Anda di halaman 1dari 11

KERAJAAN MATARAM KUNO

Disusun Oleh kelompok 5

Kelas : XI IPS 2

Nama Anggota:

1. Muhammad Nadhifa 4. Inggar Kinanti Sandong G

2. Muhammad Jiddan 5. Barakkasih Daeng Maraka

3. Revinda Alan Saputra 6. Setiyanto

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 SLEMAN

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat,hidayah,dan
taufiq-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan. Solawat
serta salam kita aturkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW. Yang mana telah
menghantarkan dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah seperti saat ini dan yang kita
nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti. Mataram Kuno atau Mataram (Hindu)
merupakan sebutan untuk dua dinasti, yakni Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra, yang
berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan. Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu didirikan oleh
Sanjaya pada tahun 732. Beberapa saat kemudian, Dinasti Syailendra yang bercorak Buddha
Mahayana didirikan oleh Bhanu pada tahun 752. Kedua dinasti ini berkuasa berdampingan
secara damai. Nama Mataram sendiri pertama kali disebut pada prasasti yang ditulis di masa
raja Balitung.

Yogyakarta, 18 Agustus 2019

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar ………………………………………………………………………….. 1

Daftar Isi ………………………………………………………………………………… 2

BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………….... 3

 Latar Belakang Masalah ………………………………………………………... 3

 Rumusan Masalah …………………………………………………………….... 4

 Tujuan Masalah ……………………………………………………………….... 4

 Metode Penulisan ……………………………………………………………….. 4

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………................. 5

 Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno ………………………………….. 5-6

 Sistem Pemerintahan kerajaan Mataram Kuno ………………………………... 6-7

 Kehidupan Sosial-Budaya Kerajaan Mataram Kuno …………………………... 7

 Dampak Dari Kerajaan Mataram Kuno ………………………………………... 8

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………. 9

 Kesimpulan …………………………………………………………………. 9

DAFTAR Pustaka ………….………………………………………………………….. 10


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kerajaan mataram kuno adalah kerajaan hindu-budha yang terletak di jawa.


Kerajaan ini berdiri karena peristiwa balas dendam dan perebutan kekuasaan. Raja pertama
kerajaan tersebut, “Sanjaya” adalah keponakan raja yang memerintah di jawa, yaitu Raja
Sanna dari kerajaan galuh. Saat itu kerajaan tersebut mengalami kekacauan apalagi Raja
Sanna sempat digulingkan terlebih dahulu oleh saudaranya yang bernama “Purbasora.”
Sanjaya yang dibawa lari ibunya dengan Sanna ke kerajaan sunda, berniat balas dendam atas
Purbasora dan keluarganya. Sebuah niat yang berhasil diwujudkan setelah dia menjadi
menjadi Raja Sunda (istrinya adalah anak dari Raja Sunda, Tarusbawa) dan mendapat
dukungan penuh dari kerajaan di jawa barat tersebut. Setelah itu, Sanjaya kembali ke jawa
tengah dan mewrisi wilayah kerajaan dari ibunya, yang merupakan saudara Raja Galuh, yaitu
Raja Sanna di mataram. Maka dari itu berdirilah kerajaan yang disebut Mataram di tahun
752 M.

Dari sejumlah keterangan yang diperoleh, terdapat empat Raja Mataram Kuno yang
memerintah kerajaan tersebut lebih dari 20 tahun, yaitu Raja Sanjaya (24 tahun), Raja
Panangkaran (38 tahun), Rakai Warak (20 tahun), dan Rakai Kayuwangi (30 tahun). Raja-
Raja ini memerintah cukup lama disbanding raja-raja lainya yang memerintahnya hanya
berkisar selama 11,5 tahun. Secara umun kerajaan Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3
dinasti yang pernah berkuasa pada waktu itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan
Wangsa Isyana. Wangsa Isyana merupakan dinasti yang berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno
setelah berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Peninggalan bangunan suci dari
keduanya, antara lain Candi Gedong Sanga, Kompleks Candi Dieng, dan Kompleks Candi
Prambanan yang berlatar belakang Hindu. Adapun yang berlatar belakang agama Buddha,
antara lain Candi Kalasan, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Sewu, dan Candi Plaosan.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Mataram kuno ?

2. Bagaimana sistem pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno ?

3. Bagaimana kehidupan sosial-budaya Kerajaan Mataram Kuno ?

4. Apa pengaruh dari Kerajaan Mataram Kuno ?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno

2. Mengetahui sistem pemerintahan Kerajaan Mataram kuno

3. Mengetahu kehidupan sosial-budaya Kerajaan Mataram Kuno

4. Mengetahui pengaruh dari Kerajaan Mataram Kuno

D. Metode Penulisan

Penulis menggunakan metode studi pustaka yaitu mengumpulkan informasi dan data
dengan bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan seperti
dokumen,catatan,majalah,kisah-kisah sejarah.
BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berada di wilayah aliran sungai-sungai


Bogowonto, Progo, Elo, dan Bengawan Solo di Jawa Tengah. Keberadaan kerajaan ini dapat
diketahui dari Prasasti Canggal. Prasasti berangka tahun 732 Masehi ini menyebutkan bahwa
kerajaan itu pada awalnya dipimpin oleh Sana. Setelah kematiannya, tampuk kekuasaan
dipegang oleh keponakannya, Sanjaya. Pada masa pemerintahan Sri Maharaja Rakai
Panangkaran berdiri pula sebuah dinasti baru di Jawa Tengah, yaitu Dinasti Syailendra yang
beragama Budha. Perkembangan kekuasaan dinasti tersebut di bagian selatan Jawa Tengah
menggeser kedudukan Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu hingga ke bagian tengah Jawa
Tengah. Akhirnya, untuk memperkuat kedudukan masing-masing, kedua dinasti itu sepakat
bergabung. Caranya adalah melalui pernikahan antara Raja Putri Pramodharwani dari pihak
Syailendra dengan Rakai Pikatan dari dinasti saingannya.
Kerajaan Mataram Kuno terkenal keunggulannya dalam pembangunan candi agama
Budha dan Hindu. Candi yang diperuntukan bagi agama Budha antara lain Candi Borobudur,
yang dibangun oleh Samaratungga dari Dinasti Syailendra. Candi Hindu yang dibangun
antara lain Candi RoroJongrang di Prambanan, yang dibangun oleh Raja Pikatan. Pada zaman
pemerintahan Raja Rakai Wawa terjadi banyak kekacauan di daerah-daerah yang berada di
bawah kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno sementara ancaman dari luar mengintainya.
Keadaan menjadi semakin buruk setelah kematian sang raja akibat perebutan kekuasaan di
kalangan istana. Akhirnya, pengganti Raja Wawa yang bernama Mpu Sindok mengambil
keputusan untuk memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Di
sana ia membangun sebuah dinasti baru yang bernama Isyana. Kerajaan mataram kuno
dipimpin pertama kali oleh Raja Sanjaya yang terkenal sebagai seorang raja yang besar. Ia
adalah penganut Hindu Syiwa yang taat. Setelah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
meninggal dunia, beliau kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Sankhara yang
bergelar Rakai Panangkaran Dyah Sonkhara Sri Sanggramadhanjaya. Raja Panangkaran lebih
progresif dan bijaksana daripada Sanjaya sehingga Mataram Kuno lebih cepat berkembang.
Daerah-daerah sekitar Mataram Kuno segera ditaklukkan, seperti kerajaan Galuh di Jawa
Barat dan Kerajaan Melayu di Semenanjung Malaya.Ketika Rakai Panunggalan berkuasa,
kerajaan Mataram Kuno mulai mengadakan pembangunan beberapa candi megah
seperti candi Kalasan, candi Sewu, candi Sari, candi Pawon, candi Mendut, dan Candi
Borobudur.
Kemudian setelah Rakai Panunggalan meninggal, beliau digantikan oleh Rakai
Warak. Pada zaman pemerintahan Rakai Warak, ia lebih mengutamakan agama Buddha dan
Hindu sehingga pada saat itu banyak masyarakat yang mengenal agama tersebut. Setelah
Rakai Warak meninggal kemudian digantikan oleh Rakai Garung.
Setelah Rakai Garung meninggal ia digantikan oleh Rakai Pikatan. Berkat kecakapan
dan keuletan Rakai Pikatan, semangat kebudayaan Hindu dapat dihidupkan kembali.
Kekuasaannya pun bertambah luas meliputi seluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur serta ia pun
memulai pembangunan candi Hindu yang lebih besar dan indah yaitu candi Prambanan
(Candi Lara Jonggrang) di desa Prambanan. Setelah Raja Pikatan wafat ia digantikan oleh
Rakai Kayuwangi. Pada masa pemerintahan Rakai Kayuwangi Kerajaan banyak menghadapi
masalah dan berbagai persoalan yang rumit sehingga timbullah benih perpecahan di antara
keluarga kerajaan. Selain itu zaman keemasan Mataram Kuno mulai memudar serta banyak
terjadi perang saudara.

Sistem Pemerintahan Kerajaan Mataram Kuno

Struktur pemerintahan dalam kerajaan mataram kuno yang menjadi penguasa tertinggi
adalah Raja (Sri Maharaja). Hal ini sesuai dengan landasan kosmogonis bahwa seorang raja
adalah penjelmaan dari dewa di dunia. Gelar ini diperoleh dari Abhiseka dan puji-pujian
untuk raja dan berbagai prasasti dan kitab-kitab susatra jawa kuno sejak Raja Airlangga.
Dalam masalah tahta warisan kerajaan yang berhak untuk pertama kali adalah anak-anak
yang lahir dari prameswari. Sanjaya sebagai raja pertama memakai gelar Ratu. Pada zaman
itu istilah Ratu belum identik dengan kaum perempuan. Gelar ini setara dengan Datu yang
berarti "pemimpin". Keduanya merupakan gelar asli Indonesia.
Ketika Rakai Panangkaran dari Wangsa Sailendra berkuasa, gelar Ratu dihapusnya dan
diganti dengan gelar Sri Maharaja. Kasus yang sama terjadi pada Kerajaan Sriwijaya di mana
raja-rajanya semula bergelar Dapunta Hyang, dan setelah dikuasai Wangsa Sailendra juga
berubah menjadi Sri Maharaja.
Pemakaian gelar Sri Maharaja di Kerajaan Medang tetap dilestarikan oleh Rakai
Pikatan meskipun Wangsa Sanjaya berkuasa kembali. Hal ini dapat dilihat dalam daftar raja-
raja versi Prasasti Mantyasih yang menyebutkan hanya Sanjaya yang bergelar Sang Ratu.
Jabatan tertinggi sesudah raja ialah Rakryan Mahamantri i Hino atau kadang ditulis Rakryan
Mapatih Hino. Jabatan ini dipegang oleh putra atau saudara raja yang memiliki peluang untuk
naik takhta selanjutnya. Misalnya, Mpu Sindok merupakan Mapatih Hino pada masa
pemerintahan Dyah Wawa. Jabatan Rakryan Mapatih Hino pada zaman ini berbeda dengan
Rakryan Mapatih pada zaman Majapahit. Patih zaman Majapahit setara dengan perdana
menteri namun tidak berhak untuk naik takhta. Jabatan sesudah Mahamantri i Hino secara
berturut-turut adalah Mahamantri i Halu dan Mahamantri i Sirikan. Pada zaman Majapahit
jabatan-jabatan ini masih ada namun hanya sekadar gelar kehormatan saja. Pada zaman
Wangsa Isana berkuasa masih ditambah lagi dengan jabatan Mahamantri Wka dan
Mahamantri Bawang. Jabatan tertinggi di Medang selanjutnya ialah Rakryan Kanuruhan
sebagai pelaksana perintah raja. Mungkin semacam perdana menteri pada zaman sekarang
atau setara dengan Rakryan Mapatih pada zaman Majapahit. Jabatan Rakryan Kanuruhan
pada zaman Majapahit memang masih ada, namun kiranya setara dengan menteri dalam
negeri pada zaman sekarang.

Kehidupan Sosial-Budaya Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno ini dikategorikan sangat teratur. Kehidupan sosial


dipengaruhi oleh sistem kosmologi yakni suatu kepercayaan bahwa dunia manusia sangat
dipengaruhi oleh alam oleh sebab itu maka wajib untuk menjalin keserasian baik itu sesama
manusia maupun manusia dan alam. Sistem kosmologi ini menjadikan rakyat patuh pada raja
yang dianggap sebagai penjelmaan dewa sementara raja memerintah dengan arif dan
bijaksana. Pada masa ini pula kehidupan sosial budaya ditandai dengan kuatnya pengaruh
kebudayaan hindu dan Buddha.

Meski dua keyakinan ini bersebrangan namun mampu hidup berdampingan penuh
TOLERANSI. Sikap ini dibuktikan dengan kebersamaan yang mereka jalin saat membangun
Candi Borobudur. Selain toleransi, masyarakat juga dikenal saling GOTONG ROYONG.
Kebudayaan pada masa kerajaan Mataram Kuno ini juga terbilang maju, terbukti dengan
banyaknya peninggalan-peninggalan berupa candi.
Dampak Dari Kerajaan Mataram kuno

Salah satu pengaruh kerajaan mataram kuno bagi bangsa indonesia masa kini dapat
dilihat dari salah satu peninggalannya, yaitu Borobudur. Borobudur yang telah dipercaya
dunia sebagai salah satu keajaiban dunia, adalah peninggalan terbesar kerajaan mataram
kuno. Desain bangunan candi borobudur, mempengaruhi arsitek bangunan di Indonesia. Hal
itu dapat ditemui diberbagai tempat.

Misalnya, arsitektur bangunan gapura, pendopo, dan beberapa candi di daerah jawa.
Relief yang terdapat di sekitar bangunan candi borobudur dijadikan sebagai rujukan para
seniman pahat. Bangunan yang diresmikan oleh pemerintah sebagai monumen nasional pada
tahun 1983 ini juga menjadi inspirasi bagi para peneliti untuk menjelaskan cikal bakal hingga
makna relief dari candi borobudur.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, yaitu:

1. Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berada di wilayah aliran sungai-sungai Bogowonto,


Progo, Elo, dan Bengawan Solo di Jawa Tengah. Keberadaan kerajaan ini dapat diketahui
dari Prasasti Canggal. Prasasti berangka tahun 732 Masehi ini menyebutkan bahwa kerajaan
itu pada awalnya dipimpin oleh Sana. Setelah kematiannya, tampuk kekuasaan dipegang oleh
keponakannya, Sanjaya.

2. Struktur pemerintahan dalam kerajaan mataram kuno yang menjadi penguasa tertinggi
adalah Raja (Sri Maharaja). Hal ini sesuai dengan landasan kosmogonis bahwa seorang raja
adalah penjelmaan dari dewa di dunia.

3. Kerajaan Mataram Kuno ini dikategorikan sangat teratur. Kehidupan sosial dipengaruhi
oleh sistem kosmologi yakni suatu kepercayaan bahwa dunia manusia sangat dipengaruhi
oleh alam oleh sebab itu maka wajib untuk menjalin keserasian baik itu sesama manusia
maupun manusia dan alam. Sistem kosmologi ini menjadikan rakyat patuh pada raja yang
dianggap sebagai penjelmaan dewa sementara raja memerintah dengan arif dan bijaksana.
Pada masa ini pula kehidupan sosial budaya ditandai dengan kuatnya pengaruh kebudayaan
hindu dan Buddha.

4. Salah satu pengaruh kerajaan mataram kuno bagi bangsa indonesia masa kini dapat dilihat
dari salah satu peninggalannya, yaitu Borobudur. Borobudur yang telah dipercaya dunia
sebagai salah satu keajaiban dunia, adalah peninggalan terbesar kerajaan mataram kuno.
Daftar pustaka

1. https://brainly.co.id/tugas/152445

2. https://brainly.co.id/tugas/11620468

3. https://www.sridianti.com/sistem-pemerintahan-kerajaan-mataram-kuno.html

4. https://brainly.co.id/tugas/1564383

5. Buku sejarah kls 11 erlangga

6. https://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Medang

7. https://ms.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Mataram_Kuno

Anda mungkin juga menyukai