Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Kerajaan Mataram kuno terletak di Jawa Timur. Sebuah kerajaan Hindu Buddha yang
berdiri pada abad ke 8 Masehi di daerah di daerah sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sebelumnya, penulis sangat berterimakasih kepada ibu Guru mata pelajaran Sejarah
yang telah membantu saya dalam proses penyusunan makalah ini.Penulis berharap semoga
hasil penyusunan laporan ini mampu menambah wawasan pembaca dan dapat bermanfaat
bagi semua pihak.

Perawang, 06 Februari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

Latar Belakang Masalah............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

A. Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno..................................................................... 3

B. Lokasi Kerajaan Mataram Islam........................................................................... 3

C. Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno............................................................. 4

D. Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Kebudayaan Kerajaan Mataram Kuno.............. 5

E. Masa Kejayaan ...................................................................................................... 6

F. Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno..................................................................... 6

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 8

Kesimpulan................................................................................................................ 8

Saran........................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kerajaan Mataram kuno adalah kerajaan zaman hindu yang banyak meninggalkan
sejarah melalui prasasti yang ditemukan. Sejak abad 10 kerajaan Mataram Kuno di Jawa
Timur dimulai dari pemerintahan Mpu Sindok yang kemudian di gantikan oleh Sri Lokapala.
Selanjutnya adalah Makuthawangsa Wardhana, terakhir adalah Dharmawangsa Teguh
sebagai penutup Kerajaan Mataram Kuno atau medang.

Secara umun kerajaan Mataram Kuno pernah di pimpin oleh 3 dinasti yang pernah
berkuasa pada waktu itu, yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Sailendra, dan Wangsa Isyana.
Wangsa Isyana merupakan dinasti yang berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno setelah
berpindah dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.

Mataram Kuno atau Mataram (Hindu) merupakan sebutan untuk dua dinasti, yakni Dinasti
Sanjaya dan Dinasti Syailendra, yang berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan. Dinasti
Sanjaya yang bercorak Hindu didirikan oleh Sanjaya pada tahun 732. Beberapa saat
kemudian, Dinasti Syailendra yang bercorak Buddha Mahayana didirikan oleh Bhanu pada
tahun 752. Kedua dinasti ini berkuasa berdampingan secara damai.

Nama Mataram sendiri pertama kali disebut pada prasasti yang ditulis di masa raja Balitung.
Pada umumnya para sejarawan menyebut ada tiga dinasti yang pernah berkuasa di Kerajaan
Medang, yaitu Wangsa Sanjaya dan Wangsa Sailendra pada periode Jawa Tengah, serta
Wangsa Isyana pada periode Jawa Timur.

Istilah Wangsa Sanjaya merujuk pada nama raja pertama Medang, yaitu Sanjaya. Dinasti ini
menganut agama Hindu aliran Siwa. Menurut teori van Naerssen, pada masa pemerintahan
Rakai Panangkaran (pengganti Sanjaya sekitar tahun 770-an), kekuasaan atas Medang direbut
oleh Wangsa Sailendra yang beragama Buddha Mahayana.

Mulai saat itu Wangsa Sailendra berkuasa di Pulau Jawa, bahkan berhasil pula menguasai
Kerajaan Sriwijaya di Pulau Sumatra. Sampai akhirnya, sekitar tahun 840-an, seorang
keturunan Sanjaya bernama Rakai Pikatan berhasil menikahi Pramodawardhani putri
mahkota Wangsa Sailendra. Berkat perkawinan itu ia bisa menjadi raja Medang, dan

1
memindahkan istananya ke Mamrati. Peristiwa tersebut dianggap sebagai awal kebangkitan
kembali Wangsa Sanjaya.

Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berdiri sejak awal abad ke-8, Pada awal berdirinya,
kerjaan ini berpusat di Jawa Tengah. Akan tetapi, pada abad ke-10 pusat Kerajaan Mataram
Kuno pindah ke Jawa Timur. Kerajaan Mataram Kuno mempunyai dua latar belakang
keagamaan yang berbeda, yakni agama Hindu dan Buddha.

Peninggalan bangunan suci dari keduanya, antara lain Candi Gedong Sanga, Kompleks Candi
Dieng, dan Kompleks Candi Prambanan yang berlatar belakang Hindu. Adapun yang berlatar
belakang agama Buddha, antara lain Candi Kalasan, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi
Sewu, dan Candi Plaosan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno

Kapan tepatnya berdirinya Kerajaan Mataram Kuno masih belum jelas, namun menurut
Prasasti Mantyasih (907) menyebutkan Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah
Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan Prasasti Canggal (732) tanpa menyebut jelas apa
nama kerajaannya. Dalam prasasti itu, Sanjaya menyebutkan terdapat raja yang memerintah
di pulau Jawa sebelum dirinya. Raja tersebut bernama Sanna atau yang dikenal dengan
Bratasena yang merupakan raja dari Kerajaan Galuh yang memisahkan diri dari Kerajaan
Sunda (akhir dari Kerajaan Tarumanegara).

Kekuasaan Sanna digulingkan dari tahta Kerajaan Galuh oleh Purbasora dan kemudian
melarikan diri ke Kerjaan Sunda untuk memperoleh perlindungan dari Tarusbawa, Raja
Sunda. Tarusbawa kemudian mengambil Sanjaya yang merupakan keponakan dari Sanna
sebagai menantunya. Setelah naik tahta, Sanjaya pun berniat untuk menguasai Kerajaan
Galuh kembali. Setelah berhasil menguasai Kerajaan Sunda, Galuh dan Kalingga, Sanjaya
memutuskan untuk membuat kerajaan baru yaitu Kerajaan Mataram Kuno.

Dari prasasti yang dikeluarkan oleh Sanjaya pada yaitu Prasasti Canggal, bisa dipastikan
Kerajaan Mataram Kuno telah berdiri dan berkembang sejak abad ke-7 dengan rajanya yang
pertama adalah Sanjaya dengan gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.

B. Lokasi Kerajaan Mataram Islam

Wilayah kesultanan atau kerajaan Mataram Islam awalnya adalah hutan tempat berdirinya
istana tua Mataram Hindu. Lokasi kerajaan berada di Kota Gede, Yogyakarta yang terus
berkembang mencapai masa kejayaannya.

Kejayaan kerajaan Islam Mataram terjadi saat berada di bawah pimpinan Raden Mas
Rangsang atau biasa dikenal dengan Sultan Agung pada 1613-1645. Ia juga diklaim sebagai
raja terbesar dari semua pemimpin kerajaan Islam Mataram.

3
C. Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

Terdapat dua sumber utama yang menunjukan berdirnya Kerajaan Mataram Kuno, yaiut
berbentuk Prasasti dan Candi-candi yang dapat kita temui samapi sekarang ini. Adapun untuk
Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan beberapa prasasti, diantaranya:

Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal berangka
tahun 732 M. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang
isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh
Raja Sanjaya dan disamping itu juga diceritakan bawa yang menjadi raja sebelumnya adalah
Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanna).

Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778M, ditulis dalam
huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian
bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran atas permintaan
keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha
(umat Budha).

Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka 907M yang
menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja
Mataram yang mendahului Rakai Watukura Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai
Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai
Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.

Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782M ditulis dalam huruf Pranagari
dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan Acra Manjusri oleh Raja Indra yang
bergelar Sri Sanggramadananjaya.

Selain Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno juga banyak meninggalkan bangunan candi yang
masih ada hingga sekarang. Candi-candi peninggalan Kerajaan Medang antara lain, Candi
Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi
Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan, Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong, Candi
Sojiwan, dan tentu saja yang paling kolosal adalah Candi Borobudur.

4
D. Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Kebudayaan Kerajaan Mataram Kuno

Kehidupan ekonomi masyarakat bertumpu pada pertanian. Kondisi alam bumi Mataram yang
tertutup dari dunia luar sulit untuk mengembangkan aktivitas perekonominan dengan pesat.

Bumi Mataram diperintah oleh dua dinasti, yakni Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra.
Dinasti Sanjaya beragama Hindu dengan pusat kekuasaannya di utara dengan hasil
budayanya berupa candi-candi seperti Gedong Songo dan Dieng. Dinasti Syailendra
beragama Bundha dengan pusat kekuasaannya di daerah selatan, dan hasil budayanya dengan
mendirikan candi-candi seperti candi Borobudur, Mendut, dan Pawon.

a.      Kehidupan Sosial

Kerajaan Mataram Kuno meskipun dalam praktik keagamaannya terdiri atas agama Hindu
dan agama Buddha, masyarakatnya tetap hidup rukun dan saling bertoleransi. Sikap itu
dibuktikan ketika mereka bergotong royong dalam membangun Candi Borobudur.
Masyarakat Hindu yang sebenarnya tidak ada kepentingan dalam membangun Candi
Borobudur, tetapi karena sikap toleransi dan gotong royong yang telah mendarah daging turut
juga dalam pembangunan tersebut.

Keteraturan kehidupan sosial di Kerajaan Mataram Kuno juga dibuktikan adanya kepatuhan
hukum pada semua pihak. Peraturan hukum yang dibuat oleh penduduk desa ternyata juga di
hormati dan dijalankan oleh para pegawai istana. Semua itu bisa berlangsung karena adanya
hubungan erat antara rakyat dan kalangan istana.

b.      Kehidupan Ekonomi

Pusat kerajaan Mataram Kuno terletak di Lembah sungai Progo, meliputi daratan Magelang,
Muntilan, Sleman, dan Yogyakarta. Daerah itu amat subur sehingga rakyat menggantungkan
kehidupannya pada hasil pertanian. Hal ini mengakibatkan banyak kerajaan-kerajaan serta
daerah lain yang saling mengekspor dan mengimpor hasil pertaniannya.Usaha untuk
meningkatkan dan mengembangkan hasil pertanian telah dilakukan sejak masa pemerintahan
Rakai Kayuwangi.

Usaha perdagangan juga mulai mendapat perhatian ketika Raja Balitung berkuasa. Raja telah
memerintahkan untuk membuat pusat-pusat perdagangan serta penduduk disekitar kanan-kiri
aliran Sungai Bengawan Solo diperintahkan untuk menjamin kelancaran arus lalu lintas
perdagangan melalui aliran sungai tersebut. Sebagai imbalannya, penduduk desa di kanan-kiri

5
sungai tersebut dibebaskan dari pungutan pajak. Lancarnya pengangkutan perdagangan
melalui sungai tersebut dengan sendirinya akan menigkatkan perekonomian dan
kesejahteraan rakyat Mataram Kuno.

E. Masa Kejayaan

Puncak kejayaan Kerajaan Mataram diketahui saat dipimpin oleh Sultan Agung
Hanyakrakusuma pada tahun 1613-1645 M. Pada masa kekuasaannya, Sutan Agung berhasil
menguasai banyak daerah kekuasaan di berbagai wilayah di Jawa.

Selain itu, kemajuan Kerajaan Mataram Islam di bawah kepemimpinan Sultan Agung juga
berhasil menyentuh banyak aspek kehidupan masyarakat. Beberapa diantaranya adalah pada
bidang ekonomi, keagamaan, budaya, hukum, pemerintahan, dan masih banyak lagi.

Di masa kepemimpinannya, Sultan Agung memiliki beberapa kebijakan penting dalam


bidang ekonomi yang diusungnya, yakni pertanian, fiskal, dan moneter. Dalam sektor
pertanian, Sultan Agung memberikan tanah pada petani dan membentuk forum komunikasi
sebagai tempat pembinaan.

Dalam urusan fiskal, Sultan Agung mengatur regulasi pajak yang tidak memberikan beban
kepada rakyat. Kemudian pada bidang moneter, Sultan Agung membentuk lembaga
keuangan untuk mengelola dana kerajaan.

Di bidang keagamaan dan hukum Islam, Sultan Agung juga menerapkan aturan yang sesuai
dengan aturan Islam.

Pada bidang kebudayaan dan kesenian, Sultan Agung juga termasuk pemimpin yang sangat
berperan dalam memajukan kesenian wilayahnya.

F. Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno

Hancurnya Kerajaan Mataram Kuno dipicu permusuhan antara Jawa dan Sumatra yang
dimulai saat pengusiaran Balaputradewa oleh Rakai Pikatan. Balaputradewa yang kemudian
menjadi Raka Sriwijaya menyimpan dendam terhadap Rakai Pikatan. Perselisihan antara
kedua raja ini berkembang menjadi permusuhan turun-temurun pada generasi selanjutnya.

6
Selain itu, Medang dan Sriwijaya juga bersaing untuk menguasai lalu lintas perdagangan di
Asia Tenggara.

Rasa permusuhan Wangsa Sailendra terhadap Jawa terus berlanjut bahkan ketika Wangsa
Isana berkuasa. Sewaktu Mpu Sindok memulai periode Jawa Timur, pasukan Sriwijaya
datang menyerangnya. Pertempuran terjadi di daerah Anjukladang (sekarang Nganjuk, Jawa
Timur) yang dimenangkan oleh pihak Mpu Sindok.

Runtuhnya Kerajaan Mataram ketika Raja Dharmawangsa Teguh yang merupakan cicit Mpu
Sindok memimpin. Waktu itu permusuhan antara Mataram Kuno dan Sriwijaya sedang
memanas. Tercatat Sriwijaya pernah menggempur Mataram Kuno tetapi pertempuran
tersebut dimenangkan oleh Dharmawangsa. Dharmawangsa juga pernah melayangkan
serangan ke ibu kota Sriwijaya. Pada tahun 1006 (atau 1016) Dharmawangsa lengah. Ketika
ia mengadakan pesta perkawinan putrinya, istana Medang di Wwatan diserbu oleh Aji
Wurawari dari Lwaram yang diperkirakan sebagai sekutu Kerajaan Sriwijaya. Dalam
peristiwa tersebut, Dharmawangsa tewas.

7
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Sejarah berdirinya Kerajaan Mataram Kuno diperkirakan berada di wilayah aliran sungai-
sungai Bogowonto, Progo, Elo, dan Bengawan Solo di Jawa Tengah. Keberadaan kerajaan ini
dapat diketahui dari Prasasti Canggal.

Prasasti berangka tahun 732 Masehi ini menyebutkan bahwa kerajaan itu pada awalnya
dipimpin oleh Sana. Setelah kematiannya, tampuk kekuasaan dipegang oleh keponakannya,
Sanjaya.

Pada masa pemerintahan Sri Maharaja Rakai Panangkaran berdiri pula sebuah dinasti baru di
Jawa Tengah, yaitu Dinasti Syailendra yang beragama Budha. Perkembangan kekuasaan
dinasti tersebut di bagian selatan Jawa Tengah menggeser kedudukan Dinasti Sanjaya yang
beragama Hindu hingga ke bagian tengah Jawa Tengah.

Akhirnya, untuk memperkuat kedudukan masing-masing, kedua dinasti itu sepakat


bergabung. Caranya adalah melalui pernikahan antara Raja Putri Pramodharwani dari pihak
Syailendra dengan Rakai Pikatan dari dinasti saingannya.

SARAN

Kerajaan Mataram kuno mempunyai banyak peninggalan seperti Candi ataupun


Prasasti.Selain itu dapat mengetahui lebih dalam tentang kerajaan-kerajaan hindu-budha di
Indonesia khususnya Kerajaan Kalingga.Kita sebagai penerus harus bisa melestarikannya
serta menjaga peninggalan-peninggalannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_mataram

http://vracarsa.blogspot.co.id/2016/06/sejarah-kerajaan-mataram-kerajaan-mataram.html?
m=1

http://viliakartika.blogspot.co.id/2014/04/makalah-kerajaan-mataram-.html

http://rifdakamila05.blogspot.co.id/2015/04/kerajaan-mataram-tallo-lengkap.html

http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/12/15-peninggalan-kerajaan-mataram-kuno.html

Anda mungkin juga menyukai