08/03/2011 by pardedejabijabi
in Uncategorized
AKULTURASI
1. Bidang Sosial
Setelah masuknya agama Hindu terjadi perubahan dalam tatanan sosial masyarakat
Indonesia. Hal ini tampak dengan dikenalnya pembagian masyarakat atas kasta.
2. Ekonomi
Dalam ekonomi tidak begitu besar pengaruhnya pada masyarakat Indonesia. Hal ini
disebabkan karena masyarakat telah mengenal pelayaran dan perdagangan jauh
sebelum masuknya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia.
3. Sistem Pemerintahan
Sebelum masuknya Hindu-Budha di Indonesia dikenal sistem pemerintahan oleh
kepala suku yang dipilih karena memiliki kelebihan tertentu jika dibandingkan anggota
kelompok lainnya. Setelah masuknya pengaruh Hindu-Budha, tata pemerintahan
disesuaikan dengan sistem kepala pemerintahan yang berkembang di India. Seorang
kepala pemerintahan bukan lagi seorang kepala suku, melainkan seorang raja, yang
memerintah wilayah kerajaannya secara turun temurun.Pengaruh Hindu-Budha masuk
maka berdiri Kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang berkuasa secara turuntemurun. Raja dianggap sebagai keturuanan dari dewa yang memiliki kekuatan,
dihormati, dan dipuja. Sehingga memperkuat kedudukannya untuk memerintah
wilayah kerajaan secara turun temurun. Serta meninggalkan sistem pemerintahan
kepala suku.
4. Bidang Pendidikan
Masuknya Hindu-Budha juga mempengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia dalam
bidang pendidikan. Sebab sebelumnya masyarakat Indonesia belum mengenal tulisan.
Namun dengan masuknya Hindu-Budha, sebagian masyarakat Indonesia mulai
mengenal budaya baca dan tulis.
Bukti pengaruh dalam pendidikan di Indonesia yaitu :
Dengan digunakannya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa dalam kehidupan
sebagian masyarakat Indonesia. Bahasa tersebut terutama digunakan di kalangan
pendeta dan bangsawan kerajaan. Telah mulai digunakan bahasa Kawi, bahasa Jawa
Kuno, dan bahasa Bali Kuno yang merupakan turunan dari bahasa Sansekerta.
Telah dikenal juga sistem pendidikan berasrama (ashram) dan didirikan sekolahsekolah khusus untuk mempelajari agama Hindu-Budha. Sistem pendidikan tersebut
kemudian diadaptasi dan dikembangkan sebagai sistem pendidikan yang banyak
diterapkan di berbagai kerajaan di Indonesia.
Bukti lain tampak dengan lahirnya banyak karya sastra bermutu tinggi yang
merupakan interpretasi kisah-kisah dalam budaya Hindu-Budha. Contoh :
Empu Sedah dan Panuluh dengan karyanya Bharatayudha
Empu Kanwa dengan karyanya Arjuna Wiwaha
Empu Dharmaja dengan karyanya Smaradhana
Contoh :
Di Jawa Timur berkembang aliran Tantrayana seperti yang dilakukan Kertanegara dari
Singasari yang merupakan penjelmaaan Siwa. Kepercayaan terhadap roh leluhur masih
terwujud dalam upacara kematian dengan mengandakan kenduri 3 hari, 7 hari, 40 hari,
100 hari, 1 tahun, 2 tahun dan 1000 hari, serta masih banyak hal-hal yang dilakukan
oleh masyarakat Jawa.
Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut
tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India.
Pengaruh kesenian India terhadap kesenian Indonesia terlihat jelas pada bidang-bidang
dibawah ini:
Seni Bangunan
Seni bangunan tampak pada bangunan candi sebagai wujud percampuran antara seni
asli bangsa Indonesia dengan seni Hindu-Budha. Candi merupakan bentuk perwujudan
akulturasi budaya bangsa Indonesia dengan India. Candi merupakan hasil bangunan
zaman megalitikum yaitu bangunan punden berundak-undak yang mendapat pengaruh
Hindu Budha. Contohnya candi Borobudur. Pada candi disertai pula berbagai macam
benda yang ikut dikubur yang disebut bekal kubur sehingga candi juga berfungsi
sebagai makam bukan semata-mata sebagai rumah dewa. Sedangkan candi Budha,
hanya jadi tempat pemujaan dewa tidak terdapat peti pripih dan abu jenazah ditanam di
sekitar candi dalam bangunan stupa.
Seni Rupa
Seni rupa tampak berupa patung dan relief.
Patung dapat kita lihat pada penemuan patung Budha berlanggam Gandara di Bangun
Kutai. Serta patung Budha berlanggam Amarawati di Sikending (Sulawesi Selatan).
Selain patung terdapat pula relief-relief pada dinding candi seperti pada Candi
Borobudur ditemukan relief cerita sang Budha serta suasana alam Indonesia.
Periode tengah bangsa Indonesia mulai melakukan penyaduran atas karya India.
Contohnya: Kitab Bharatayudha merupakan gubahan Mahabarata oleh Mpu Sedah dan
Panuluh. Isi ceritanya tentang peperangan selama 18 hari antara Pandawa melawan
Kurawa. Para ahli berpendapat bahwa isi sebenarnya merupakan perebutan kekuasaan
dalam keluarga raja-raja Kediri.
Prasasti-prasasti yang ada ditulis dalam bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Bahasa
Sansekerta banyak digunakan pada kitab-kitab kuno/Sastra India. Mengalami
akulturasi dengan bahasa Jawa melahirkan bahasa Jawa Kuno dengan aksara Pallawa
yang dimodifikasi sesuai dengan pengertian dan selera Jawa sehingga menjadi aksara
Jawa Kuno dan Bali Kuno. Perkembangannya menjadi aksara Jawa sekarang serta
aksara Bali. Di kerajaan Sriwijaya huruf Pallawa berkembang menjadi huruf Nagari.
7. Bidang Teknologi
Masyarakat Indonesia dari sebelum masuknya agama Hindu-Budha sebenarnya sudah
memiliki budaya yang cukup tinggi. Dengan masuknya pengaruh budaya Hindu-Budha
di Indonesia semakin mempertinggi teknologi yang sudah dimiliki bangsa Indonesia
sebelumnya. Pengaruh Hindu-Budha terhadap perkembangan teknologi masyarakat
Indonesia terlihat dalam bidang kemaritiman, bangunan dan pertanian.
Perkembangan kemaritiman terlihat dengan semakin banyaknya kota-kota pelabuhan,
ekspedisi pelayaran dan perdagangan antar negara. Selain itu, bangsa Indonesia yang
awalnya baru dapat membuat sampan sebagai alat transportasi kemudian mulai dapat
membuat perahu bercadik.
Perpaduan antara pengetahuan dan teknologi dari India dengan Indonesia terlihat pula
pada pembuatan dan pendirian bangunan candi baik candi dari agama Hindu maupun
Budha.
Bangunan candi merupakan hasil karya ahli-ahli bangunan agama Hindu-Budha yang
memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Selain itu terlihat dalam penulisan prasastiprasastri pada batu-batu besar yang membutuhkan keahlian, pengetahuan, dan teknik
penulisan yang tinggi. Pengetahuan dan perkenalan teknologi yang tinggi dilakukan
secara turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Dalam bidang pertanian, tampak dengan adanya pengelolaan sistem irigasi yang baik
mulai diperkenalkan dan berkembang pada zaman masuknya Hindu-Budha di
Indonesia. Tampak pada relief candi yang menggambarkan teknologi irigasi pada
zaman Majapahit.
8. Sistem Kalender
Diadopsi dari sistem kalender/penanggalan India. Hal ini terlihat dengan adanya :
Penggunaan tahun Saka di Indonesia. Tercipta kalender dengan sebutan tahun Saka
yang dimulai tahun 78 M (merupakan tahun Matahari, tahun Samsiah) pada waktu raja
Kanishka I dinobatkan jumlah hari dalam 1 tahun ada 365 hari. Oleh orang Bali, tahun
Saka tidak didasarkan pada sistem Surya Pramana tetapi sistem Chandra Pramana
(tahun Bulan, tahun Kamariah) dalam 1 tahun ada 354 hari. Musim panas jatuh pada
hari yang sama dalam bulan Maret dimana matahari, bumi, bulan ada pada garis lurus.
Hari tersebut dirayakan sebagai Hari Raya Nyepi.
Ditemukan Candrasangkala/ Kronogram ada dalam rangka memperingati peristiwa
dengan tahun/ kalender saka. Candrasangkala adalah angka huruf berupa susunan
kalimat/ gambaran kata. Bila berupa gambar harus diartikan dalam bentuk kalimat.
Contoh:
Sirna Ilang Kertaning Bumi = 1400 S = 1478 M
Sirna = 0 Kertaning = 4
Ilang = 0 Bumi = 1
urti Indria Rasa = 654 S = 732 M
urti = 4
Indria = 5
Rasa = 6
Hayama Vayu Rasa = 682 S
9. Filsafat
Lahir Astrologi yaitu pengetahuan yang berkaitan dengan alam semesta/ astronomi.
Contoh : orang memberi nama anak berdasarkan hari, tanggal, bulan lahirnya.
Adanya buku primbon sebagai pedoman hidup dan tatanan tradisi yang semula hanya
merupakan catatan turun temurun. Ajaran Hindu-Budha penuh dengan upacara
keagamaan. Falsafah agama tersebut mengajarkan hal-hal yang bersifat pasifistis yaitu
ajaran yang menuju pada kehidupan damai, menerima apa yang menjadi takdir karena
semuanya ditentukan oleh Yang Maha Kuasa.