Disusun oleh :
Kelompok 1
Fitrah Imalia
Dhea Junthy Faturrahman
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
Harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra, yang menganut agama Hindu dan Buddha
Mahayana secara berurutan, berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan. Dinasti
Sanjaya, didirikan oleh Sanjaya pada tahun 732, dan Dinasti Syailendra, didirikan
oleh Bhanu pada tahun 752, berkuasa secara bersamaan dan damai. Nama
Mataram pertama kali muncul dalam prasasti pada masa pemerintahan Raja
Balitung.
PEMBAHASAN
a. Dinasti Sanjaya
b. Dinasti Syailendra
Kerajaan Medang dianggap diperintah oleh dua wangsa yang berbeda agama,
Wangsa Sailendra yang menganut Buddha dan Wangsa Sanjaya yang menganut
Hindu Siwa. Meskipun ada pandangan yang menyatakan bahwa keduanya adalah
bagian dari satu wangsa, Wangsa Sailendra tetap dominan di Jawa Tengah pada
awal era Medang. Prasasti dan peninggalan arkeologis menunjukkan bahwa
kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Buddha umumnya terletak di Jawa Tengah
bagian selatan, sementara yang bercorak Hindu umumnya di bagian utara.
A. Prasasti
1) Prasasti Canggal ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di
desa Canggal pada tahun 732 Masehi dengan menggunakan
Candrasangkala sebagai penanggalan.
2) Prasasti Kalasan ditemukan di desa Kalasan, Yogyakarta, pada
tahun 778 Masehi. Prasasti ini ditulis dalam huruf Pranagari (India
Utara) dan bahasa Sansekerta.
3) Prasasti Mantyasih ditemukan di Mantyasih, Kedu, Jawa Tengah,
pada tahun 907 Masehi. Prasasti ini menggunakan bahasa Jawa
Kuno dan berisi daftar silsilah raja-raja Mataram.
4) Prasasti Klurak ditemukan di desa Prambanan pada tahun 782
Masehi. Isinya menceritakan pembuatan arca Manjusri oleh Raja
Indra.
B. Candi
1) Candi Gatotkaca terletak di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten
Banjarnegara, Jawa Tengah. Nama candi ini diambil dari tokoh
wayang Mahabarata.
2) Candi Bima terletak di Desa Dieng Kulon, Kabupaten
Banjarnegara, Jawa Tengah. Arsitekturnya mirip dengan beberapa
candi di India.
3) Candi Dwarawati memiliki bentuk mirip dengan Candi Gatutkaca,
dengan tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 50 cm.
4) Candi Arjuna, mirip dengan candi-candi di kompleks Gedong
Sanga, memiliki bentuk dasar persegi dan dihiasi dengan pahatan
Kalamakara.
5) Candi Semar, berhadapan dengan Candi Arjuna, memiliki denah
dasar persegi empat dan batur setinggi sekitar 50 cm.
6) Candi Puntadewa, meskipun tidak terlalu besar, tampak lebih tinggi
dengan tubuh candi berdiri di atas batur setinggi sekitar 2,5 m.
7) Candi Sembrada memiliki batur candi setinggi sekitar 50 cm
dengan denah dasar berbentuk bujur sangkar.
8) Candi Srikandi terletak di utara Candi Arjuna dengan denah dasar
berbentuk kubus.
9) Candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran,
Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kompleks ini terdiri dari
sembilan buah candi.
10) Candi Sari berada tidak jauh dari Candi Sambi Sari, Candi
Kalasan, dan Candi Prambanan, memiliki 9 stupa di bagian
atasnya.
11) Candi Mendut terletak di Kota Mungkid, Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah, sekitar 3 kilometer dari Candi Borobudur.
PENUTUP
Kesimpulan
Secara umum Kerajaan Mataram Kuno, yang dipimpin oleh tiga dinasti utama
yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan Wangsa Isyana, memainkan peran
penting dalam sejarah Nusantara. Dinasti Isyana, yang berasal dari Sri Isyana
Wikramadharmottunggadewa (Mpu Sindok) setelah menjadi raja Medang (929–
947 M), memiliki silsilah yang tercatat dalam prasasti-prasasti penting seperti
Prasasti Pucangan tahun 1041 atas nama Airlangga, yang mengaku keturunan
Mpu Sindok. Selama periode kekuasaannya, Kerajaan Mataram Kuno aktif dalam
usaha meningkatkan hasil pertanian dan perdagangan. Bukan hanya hasil bumi
seperti beras, buah-buahan, dan rempah-rempah, tetapi juga hasil industri rumah
tangga seperti alat perkakas, pakaian, keranjang, dan barang-barang anyaman
yang diperdagangkan. Selain itu, binatang ternak seperti kerbau, sapi, kambing,
itik, dan ayam serta produk-produknya juga menjadi komoditas perdagangan yang
penting. Dengan demikian, upaya-upaya ekonomi ini menunjukkan betapa
Kerajaan Mataram Kuno tidak hanya berkembang dalam bidang politik dan
budaya, tetapi juga aktif dalam mengelola sumber daya ekonomi untuk
kepentingan kerajaan dan masyarakatnya.