DISUSUN OLEH:
1.ADLI ADYA PUTRA(KETUA)
2.RIZKI JANUATY(MODERATOR)
3.MECCA LINI YANA.F (PEMATERI 1)
4.M.ADIT(PEMATERI 2)
5.LUVITA DWI RIZKI AMALIA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT., karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sejarah ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami mencoba menyusun makalah ini dengan sedemikian rupa dengan
harapan dapat membatu teman-teman dalam memahami pelajaran sejarah yang
merupakan judul dari makalah kami, yaitu, “Kerajaan Mataram Kuno dan
Kerajaan Kediri”.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah sejarah ini masih ada
kekurangan, sehingga kami berharap kritik dan saran dari teman-teman,
khususnya dari guru mata pelajaran sejarah agar kami dapat menyajikan makalah
yang lebih baik lagi untuk selanjutnya. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................5
1.3 TUJUAN.......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
3.1 KSIMPULAN...............................................................................................................27
3.2 SARAN.........................................................................................................................27
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
4
Untuk lebih jelasnya, kami membuat makalah ini dengan tujuan agar
pembaca dapat mengetahui tentang kerajaan Mataram Kuno dan kerajaan
Kediri, sehingga pembaca dapat memahami dua kerajaan besar di Jawa
tersebut.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
yang berada di
7
bawah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno sementara ancaman
dari luar mengintainya. Keadaan menjadi semakin buruk setelah kematian
sang raja akibat pe rebutan kekuasaan di kalangan istana. Akhirnya, pengganti
Raja Wawa yang bernama Mpu Sindok mengambil keputusan untuk
memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Disana ia membangun sebuah dinasti baru yang bernama Isyana.
Kerajaan mataram kuno dipimpin pertama kali oleh Raja Sanjaya
yang terkenal sebagai seorang raja yang besar. Ia adalah penganut Hindu
Syiwa yang taat. Setelah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya meninggal
dunia, beliau kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Sankhara
yang bergelar Rakai Panangkaran Dyah Sonkhara Sri Sanggramadhanjaya.
Raja Panangkaran lebih progresif dan bijaksana daripada Sanjaya sehingga
Mataram Kuno lebih cepat berkembang. Daerah-daerah sekitar Mataram
Kuno segera ditaklukkan, seperti kerajaan Galuh di Jawa Barat dan Kerajaan
Melayu di Semenanjung Malaya.Ketika Rakai Panunggalan berkuasa,
kerajaan Mataram Kuno mulai mengadakan pembangunan beberapa candi
megah seperti candi Kalasan, candi Sewu, candi Sari, candi Pawon, candi
Mendut, dan Candi Borobudur.
Kemudian setelah Rakai Panunggalan meninggal, beliau digantikan
oleh Rakai Warak. Pada zaman pemerintahan Rakai Warak, ia lebih
mengutamakan agama Buddha dan Hindu sehingga pada saat itu banyak
masyarakat yang mengenal agama tersebut. Setelah Rakai Warak meninggal
kemudian digantikan oleh Rakai Garung.
Setelah Rakai Garung meninggal ia digantikan oleh Rakai Pikatan.
Berkat kecakapan dan keuletan Rakai Pikatan, semangat kebudayaan Hindu
dapat dihidupkan kembali. Kekuasaannya pun bertambah luas meliputi
seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur serta ia pun memulai pembangunan
candi Hindu yang lebih besar dan indah yaitu candi Prambanan (Candi Lara
Jonggrang) di desa Prambanan. Setelah Raja Pikatan wafat ia digantikan oleh
Rakai Kayuwangi. Pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi Kerajaan
banyak menghadapi masalah dan berbagai persoalan yang rumit sehingga
timbullah benih perpecahan di antara keluarga kerajaan. Selain itu zaman
keemasan Mataram Kuno mulai memudar serta banyak terjadi perang saudara.
8
2.1.2 Proses Berkembangnya Kerajaan Mataram Kuno
9
Berdasarkan penafsiran atas Prasasti Kalasan (778 M), pada
tahun 778 raja Sailendra yang beragama Buddha aliran Mahayana
memerintah Rakai Panangkaran untuk mendirikan Candi Kalasan. Sejak
saat itu Kerajaan Medang dikuasai oleh Wangsa Sailendra. Sampai
akhirnya seorang putri mahkota Sailendra yang bernama
Pramodawardhani menikah dengan Rakai Pikatan, seorang keturunan
Sanjaya, pada tahun 840–an. Rakai Pikatan kemudian mewarisi takhta
mertuanya. Dengan demikian, Wangsa Sanjaya kembali berkuasa di
Medang.
b. Dinasti Syailendra
10
penafsiran atas prasasti Canggal (732 M) Sanjaya memang mendirikan
Shivalingga baru (Candi Gunung Wukir), artinya ia membangun dasar
pusat pemerintahan baru. Hal ini karena raja Jawa pendahulunya, Raja
Sanna wafat dan kerajaannya tercerai-berai diserang musuh. Saudari
Sanna adalah Sannaha, ibunda Sanjaya, artinya Sanjaya masih
kemenakan Sanna. Sanjaya mempersatukan bekas kerajaan Sanna,
memindahkan ibu kota dan naik takhta membangun kraton baru di
Mdang i Bhumi Mataram. Hal ini sesuai dengan adat dan kepercayaan
Jawa bahwa kraton yang sudah pernah pralaya, diserang, kalah dan
diduduki musuh, sudah buruk peruntungannya sehingga harus pindah
mencari tempat lain untuk membangun kraton baru.
Hal ini serupa dengan zaman kemudian pada masa Mataram
Islam yang meninggalkan Kartasura yang sudah pernah diduduki musuh
dan berpindah ke Surakarta. Perpindahan pusat pemerintahan ini bukan
berarti berakhirnya wangsa yang berkuasa. Hal ini sama dengan
Airlangga pada zaman kemudian yang membangun kerajaan baru, tetapi
ia masih merupakan keturunan wangsa penguasa terdahulu, kelanjutan
Dharmawangsa yang juga anggota wangsa Isyana. Maka disimpulkan
meski Sanjaya memindahkan ibu kota ke Mataram, ia tetap merupakan
kelanjutan dari wangsa Sailendra yang menurut prasasti Sojomerto
didirikan oleh Dapunta Selendra. Pada masa pemerintahan raja Indra
(782-812), puteranya, Samaratungga, dinikahkan dengan Dewi Tara,
puteri Dharmasetu, Maharaja Sriwijaya. Prasasti yang ditemukan tidak
jauh dari Candi Kalasan memberikan penjelasan bahwa candi tersebut
dibangun untuk menghormati Tara sebagai Bodhisattva wanita.
Pada tahun 790, Sailendra menyerang dan mengalahkan Chenla
(Kamboja Selatan), kemudian sempat berkuasa di sana selama beberapa
tahun. Candi Borobudur selesai dibangun pada masa pemerintahan raja
Samaratungga (812-833). Borobudur merupakan monumen Buddha
terbesar di dunia, dan kini menjadi salah satu kebanggaan bangsa
Indonesia. Dari hasil pernikahannya dengan Dewi Tara, Samaratungga
memiliki putri bernama Pramodhawardhani dan putra bernama
Balaputradewa. Balaputra kemudian memerintah di Sriwijaya, maka
11
selain pernah berkuasa di Medang, wangsa Sailendra juga berkuasa di
Sriwijaya.
2.1.3 Kehidupan Rakyat Mataram Kuno
Rakyat Mataram menggantungkan kehidupannya pada hasil pertanian.
Hal ini mengakibatkan banyak kerajaan-kerajaan serta daerah lain yang saling
mengekspor dan mengimpor hasil pertaniannya.Usaha untuk meningkatkan
dan mengembangkan hasil pertanian telah dilakukan sejak masa pemerintahan
Rakai Kayuwangi. Yang diperdagagkan pertama-tama hasil bumi, seperti
beras, buah-buahan, sirih pinang, dan buah mengkudu.Juga hasil industry
rumah tangga, seperti alat perkakas dari besi dan tembaga,
pakaian,paying,keranjang, dan barang-barang anyaman, gula, arang, dan kapur
sirih. Binatang ternak seperti kerbau, sapi, kambing, itik, dan ayam serta
telurnya juga di perjual belikan.
Usaha perdagangan juga mulai mendapat perhatian ketika Raja Balitung
berkuasa.Raja telah memerintahkan untuk membuat pusat-pusat perdagangan
serta penduduk disekitar kanan-kiri aliran Sungai Bengawan Solo
diperintahkan untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas perdagangan melalui
aliran sungai tersebut.Sebagai imbalannya, penduduk desa di kanan- kiri
sungai tersebut dibebaskan dari pungutan pajak.Lancarya pengangkutan
perdagangan melalui sungai tersebut dengan sendirinya akan menigkatkan
perekonomian dan kesejahteraan rakyat Mataram Kuno.
2.1.4 Penyebab runtuhnya Kerjaan Mataram Kuno
Runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
sebagai berikut:
1. Pertama, disebabkan oleh letusan gunung Merapi yang mengeluarkan
lahar. Kemudian lahar tersebut menimbun candi-candi yang
didirikan oleh kerajaan, sehingga candi-candi tersebut menjadi
rusak.
2. Kedua, runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh krisis politik
yang terjadi tahun 927-929 M.
3. Ketiga, runtuhnya kerajaan dan perpindahan letak kerajaan
dikarenakan pertimbangan ekonomi. Di Jawa Tengah
daerahnya
12
kurang subur, jarang terdapat sungai besar dan tidak terdapatnya
pelabuhan strategis.Sementara di Jawa Timur, apalagi di pantai
selatan Bali merupakan jalur yang strategis untuk perdagangan, dan
dekat dengan daerah sumber penghasil komoditi perdagangan.
Mpu Sindok mempunyai jabatan sebagai Rake I Hino ketika
Wawa menjadi raja di Mataram, lalu pindah ke Jawa timur dan
mendirikan dinasti Isyana di sana dan menjadikan Walunggaluh sebagai
pusat kerajaan. Mpu Sindok yang membentuk dinasti baru, yaitu
Isanawangsa berhasil membentuk Kerajaan Mataram sebagai kelanjutan
dari kerajaan sebelumnya yang berpusat di Jawa Tengah. Mpu Sindok
memerintah sejak tahun 929 M sampai dengan 948 M.Sumber sejarah
yang berkenaan dengan Kerajaan Mataram di Jawa Timur antara lain
prasasti Pucangan, prasasti Anjukladang dan Pradah, prasasti Limus,
prasasti Sirahketing, prasasti Wurara, prasasti Semangaka, prasasti Silet,
prasasti Turun Hyang, dan prasasti Gandhakuti yang berisi penyerahan
kedudukan putra mahkota oleh Airlangga kepada sepupunya yaitu
Samarawijaya putra Teguh Dharmawangsa.
1. Prasasti
13
4. pembuatan arca Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri
Sanggramadananjaya. Untuk itu prasasti Mantyasih/Kedu ini
juga disebut dengan prasasti Belitung.
5. Prasasti Klurak ditemukan di desa Prambanan berangka tahun
782 M ditulis dalam huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta
isinya menceritakan
2. Candi
1. Candi gatotkaca
14
4. Candi Arjuna
5. Candi Semar
7. Candi Sembrada
15
seperti bilik penampil. Pintu masuk terletak di sisi barat dan,
dilengkapi dengan bilik penampil. Adanya bilik penampil di sisi
barat dan relung di ketiga sisi lainnya membuat bentuk tubuh
candi tampak seperti poligon. Di halaman terdapat batu yang
ditata sebagai jalan setapak menuju pintu.
8. Candi Srikandi
16
begitu jauh dari Bandara Adisucipto. Candi ini dibangun pada
sekitar abad ke-8 dan ke-9 pada saat zaman Kerajaan Mataram
Kuno dengan bentuk yang sangat indah. Pada bagian atas candi
ini terdapat 9 buah stupa seperti yang nampak pada stupa di
Candi Borobudur, dan tersusun dalam 3 deretan sejajar.
Bentuk bangunan candi serta ukiran relief yang ada pada
dinding candi sangat mirip dengan relief di Candi Plaosan.
Beberapa ruangan bertingkat dua berada persis di bawah masing-
masing stupa, dan diperkirakan dipakai untuk tempat meditasi
bagi para pendeta Buddha (bhiksu) pada zaman dahulunya. Candi
Sari pada masa lampau merupakan suatu Vihara Buddha, dan
dipakai sebagai tempat belajar dan berguru bagi para bhiksu.
17
kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur di
Jawa Tengah. Candi Sewu berusia lebih tua daripada Candi
Prambanan. Meskipun aslinya terdapat 249 candi, oleh masyarakat
setempat candi ini dinamakan "Sewu" yang berarti seribudalam
bahasa Jawa. Penamaan ini berdasarkan kisah legenda Loro
Jonggrang.
18
Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang
terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.
Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya
Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di
sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentukstupa ini didirikan
oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-
an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar
yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada
dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat
504 arca Buddha. Stupa utama terbesar teletak di tengah
sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga
barisan melingkar
19
2.2 KERAJAAN KEDIRI
20
Kerajaan Jenggala meliputi daerah Malang dan delta sungai Brantas
dengan pelabuhannya Surabaya, Rembang, dan Pasuruhan, ibu kotanya
Kahuripan, sedangkan Panjalu kemudian dikenal dengan nama Kediri meliputi
Kediri, Madiun, dan ibu kotanya Daha. Berdasarkan prasasti-prasasti yang
ditemukan masing-masing kerajaan saling merasa berhak atas seluruh tahta
Airlangga sehingga terjadilah peperangan.
21
tetapi pada perkembangan selanjutnya Panjalu/Kediri yang memenangkan
peperangan dan menguasai seluruh tahta Airlangga. Dengan demikian di
Jawa Timur berdirilah kerajaan Kediri dimana bukti-bukti yang menjelaskan
kerajaan tersebut, selain ditemukannya prasasti-prasasti juga melalui kitab-
kitab sastra. Dan yang banyak menjelaskan tentang kerajaan Kediri adalah
hasil karya berupa kitab sastra. Hasil karya sastra tersebut adalah kitab
Kakawin Bharatayudha yang ditulis Mpu Sedah dan Mpu Panuluh yang
menceritakan tentang kemenangan Kediri/Panjalu atas Jenggala.
22
2.2.3 Kehidupan Ekonomi
saat itu. Tinggi rendahnya martabat seseorang bukan berdasarkan pangkat dan
harta bendanya, tetapi berdasarkan moral dan tingkah lakunya. Raja juga
sangat menghargai dan menghormati hak-hak rakyatnya. Akibatnya, rakyat
dapat leluasa menjalankan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Pada zaman Kediri karya sastra berkembang pesat. Banyak karya
23
sastra yang dihasilkan. Pada masa pemerintahan Jayabaya, raja pernah
memerintahkan kepada Empu Sedah untuk mengubah kitab Bharatayuda ke
dalam bahasa Jawa Kuno. Karena tidak selesai, pekerjaan itu dilanjutkan oleh
Empu Panuluh. Dalam kitab itu, nama Jayabaya disebut beberapa kali sebagai
sanjungan kepada rajanya. Kitab itu berangka tahun dalam bentuk
candrasangkala, sangakuda suddha candrama (1079 Saka atau 1157 M). Selain
itu, Empu Panuluh juga menulis kitab Gatutkacasraya dan Hariwangsa.
Selain karya sastra tersebut, masih ada karya sastra lain yang ditulis
pada zaman Kediri, antara lain sebagai berikut.
Adakalanya cerita itu dijumpai dalam bentuk relief pada suatu candi.
Misalnya, cerita Kresnayana dijumpai pada relief Candi Jago bersama relief
24
Parthayajna dan Kunjarakarna.
25
menggempur Kediri. Dalam perang tersebut pasukan Jayakatwang mudah
dikalahkan. Setelah itu tidak ada lagi berita tentang Kerajaan Kediri.
2.2.7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Kediri
Kedua prasasti ini berisi tentang masalah keagamaan. Kedua prasasti ini
berasal dari Raja Kameshwara.
c. Prasasti Ngantang
Prasasti ini dibuat oleh Raja Gandra. Isinya ialah nama-nama nan berasal
dari nama hewan, seperti Tikus Jinada, Kebo Waruga, dan sebagainya.
Hal ini memunculkan adanya birokrasi kerajaan.
e. Prasasti Kamulan
f. Prasasti Padelegan
Prasasti ini dibuat oleh Raja Kameshwara guna mengenang rasa bakti
penduduk Padelegan pada raja.
g. Prasasti Panumbangan
26
h. Prasasti Talan
Prasasti ini berisi tentang diberikannya hak istimewa oleh raja kepada
penduduk Desa Talan dengan cara membebaskan rakyat dari pajak.
i. Prasasti Ceker
Prasasti ini berisi tentang anugerah raja nan diberikan kepada penduduk
. desa ceker sebab telah mengabdi buat kemajuan Kediri.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Secara umum kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh 3 dinasti yang
pernah berkuasa pada waktu itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan
Wangsa Isyana.Istilah Isyana berasal dari nama Sri Isyana
Wikramadharmottunggadewa, yaitu gelar Mpu Sindok setelah menjadi raja Medang
(929–947). Silsilah Wangsa Isyana dijumpai dalam prasasti Pucangan tahun 1041
atas nama Airlangga, seorang raja yang mengaku keturunan Mpu Sindok. Dalam
masa 70 tahun itu tercatat hanya tiga prasasti yang berangka tahun yang ditentuka,
yaitu prasasti Hara-Hara tahun 888 Saka (966 M) prasasti Kawambang Kulwan tahun
913 Saka (992 M) dan prasasti ucem tahun 934 Saka (1012-1013 M).
Kerajaan Kediri (Kerajaan Panjalu) adalah sebuah kerajaan dengan corak
Hindu-Budha. Kerajaan Kediri adalah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri
pada abad ke-12 tepatnya pada tahun 1042-1222. Kerajaan ini merupakan bagian dari
Kerajaan Mataram kuno. Pusat kerajaannya terletak di dekat tepi Sungai Brantas
yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Ibukota kerajaan ini
adalah Daha (yang berarti kota api), yang terletak di sekitar kota Kediri sekarang.
3.2 Saran
para pembaca. Selain itu kita bisa mengetahui lebih dalam tentang kerajaan- kerajaan
Hindu-Budha di Indonesia, khususnya Kerajaan Mataram Kuno dan Kerajaan Kediri.
Kita sebagai generasi penerus harus bisa melestarikan serta menjaga peninggalan-
peninggalannya kerajaan zaman dahulu.
28