Anda di halaman 1dari 22

KERAJAAN MAJAPAHIT

KELOMPOK 8
DISUSUN OLEH :

AQILAH AULIA HASIBUAN


OSYESEN ZYLGWYN PURBA
FANNY

KELAS : X PMIA 3
GURU MAPEL : BU LILIS SINAGA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca maupun pendengar hasil makalah presentasi kami, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang kami
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu, kami harapkan kepada para pembaca maupun
pendengar untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 4

A. Latar Belakang 4

B. Tujuan 4

C. Manfaat4

BAB II ISI 5

A. Letak dan Wilayah Kerajaan


majapahit……………………………………………………………………....5
B. Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit dan Nama –Nama Raja yang
Pernah
Memerintah........................................................................................................6
C. Proses Masuknya Hindu-Buddha ke Kerajaan Majapahit12

D.Bukti-Bukti Peninggalan Hindu-Buddha di Kerajaan Majapahit yang di


Tersebar di Indonesia 14

E.Jatuhnya Majapahit....................................................................................19

F. Kebudayaan Kerajaan Majapahit .................................................................21

BAB III PENUTUP 23

A. Kesimpulan 23

B. Saran 23

DAFTAR PUSTAKA24

BAB I i
ii
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur, Indonesia
yang pernah berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga1550 M. Kerajaan ini mencapai
puncak kejayaannya menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luas
di Nusantara pada masa kekuasaan Hayam Wuruk, yang berkuasa dari tahun
1350  hingga1389. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang
menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam
sejarah Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra,
Semenanjung, Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur, meskipun wilayah
kekuasaannya masih diperdebatkan.
            Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan adalah Pararaton ('Kitab
Raja-raja') dalam bahasa Kawai dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa
Kuno. Pararaton terutama menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari)
namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit.
Sementara itu, Nagarakertagama merupakan puisi  Jawa Kuno yang ditulis pada
masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Setelah masa itu,
hal yang terjadi tidaklah jelas. Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa
Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain.

B.     Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
a.       Untuk mengetahui Sejarah Kebudayaan Majapahit.
b.      Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit.

C.     Manfaat
            Manfaat pembuatan makalah ini yaitu untuk menambah pengetahuan kita
tentang sejarah Kebudayaan Majapahit.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Letak dan Wilayah Kerajaan Majapahit


Majapahit adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Timur,
Indonesia, yang pernah berdiri dari sekitar 1293 hingga 1500 SM. Didirikan
tahun 1294 oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertaras Jayawardana yang
merupakan keturunan Ken Arok raja Singosari.

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan hindu-Buddha terakhir yang


menguasai Nusantara dan dianggap sebagai salah satu Negara terbesar dalam
sejarah Indonesia. Kekuasaanya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung
Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia Timur, meskipun wilayah
kekuasaannya masih diperdedebatkan.
B.    Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit dan
Nama-Nama Kerajaan yang Pernah Memerintah
            Pada saat terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya bertugas menghadang
bagian utara, ternyata serangan yang lebih besar justru dilancarkan dari selatan.
Maka ketika Raden Wijaya kembali ke Istana, ia melihat Istana Kerajaan Singasari
hampir habis dilalap api dan mendengar Kertanegara telah terbunuh bersama
pembesar-pembesar lainnya. Akhirnya ia melarikan diri bersama sisa-sisa tentaranya
yang masih setia dan dibantu penduduk desa Kugagu. Setelah merasa aman ia pergi
ke Madura meminta perlindungan dari Aryawiraraja. Berkat bantuannya ia berhasil
menduduki tahta, dengan menghadiahkan daerah tarik kepada Raden Wijaya sebagai
daerah kekuasaannya. Ketika tentara Mongol datang ke Jawa dengan dipimpin Shih-
Pi, Ike-Mise, dan Kau Hsing dengan tujuan menghukum Kertanegara, maka Raden
Wijaya memanfaatkan situasi itu untuk bekerja sama menyerang Jayakatwang.
Setelah Jayakatwang terbunuh, tentara Mongol berpesta pora merayakan
kemenanganya. Kesempatan itu pula dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk berbalik
melawan tentara Mongol, sehingga tentara Mongol terusir dari Jawa dan pulang ke
negrinya. Maka tahun 1293 Raden Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertajasa
Jayawardhana.

            Arca Harihara, dewa gabungan Siwa dan Wisnu sebagai penggambaran


Kertarajasa. Berlokasi semula di Candi Simping, Blitar, kini menjadi koleksi Museum
Nasional Republik Indonesia. Sebelum berdirinya Majapahit, Singhasari telah
menjadi kerajaan paling kuat di Jawa. Hal ini menjadi perhatian Kubilai Khan,
penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang bernama Meng Chi ke
Singhasari yang menuntut Uperi. Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasari yang
terakhir menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan
merusak wajahnya dan memotong telinganya. Kubilai Khan marah dan lalu
memberangkatkan ekspedisi besar ke Jawa tahun 1293. Ketika itu, Jayakatwang,
adipati Kediri, sudah menggulingkan dan membunuh Kertanegara. Atas saran Aria
Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantu
Kertanegara, yang datang menyerahkan diri. Kemudian, Wiraraja mengirim utusan ke
Daha, yang membawa surat berisi pernyataan, Raden Wijaya menyerah dan ingin
mengabdi kepada Jayakatwang. Jawaban dari surat diatas disambut dengan senang
hati. Raden Wijaya kemudian diberi hutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan
membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah
maja, dan rasa "pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba, Wijaya
bersekutu dengan pasukan Mongol untuk bertempur melawan Jayakatwang. Setelah
berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu
Mongolnya sehingga memaksa mereka menarik pulang kembali pasukannya secara
kalang-kabut karena mereka berada di negeri asing. Saat itu juga merupakan
kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson agar dapat pulang, atau
mereka terpaksa harus menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.

            Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit


adalah hari penobatan Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika
tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan
dengan nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan ini menghadapi masalah.
Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasuk Ranggalawe, Sora, dan Nambi
memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil.
Pemberontakan Ranggalawe ini didukung oleh Panji Mahajaya, Ra Arya Sidi, Ra
Jaran Waha, Ra Lintang, Ra Tosan, Ra Gelatik, dan Ra Tati. Semua ini tersebut
disebutkan dalam Pararaton. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih Halayudha
lah yang melakukan konspirasi untuk menjatuhkan semua orang tepercaya raja, agar
ia dapat mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian
pemberontak terakhir (Kuti), Halayudha ditangkap dan dipenjara, dan lalu dihukum
mati. Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.
          
  Putra dan penerus Wijaya adalah Jayanegara. Pararaton menyebutnya Kala
Gemet, yang berarti "penjahat lemah". Kira-kira pada suatu waktu dalam kurun
pemerintahan Jayanegara, seorang pendeta Italia,Oodrico da Pordenone  mengunjungi
keraton Majapahit di Jawa. Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya,
Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, akan tetapi
Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadi Bhiksuni. Rajapatni
menunjuk anak perempuannya Tribhuwana untuk menjadi ratu Majapahit. Pada tahun
1336, Tribhuwana menunjuk Gajah Mada sebagai Mahapatih, pada saat
pelantikannya Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yang menunjukkan
rencananya untuk melebarkan kekuasaan Majapahit dan membangun sebuah
kemaharajaan. Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang
menjadi lebih besar dan terkenal di kepulauan Nusantara. Tribhuwana berkuasa di
Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan oleh putranya,
Hayam Wuruk.
Raja-Raja Yang Pernah Memimpin Majapahit
1. Kertajasa Jawardhana(1293-1309)
Merupakan pendiri kerajaan Majapahit, pada masa pemerintahannya,
Raden Wijaya dibantu oleh mereka yang turut berjasa dalam merintis
berdirinya Kerajaan Majapahit, Aryawiraraja yang sangat besar jasanya
diberi kekuasaan atas sebelah Timur meliputi daerah Lumajang,
Blambangan. Raden Wijaya memerintah dengan sangat baik dan bijaksana.
Susunan pemerintahannya tidak berbeda dengan susunan pemerintahan
Kerajaan Singasari.

2. Jayanegara (1309-1328)
Kala Gemet naik tahta menggantikan ayahnya dengan gelar Sri
Jayanegara. Pada Masa pemerintahannnya ditandai dengan pemberontakan-
pemberontakan. Misalnya pemberontakan Ranggalawe 1231 saka,
pemberontakan Lembu Sora 1233 saka, pemberontakan Juru Demung 1235
saka, pemberontakan Gajah Biru 1236 saka, Pemberontakan Nambi, Lasem,
Semi, Kuti dengan peristiwa Bandaderga. Pemberontakan Kuti adalah
pemberontakan yang berbahaya, hampir meruntuhkan Kerajaan Majapahit.
Namun semua itu dapat diatasi. Raja Jayanegara dibunuh oleh tabibnya
sendiri yang bernama Tanca. Tanca akhirnya dibunuh pula oleh Gajah
Mada.

3. Tribuana Tungga Dewi (1328-1350)


Raja Jayanegara meninggal tanpa meninggalkan seorang putrapun,
oleh karena itu yang seharusnya menjadi raja adalah Gayatri, tetapi karena
ia telah menjadi seorang Bhiksu maka digantikan oleh putrinya Bhre
Kahuripan dengan gelar Tribuwana Tunggadewi, yang dibantu oleh
suaminya yang bernama Kartawardhana. Pada tahun 1331 timbul
pemberontakan yang dilakukan oleh daerah Sadeng dan Keta (Besuki).
Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada yang pada saat itu
menjabat Patih Daha. Atas jasanya ini Gajah Mada diangkat sebagai
Mahapatih Kerajaan Majapahit menggantikan Pu Naga. Gajah Mada
kemudian berusaha menunjukkan kesetiaannya, ia bercita-cita menyatukan
wilayah Nusantara yang dibantu oleh Mpu Nala dan Adityawarman. Pada
tahun 1339, Gajah Mada bersumpah tidak makan Palapa sebelum wilayah
Nusantara bersatu. Sumpahnya itu dikenal dengan Sumpah Palapa, adapun
isi dari amukti palapa adalah sebagai berikut :”Lamun luwas kalah
nusantara isum amakti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, ring
Sunda, ring Palembang, ring Tumasik, samana sun amukti palapa”.
Kemudian Gajah Mada melakukan penaklukan-penaklukan.

4. Hayam Wuruk (1350-1389)


Hayam Wuruk naik tahta pada usia yang sangat muda yaitu 16 tahun dan
bergelar Rajasanegara. Di masa pemerintahan Hayam Wuruk yang
didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada, Majapahit mencapai keemasannya.
Dari Kitab Negerakertagama dapat diketahui bahwa daerah kekuasaan pada
masa pemerintahan Hayam Wuruk, hampir sama luasnya dengan wilayah
Indonesia yang sekarang, bahkan pengaruh kerajaan Majapahit sampai ke
negaranegara tettangga. Satu-satunya daerah yang tidak tunduk kepada
kekuasaaan Majapahit adalah kerajaan Sunda yang saat itu dibawah
kekuasaan Sri baduga Maharaja. Hayam Wuruk bermaksud mengambil putri
Sunda untuk dijadikan permaisurinya. Setelah putri Sunda (Diah Pitaloka)
serta ayahnya Sri Baduga Maharaja bersama para pembesar Sunda berada di
Bubat, Gajah Mada melakukan tipu muslihat, Gajah Mada tidak mau
perkawinan Hayam Wuruk dengan putri Sunda dilangsungkan begitu saja. Ia
menghendaki agar putri Sunda dipersembahkan kepada Majapahit (sebagai
upeti). Maka terjadilah perselisihan paham dan akhirnya terjadinya perang
Bubat. Banyak korban dikedua belah pihak, Sri Baduga gugur, putri Sunda
bunuh diri.

Tahun 1364 Gajah Mada meninggal, Kerajaan Majapahit kehilangan


seorang mahapatih yang tak ada duanya. Untuk memilih penggantinya bukan
suatu pekerjaan yang mudah. Dewan Saptaprabu yang sudah beberapa kali
mengadakan sidang untuk memilih pengganti Gajah Mada akhirnya
memutuskan bahwa Patih Hamungkubhumi Gajah Mada tidak akan diganti
“untuk mengisi kekosongan dalam pelaksanaan pemerintahan diangkat Mpu
Tandi sebagais Wridhamantri, Mpu Nala sebagai menteri Amancanegara dan
patih dami sebagai Yuamentri. Raja Hayam Wuruk meninggal pada tahun
1389.

5. Kusumawardani-Wikramawardhana (1389-1399)
Hayam Wuruk naik tahta pada usia yang sangat muda yaitu 16 tahun
dan bergelar Rajasanegara. Di masa pemerintahan Hayam Wuruk yang
didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada, Majapahit mencapai
keemasannya. Dari Kitab Negerakertagama dapat diketahui bahwa daerah
kekuasaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, hampir sama luasnya
dengan wilayah Indonesia yang sekarang, bahkan pengaruh kerajaan
Majapahit sampai ke negaranegara tettangga. Satu-satunya daerah yang
tidak tunduk kepada kekuasaaan Majapahit adalah kerajaan Sunda yang
saat itu dibawah kekuasaan Sri baduga Maharaja. Hayam Wuruk
bermaksud mengambil putri Sunda untuk dijadikan permaisurinya. Setelah
putri Sunda (Diah Pitaloka) serta ayahnya Sri Baduga Maharaja bersama
para pembesar Sunda berada di Bubat, Gajah Mada melakukan tipu
muslihat, Gajah Mada tidak mau perkawinan Hayam Wuruk dengan putri
Sunda dilangsungkan begitu saja. Ia menghendaki agar putri Sunda
dipersembahkan kepada Majapahit (sebagai upeti). Maka terjadilah
perselisihan paham dan akhirnya terjadinya perang Bubat. Banyak korban
dikedua belah pihak, Sri Baduga gugur, putri Sunda bunuh diri.

Tahun 1364 Gajah Mada meninggal, Kerajaan Majapahit kehilangan


seorang mahapatih yang tak ada duanya. Untuk memilih penggantinya
bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dewan Saptaprabu yang sudah
beberapa kali mengadakan sidang untuk memilih pengganti Gajah Mada
akhirnya memutuskan bahwa Patih Hamungkubhumi Gajah Mada tidak
akan diganti “untuk mengisi kekosongan dalam pelaksanaan pemerintahan
diangkat Mpu Tandi sebagais Wridhamantri, Mpu Nala sebagai menteri
Amancanegara dan patih dami sebagai Yuamentri. Raja Hayam Wuruk
meninggal pada tahun 1389.

6. Suhita (1399-1429)
Sri Suhita atau Dewi Suhita menjadi raja perempuan kedua yang berkuasa
di Kerajaan Majapahit . Ia memerintah sejak masa pemerintahan
Wikramawardhana. Namun, asal usulnya dari mana dan siapa sosok
sebenarnya Sri Suhita masih menjadi misteri dan perdebatan.

Sejarawan Slamet Muljana dalam buku 'Babad Tanah Jawi' tulisan


Soedjipto Abimanyu menyebut seorang ratu atau Prabu Sri telah
memerintah di Kerajaan Majapahit. Tetapi tidak ada yang dapat
menjelaskan siapa yang dimaksud sosok itu. Istilah Prabu Sri ditafsirkan
Kusumawardhani yang memegang kekuasan karena mempunyai hak atas
tahta dan mahkota kerajaan sebagai putri Prabu Hayam Wuruk

7. Bhre Tumapel (Kertawijaya) (1447-1451)


Menurut Pararaton, Kertawijaya adalah putra Wikramawardhana dari
selir. Putra Wikramawardhana yang lain adalah Hyang Wekasing Sukha
Bhre Tumapel, dan Suhita. Sebelum menjadi raja, Kertawijaya pernah
menjadi Bhre Tumapel, yaitu menggantikan kakaknya yang meninggal awal
tahun 1427.
Kertawijaya naik takhta menggantikan Suhita tahun 1447. Pada masa
pemerintahannya sering terjadi gempa bumi dan gunung meletus. Juga
terjadi peristiwa pembunuhan penduduk Tidung Galating oleh
keponakannya, yaitu Bhre Paguhan putra Bhre Tumapel.
8. Kartabumi (1466-1478)
Menurut Pararaton, pada tahun 1468, Bhre Kertabhumi melakukan
pemberontakan terhadap Suraprabhawa (Singhawikramawardhana), adik
Rajasawardhana, karena ia adalah putra Rajasawardhana, yang merasa lebih berhak
atas takhta Majapahit dibanding pamannya itu. Pemerintahan Suraprabhawa berakhir
tahun 1468 dan digantikan oleh keponakannya, yaitu Bhre Kertabhumi putra
Rajasawardhana. Suraprabhawa beserta keluarganya kemudian melarikan diri ke
daerah Keling, Daha. Pararaton memang tidak menyebut dengan jelas kalau Bhre
Kertabhumi adalah raja yang menggantikan Suraprabhawa. Justru dalam kronik Cina
dari Kuil Sam Po Kong, diketahui kalau Kung-ta-bu-mi adalah penguasa Majapahit
yang memerintah sampai meninggal pada tahun 1478.

11
C. Proses Masuknya Hindu-Buddha ke Kerajaan Majapahit

Pendiri Majapahit ialah Raden Wijaya. Raden Wijaya merupakan menantu.


Kertanegara yang berhasil meloloskan diri ke Madura setelah kematian mertuanya.
Dengan bantuan penguasa Madura bernama Arya Wirajaya, ia menawarkan diri untuk
bekerjasama dengan Jayakatwang di Kediri. Jayakatwang kemudian memberikan
daerah Hutan Tarik (sekarang Trowulan) kepada Raden Wijaya. Raden Wijaya diam-
diam memperkuat diri sambil menunggu saat yang tepat untuk membalas dendam.
Pada awal tahun 1293 tentara Cina – Mongol yang dikirim untuk menghukum
Kertanegara tiba di Pulau Jawa. Raden Wijaya berhasil membunuh Jayakatwang.
Setelah berhasil mengalahkan Kediri, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara
Mongol dan memaksa mereka lari meninggalkan pulau Jawa. Ia dinobatkan menjadi
Raja Majapahit dengan gelar Sri Kertarajasa Jaya Wardhana pada 12 November
1293.
Para pengikut Kertarajasa yang berjasa dalam mendirikan Majapahit
kemudian diangkat menjadi pejabat tinggi kerajaan. Di antara mereka terdapat tokoh-
tokoh, yaitu Arya Wiraraja. Pu Tambi (Nambi), dan Ronggo Lawe. Pengangkatan
tersebut menimbulkan rasa tidak puas bagi jabatan yang lebih tinggi. Timbullah
serangkaian pemberontakan seperti yang dilakukan Ronggo Lawe pada tahun 1295
serta Pu Sora dan Juru Demung antara tahun 1298 – 1300. Di tengah-tengah
kekacauan ini, Raden Wijaya wafat pada tahun 1309. Pengganti Raden Wijaya adalah
Jayanegara yang bergelar Sri Jayanegara. Pemberontakan Nambi tahun 1316 dapat
dipadamkan oleh Mahapati. Kemudian menyusul pemberontakan Semi pada tahun
1318 dan Kuti 1319. Setelah peristiwa itu, raja Jayanegara sadar kalau Mahapati
ternyata tukang fitnah. Akhirnya, ia ditangkap dan di hukum mati. Ketika terjadi
pemberontakan Kuti inilah muncul nama Gajah Mada.
Pada tahun 1328, Jayanegara tewas dibunuh oleh Tanca. Tahta kerajaan
kemudiandiwakilkan kepada puterinya, Tribhuwanatunggadewi (Bhre Kahuripan).
Selama pemerintahan ratu tersebut, kemelut politik masih muncul. Hal tersebut
terlihat dengan adanya pemberontakan Sadeng pada tahun 1331. Pemberontakan
tersebut berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada. Sebagai balasan atas jasanya, Gajah
Mada diangkat menjadi Mangkubumi (Perdana Menteri). Pada saat dilantik, Gajah
Mada mengucapkan suatu sumpah terkenal yang disebut sebagai Sumpah Palapa.
Dalam sumpahnya itu, Gajah Mada bertekad untuk tidak berhenti beristirahat sampai
seluruh nusantara dipersatukan di bawah panji Majapahit. Tribhuwanatunggadewi
menduduki tahta selama 22 tahun dan kemudian menyerahkan tahta Majapahit
kepada puteranya Hayam Wuruk. Hayam Wuruk menjadi raja dengan gelar Sri
Rajasanegara. Pemerintahannya berlangsung selama 39 tahun, ia didampingi oleh
Gajah Mada sebagai patihnya. Di bawah duet Sri Rajasanegara dan Gajah Mada,
persatuan nusantara perlahan-lahan dapat diwujudkan meskipun sempat diwarnai
keributan dengan adanya peristiwa Bubat. Peristiwa yang menewaskan Maharaja
Sunda Padjajaran yang bernama Sri Bhaduga dan Dyah Pitaloka, puterinya yang
menjadi calon permaisuri Hayam Wuruk. Peristiwa ini meretakkan Hayam Wuruk
dan Gajah Mada. Hayam Wuruk sangat memperhatikan kehidupan agama. Ia
berusaha mempersatukan tiga aliran agama, yaitu Budha, Siswa dan Wisnu.
Kerukunan hidup beragama di Majapahit dilukiskan oleh Mpu Tantular dalam
bukunya Sutasoma dengan kalimat “Bhineka Tunggal Eka”. Beberapa pujangga besar
yang hidup pada masa tersebut adalah Mpu Prapanca dengan karyanya kitab
Negarakertagama dan Mpu Tantular dengan karyanya Arjuna Wiwaha. Kematian
Gajah Mada pada tahun 1364, yang disusul oleh wafatnya Hayam Wuruk pada tahun
1389menyebabkan kemunduran besar bagi Majapahit.
D. Bukti- Bukti Peninggalan Hindu-Buddha di Kerajaan
Majapahit yang Tersebar di Indonesia
1. Celengan Majapahit

Celengan ini ditemukan di trowulan, Jawa Timur


dan dipergunakan sekitar abad 14-15. Sekarang
merupakan koleksi Museum Gajah, Jakarta.

2. Arca Emas

Arca ini menggambarkan Bidadari Majapahit yang


anggun

3. Terakota Wajah

Banyak terakota ditemukan di wilayah majapahit,


namun yang menarik adalah terakota yang
dipercaya menggambarkan wujud asli dari Gajah
Mada.

14
4. Surya Majapahit

Surya Majapahit adalah lambang yang umumnya


dapat ditemui di reruntuhan Majapahit, sehingga
Surya Majapahit mungkin merupakan simbol
kerajaan Majapahit.

5. Arca Pertapa Hindu

Arca yang menggambarkan pertapa Hindu dari


masa Majapahit akhir ini sekarang merupakan
koleksi Museum für Indische Kunst, Berlin-
Dahlem, Jerman.

6. Uang Gobog Majapahit

Benda yang zaman dahulu ini pernah digunakan


sebagai salah satu mata uang Kerajaan Majapahit
ini terbuat dari tembaga.

7. Candi Tikus

Candi peninggalan kerajaan Majapahit yang


pertama yaitu Candi Tikus. Candi ini berada
komplek Trowulan di desa Temon, kecamatan
Trowulan, kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

8. Candi Sukuh
15
.Candi peninggalan kerajaan Majapahit selanjutnya
yaitu Candi Sukuh. Candi ini berada di desa Berjo,
kecamatan Ngargoyoso, kabupaten Karanganyar,
Jawa Tengah.Candi yang diperkirakan dibangun
pada tahun 1437 masehi.

9. Candi Brahu

. Candi ini terletak di Trowulan, tepatnya terletak


di desa Bejijong, kecamatan Trowulan, kabupaten
Mojokerto, Jawa
Timur.Nama “Brahu” diperkirakan berasal dari
kata “Wanaru” atau “Warahu”, nama ini
didapatkan dari sebutan bangunan suci yang
disebutkan dalam Prasasti Alasantan, dimana
prasasti tersebut ditemukan tidak jauh dari Candi
ini.

10. Candi Cetho


. Candi ini berada di dusun Ceto, desa Gumeng,
kecamatan Jenawi, kabupaten Karanganyar. Selain
itu, komplek Candi ini juga sering digunakan oleh
warga setempat dan peziarah yang beragama
Hindu sebagai tempat pemujaan.
E. Jatuhnya Kerajaan Majapahit
Sesudah mencapai puncaknya pada abad ke-14, kekuasaan Majapahit
berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk pada tahun 1389,
Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris
Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yang menikahi sepupunya
sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari
selirnya Wirabhumi yang juga menuntut haknya atas takhta. Perang saudara yang
disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi pada tahun 1405-1406, antara
Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi
Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap dan kemudian dipancung.
Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah
taklukannya di seberang. Pada kurun pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian
ekspedisi laut Dinasti Ming yang dipimpin oleh laksamana Chaeng Ho, seorang
jenderal muslim China, tiba di Jawa beberapa kali antara kurun waktu 1405 sampai
1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini telah menciptakan komunitas muslim
China dan Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di Semarang,
Demak, Tubah dan Ampel; maka Islam pun mulai memiliki pijakan di pantai utara
JawaWikramawardhana memerintah hingga tahun 1426, dan diteruskan oleh
putrinya, Ratu Suhita, yang memerintah pada tahun 1426 sampai 1447. Ia adalah putri
kedua Wikramawardhana dari seorang selir yang juga putri kedua Wirabhumi. Pada
1447, Suhita mangkat dan pemerintahan dilanjutkan oleh Kertawijaya, adik laki-
lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451. Setelah Kertawijaya wafat, Bhere
Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana dan memerintah di Kahuripan. Ia
wafat pada tahun 1453 AD.
Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis pewarisan takhta.
Girisawardhana, putra Kertawijaya, naik takhta pada 1456. Ia kemudian wafat pada
1466 dan digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 pangeran Kertabhumi
memberontak terhadap Singhawikramawardhana dan mengangkat dirinya sebagai
raja Majapahit. Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim dan para penyebar
agama sudah mulai memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-
15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan,
sebuah kerajaan perdagangan baru yang berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan Malaka,
mulai muncul di bagian barat Nusantara. Di bagian barat kemaharajaan yang mulai
runtuh ini, Majapahit tak kuasa lagi membendung kebangkitan Kesultanan Malaka
yang pada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat Malaka dan melebarkan
kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan dan daerah taklukan
Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari
kekuasaan Majapahit. Sebuah tampilan model kapal Majapahit di Museum Negara
Malaysia, Kuala Lumpur Malaysia Singhawikramawardhana memindahkan ibu kota
kerajaan lebih jauh ke pedalaman di Daha (bekas ibu kota Kerajaan Kediri) dan terus
memerintah di sana hingga digantikan oleh putranya Ranawijaya pada tahun 1474.
Pada 1478 Ranawijaya mengalahkan Kertabhumi dan mempersatukan kembali
Majapahit menjadi satu kerajaan. Ranawijaya memerintah pada kurun waktu 1474
hingga 1519 dengan gelar Girindrawardhana. Meskipun demikian kekuatan
Majapahit telah melemah akibat konflik dinasti ini dan mulai bangkitnya kekuatan
kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa. Waktu berakhirnya Kemaharajaan
Majapahit berkisar pada kurun waktu tahun 1478 (tahun 1400 saka, berakhirnya abad
dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti dan berakhirnya suatu
pemerintahan) hingga tahun 1527. Dalam tradisi Jawa ada sebuah Kronogram atau
candasengkala yang berbunyi sirna ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah
tahun berakhirnya Majapahit dan harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 Saka,
atau 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”.
Namun demikian yang sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah
gugurnya Bhre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana. prasasti
Jiyu dan Petak, Ranawijaya mengaku bahwa ia telah mengalahkan Kertabhumi dan
memindahkan ibu kota ke Daha (Kediri). Peristiwa ini memicu perang antara Daha
dengan Kesultanan Demak, karena penguasa Demak adalah keturunan Kertabhumi.
Peperangan ini dimenangi Demak pada tahun 1527. Sejumlah besar abdi
istana, seniman, pendeta, dan anggota keluarga kerajaan mengungsi ke pulau Bali.
Pengungsian ini kemungkinan besar untuk menghindari pembalasan dan hukuman
dari Demak akibat selama ini mereka mendukung Ranawijaya melawan Kertabhumi.
Dengan jatuhnya Daha yang dihancurkan oleh Demak pada tahun 1527, kekuatan
kerajaan Islam pada awal abad ke-16 akhirnya mengalahkan sisa kerajaan Majapahit.
Demak dibawah pemerintahan Raden (kemudian menjadi Sultan) Patah (Fatah),
diakui sebagai penerus kerajaan Majapahit. Menurut Babad Tanah Jawi dan tradisi
Demak, legitimasi Raden Patah karena ia adalah putra raja Majapahit Brawijaya V
dengan seorang putri China.
Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis (Tome Pires), dan Italia (Pigafetta)
mengindikasikan bahwa telah terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan
penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus, penguasa dari Kesultanan Demak, antara
tahun 1518 dan 1521 M.

18
F. Kebudayaan Majapahit
Gapura Bajang Ratu, gerbang masuk salah satu kompleks bangunan
penting di ibu kota Majapahit. Bangunan ini masih tegak berdiri di Trowulan. "Dari
semua bangunan, tidak ada tiang yang luput dari ukiran halus dan warna indah"
[Dalam lingkungan dikelilingi tembok] "terdapat pendopo anggun beratap ijuk, indah
bagai pemandangan dalam lukisan... Kelopak bunga katangga gugur tertiup angin dan
bertaburan di atas atap. Atap itu bagaikan rambut gadis yang berhiaskan bunga,
menyenangkan hati siapa saja yang memandangnya". Nagarakretagama menyebutkan
budaya keraton yang adiluhung dan anggun, dengan cita rasa seni dan sastra yang
halus, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Peristiwa utama dalam kalender tata
negara digelar tiap hari pertama bulan Caitra (Maret-April) ketika semua utusan dari
semua wilayah taklukan Majapahit datang ke istana untuk membayar upeti atau
pajak. Kawasan Majapahit secara sederhana terbagi dalam tiga jenis: keraton
termasuk kawasan ibu kota dan sekitarnya; wilayah-wilayah di Jawa Timur dan Bali
yang secara langsung dikepalai oleh pejabat yang ditunjuk langsung oleh raja; serta
wilayah-wilayah taklukan di kepulauan Nusantara yang menikmati otonomi luas. Ibu
kota Majapahit di Trowulan merupakan kota besar dan terkenal dengan perayaan
besar keagamaan yang diselenggarakan setiap tahun. Agama Buddha, Siwa, dan
Waisnawa (pemuja Wisnu) dipeluk oleh penduduk Majapahit, dan raja dianggap
sekaligus titisan Buddha, Siwa, maupun Wisnu. Nagarakertagama sama sekali tidak
menyinggung tentang Islam, akan tetapi sangat mungkin terdapat beberapa pegawai
atau abdi istana muslim saat itu. Walaupun batu bata telah digunakan dalam candi
pada masa sebelumnya, arsitek Majapahitlah yang paling ahli menggunakannya.

Candi-candi Majapahit berkualitas baik secara geometris dengan


memanfaatkan getah tumbuhan merambat dan gula merah sebagai perekat batu bata.
Contoh candi Majapahit yang masih dapat ditemui sekarang adalah Candi Tikus dan
Gapura Bajang Ratu di Trowulan, Mojokerto. Beberapa elemen arsitektur berasal dari
masa Majapahit, antara lain gerbang terbelah Candi Bentar, gapura paduraksa (kori
agung) beratap tinggi, dan pendopo berdasar struktur bata. Gaya bangunan seperti ini
masih dapat ditemukan dalam arsitektur Jawa dan Bali. Raja [Jawa] memiliki
bawahan tujuh raja bermahkota. [Dan] pulaunya berpenduduk banyak, merupakan
pulau terbaik kedua yang pernah ada. Raja pulau ini memiliki istana yang luar biasa
mengagumkan. Karena sangat besar, tangga dan bagian dalam ruangannya berlapis
emas dan perak, bahkan atapnya pun bersepuh emas. Kini Khan Agung dari China
beberapa kali berperang melawan raja ini; akan tetapi selalu gagal dan raja ini selalu
berhasil mengalahkannya. Catatan yang berasal dari sumber Italia mengenai Jawa
pada era Majapahit didapatkan dari catatan perjalanan Mattiussi, seorang pendeta
Ordo Fransiskan dalam bukunya: "Perjalanan Pendeta Odorico da Poedenone". Ia
mengunjungi beberapa tempat di Nusantara: Sumatera, Jawa, dan Banjarmasin di
Kalimantan. Ia dikirim Paus untuk menjalankan misi Katolik di Asia Tengah. Pada
1318 ia berangkat dari Padua, menyeberangi Laut Hitam dan menembus Persia, terus
hingga mencapai Kolkata, Madras, dan Srilanka. Lalu menuju kepulauan Nikobar
hingga mencapai Sumatera, lalu mengunjungi Jawa dan Banjarmasin. Ia kembali ke
Italia melalui jalan darat lewat Vietnam, China, terus mengikuti Jalur Sultra menuju
Eropa pada 1330. Di buku ini ia menyebut kunjungannya di Jawa tanpa menjelaskan
lebih rinci nama tempat yang ia kunjungi. Disebutkan raja Jawa menguasai tujuh raja
bawahan. Disebutkan juga di pulau ini terdapat banyak cengkeh, kemukus, pala, dan
berbagai rempah-rempah lainnya. Ia menyebutkan istana raja Jawa sangat mewah dan
mengagumkan, penuh bersepuh emas dan perak. Ia juga menyebutkan raja Mongol
beberapa kali berusaha menyerang Jawa, tetapi selalu gagal dan berhasil diusir
kembali. Kerajaan Jawa yang disebutkan di sini tak lain adalah Majapahit yang
dikunjungi pada suatu waktu dalam kurun 1318-1330 pada masa pemerintahan
Jayanegara.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah  pada masanya Majapahit
mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah
perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.
Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit
meliputi Sumatra, Semenajung Malaya, Kalimantan Sulawesi, kepulauan Nusa
Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) sebagian kepulauan Filipina. Sumber
ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.

B.    Saran
              Makalah ini tentulah masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saya
sangat membutuhkan kritik dan saran dari teman teman agar dijadikan sebagai
intropeksi bagi makalah ini untuk menjadi lebih baik lagi.

19
DAFTAR PUSTAKA

http://nesaci.com/sejarah-lengkap-kerajaan-majapahit/

http://id.wikipedia.org/wiki/majapahit/

https://www.google.com/amp/s/waktuku.com/peninggalan-kerajaan-majapahit/amp/

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017.Sejarah


Indonesia.

20

Anda mungkin juga menyukai