Anda di halaman 1dari 8

KERAJAAN SRIWIJAYA

(Kelompok 3)
Nama Anggota:
 Wahyudi saja
 Bukan Iqbal. K Wardani
 Fake Vicko. C Sabri
 Javnito Linggi Palsu
Sejarah Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan Budha yang berdiri pada abad ke-7 dibuktikan
dengan adanya prasasti kedukan Bukit di Palembang (682). Sriwijaya menjadi salah satu
kerajaan yang kuat di Pulau Sumatera. Nama Sriwijaya berasal dari bahasa Sanskerta berupa
"Sri" yang artinya bercahaya dan "Wijaya" berarti kemenangan sehingga dapat diartikan
dengan kemenangan yang bercahaya atau gemilang.

Pada catatan perjalanan I-Tsing, pendeta Tiongkok yang pernah mengunjungi Sriwijaya pada
tahun 671 selama 6 bulan menerangkan bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya berada pada kawasan
Candi Muara Takus (Provinsi Riau sekarang). Kerajaan Sriwijaya dipimpin oleh Dapunta
Hyang Sri Jayanasa sebagai raja pertama.
Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya berjaya pada abad 9-10 Masehi dengan menguasai jalur
perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sriwijaya telah menguasai hampir seluruh
kerajaan Asia Tenggara, diantaranya, Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya,
Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Sriwijaya menjadi pengendali rute
perdaganagan lokal yang mengenakaan bea cukai kepadaa setiap kapal yang lewat.
Hal ini karena Sriwijaya menjadi penguasa atas Selat Sunda dan Malaka. Selain itu,
Kerajaan Sriwijaya juga mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan
gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok dan India.
Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya mengalami keruntuhan ketika Raja Rajendra Chola, penguasa Kerajaan
Cholamandala menyerang dua kali pada tahun 1007 dan 1023 M yang berhasil merebut
bandar-bandar kota Sriwijaya. Peperangan ini disebabkan karena Kerajaan Sriwijaya dan
Kerajaan Cholamandala bersaing pada bidang perdagangan dan pelayaran. Dengan demikian,
tujuan dari serangan Kerajaan Cholamandala tidak untuk menjajah melainkan untuk
meruntuhkan armada Sriwijaya. Hal ini menyebabkan ekonomi Kerajaan Sriwijaya semakin
melemah karena para pedagang yang biasanya berdagang di Kerajaan Sriwijaya terus
berkurang. Tidak hanya itu, kekuatan militer Sriwijaya juga semakin melemah sehingga
banyak daerah bawahannya yang melepaskan diri. Akhirnya, Kerajaan Sriwijaya runtuh pada
abad ke-13.
Raja-raja Kerajaan Sriwijaya
 Dapunta Hyang Sri Jayanasa
 Sri Indravarman  Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi
 Rudra Vikraman  Sumatrabhumi
 Maharaja WisnuDharmmatunggadewa       Sangramavijayottungga
 Dharanindra Sanggramadhananjaya  Rajendra Dewa KulottunggaTi-hua-ka-lo
 Samaragrawira  Rajendra II
 Samaratungga  Rajendra III
 Balaputradewa  Srimat Trailokyaraja Maulibhusana
Warmadewa
 Sri UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia-li-tan
 Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa
 Hie-tche (Haji)
 Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama
 Sri CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu-ni-fu- Rajendra Maulimali Warmadewa.
ma-tian-hwa
Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya meninggalkan beberapa prasasti, diantaranya :

1. Prasasti Kedukan Bukit


Prasati ini ditemukan di Palembang pada tahun 605 SM/683 M. Isi dari prasasti tersebut yakni
ekspansi 8 hari yang dilakukan Dapunta Hyang dengan 20.000 tentara yang berhasil
menaklukkan beberapa daerah sehingga Sriwijaya menjadi makmur.

2. Prasasti Talang Tuo


Prasasti yang ditemukan pada tahun 606 SM/684 M ini ditemukan di sebelah barat Palembang.
Isinya tentang Dapunta Hyang Sri Jayanaga yang membuat Taman Sriksetra demi
kemakmuran semua makhluk.

3. Prasasti Kota Kapur


Prasasti ini bertuliskan tahun 608 SM/686 M yang ditemukan di Bangka. Isiny mengenai
permohonan kepada Dewa untuk keselamatan Kerajaan Sriwijaya beserta rakyatnya.
4. Prasasti Karang Birahi
Prasasti yang ditemukan di Jambi ini isinya sama dengan prasasti Kota Kapur tentang
permohonan keselamatan. Prasasti Karang Birahi ditemukan pada tahun 608 SM/686 M.
5. Prasasti Talang Batu
Prasasti ini ditemukan di Palembang, namun tidak ada angka tahunnya. Prasasti Talang Batu
berisi tentang kutukan terhadap pelaku kejahatan dan pelanggar perintah raja.

6. Prasasti Palas di Pasemah


Prasasti ini juga tidak berangka tahun. Ditemukan di Lampung Selatan yang berisi tentang
keberhasilan Sriwijaya menduduki Lampung Selatan.

7. Prasasti Ligor
Ditemukan pada tahun 679 SM/775 M di tanah genting Kra. Menceritakan bahwa Sriwijaya di
bawah kekuasaan Darmaseta.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai