Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

"KERAJAAN MAJAPAHIT"

Tujuan pembuatan makalah:di buat untuk mendapatkan nilai Sejarah dan untuk lebih memahami materi

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Ketua: hayla dedria

Anggota: Nadiva rahadatul aisy

Najwa mahesa rabbany

Kiara zarva adestya

Ilfi syawalani

Kelas :

X. E6

Mata Pelajaran : Sejarah

Guru Bidang Studi : Kaul Nur Indah HPP

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BUKITTINGGI

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun judul makalah yang
penulis ajukan adalah “KERAJAAN MAJAPAHIT”.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
SejarahIndonesia. Dalam mempersiapkan, menyusun, dan menyelesaikan makalah ini, penulis tidak lepas
dari berbagai kesulitan dan hambatan yang dihadapi.

Penulis menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak terdapat kelemahan dankekurangan,
untuk itu penulis mengharapkan saran, kritik, serta masukannya yang bersifat membanguntentunya demi
perbaikan dan pengembangan di dalam menyusun makalah di masa mendatang.

Bukittinggi, 11 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah.................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit................................ 2

2.2 Letak Kerajaan Majapahit...................................................... 4

2.3 Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Majapahit….......... 4

2.4 Kebudayaan Kerajaan Majapahit…....................................... 8

2.5 Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit…...................... 9

2.6 Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit…................................... 9

2.7 Runtuhnya Kerajaan Majapahit............................................. 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................ 11

3.2 Saran........................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Majapahit adalah sebuah kerajaan kuno di Indonesia yang berpusat di Jawa Timur yang pernah
berdiri dari sekitar tahun 1293 hingga 1500 M oleh Raden Wijaya, tepatnya di daerah Trowulan yang
sekarang menjadi Mojokerto. Berdirinya Kerajaan Majapahit merupakan kelanjutan dari Kerajaan
Singosari yanng runtuh akibat serangan dari bangsa Mongol. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya
menjadi kemaharajaan raya yang menguasai wilayah yang luasdi Nusantara pada masa kekuasaan Hayam
Wuruk, yang berkuasa dari tahun 1350 hingga 1389.

Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir yang menguasai Nusantaradan


dianggap sebagai salah satu dari negara terbesar dalam sejarah Indonesia. Menurut Negarakertagama,
kekuasaannya terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Borneo,Kepulauan Sulu, Manila
(Saludung), hingga Indonesia timur, meskipun wilayah kekuasaannyamasih diperdebatkan.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit ?


1.2.2 Dimana Letak Kerajaan Majapahit ?
1.2.3 Bagaimana Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Majapahit ?
1.2.4 Bagaimana Kebudayaan Kerajaan Majapahit ?
1.2.5 Bagaimana Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit ?
1.2.6 Kapan Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit ?
1.2.7 Apa Penyebab runtuhnya Kerajaan Majapahit ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui dimana letak Kerajaan Majapahit.


1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana sejarah Kerajaan Majapahit.
1.3.3 Untuk mengetahui sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit.
1.3.4 Untuk mengetahui aspek kehidupan dalam berbagai bidang dalam Kerajaan Majapahit.
1.3.5 Untuk mengetahui masa kejayaan Kerajaan Majapahit.
1.3.6 Untuk mengetahui faktor faktor penyebab runtuhnya Kerajaan Mahapahit.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Berdirinya Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan


kelanjutan dari Kerajaan Singasari.
Raden Wijaya sebagai pendiri
kerajaan Majapahit adalah menantu dari
Raja Kertanegara yang berhasil
meloloskan diri saat terjadi
penyerangan oleh pasukan Jakatwang
dari Kerajaan Kediri.

Pada saat terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya bertugas menghadang bagian utara,ternyata
serangan yang lebih besar justru dilancarkan dari selatan. Maka ketika Raden Wijayakembali ke Istana, ia
melihat Istana Kerajaan Singasari hampir habis dilalap api dan mendengarKertanegara telah terbunuh
bersama pembesar-pembesar lainnya. Akhirnya ia melarikan diri bersama sisa-sisa tentaranya yang masih
setia dan dibantu penduduk desa Kugagu. Setelah merasaaman ia pergi ke Madura meminta perlindungan
dari Aryawiraraja. Berkat bantuannya ia berhasilmenduduki tahta, dengan menghadiahkan daerah tarik
kepada Raden Wijaya sebagai daerahkekuasaannya. Ketika tentara Mongol datang ke Jawa dengan
dipimpin Shih-Pi, Ike-Mise, dan KauHsing dengan tujuan menghukum Kertanegara, maka Raden Wijaya
memanfaatkan situasi itu untuk bekerja sama menyerang Jayakatwang. Setelah Jayakatwang terbunuh,
tentara Mongol berpesta poramerayakan kemenanganya. Kesempatan itu pula dimanfaatkan oleh Raden
Wijaya untuk berbalikmelawan tentara Mongol, sehingga tentara Mongol terusir dari Jawa dan pulang ke
negrinya. Makatahun 1293 Raden Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertajasa Jayawardhana.

Arca Harihara, dewa gabungan Siwa dan Wisnu sebagai penggambaran Kertarajasa.
Berlokasisemula di Candi Simping, Blitar, kini menjadi koleksi Museum Nasional Republik
Indonesia.Sebelum berdirinya Majapahit, Singhasari telah menjadi kerajaan paling kuat di Jawa. Hal
inimenjadi perhatian Kubilai Khan, penguasa Dinasti Yuan di Tiongkok. Ia mengirim utusan yang
bernama Meng Chi ke Singhasari yang menuntut Uperi. Kertanagara, penguasa kerajaan Singhasariyang
terakhir menolak untuk membayar upeti dan mempermalukan utusan tersebut dengan merusakwajahnya
dan memotong telinganya. Kubilai Khan marah dan lalu memberangkatkan ekspedisi besarke Jawa tahun
1293.

Ketika itu, Jayakatwang, adipati Kediri, sudah menggulingkan dan membunuh Kertanegara. Atassaran
Aria Wiraraja, Jayakatwang memberikan pengampunan kepada Raden Wijaya, menantuKertanegara, yang
datang menyerahkan diri. Kemudian, Wiraraja mengirim utusan ke Daha, yangmembawa surat berisi
pernyataan, Raden Wijaya menyerah dan ingin mengabdi kepadaJayakatwang. Jawaban dari surat diatas
disambut dengan senang hati. Raden Wijaya kemudian diberihutan Tarik. Ia membuka hutan itu dan
membangun desa baru. Desa itu dinamai Majapahit, yang namanya diambil dari buah maja, dan rasa
"pahit" dari buah tersebut. Ketika pasukan Mongol tiba,Wijaya bersekutu dengan pasukan Mongol untuk
bertempur melawan Jakatwang.
Setelah berhasil menjatuhkan Jayakatwang, Raden Wijaya berbalik menyerang sekutu Mongolnya
sehingga memaksamereka menarik pulang kembali pasukannya secara kalang-kabut karena mereka berada
di negeriasing. Saat itu juga merupakan kesempatan terakhir mereka untuk menangkap angin muson
agardapat pulang, atau mereka terpaksa harus menunggu enam bulan lagi di pulau yang asing.

Tanggal pasti yang digunakan sebagai tanggal kelahiran kerajaan Majapahit adalah hari penobatan
Raden Wijaya sebagai raja, yaitu tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan
tanggal 10 November 1293. Ia dinobatkan dengan nama resmi KertarajasaJayawardhana. Kerajaan ini
menghadapi masalah. Beberapa orang terpercaya Kertarajasa, termasukRanggalawe, Sora, dan Nambi
memberontak melawannya, meskipun pemberontakan tersebut tidak berhasil. Pemberontakan Ranggalawe
ini didukung oleh Panji Mahajaya, Ra Arya Sidi, Ra JaranWaha, Ra Lintang, Ra Tosan, Ra Gelatik, dan
Ra Tati. Semua ini tersebut disebutkan dalamPararaton. Slamet Muljana menduga bahwa mahapatih
Halayudha lah yang melakukan konspirasiuntuk menjatuhkan semua orang tepercaya raja, agar ia dapat
mencapai posisi tertinggi dalam pemerintahan. Namun setelah kematian pemberontak terakhir (Kuti),
Halayudha ditangkap dandipenjara, dan lalu dihukum mati. Wijaya meninggal dunia pada tahun 1309.

Putra dan penerus Wijaya adalah Jayanegara. Pararaton menyebutnya Kala Gemet, yang berarti "penjahat
lemah". Kira-kira pada suatu waktu dalam kurun pemerintahan Jayanegara, seorang pendeta Italia,Oodrico
da Pordenone mengunjungi keraton Majapahit di Jawa. Pada tahun 1328,Jayanegara dibunuh oleh
tabibnya, Tanca. Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnyamenggantikannya, akan tetapi Rajapatni
memilih mengundurkan diri dari istana dan menjadiBhiksuni. Rajapatni menunjuk anak perempuannya
Tribhuwana untuk menjadi ratu Majapahit. Padatahun 1336, Tribhuwana menunjuk Gajah Mada sebagai
Mahapatih, pada saat pelantikannya GajahMada mengucapkan Sumpah Palapa yang menunjukkan
rencananya untuk melebarkan kekuasaanMajapahit dan membangun sebuah kemaharajaan. Selama
kekuasaan Tribhuwana, kerajaanMajapahit berkembang menjadi lebih besar dan terkenal di kepulauan
Nusantara. Tribhuwana berkuasa di Majapahit sampai kematian ibunya pada tahun 1350. Ia diteruskan
oleh putranya, Hayam Wuruk.
2.2 Letak Kerajaan Majapahit

Secara geografis letak Kerajaan Majapahit sangat strategis karena adanya di daerah lembah sungai
yang luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak sungai nya yang dapat dilayari sampai ke
hulu, dengan pusat di hutan Tarik di Desa Trawulan Mojokerto, Jawa Timur. Daerah ini merupakan bekas
ibukota Kerajaan Majaoahit pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk

2.3 Aspek Kehidupan Masyarakat Kerajaan Majapahit

a. Kehidupan Politik

1. Raden wijaya (1293-1309)


Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit pertama pada tahun 1293 dengan gelar Sri
Kertarajasa Jayawardhana. Sebagai seorang raja yang besar, Raden Wijaya memperistri empat putri
Kertanegara sebagai permaisurinya. Dari Tribuana, ia mempunyai seorang putra yang bernama
Jayanegara, sedangkan dari Gayatri, Raden Wijaya mempunyai dua orang putri, yaitu
Tribuanatunggadewi dan Rajadewi Maharajasa.

Para pengikut Raden Wijaya yang setia dan berjasa dalam mendirikan kerajaan Majapahit, diberi
kedudukan yang tinggi dalam pemerintahan. Tetapi ada saja yang tidak puas dengan kedudukan yang
diperolehnya. Hal ini menimbulkan pemberontakan di sana-sini. Pemberontakan pertama terjadi pada
tahun 1295 yang dilakukan oleh Rangga Lawe (Parangga Lawe) Bupati Tuban.

Susunan pemerintahan Raden Wiajaya tidak banyak berbeda dengan pemerintahan Singasari. Raja
dibantu oleh tiga orang mahamenteri (i hino, i sirikan, dan i halu) dan dua orang pejabat lagi, yaitu rakryan
rangga dan rakryan tumenggung. Pada tahun 1309 Raden Wiajay wafat dan didharmakan di Simping
dengan Arca Syiwa dan di Antahpura (di kota Majapahit) dengan arca perwujudannya berbentuk Harihara
(penjelmaan Wisnu dan Syiwa).

2. Jayanegara (1309–1328)
Setelah Raden Wijaya meninggal dunia, Kerajaan Majapahit dipimpin oleh Jayanegara dengan gelar
Sri Jayanegara.Kehidupan politik Majapahit masa pemerintahan Raja Jayanegara digambarkan sangat
lemah, banyak terjadi kekacauan dan banyak pemberontakan yang dilakukan oleh pengikut setia Raden
Wijaya karena Jayanegara dianggap tidak adil. Pada masa pemerintahan Jayanegara, banyak
pemberontakan yang terjadi. Diantaranya pemberontakan Ranggalawe (1309), Lembu Sora (1311), Juru
Demung dan Gajah Biru (1314), Nambi (1316), dan Kuti (1320).

Pemberontakan Kuti adalah dua orang dari tujuh dharmmaputra. Pemberontakan inilah yang paling
berbahaya karena Kuti berhasil menduduki ibu kota Kerajaan Majapahit. Jayanegara terpaksa melarikan
diri dan mengungsi ke Badander di bawah perlindungan pasukan Bayangkara yang dipimpin oleh Gajah
Mada.

Pada tahun 1928, Jayanegara tewas dibunuh oleh tabib istana Ra Tanca, ia di dharmakan di dalam
pura di Sila Petak dan Bubat. Jaya negara tidak mempunyai putra sehingga takhta kerajaan jatuh ke tangan
adiknya yaitu Gayatri. Akan tetapi, karena Gayatri telah menjadi seorang bhiksuni maka digantikan oleh
putrinya Bhre Kahuripan atau Tribhuanatunggadewi.

3. Tribhuanatunggadewi (1328–1350)
Ia dinobatkan menjadi Raja Majapahit dengan gelar Tribhuwanatunggadewi Jaya wisnu warddhani.
Selama memerintah, Tribhuwanatunggadewi didampingi suaminya yang bernama Cakradhara atau
Cakreswara yang menjadi raja di Singasari (Bhre Singasari) dengan gelar Kertawardhana. Berkat bantuan
dan saran dari Patih Gajah Mada, pemerintahannya dapat berjalan lancar walaupun masih timbul
pemberontakan.
Pada tahun 1331 timbul pemberontakan Sadeng dan Keta di daerah Besuki, tetapi dapat dihancurkan
oleh pasukan Gajah Mada. Karena jasanya itu, Gajah Mada naik pangkat lagi dari Patih Daha menjadi
Mahapatih Majapahit menggantikan Pu Naga. Pada tahun 1339, Gajah Mada bersumpah tidak akan
Amukti Palapa sebelum wilayah nusantara bersatu. Sumpahnya itu dikenal dengan "Sumpah Palapa".
Pada tahun 1334 Bali berhasil ditaklukkan oleh Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala dan
Adityawarman. Setelah penaklukkan Bali, satu demi satu daerah di Sumatra, Semenanjung Malaka,
Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian (Papua) bagian barat berhasil ditundukkan dan
mengakui kekuasaan Majapahit.
Tribhuanatunggadewi turun takhta pada tahun 1350 sebab Rajapatni Dyah Dewi Gayatri wafat.
penggantinya adalah putranya yang bernama Hayam Wuruk yang lahir pada 1334. Hayam Wuruk naik
takhta dengan gelar Rajasanegara.
Pada tahun 1372 Tribhuwanatunggadewi meninggal dan didharmakan di Panggih dengan nama
Pantarapurwa.

4. Hayam Wuruk (1350–1389)


Dalam menjalankan pemerintahan, raja hayam wuruk didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada. Pada
masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk inilah Majapahit mencapai puncak kebesaran. Kegiatan
pemerintahan dapat terlaksana secara teratur, baik diringkat pusat, tingkat menengah, dan tingkat desa.
Wilayah kekuasaannya hampir seluas negara Indonesia sekarang. Bahkan, pengaruhnya terasa sampai ke
luar Nusantara, yaitu sampai ke Thailand (Campa), Indocina, dan Filipina Selatan. Dengan kenyataan itu,
berarti Sumpah Palapa Gajah Mada benar-benar terwujud sehingga seluruh pembesar kerajaan selalu
hormat kepadanya. Kecuali sebagai seorang negarawan dan jenderal perang.

Pada saat pemerintahan Raja Hayam Wuruk, ada satu daerah di Pulau Jawa yang belum tunduk
kepada Majapahit, yaitu Kerajaan Sunda di Jawa Barat. Kerajaan Sunda itu diperintah oleh Sri Baduga
Maharaja.
Gajah Mada menghendaki agar putri Kerajaan Sunda itu dipersembahkan kepada Hayam Wuruk
sebagai tanda tunduk Raja Sunda kepada Majapahit. Tentu saja maksud Gajah Mada itu ditentang oleh
raja dan kaum bangsawan Sunda. Akibatnya, terjadilah pertempuran sengit yang tidak seimbang. Sri
Baduga beserta para pengikutnya gugur, Dyah Pitaloka bunuh diri di tempat itu juga. Peristiwa itu terkenal
dengan nama Perang Bubat.
Pada tahun 1364M, Gajah Mada meninggal dunia. Kemudian tahun 1388M Raja Hayam Wuruk
meninggal dunia. Hal ini menjadi salah satu oenyebab mundurnya Kerajaan Majapahit disamping
terjadinya perang saudara atau perang paregreg.

5. Wikramawardhana (1389–1429)
Kemelut politik pertama meletus pada tahun 1401. Seorang raja daerah dari bagian timur, yaitu Bhre
Wirabhumi memberontak terhadap Raja Wikramawardhana. Raja Wikramawardhana adalah suami
Kusumawardhani yang berhak mewarisi takhta kerajaan ayahnya (Hayam Wuruk), sedangkan Bhre
Wirabhumi adalah putra Hayam Wuruk dari selir. Dalam kitab Pararaton, pertikaian antarkeluarga itu
disebut Perang Paregreg. Pasukan Bhre Wirabhumi dapat dihancurkan dan ia terbunuh oleh Raden Gajah.
Pada tahun 1429M, Wikramawardhana meninggal dunia.

6. Raja Suhita (1429–1447)


Penobatan Suhita menjadi Raja Majapahit dimaksudkan untuk meredakan pertikaian keluarga
tersebut. Namun, benih balas dendam sudah telanjur tertanam pada keluarga Bhre Wirabhumi. Akibatnya,
pada tahun 1433 Raden Gajah dibunuh karena dipersalahkan telah membunuh Bhre Wirabhumi. Hal itu
menunjukkan bahwa pertikaian antarkeluarga Majapahit terus berlangsung.
Raja raja yang memerintah Majapahit setelah Suhita.
a. Kertawijaya, bergelar Brawijaya I (1447-1451)
b. Rajasawardhana, bergelar Brawijaya II (1451-1453)
c. Purwawisesa atau Girishawardhana, bergelar Brawijaya III (1456-1466)
d. Pandanalas, Atau Suraprabhawa, bergelar Brawijawa IV (1466-1468)
e. Kertabumi, bergelar Brawijaya V (1468-1478)
f. Girindrawardhana, bergelar Brawijaya VI (1478-1498)
g. Hudhara, bergelar Brawijaya VII (1498-1518)

2. Kegiatan Ekonomi
Kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh rakyat dan pemerintah Kerajaan Majapahit adalah sebagai
berikut.
1.Di Pulau Jawa dititikberatkan pada sektor pertanian rakyat yang banyak menghasilkan bahan
makanan.
2. Di luar Jawa, terutama bagian timur (Maluku), dititikberatkan pada tanaman rempah-rempah dan
tanaman perdagangan lainnya.
3. Di sepanjang sungai-sungai besar berkembang kegiatan perdagangan yang menghubungkan daerah
pantai dan pedalaman.
4. Di kota-kota pelabuhan, seperti Tuban, Gresik, Sedayu, Ujung Galuh, Canggu, dan Surabaya,
dikembangkan perdagangan antarpulau dan dengan luar negeri, seperti Cina, Campa, dan India.
5. Dari kota-kota pelabuhan, pemerintah menerima bea cukai, sedangkan dari raja-raja daerah pemerintah
menerima pajak dan upeti dalam jumlah yang cukup besar.

Kehidupan ekonomi masyarakat Majapahit menitikberatkan pada bidang pertanian dan pelayaran.
Guna membantu kegiatan pengairan, pemerintah Majapahit membangun dua bendungan, yautu
Bendungan Jiwu untuk persawahan dan Bendungan Trailokyapur untuk mengairi daerah hilir.
Majapahit memiliki mata uang sendiri yang bernama gobog.
gobog merupakan uang logam yang terbuat dari caampuran
perak, timah hitam, timah putih, dan tembaga.

sumber: I Wayan Ardika, Sejarah Awal, (Jakarta:


PT. Widyadara, 2002),hlm, 99.

3. Kehidupan Sosial Budaya


Pada masa kerajaan Majapahit, berkembang agama Hindu Syiwa dan Buddha. Kedua umat
beragama itu memiliki toleransi yang besar sehingga tercipta kerukunan umat beragama yang baik. Hal
ini di tegaskan lagi dalam kitab Sutasoma dengan kalimat Bhinneka Tunggal ika Tan Hana Dharmma
Mangrwa. Artinya, walaupun beraneka ragam,tetap dalam satu kesatuan, tidak ada agama yang mendua.
Urusn keagamaan diserahkan kepada pejabat tinggi yang disebut Dharmmadhyaksa. Jabatan itu dibagi
2,yaitu Dharmmadhyaksa ring Kasaiwan untuk urusan agama Syiwa dan Dharmmadhyaksa ring
Kasogatan untuk urasan agama Buddha. Pejabat itu, pada zaman Hayam Wuruk yang terkenal ada 7 orang
yang disebut sang upatti sapta. Disamping sebagai pejabat keagamaan, para upatti juga dikenal sebagai
kelompok cendekiawan atau pujangga.

2.4 Kebudayaan Kerajaan Majapahit


Perkembangan budaya di Kerajaan Majapahit dapat diketahui dari peninggalannya.
 Candi
Candi peninggalan Kerajaan Majapahit antara lain Candi Panataran (Blitar), CandiTegalwangi dan
Surawana (Pare, Kediri), Candi Sawentar (Blitar), Candi Sumberjati(Blitar), Candi Tikus
(Trowulan), dan bangunan-bangunan purba lainnya, terutama yang terdapat di daerah Trowulan.
 Sastra
Hasil sastra zaman Majapahit dapat kita bedakan menjadi,
1. Sastra zaman Majapahit awal, hasil sastra pada zaman ini adalah:
a. Kitab Negarakartagama karangan Mpu Prapanca (1365 M)
b. Kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular. Kitab tersebut berisi riwayat sutasoma,
seorang anak raja yang menjadi pendeta Buddha.
c. Kitab Arjunawijaya karangan Mpu Tantular, berisi tentang riwayat raja raksasa yang
berhasil ditunfukkan oleh raja Arjunasasrabahu.
d. Kitab Kunjarakarna dan Parthayajna tidak diketahui penngarangnya. berisi tentang
kisah raksasa kunjarakarna yang ingin menjadi manusia, dan pengemvaraan pandawa
di hutan karena kalah bermain dadu dengan kurawa.

2. Sastra zaman Majapahit akhir, hasil sastra pada zaman Majapahit.


a. Kitab pararaton, berisi riwayat raja raja singasari dan majapahit
b. Kitab Sudayana, menceritakan tentang peristiwa bubat.
c. Kitab Sorandakan, menceritakan tentang pemberontakan Sora.
d. Kitab Ranggalawe, menceritakan tentang pemberontakan Ranggalawe.
e. Kitab Panjiwijayakrama, berisi tentang riwayat Raden Wijaya sampai menjadi Raja
Majapahit.
f. Kitab Usana Jawa, isinya tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar.
g. Kitab Tantu Panggelaran, berisi tentang pemindahan Gunung Mahameru ke Pulau Jawa
oleh Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa.

2.5 Struktur Pemerintahan Kerajaan Majapahit


Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan birokrasi yang teratur pada Pemerintahan Hayam
Wuruk dan tampak struktur dan birokrasi tersebut tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya.
Raja dibantu oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan dengan para putra
dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan kepada pejabat-
pejabat dibawah, antara lain :
1.Rakryan Mahamantri Katrini biasa dijabat putra-putra raja
2. Rakryan Mantri Pakiran dewan menteri yang melaksanakan pemerintahan.
3. Dharmmadhyaksa para pejabat hukum keagamaan.
4. Dharmmaupapatti para pejabat keagamaan.

2.6 Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit


Kerajaan ini telah mencapai puncak kebesarannya dan keemasaannya pada abad XIV, yaitu padamas
pemerintahan raja Hayam Wuruk. Pada masa itu, kekuasaan dan kebesaraan kerajaan majapahitsangat
luas. Kerajaan ini memiliki pengaruh di seluruh nusantara, bahkan terhadap negara-negaratetangganya di
Asia Tenggara. Pada tahun 1894, belanda menyerang Puri Cekranegara di bali. Rajadibunh, puri dibakar,
rakyat dihabisi dan harta emas kekayaan dirampok. Salah satu benda yang dirampok adalah satu naskah
kuno dari tahun 1365, yakni kitab negara kertagama karangan Empu Prapanca.

Kitab ini menceritakan kemegahan negri majapahit ketika raja prabu hayam wuruk dan patihgajah
mada berkuasa. Kitab ini merupakan intan berkilauan dalam perpustakaan kita karena berasaldari kerajaan
indonesia kuno, ketika matahari kebesaran nusantara bersinar terang. KerajaanMajapahit pada masa
pemerintahan Raja Hayam Wuruk telahmencapi keemasaannya. Dari pemberitaan Pranpanca didalam
kakawin Nagarakertagama, kita mengetahui pada zaman HayamWuruk daerah-daerah yang ada dibawah
pengaruh kekuasaan majapahit sangat luas.
2.7 Runtuhnya Kerajaan Majapahit

Kemunduran Majapahit berawal sejak wafatnya Gajah Mada pada tahun 1364. Hayam Wuruktidak
dapat memperoleh ganti yang secakap Gajah Mada. Jabatan-jabatan yang dipegang GajahMada (semasa
hidupnya, Gajah Mada memegang begitu banyak jabatan) diberikan kepada tigaorang. Setelah Hayam
Wuruk meninggal pada tahun 1389, Majapahit benar-benar mengalamikemunduran.Masa sesudah Prabu
Hayam Wuruk dan Gajah Mada merupakan masa kemunduran KerajaanMajapahit. Beberapa hal yang
menyebabkan kemunduran Majapahit adalah sebagai berikut.
1. Tidak ada tokoh pengganti yang cakap dan berwibawa sesudah wafatnya Hayam
Wuruk(1389) dan Gajah Mada (1364)
2. Perang Paregreg (1401-1406) antara Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana telah
melemahkan Majapahit secara keseluruhan. Perang Saudara Perang saudara mulai terjadi
ketika Raja Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389. Pasalnya, takhta seharusnya diturunkan
kepada putri mahkota Kusumawardhani.Namun, diketahui bahwa Kusumawardhani
menikah dengan sepupunya yang bernama Wikramawardhana.terdapat pemberontakan dari
anak selir Hayam Wuruk yang menuntut takhta, yakni Wirabhumi. Terjadilah pertempuran
yang bernama Perang Paregreg.
3. Serangan Kerajaan Demak
Konflik kerajaan Majapahit dan Demak bermula ketika terjadi kekalahan Bhre Kertabhumi
dar Rajawijaya. Selama pertempuran dan pemberontakan terjadi di Majapahit, kerajaan
Demak sudah menguasai sejumlah daerah di pesisir Jawa.
diketahui bahwa ketegangan antara dua kerajaan ini mereda ketika Patih Udara yang naik
takhta setelah Girindrawardhana, telah mengakui kekuasaan Demak. Namun, konflik
kembali tersulut ketika ia meminta bantuan dari Portugis untuk menaklukkan Demak. Hal
tersebut memancing Demak untuk meruntuhkan kekuasaan Majapahit sepenuhnya. Pada
tahun 1527, Demak berhasil menghentikan keberlangsungan dan sejarah Majapahit.
Diketahui bahwa Demak menyerang ibukota Majapahit. Kekuasaan secara penuh pindah ke
tangan Pati Unus yang saat ini memimpin Kesultanan Demak.
4. Kekuatan Majapahit telah melemah akibat dinasti ini dan mulai bangkitnya kekuatan
kerajaan kerajaan islam di pantai utara jawa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kerajaan Majapahit adalah Kerajaan bercorak Hidhu terakhir terbesar di Pulau jawa.
Kerajaan Majapahit didirikan pada tahun 1293 di Hutan Tarik, Mojokerto.

•Babakan sejarah tentang Kerajaan Majapahit dapat dikelompokkan menjadi 3 masa yaitu:
1.Masa Kejayaan (1293-1389)
2.Masa Pudar (1389-1815)
3.Masa Muncul Kembali (1815-kini)

1.Masa Kejayaan (1293-1386)


•Masa Pendirian Kerajaan (1293-1309) oleh Raden Wijaya setelah mengalahkan Jayakatwang dan
tentara Mongol (Tartar).
•Masa Pertumbuhan (1309-1350) masa ketika Majapahit diperintah oleh Jayanegara (Sri Maharaja
Wiralandagopala Sri Sundarapandya Dewa Adhiswara) dan dilanjutkan oleh Tribhuwana
Wijayottunggadewi Dyah Gitarja. Tonggak penting Masa Pertumbuhan ini adalah ketika Gajah Mada
diangkat sebagai Mahapatih Majapahit dan pengucapan Sumpah Palapa.
•Masa Keemasan (1350-1389), Majapahit diperintah olah Hayam Wuruk mencapai puncak kejayaan
dengan keberhasilan jejaring luas dalam perdagangan dan politik mempersatukan nusantara.

2.Masa Pudar (1389-1815)


•Masa Surut (1389-1478) ketika mulai menyurutnya pamor pemerintahan setelah meninggalnya Hayam
Wuruk;
•Masa Kehancuran (1478-1527) yang diawali dengan perebutan kekuasaan dan pemindahan ibukota dari
Trowulan ke Daha pada tahun 1478;
•Masa Sunyi (1527-1815) ketika Majapahit diserang oleh Demak dan penduduknya menyelamatkan diri
keluar dari Majapahit.

3.Masa Muncul Kembali (1815-kini)


•Masa ditemukan kembali sampai Masa Perang Jawa.
•Masa pasca Perang Jawa, era tanam paksa, industrialisasi, dan liberalisme.
•Masa penelitian selama masa kolonial.
•Perkembangan pasca kemerdekaan hingga kini
Majapahit telah meninggalkan warisan yang berharga dalam sejarah dan budaya indonesia. Meskipun
keruntuhan akhirnya, jejak jejak majapahit masih terasa dalam berbagai aspek kehidupan.
3.2 Saran

Dari keberadaanya Kerajaan Majapahit di wilayah kita pada masa yang lalu. Maka kita
wajibmensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku dengan hati yang
tulusserta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan dan memelihara budaya
nenekmoyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin kelestariannya berarti kita ikut
mengangkatderajat dan jati diri bangsa. Oleh karena itu marilah kita menjaga dan melestarikan
peninggalanbudayabangsa.
DAFTAR PUSTAKA

http://vao07.blogspot.com/2016/07/makalah-sejarah-kerajaan-majapahit.html
http://hanatikah.blogspot.com/2015/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://rinapatra.blogspot.com/2014/05/makalah-kerajaan-majapahit.html
http://nesaci.com/sejarah-lengkap-kerajaan-majapahit/
http://id.wikepedia.org/wiki/majapahit http://ayha-samsuel.blogspot.com/2013/10/makalah-kerajaan-
majapahit.html.
Badrika, I Wayan. 2006. Sejarah Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Data buku
Judul : ips Sejarah
Penulis: Ratna Hapsani
Penerbit: Erlangga
Kota penerbit: Jakarta
Tahun terbit: 2022

Anda mungkin juga menyukai