Anda di halaman 1dari 2

Sejarah navigasi dan penjelajahan

Artikel utama: Sejarah navigasi, Sejarah kartografi, dan Sejarah maritim

Manusia telah menjelajahi laut sejak zaman prasejarah, biasanya dengan menggunakan rakit dan
perahu kayu, perahu alang-alang, dan kano dari kulit pohon. Sekitar tahun 3000 SM, bangsa
Austronesia di Taiwan sudah mulai menyebar ke wilayah kepulauan di Asia Tenggara.[117]
Kemudian, orang-orang "Lapita" dari rumpun Austronesia menyebar luas di wilayah yang terbentang
dari Kepulauan Bismarck hingga ke Fiji, Tonga, dan Samoa.[118] Keturunan mereka mengarungi
lautan sejauh ribuan kilometer dari satu pulau ke pulau lainnya hanya dengan menggunakan sebuah
kano,[119] dan dalam prosesnya mereka menemukan banyak pulau baru, termasuk Hawaii, Pulau
Paskah (Rapa Nui), dan Selandia Baru.[120]

Bangsa Mesir Kuno dan Fenisia telah menjelajahi Laut Tengah dan Laut Merah, sementara Hannu
dari Mesir berhasil mencapai Semenanjung Arab dan Pesisir Afrika sekitar tahun 2750 SM.[121] Pada
milenium pertama SM, bangsa Fenisia dan Yunani telah mendirikan koloni-koloni di pesisir Laut
Tengah dan Laut Hitam,[122] Sekitar tahun 500 SM, seorang navigator Kartago yang bernama Hanno
menulis catatan perjalanannya yang menunjukkan bahwa ia paling tidak telah mencapai pesisir
Senegal, atau mungkin malah hingga sejauh Gunung Kamerun.[123][124] Pada abad pertengahan
awal, bangsa Viking berhasil melintasi Samudra Atlantik Utara hingga mencapai ujung timur laut
benua Amerika.[9](hlm.12–13) Orang-orang Novgorod juga telah berlayar di Laut Putih dari abad ke-
13 atau bahkan sebelumnya.[125] Sementara itu, laut beserta dengan pesisir Asia timur dan selatan
dimanfaatkan oleh pedagang Arab dan Tionghoa.[126] Dinasti Ming di Tiongkok bahkan memiliki
armada yang terdiri dari 317 kapal dengan 37.000 awak yang dipimpin oleh Cheng Ho pada awal
abad ke-15; armada ini menjelajahi wilayah pesisir Samudra Hindia dan Pasifik.[9](hlm.12–13)

Pada akhir abad ke-15, para pelaut Eropa Barat mulai mencari jalur dagang yang baru. Bartolomeu
Dias mengelilingi Tanjung Harapan pada tahun 1487 dan Vasco da Gama mencapai India lewat
tanjung tersebut pada tahun 1498. Kristoforus Kolumbus berlayar dari Cadiz pada tahun 1492 dalam
upaya untuk mencapai wilayah India di timur dengan cara berlayar ke barat. Ia malah mendarat di
sebuah pulau di Laut Karibia, dan beberapa tahun kemudian seorang navigator Venesia yang
bernama Giovanni Caboto berhasil mencapai Newfoundland. Penjelajah Italia Amerigo Vespucci,
yang menjadi asal nama benua Amerika, menjelajahi pesisir Amerika Selatan dari tahun 1497 hingga
1502, dan ia juga menemukan mulut Sungai Amazon.[9](hlm.12–13) Pada tahun 1519, seorang
navigator Portugis yang bernama Fernando de Magelhaens memimpin ekspedisi pertama yang
bertujuan mengelilingi dunia.[9](hlm.12–13)

Peta dunia karya Gerardus Mercator dari tahun 1569. Garis pantai Dunia Lama digambarkan dengan
cukup akurat, tetapi proyeksi untuk kawasan-kawasan di lintang tinggi menjadi terlalu besar.
Terkait dengan sejarah alat navigasi, kompas pertama kali digunakan oleh orang Yunani dan
Tionghoa kuno untuk menunjukkan orientasi utara dan mengetahui ke mana kapal mengarah. Garis
lintang ditentukan dengan menggunakan astrolab, tongkat Jacob, atau sekstan, sementara garis
bujur hanya dapat dihitung dengan kronometer yang akurat untuk menunjukkan perbedaan waktu
yang pasti antara kapal dengan titik yang telah ditentukan, seperti Meridian Greenwich. Pada tahun
1759, seorang pembuat jam yang bernama John Harrison merancang alat semacam itu dan James
Cook menggunakan alat ini selama perjalanannya mengarungi samudra.[127] Kini Sistem Pemosisi
Global (GPS) menggunakan lebih dari tiga puluh satelit untuk memungkinkan navigasi secara akurat
di seluruh dunia.[127]

Terkait dengan peta yang juga sangat penting untuk navigasi, pada abad kedua, Ptolemeus telah
memetakan wilayah-wilayah dunia yang dikenal pada masa itu, dari "Fortunatae Insulae" (Tanjung
Verde atau Kepulauan Kanari) di barat hingga Teluk Thailand di timur. Peta ini digunakan pada tahun
1492 oleh Kristoforus Kolumbus.[128] Kemudian, Gerardus Mercator membuat peta dunia pada
tahun 1538 dengan proyeksi yang meluruskan garis-garis rhumb,[9](hlm.12–13) sehingga
menghasilkan proyeksi yang terlalu besar untuk wilayah-wilayah di lintang tinggi seperti wilayah
Artik. Pada abad ke-18, peta yang tersedia sudah lebih baik daripada sebelumnya, dan salah satu
tujuan perjalanan James Cook adalah untuk melakukan pemetaan lebih lanjut. Penelitian ilmiah
berlanjut dengan pengukuran kedalaman oleh Tuscarora, penelitian samudra oleh ekspedisi
Challenger (1872–1876), kiprah pelaut Skandinavia Roald Amundsen dan Fridtjof Nansen, ekspedisi
Michael Sars pada tahun 1910, ekspedisi Atlantik Jerman pada tahun 1925, survei Discovery II di
Antarktika pada tahun 1932, dan seterusnya.[23] Selain itu, pada tahun 1921, didirikan Organisasi
Hidrografi Internasional yang merupakan badan yang kompeten dalam melakukan survei hidrografi
dan pemetaan bahari.[129]

Anda mungkin juga menyukai