DI INDONESIA
Indonesia dikenal sebagai negeri 1000 bencana. Julukan ini bukan tanpa alasan. Selain masuk
ke dalam ring of fire (cincin api), wilayah Indonesia juga dilalui dua sirkum yaitu sirkum
pasifik dan sirkum mediterania, diapit dua samudera serta dipengaruhi iklim tropis akibat
letak lintangnya. Tak heran jika banyak wilayah rawan bencana alam tersebar di Indonesia.
Baru-baru ini BMKG stasiun Klimatologi Bengkulu memperingatkan adanya potensi bencana
alam gempa bumi mencapai 8,9 magnitudo dan memicu tsunami hingga 15 meter. Peringatan
ini didasarkan atas lempeng bawah laut di Kabupaten Mukomuko dekat dengan Mentawai
belum pecah.
Potensi bencana alam ini bukanlah hal yang baru mengingat wilayah Indonesia yang terletak
di daerah rawan bencana. Berikut ini pemetaan wilayah geologis di Indonesia terkait dengan
persebaran bencana alam yang berpotensi terjadi, antara lain :
1. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan pergeseran tekntonik yang terjadi di dalam permukaan atau kerak
bumi. Indonesia memiliki tempat strategis yang dilewati oleh beberapa lempeng. Seperti
lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Rantai berantai dari lempeng ini sangat berpengaruh dengan bentuk negara Indonesia yang
memiliki kepulauan. Selain itu, keberadaan sirkum pasifik dan sirkum mediterania
mengakibatkan jajaran gunung berapi sebagai pemicu gempa vulkanik tersebar di Indonesia.
Kebanyakan gempa bumi melanda daerah yang memiliki banyak patahan.
2. Gunung Meletus
Gunung meletus merupakan bencana alam yang lekat dengan kehidupan masyarakat
Indonesia. Bencana ini dipengaruhi oleh cincin pasifik yang membentang keseluruhan pulau
(sirkum pasifik).
Selain itu, terdapat juga cincin api yang terbentang dari dataran Asia yang terkenal dengan
sirkum mediterania. Hal inj sangat berpengaruh dengan banyaknya jumlah gunung api atau
gunung berapi di Indonesia.
Hingga saat ini jumlah gunung api yang masih aktif sekitar 129 buah yang tersebar di
wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua.
3. Tanah Longsor
Adapu tanah longsor merupakan gejala yang muncul akibat derasnya curah hujan yang
menimpa suatu area yang curam sehingga permukaan tanah akan menjadi tertekan dan
mengakibatkan beberapa tanah longsor ke arah tanah yang memiliki permukaan lebih rendah.
Bencana ini biasanya terjadi di area yang memiliki lereng bukit seperti di daerah Wonosobo,
Ponorogo, dan Banjarnegara.
4. Banjir
Banjir merupakan suatu bencana yang terjadi akibat banyaknya curah hujan yang menguyur
suatu wilayah. Wilayah yang sering dilanda banjir merupakan daerah yang memiliki
penampakan dataran rendah serta banyak aliran sungai yang mengaliri. Daerah tersebut
berada di Bekasi, Bandung, Surabaya, dan Jakarta. Namun, untuk di Semarang banjir bisa
disebabkan karena adanya pasang laut.
5. Tsunami
Tsunami merupakan suatu bencana yang diakibatkan oleh adanya gempa dibawah laut.
Biasanya bencana ini menyerang daerah yang memiliki daratan dekat dengan laut dan
menghadap ke arah samudera.
Daerah yang sering terkena adalah wilayah Aceh, Palu, dan Nusa Tenggara. Berikut ini
merupakan wilayah rawan bencana tsunami di Indonesia antara lain; Nangroe Aceh
Darusalam, Sumatera Barat, Banten, Bengkulu, Bali, Sumatera Utara, Lampung, NTT, Jawa
Timur bagian selatan, Jawa Barat bagian tengah dan selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Selatan, Maluku Utara, Biak, dan Yapen (Papua/ Irian),
Kendari, Balikpapan, Palu, Talaud.
LEMBAGA PENANGGULANGAN BENCANA ALAM DI INDONESIA
, antara lain :
BNPB merupakan suatu lembaga pemerintah yang bersifat Non Departemen. Tugas dari
BNPB untuk membantu beberapa tugas yang di emban bersama Presiden RI. Seperti :
2. Kementrian Sosial
Kementrian Sosial adalah kementrian pemerintah Indonesia yang membidangi urusan sosial.
Terdapat dua divisi yaitu perlindungan sosial korban bencana alam, dan perlindungan sosial
korban bencana sosial.
PMI adalah sebuah organisasi yang dihimpun secara nasional. Organisasi tersebut berperan
penuh dalam proses kesiapsiagaan, proses pengevakuasian dalam bencana tanpa
membedakan dari ras, agama, ataupun golongan apapun.
BMKG merupakan suatu lembaga pemerintah yang bersifat Non Departemen di Indonesia.
Tugas BMKG adalah pemantauan terhadap gempa, angin topan, tsunami, dan gelombang
besar air laut.
Lembaga ini memiliki tugas khusus untuk memetakan daerah yang sering terkena banjir,
peringatan awal sebelum terjadinya bencana, dan melakukan suatu mitigasi yang terstruktur
seperti pembuatan tanggul dan upaya untuk normalisasi sungai.
6. Departemen Dalam Negeri
Lembaga yang mempunyai peran untuk memberikan fasilitas terhadap Pemerintah Daerah
baik pemerintah kota ataupun pemerintahan kabupaten madya dalam upaya penanggulangan
bencana.
Provinsi Lampung termasuk salah satu daerah rawan bencana alam baik banjir, tsunami,
gunung meletus, tanah longsor, puting beliung dan sebagainya. Oleh karena itu semua pihak
baik pemerintah maupun masyarakat secara bersama sama melakukan upaya baik pada pra
bencana, saat bencana maupun pasca bencana sehingga mampu meninalisir korban baik
benda maupun nyawa manusia. Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi
Lampung Sumarju Saeni pada hari Kamis 2 Maret 2017 diruang kerjanya.
Sementara itu kewajiban masyarakat adalah (1) Menjaga kehidupan sosial masyarakat yang
harmonis, (2) Memelihara keseimbangan, keserasian, keselarasan, dan kelestarian fungsi
lingkungan hidup, (3) Melakukan kegiatan penanggulangan bencana, dan (4) Memberikan
informasi yang benar kepada publik tentang penaggulangan bencana.
Ditambahkan oleh Sumarju peran masyarakat itu terlibat pada pra bencana, saat bencana, dan
pascabencana. Pada saat pra bencana peran masyarakat antara lain (1) Berpartisipasi
pembuatan analisis risiko bencana, (2) Melakukan penelitian terkait kebencanaan, (3)
Melakukan upaya pencegahan bencana, (4) Bekerjasama dengan pemerintah dalam upaya
mitigasi, (5) Mengikuti pendidikan, pelatihan dan sosialisasi penanggulangan bencana (6)
Bekerjasama mewujudkan Kampung Siaga Bencana (KSB)
Adapun peran masyarakat pada saat bencana antara lain (1) Memberikan informasi kejadian
bencana ke BPBD atau iInstansi terkait, (2) Melakukan evakuasi mandiri, (3) Melakukan kaji
cepat dampak bencana, dan (4) Berpartisipasi dalam respon tanggap darurat sesuai bidang
keahliannya.
Sementara itu peran masyarakat pada saat pascabencana adalah (1) Berpartisipasi dalam
pembuatan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi, dan (2) Berpartisipasi dalam upaya
pemulihan dan pembangunan sarana dan prasarana umum. Pungkasnya. (Ppid-Dinsos).