal abad ke-8, Pada awal
berdirinya, kerjaan ini berpusat di Jawa Tengah. Akan tetapi, pada abad ke-10 pusat Kerajaan
Mataram Kuno pindah ke Jawa Timur. Kerajaan Mataram Kuno mempunyai dua latar belakang
keagamaan yang berbeda, yakni agama Hindu dan Buddha. Peninggalan bangunan suci dari
keduanya, antara lain Candi Gedong Sanga, Kompleks Candi Dieng, dan Kompleks Candi
Prambanan yang berlatar belakang Hindu. Adapun yang berlatar belakang agama Buddha,
antara lain Candi Kalasan, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Sewu, dan Candi Plaosan.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno ? 
2. Bagaimana proses berkembangnya Kerajaan Mataram Kuno ?
3. Bagaimana kehidupan rakyat Kerajaan Mataram Kuno pada saat itu ?
4. Apa penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno ?
5. Apa saja peninggalan - peninggalan Kerajaan Mataram Kuno?
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno
2. Mengetahui proses berkembangnya Kerajaan Mataram Kuno
3. Mengetahui kehidupan rakyat Kerajaan Mataram Kuno pada saat itu
4. Mengetahui penyebab runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno
5. Mengetahui peninggalan - peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
D. Metode penulisan
Penulis menggunakan matode studi pustaka yaitu mengumpulkan informasi dan data dengan
bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti
dokumen,catatan,majalah,kisah-kisah sejarah.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno


Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berada di wilayah aliran sungai-sungai Bogowonto, Progo,
Elo, dan Bengawan Solo di Jawa Tengah. Keberadaan kerajaan ini dapat diketahui dari Prasasti
Canggal. Prasasti berangka tahun 732 Masehi ini menyebutkan bahwa kerajaan itu pada awalnya
dipimpin oleh Sana. Setelah kematiannya, tampuk kekuasaan dipegang oleh keponakannya,
Sanjaya. Pada masa pemerintahan Sri Maharaja Rakai Panangkaran berdiri pula sebuah dinasti
baru di Jawa Tengah, yaitu Dinasti Syailendra yang beragama Budha. Perkembangan kekuasaan
dinasti tersebut di bagian selatan Jawa Tengah menggeser kedudukan Dinasti Sanjaya yang
beragama Hindu hingga ke bagian tengah Jawa Tengah. Akhirnya, untuk memperkuat
kedudukan masing-masing, kedua dinasti itu sepakat bergabung. Caranya adalah melalui
pernikahan antara Raja Putri Pramodharwani dari pihak Syailendra dengan Rakai Pikatan dari
dinasti saingannya.
Kerajaan Mataram Kuno terkenal keunggulannya dalam pembangunan candi agama Budha dan
Hindu. Candi yang diperuntukan bagi agama Budha antara lain Candi Borobudur, yang dibangun
oleh Samaratungga dari Dinasti Syailendra. Candi Hindu yang dibangun antara lain Candi
RoroJongrang di Prambanan, yang dibangun oleh Raja Pikatan. Pada zaman pemerintahan Raja
Rakai Wawa terjadi banyak kekacauan di daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan
Kerajaan Mataram Kuno sementara ancaman dari luar mengintainya. Keadaan menjadi semakin
buruk setelah kematian sang raja akibat perebutan kekuasaan di kalangan istana. Akhirnya,
pengganti Raja Wawa yang bernama Mpu Sindok mengambil keputusan untuk memindahkan
pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Di sana ia membangun sebuah dinasti
baru yang bernama Isyana.
Kerajaan mataram kuno dipimpin pertama kali oleh Raja Sanjaya yang terkenal sebagai seorang
raja yang besar. Ia adalah penganut Hindu Syiwa yang taat. Setelah Rakai Mataram Sang Ratu
Sanjaya meninggal dunia, beliau kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Sankhara
yang bergelar Rakai Panangkaran Dyah Sonkhara Sri Sanggramadhanjaya. Raja Panangkaran
lebih progresif dan bijaksana daripada Sanjaya sehingga Mataram Kuno lebih cepat
berkembang. Daerah-daerah sekitar Mataram Kuno segera ditaklukkan, seperti kerajaan Galuh
di Jawa Barat dan Kerajaan Melayu di Semenanjung Malaya.Ketika Rakai Panunggalan berkuasa,
kerajaan Mataram Kuno mulai mengadakan pembangunan beberapa candi megah seperti candi
Kalasan, candi Sewu, candi Sari, candi Pawon, candi Mendut, dan Candi Borobudur.
Kemudian setelah Rakai Panunggalan meninggal, beliau digantikan oleh Rakai Warak. Pada
zaman pemerintahan Rakai Warak, ia lebih mengutamakan agama Buddha dan Hindu sehingga
pada saat itu banyak masyarakat yang mengenal agama tersebut. Setelah Rakai Warak
meninggal kemudian digantikan oleh Rakai Garung.
Setelah Rakai Garung meninggal ia digantikan oleh Rakai Pikatan. Berkat kecakapan dan
keuletan Rakai Pikatan, semangat kebudayaan Hindu dapat dihidupkan kembali. Kekuasaannya
pun bertambah luas meliputi seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur serta ia pun memulai
pembangunan candi Hindu yang lebih besar dan indah yaitu candi Prambanan (Candi Lara
Jonggrang) di desa Prambanan. Setelah Raja Pikatan wafat ia digantikan oleh Rakai Kayuwangi.
Pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi Kerajaan banyak menghadapi masalah dan berbagai
persoalan yang rumit sehingga timbullah benih perpecahan di antara keluarga kerajaan. Selain
itu zaman keemasan Mataram Kuno mulai memudar serta banyak terjadi perang saudara.
2. Proses Berkembangnya Kerajaan Mataram Kuno
a. Dinasti Sanjaya
Istilah Wangsa Sanjaya diperkenalkan oleh sejarawan bernama Dr. Bosch dalam
karangannya yang berjudul Sriwijaya, de Sailendrawamsa en de Sanjayawamsa (1952). Ia
menyebutkan bahwa, di Kerajaan Medang terdapat dua dinasti yang berkuasa, yaitu dinasti
Sanjaya dan Sailendra. Istilah Wangsa Sanjaya merujuk kepada nama pendiri Kerajaan
Medang, yaitu Sanjaya yang memerintah sekitar tahun 732. Berdasarkan Prasasti Canggal
(732 M) diketahui Sanjaya adalah penerus raja Jawa Sanna, menganut agama Hindu aliran
Siwa, dan berkiblat ke Kunjarakunja di daerah India, dan mendirikan Shivalingga baru yang
menunjukkan membangun pusat pemerintahan baru.
Menurut penafsiran atas naskah Carita Parahyangan yang disusun dari zaman kemudian,
Sanjaya digambarkan sebagai pangeran dari Galuh yang akhirnya berkuasa di Mataram. Ibu
dari Sanjaya adalah Sanaha, cucu Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga di Jepara. Ayah dari
Sanjaya adalah Sena/Sanna/Bratasenawa, raja Galuh ketiga. Sena adalah putra
Mandiminyak, raja Galuh kedua (702-709 M). Dikemudian hari, Sanjaya yang merupakan
penerus Kerajaan Galuh yang sah, menyerang Galuh dengan bantuan Tarusbawa, raja
Sunda. Penyerangan ini bertujuan untuk melengserkan Purbasora. Saat Tarusbawa
meninggal pada tahun 723, kekuasaan Sunda dan Galuh berada di tangan Sanjaya. Di
tangannya, Sunda dan Galuh bersatu kembali. Tahun 732, Sanjaya menyerahkan kekuasaan
Sunda-Galuh kepada putranya Rarkyan Panaraban (Tamperan). Di Kalingga, Sanjaya
memegang kekuasaan selama 22 tahun (732-754), yang kemudian diganti oleh puteranya
dari Déwi Sudiwara, yaitu Rakai Panangkaran. Secara garis besar kisah dari Carita
Parahyangan ini sesuai dengan prasasti Canggal. Rakai Panangkaran dikalahkan oleh dinasti
pendatang dari Sumatra yang bernama Wangsa Sailendra. Berdasarkan penafsiran atas
Prasasti Kalasan (778 M), pada tahun 778 raja Sailendra yang beragama Buddha aliran
Mahayana memerintah Rakai Panangkaran untuk mendirikan Candi Kalasan.
Sejak saat itu Kerajaan Medang dikuasai oleh Wangsa Sailendra. Sampai akhirnya seorang
putri mahkota Sailendra yang bernama Pramodawardhani menikah dengan Rakai Pikatan,
seorang keturunan Sanjaya, pada tahun 840–an. Rakai Pikatan kemudian mewarisi takhta
mertuanya. Dengan demikian, Wangsa Sanjaya kembali berkuasa di Medang.
b. Dinasti Syailendra
Selama ini kerajaan Medang dianggap diperintah oleh dua wangsa yaitu Wangsa Sailendra
yang beragama Buddha dan Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu Siwa, pendapat ini
pertama kali diperkenalkan oleh Bosch. ada awal era Medang atau Mataram Kuno, wangsa
Sailendra cukup dominan di Jawa Tengah. Menurut para ahli sejarah, wangsa Sanjaya
awalnya berada di bawah pengaruh kekuasaan wangsa Sailendra. Mengenai persaingan
kekuasaan tersebut tidak diketahui secara pasti, akan tetapi kedua-duanya sama-sama
berkuasa di Jawa Tengah. Sementara Poerbatjaraka menolak anggapan Bosch mengenai
adanya dua wangsa kembar berbeda agama yang saling bersaing ini. Menurutnya hanya ada
satu wangsa dan satu kerajaan, yaitu wangsa Sailendra dan Kerajaan Medang. Sanjaya dan
keturunannya adalah anggota Sailendra juga. Ditambah menurut Boechari, melalui
penafsirannya atas Prasasti Sojomerto bahwa wangsa Sailendra pada mulanya memuja
Siwa, sebelum Panangkaran beralih keyakinan menjadi penganut Buddha Mahayana.
Raja-raja yang berkuasa dari keluarga Sailendra tertera dalam prasasti Ligor, prasasti
Nalanda maupun prasasti Klurak, sedangkan raja-raja dari keluarga Sanjaya tertera dalam
prasasti Canggal dan prasasti Mantyasih. Berdasarkan candi-candi, peninggalan kerajaan
Mataram Kuno dari abad ke-8 dan ke-9 yang bercorak Budha (Sailendra) umumnya terletak
di Jawa Tengah bagian selatan, sedangkan yang bercorak Hindu (Sanjaya) umumnya terletak
di Jawa Tengah bagian utara. Berdasarkan penafsiran atas prasasti Canggal (732 M) Sanjaya
memang mendirikan Shivalingga baru (Candi Gunung Wukir), artinya ia membangun dasar
pusat pemerintahan baru. Hal ini karena raja Jawa pendahulunya, Raja Sanna wafat dan
kerajaannya tercerai-berai diserang musuh. Saudari Sanna adalah Sannaha, ibunda Sanjaya,
artinya Sanjaya masih kemenakan Sanna. Sanjaya mempersatukan bekas kerajaan Sanna,
memindahkan ibu kota dan naik takhta membangun kraton baru di Mdang i Bhumi
Mataram. Hal ini sesuai dengan adat dan kepercayaan Jawa bahwa kraton yang sudah
pernah pralaya, diserang, kalah dan diduduki musuh, sudah buruk peruntungannya sehingga
harus pindah mencari tempat lain untuk membangun kraton baru.
Hal ini serupa dengan zaman kemudian pada masa Mataram Islam yang meninggalkan
Kartasura yang sudah pernah diduduki musuh dan berpindah ke Surakarta. Perpindahan
pusat pemerintahan ini bukan berarti berakhirnya wangsa yang berkuasa. Hal ini sama
dengan Airlangga pada zaman kemudian yang membangun kerajaan baru, tetapi ia masih
merupakan keturunan wangsa penguasa terdahulu, kelanjutan Dharmawangsa yang juga
anggota wangsa Isyana. Maka disimpulkan meski Sanjaya memindahkan ibu kota ke
Mataram, ia tetap merupakan kelanjutan dari wangsa Sailendra yang menurut prasasti
Sojomerto didirikan oleh Dapunta Selendra. Pada masa pemerintahan raja Indra (782-812),
puteranya, Samaratungga, dinikahkan dengan Dewi Tara, puteri Dharmasetu, Maharaja
Sriwijaya. Prasasti yang ditemukan tidak jauh dari Candi Kalasan memberikan penjelasan
bahwa candi tersebut dibangun untuk menghormati Tara sebagai Bodhisattva wanita.
Pada tahun 790, Sailendra menyerang dan mengalahkan Chenla (Kamboja Selatan),
kemudian sempat berkuasa di sana selama beberapa tahun. Candi Borobudur selesai
dibangun pada masa pemerintahan raja Samaratungga (812-833). Borobudur merupakan
monumen Buddha terbesar di dunia, dan kini menjadi salah satu kebanggaan bangsa
Indonesia. Dari hasil pernikahannya dengan Dewi Tara, Samaratungga memiliki putri
bernama Pramodhawardhani dan putra bernama Balaputradewa. Balaputra kemudian
memerintah di Sriwijaya, maka selain pernah berkuasa di Medang, wangsa Sailendra juga
berkuasa di Sriwijaya.

3. Kehidupan Rakyat Mataram Kuno


Rakyat Mataram menggantungkan kehidupannya pada hasil pertanian. Hal ini mengakibatkan
banyak kerajaan-kerajaan serta daerah lain yang saling mengekspor dan mengimpor hasil
pertaniannya.Usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil pertanian telah dilakukan
sejak masa pemerintahan Rakai Kayuwangi. Yang diperdagagkan pertama-tama hasil bumi,
seperti beras, buah-buahan, sirih pinang, dan buah mengkudu.Juga hasil industry rumah tangga,
seperti alat perkakas dari besi dan tembaga, pakaian,paying,keranjang, dan barang-barang
anyaman, gula, arang, dan kapur sirih. Binatang ternak seperti kerbau, sapi, kambing, itik, dan
ayam serta telurnya juga di perjual belikan.
Usaha perdagangan juga mulai mendapat perhatian ketika Raja Balitung berkuasa.Raja telah
memerintahkan untuk membuat pusat-pusat perdagangan serta penduduk disekitar kanan-kiri
aliran Sungai Bengawan Solo diperintahkan untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas
perdagangan melalui aliran sungai tersebut.Sebagai imbalannya, penduduk desa di kanan-kiri
sungai tersebut dibebaskan dari pungutan pajak.Lancarya pengangkutan perdagangan melalui
sungai tersebut dengan sendirinya akan menigkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat
Mataram Kuno.
4. Penyebab runtuhnya Kerjaan Mataram Kuno
a. disebabkan oleh letusan gunung Merapi yang mengeluarkan lahar. Kemudian lahar tersebut
menimbun candi-candi yang didirikan oleh kerajaan, sehingga candi-candi tersebut menjadi
rusak.
b. runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh krisis politik yang terjadi tahun 927-929 M.
c. runtuhnya kerajaan dan perpindahan letak kerajaan dikarenakan pertimbangan ekonomi. Di
Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang terdapat sungai besar dan tidak terdapatnya
pelabuhan strategis.Sementara di Jawa Timur, apalagi di pantai selatan Bali merupakan jalur
yang strategis untuk perdagangan, dan dekat dengan daerah sumber penghasil komoditi
perdagangan.

5. Peninggalan Kerajaan Mataram


a. Candi Sewu
Terletak di kawasan sekitar candi Prambanan, tepatnya di Desa Bugisan, Kec. Prambanan,
Kab. Klaten, Jawa Tengah. Candi Sewu adalah candi Budha terbesar kedua setelah
Borobudur.
b. Candi Arjuna
Terletak di kompleks Percandian Arjuna,tepatnya di Dataran Tinggi Dieng, Kab.
Banjarnegara, Jawa Tengah. Candi Hindu satu ini mirip dengan candi-candi di kompleks
Gedong Sanga.
c. Candi Bima
Terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah. Candi ini
dikatakan memiliki banyak keunikan, misalnya dalam hal arsitekturnya yang mirip dengan
candi-candi yang ada di India.
d. Candi Borobudur
Candi peninggalan Kerajaan Mataram Lama yang satu ini sudah terkenal ke seluruh penjuru
dunia sebagai candi Budha terbesar yang pernah ada. Candi Borobudur terletak di
Magelang, Jawa Tengah dan diperkirakan berasal dari ke 8 Masehi.
e. Candi Mendut
merupakan candi peninggalan Agama Budha yang diperkirakan dibangun sejak Mataram
berada di bawah kepemimpinan Raja Indra dari Dinasti Syailendra. Candi ini terletak di
Magelang, Jawa Tengah.
f. Candi Pawon
Jika Borobudur, Mendut, dan Pawon dilihat dari atas, ketiganya terletak di satu garis lurus.
Inilah yang membuat para ahli merasa keheranan. Candi pawon masih belum diketahui
secara jelas asal-usulnya karena bukti sejarah yang ditemukan masih sangat terbatas.
g. Candi Puntadewa
Candi yang terletak di kompleks candi Arjuna ini juga merupakan candi peninggalan kerajaan
Mataram Kuno. Candi bercorak Hindu ini mempunyai ukuran kecil tapi terlihat tinggi.
h. Candi Semar
Candi Semar terletak berhadapan langsung dengan Candi Arjuna. Bentuknya segiempat
membujur arah Utara – Selatan dengan tangga masuknya berada di sisi Timur dan Barat.
i. Prasasti Kerajaan Mataram
a) Prasasti Sojomerto ( sekitar Abad ke 7)
Prasasti berbahasa Melayu Kuno yang ditemukan di desa Sojomerto, Kabupaten
Pekalongan ini menjelaskan bahwa Syailendra adalah penganut agama Budha. Prasasti
Sojomerto
b) Prasasti Kalasan (778 M)
Prasasti ini berisi tentang kabar seorang raja Dinasti Syailendra yang membujuk Rakai
Panangkaran agar mendirikan bangunan suci untuk Dewi Tara dan sebuah vihara bagi
para pendeta Budha.
c) Prasasti Klurak (782 M)
Prasasti yang ditemukan di daerah Prambanan ini berisi tentang berita pembuatan arca
Manjusri sebagai wujud Sang Budha, Wisnu, dan Sanggha. Prasasti peninggalan Kerajaan
Mataram Kuno ini juga menyebut nama Raja Indra sebagai raja yang berkuasa pada saat
itu.
d) Prasasti Ratu Boko (856 M)
Prasasti ini berisi berita kekalahan Balaputra Dewa dalam perang melawan kakaknya
Rakai Pikatan atau Pramodhawardani dalam perebutan kekuasaan.
e) Prasasti Nalanda (860 M)
Prasasti ini berisi tentang asal-usul Balaputra Dewa yang adalah cucu dari Raja Indra dan
putra dari Raja Samarottungga.
f) Prasasti Cangal (732 M)
Prasasti ini ditemukan di Gunung Wukir, Desa Canggal. Isinya berupa peringatan
pembuatan lingga di Desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerajaan Mataram kuno terletak di Jawa Timur. Sebuah kerajaan Hindu Buddha yang berdiri
pada abad ke 8 Masehi di daerah di daerah sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur.
B. Saran
Kerajaan Mataram kuno mempunyai banyak peninggalan seperti Candi ataupun Prasasti.Selain
itu dapat mengetahui lebih dalam tentang kerajaan-kerajaan hindu-budha di Indonesia
khususnya Kerajaan Kalingga.Kita sebagai penerus harus bisa melestarikannya serta menjaga
peninggalan-peninggalannya.
Daftar pustaka

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_mataram

http://vracarsa.blogspot.co.id/2016/06/sejarah-kerajaan-mataram-kerajaan-mataram.html?m=1

http://viliakartika.blogspot.co.id/2014/04/makalah-kerajaan-mataram-.html

http://rifdakamila05.blogspot.co.id/2015/04/kerajaan-mataram-tallo-lengkap.html

http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/12/15-peninggalan-kerajaan- mataram-kuno.html

Anda mungkin juga menyukai