Anda di halaman 1dari 15

Mataram Kuno

Oleh : Kelompok 7

Tania Amanda Octavia


Muhammad Hazmi Danial
Dalilah Muthmainnah
Qonita Aafiyah

Kelas : XI IPS 3

MAKALAH
Sebagai tugas untuk Mata Pelajaran:
SEJARAH

MADRASAH ALIYAH NEGERI


(MAN) 7 JAKARTA
2019

1
DAFTAR ISI

BAB I
Latar Belakang…………………………………………………….......3
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………4
1.3 Tujuan Penelitia…………………………………………………...4

BAB II
Pembahasan …..........……………………………………………..……5
2.1 Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno.................................................5
2.2 Letak Kerajaan Mataram Kuno dan Sumber Sejarahnya .….....….5
2.3 Raja-Raja Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno …………...……....7
2.4 Kehidupan Ekonomi dan Sosial.........................................................9
2.5 Peninggalan – peninggalan Kerajaan Mataram Kuno... ……….......10

BAB III
3.1 Kesimpulan …...….....…………………………………….………..13
Daftar Pustaka …………..…,,…...……..………..…………………..…15

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Kerajaan Mataram kuno adalah kerajaan zaman hindu yang banyak


meninggalkan sejarah melalui prasasti yang ditemukan. Sejak abad 10 kerajaan
Mataram Kuno di Jawa Timur dimulai dari pemerintahan Mpu Sindok yang
kemudian di gantikan oleh Sri Lokapala. Selanjutnya adalah Makuthawangsa
Wardhana, terakhir adalah Dharmawangsa Teguh sebagai penutup Kerajaan
Mataram Kuno atau medang.
Secara umun kerajaan Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3 dinasti yang
pernah berkuasa pada waktu itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan
Wangsa Isyana. Wangsa Isyana merupakan dinasti yang berkuasa di Kerajaan
Mataram Kuno setelah berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Pendiri dari dinasti Isyana adalah Mpu Sindok, baru membangun kerajaannya

;di Tamwlang tahun 929. Kerajaan yang didirikan Mpu Sindok merupakan

lanjutan dari kerajaan mataram.Dengan demikian Mpu Sindok dianggap sebagai

cikal bakal wangsa baru, yaitu wangsa Isana. Perpindahan kerajaan ke Jawa Timur

tidak disertai dengan penaklukan karena sejak masa Dyah Balitung, kekuasaan

Kerajaan Mataram Kuno telah meluas hingga ke Jawa Timur.

3
1.2. Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan yang akan dibahas dalam makalah tentang Kerjaan
Mataram Kuno ini, antara lain :
1. Bagaimana Kehidupan pada masa Kerajaan MataramKuno?
2. Kapan masa kejayaan dan keruntuhan Kerajaan MataramKuno?

1.3. TujuanPenelitian

1. Mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan MataramKuno


2. Mengetahui proses berkembangnya Kerajaan MataramKuno
3. Mengetahuikehidupan rakyat Kerajaan Mataram Kuno pada saatitu
4. Mengetahui penyebab runtuhnya Kerajaan MataramKuno
5. Mengetahui peninggalan - peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno

Pada abad ke-8 di pedalaman Jawa Tengah berdiri Kerajaan Mataram Hindu.
Pendirinya adalah Raja Sanjaya. Munculnya Kerajaan Mataram diterangkan
dalam Carita Parahyangan. Kisahnya adalah dahulu ada sebuah kerajaan di Jawa
Barat benama Galuh. Rajanya bernama Sanna (Sena). Suatu ketika, ia diserang
oleh saudaranya yang menghendaki takhta. Raja Sanna meninggal dalam
peristiwa tersebut, sementara saudara perempuannya, Sannaha, bersama keluarga
raja yang lainnya berhasil melarikan diri ke lereng Gunung Merapi. Anak
Sannaha, Sanjaya, di kemudian hari mendirikan Kerajaan Mataram dengan ibu
kota Medang ri Poh Pitu. Tepatnya pada tahun 717M.

2.2 Letak Kerajaan Mataram Kuno dan SumberSejarahnya

Kerajaan Mataram Kuno merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 732
Masehi. Kerajaan ini berdiri di desa Canggal (sebelah barat Magelang). Pada saat
itu didirikan sebuah Lingga (lambang Siwa) diatas sebuah bukit di daerah
Kunjarakunja yang didirikan oleh Raja Sanjaya. Daerah ini letaknya di sebuah
Pulau Mulia, Jawadwipa, dimana daerah ini merupakan daerah yang kaya raya
akan hasil bumi terutama padi dan emas sehingga di masa selanjutnya kerajaan ini
banyak melakukan hubungan dagang dengan daerah-daerahlain.

Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan intinya yang


sering disebut Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan
gunung, seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing,
Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu.

Daerah ini juga dialiri oleh banyak sungai, seperti Sungai Bogowonto,
Sungai Progo, Sungai Elo, dan Sungai Bengawan Solo. Itulah sebabnya daerah ini
sangat subur. Terdapat dua sumber utama yang menunjukan berdirinya Kerajaan

5
Mataram Kuno, yaitu berbentuk prasasti dan candi-candi yang dapat kita temui
sampai sekarang ini.

Adapun untuk prasasti, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan beberapa


prasasti diantaranya :

1. Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal


berangka tahun 732 Masehi. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan
bahasa Sansekerta yang isinya menceritakan tentang pendirian Lingga
(lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan disamping itu
juga diceritakan bahwa yang menjadi raja sebelumnya adalah Sanna yang
digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanna).
2. Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778
M, ditulis dalam huru Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya
menceritakan pendirian bangunan suci untuk Dewi Tara dan biara untuk
pendeta oleh Raja Pangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan
Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk Sanggha (umat Budha).
3. Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah, berangka 907
M yang menggunakan bahasa Jawa KUno. Isi dari prasasti tersebut adalah
daftar silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Rakai Watukurai Dyah
Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai
Warak, Raikai Garung, Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi dan Rakai
Watuhumalang.
4. Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782 M. ditulis dalam
huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan permbuatan Arca
Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.

Selain Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno juga banyak meninggalkan bangunan


candi yang masih ada hingga sekarang. Candi-candi tersebut antara lain, Candi

6
Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi
Pawon, Candi Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan, Candi Morangan, Candi Ij,
Candi Barong, Candi Sowijiwan, Candi Borobudhur.

2.3. Raja-Raja Pada Masa Kerajaan Mataram Kuno

Selama berdiri, Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh raja-raja


dinataranya sebagai berikut:

1. Sanjaya, pendiri Kerajaan MataramKuno


2. Rakai Panangkaran, awal berkuasanya WangsaSailendra
3. Rakai Panunggalan aliasDharanindra
4. Rakai Warak aliasSamaragrawira
5. Rakai Garung aliasSamaratungga
6. Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan WangsaSanjaya
7. Rakai Kayuwangi alias DyahLokapala
8. RakaiWatuhumalan
9. Rakai Watukura Dyah Balitun
10. MpuDaksa
11. Rakai Layang DyahTulodon
12. Rakai Sumba DyahWawa
13. Mpu Sindok, awal periode JawaTimur
14. Sri Lokapala suami SriIsanatunggawijaya
15. Makuthawangsawardhana
16. Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Mataram Kunoberakhir

Kerajaan mataram kuno dipimpin pertama kali oleh Raja Sanjaya yang terkenal
sebagai seorang raja yang besar, gagah berani dan bijaksana serta sangat toleran
terhadap agama lain. Ia adalah penganut Hindu Syiwa yang taat. Setelah Rakai
Mataram Sang Ratu Sanjaya meninggal dunia, beliau kemudian digantikan oleh
putranya yang bernama Sankhara yang bergelar Rakai Panangkaran Dyah Sonkhara
Sri Sanggramadhanjaya. Raja Panangkaran lebih progresif dan bijaksana daripada
Sanjaya sehingga Mataram Kuno lebih cepatberkembang.

7
Daerah-daerah sekitar Mataram Kuno segera ditaklukkan, seperti kerajaan Galuh di
Jawa Barat dan Kerajaan Melayu di Semenanjung Malaya. Ketika Rakai
Panunggalan berkuasa, kerajaan Mataram Kuno mulai mengadakan pembangunan
beberapa candi megah seperti candi Kalasan, candi Sewu, candi Sari, candi Pawon,
candi Mendut, dan CandiBorobudur.

Kemudian setelah Rakai Panunggalan meninggal, beliau digantikan oleh Rakai


Warak. Pada zaman pemerintahan Rakai Warak, ia lebih mengutamakan agama
Buddha dan Hindu sehingga pada saat itu banyak masyarakat yang mengenal agama
tersebut. Setelah Rakai Warak meninggal kemudian digantikan oleh Rakai Garung.
Pada masa pemerintahan Rakai garung pembangunan kompleks candi dilanjutkan
di Jawa Tengah bagian utara terutama di sekitar pegunungan Dieng. Hal itu dapat
dibuktikan dengan adanya kompleks bangunan candi Hindu di dataran tinggi Dieng,
seperti candi Semar, candi Srikandi, candi Punta dewa, candi Arjuna dan candi
Sembadra. Selain itu di bangun pula kompleks candi Gedong Sanga yang terletak
di sebelah kota Semarangsekarang.

Setelah Rakai Garung meninggal ia digantikan oleh Rakai Pikatan. Berkat


kecakapan dan keuletan Rakai Pikatan, semangat kebudayaan Hindu dapat
dihidupkan kembali. Kekuasaannya pun bertambah luas meliputi seluruh Jawa
Tengah dan Jawa Timur serta ia pun memulai pembangunan candi Hindu yang lebih
besar dan indah yaitu candi Prambanan (Candi Lara Jonggrang) di desa Prambanan.
Setelah Raja Pikatan wafat ia digantikan oleh Rakai Kayuwangi. Pada masa
pemerintahan Rakai Kayuwangi Kerajaan banyak menghadapi masalah dan
berbagai persoalan yang rumit sehingga timbullah benih perpecahan di antara
keluarga kerajaan. Selain itu zaman keemasan Mataram Kuno mulai memudar serta
banyak terjadi perang saudara.

Saat Rakai Kayuwangi meninggal ia digantikan oleh Rakai Watuhumalang.


Rakai Watuhumalang berhasil melanjutkan pembangunan Candi Prambanan.
Kemudian setelah Rakai Watuhumalang meninggal ia digatikan oleh Rakai
Watukura Dyah Balitung. Pada masa pemerintahan Rakai Dyah Balitung dikenal 3
jabatan penting, yaitu rakryan i hino (pejabat tinggi sesudah raja), rarkyan ihalu dan
rarkyan i sirikan. Ketiganya merupakan tritunggal. Dyah Balitung memerintah
8
sampai tahun 910 M dan meninggalkan banyak prasasti (20 buah). Ada prasasti
yang menyebutkan bahwa Raja Balitung pernah menyerang Bantan (Bali). Setelah
Rakai Watukura Dyah Balitung wafat ia digantikan oleh Daksa dengan gelar Sri
Maharaja Sri Daksottama Bahubajra Pratipaksaksaya. Sebelumnya ia menjabat
sebagai rakryan i hino. Ia memerintah dari tahun 913-919 MPengganti Tulodhong
adalah Wawa. Ia naik tahta pada tahun 924 M dengan gelar Sri Maharaja Rakai
Pangkaja Dyah Wawa Sri Wajayalokanamottungga. Sri Baginda dibantu oleh Empu
Sindok Sri Isanawikrama yang berkedudukan sebagai Mahamantri i hino.

2.4 Kehidupan Ekonomi dan Sosial Pada Masa Kerajaan MataramKuno

a. KehidupanSosial

Kerajaan Mataram Kuno meskipun dalam praktik keagamaannya terdiri atas


agama Hindu dan agama Buddha, masyarakatnya tetap hidup rukun dan saling
bertoleransi. Sikap itu dibuktikan ketika mereka bergotong royong dalam
membangun Candi Borobudur. Masyarakat Hindu yang sebenarnya tidak ada
kepentingan dalam membangun Candi Borobudur, tetapi karena sikap toleransi dan
gotong royong yang telah mendarah daging turut juga dalam pembangunan
tersebut.

Keteraturan kehidupan sosial di Kerajaan Mataram Kuno juga dibuktikan adanya


kepatuhan hukum pada semua pihak. Peraturan hukum yang dibuat oleh penduduk
desa ternyata juga di hormati dan dijalankan oleh para pegawai istana. Semua itu
bisa berlangsung karena adanya hubungan erat antara rakyat dan kalangan istana.

9
b. KehidupanEkonomi

Pusat kerajaan Mataram Kuno terletak di Lembah sungai Progo, meliputi daratan
Magelang, Muntilan, Sleman, dan Yogyakarta. Daerah itu amat subur sehingga
rakyat menggantungkan kehidupannya pada hasil pertanian. Hal ini mengakibatkan
banyak kerajaan-kerajaan serta daerah lain yang saling mengekspor dan mengimpor
hasil pertaniannya.Usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan hasil pertanian
telah dilakukan sejak masa pemerintahan Rakai Kayuwangi.

Usaha perdagangan juga mulai mendapat perhatian ketika Raja Balitung


berkuasa. Raja telah memerintahkan untuk membuat pusat-pusat perdagangan serta
penduduk disekitar kanan-kiri aliran Sungai Bengawan Solo diperintahkan untuk
menjamin kelancaran arus lalu lintas perdagangan melalui aliran sungai tersebut.
Sebagai imbalannya, penduduk desa di kanan-kiri sungai tersebut dibebaskan dari
pungutan pajak. Lancarnya pengangkutan perdagangan melalui sungai tersebut
dengan sendirinya akan menigkatkan perekonomian dan kesejahteraan rakyat
Mataram Kuno.

2.5. Peninggalan – peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

A. Prasasti

1) Prasasti Canggal ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal


berangka tahun 732 M dalam bentukCandrasangkala.
2) Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778
M, ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasaSansekerta
3) Prasasti Mantyasih ditemukan di Mantyasih Kedu, Jateng berangka tahun 907
M yang menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar
silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Bality yaitu Raja Sanjaya, Rakai
Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan,
Rakai Kayuwangi, Rakai Watuhumalang, dan Rakai Watukura Dyah Balitung.
Untuk itu prasasti Mantyasih/Kedu ini juga disebut dengan prasasti Belitung
Prasasti Klurak ditemukan di desa Prambanan berangka tahun 782 M ditulis dalam
huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan arca Manjusri
oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.

10
B. Candi

1) Candi Gatotkaca

Candi Gatotkaca adalah salah satu candi Hindu yang berada di Dataran Tinggi
Dieng, di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Candi ini
terletak di sebelah barat Kompleks Percandian Arjuna, di tepi jalan ke arah Candi
Bima, di seberang Museum Dieng Kailasa. Nama Gatotkaca sendiri diberikan oleh
penduduk dengan mengambil nama tokoh wayang dari ceritaMahabarata.

2) Candi Bima

Berada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa


Tengah, [1] candi ini terletak paling selatan di kompleks Percandian Dieng. Pintu
masuk berada di sisi timur. Candi ini cukup unik dibanding dengan candi-candi lain,
baik di Dieng maupun di Indonesia pada umumnya, karena kemiripan arsitekturnya
dengan beberapa candi di India. Bagian atapnya mirip dengan shikara dan
berbentuk seperti mangkuk yang ditangkupkan. [2] Pada bagian atap terdapat
relung dengan relief kepala yang disebut dengankudu.

3) Candi Dwarawati

Bentuk Candi Dwarawati mirip dengan Candi Gatutkaca, yaitu berdenah dasar
segi empat dengan penampil di keempat sisinya. Tubuh candi berdiri di atas batur
setinggi sekitar 50 cm. Tangga dan pintu masuk, yang terletak di sisi barat, saat ini
dalam keadaan polos tanpa pahatan.

4) Candi Arjuna

Candi ini mirip dengan candi-candi di komples Gedong Sanga. Berdenah dasar
persegi dengan luas sekitar ukuran sekitar 4 m2. Tubuh candi berdiri diatas batur.
setinggi sekitar 1 m. Di sisi barat terdapat tangga menuju pintu masuk ke ruangan
kecil dalam tubuh candi. Pintu candi dilengkapi dengan semacam bilik penampil
yang menjorok keluar sekitar 1 m dari tubuh candi. Di atas ambang pintu dihiasi
11
dengan pahatan Kalamakara.

5) Candi Semar

Candi ini letaknya berhadapan dengan Candi Arjuna. Denah dasarnya


berbentuk persegi empat membujur arah utara-selatan. Batur candi setinggi sekitar
50 cm, polos tanpa hiasan. Tangga menuju pintu masuk ke ruang dalam tubuh candi
terdapat di sisi timur. Pintu masuk tidak dilengkapi bilik penampil. Ambang pintu
diberi bingkai dengan hiasan pola kertas tempel dan kepala naga di pangkalnya. Di
atas ambang pintu terdapat Kalamakara tanpa rahangbawah.

6) Candi Puntadewa

Ukuran Candi Puntadewa tidak terlalu besar, namun candi ini tampak lebih
tinggi. Tubuh candi berdiri di atas batur bersusun setinggi sekitar 2,5 m. Tangga
menuju pintu masuk ke dalam ruang dalam tubuh candi dilengkapi pipi candi dan
dibuat bersusun dua, sesuai dengan batur candi. Atap candi mirip dengan atap Candi
Sembadra, yaitu berbentuk kubus besar. Puncak atap juga sudah hancur, sehingga
tidak terlihat lagi bentuk aslinya. Di keempat sisi atap juga terdapat relung kecil
seperti tempat menaruh arca. Pintu dilengkapi dengan bilik penampil dan diberi
bingkai yang berhiaskan motif kertas tempel.

7) Candi Sembrada

Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan denah dasar berbentuk bujur


sangkar. Di pertengahan sisi selatan, timur dan utara terdapat bagian yang menjorok
keluar, membentuk relung seperti bilik penampil. Pintu masuk terletak di sisi barat
dan, dilengkapi dengan bilik penampil. Adanya bilik penampil di sisi barat dan
relung di ketiga sisi lainnya membuat bentuk tubuh candi tampak seperti poligon.
Di halaman terdapat batu yang ditata sebagai jalan setapak menuju pintu. Candi ini
terletak di utara Candi Arjuna. Batur candi setinggi sekitar 50 cm dengan denah
dasar berbentuk kubus. Di sisi timur terdapat tangga dengan bilik penampil. Pada
dinding utara terdapat pahatan yang menggambarkan Wisnu, pada dinding timur
menggambarkan Syiwa dan pada dinding selatan menggambarkan Brahma.
Sebagian besar pahatan tersebut sudah rusak. Atap candi sudah rusak sehingga tidak
terlihat lagi bentukaslinya.

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kerajaan mataram kuno merupakan kerajaan yang berdiri pada tahun 732
masehi.Kerajaan ini berdiri di desa Canggal (sebelah barat Magelang). Pada saat itu
didirikansebuah Lingga (lambang siwa) diatas sebuah bukit di daerah Kunjarakunja
yangdidirikan oleh Raja Sanjaya. Adapun raja-raja yang sempat memerintah
kerajaan Mataram Kuno antara lain:
1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)
2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan (780-800 M)
4. Sri Maharaja Rakai Warak (800-820M)
5. Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M)
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan (840-863 M)
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (863-882 M)
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882-898 M)
9. Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung (898-910 M)
Ada beberapa aspek kehidupan yang mengalami perkembangan dalam kerajaan
Mataram Kuno, antara lain:
1. Aspek Kehidupan Politik
2. Aspek Kehidupan Sosial
3. Aspek Kehidupan Ekonomi
4. Aspek Kehidupan Budaya Hindu-Buddha.
Adapun peninggalan- peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno antar lain yaitu:
PRASASTI :
1. Prasasti Canggal
2. Prasasti Kalasan
3. Prasasti Mantyasih

13
CANDI :

1. Candi Gatotkaca
2. Candi Bima
3. Candi Dwaranti
4. Candi Arjuna
5. Candi Semar
6. Candi Puntadewa
7. Canadi Sembrada

14
DAFTAR PUSTAKA

http://www.anneahira.com/lokasi-kerajaan-mataram-kuno.htm
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-mataram-kuno.html

15

Anda mungkin juga menyukai