Berfikir Induktif (
Inductive Thinking)
Model pembelajaran ini beranggapan bahwa kemampuan berpikir seseorang tidak
dengansendirinya dapat berkembang dengan baik jika proses pembelajaran dikembangkan
tanpamemperhatikan kesesuaiannya dengan kebutuhan berpikir seseorang.Beberapa Strategi
Berpikir Induktif (Joyce, Weil, dan Calhoun, 2000)1)
Strategi kedua: Interpretasi data yang meliputi tahap mengidentifikasi hubungan antaradata atau
nasalah, tahap menemukan hubungan dan tahap membuat inferensi.3)
Siswa membandingkan ciri positif dan negative dari contoh yang dikemukakanc.
Siswa memberikan arti sesuai dengan ciri-ciri EssensialTahap II: Menguji pencapaian konsep yang
meliputi beberapa kegiatan:a.
Guru mengkorfimasikan hipotesis, konsep nama dan definisi sesuai dengan ciri-ciriesensialTahap
III: Menganalisis kemampuan berpikir strategisa.
3.
Mencermati materi b.
Mengembangkan hubunganc.
Melatih me-recall dengan memperhatikan tahapan sebelumnya dan hal ini harus dipelajarisecara
terus menerus4.
Advance Organizers
Model ini dikembangkan berdasarkan pemikiran Ausubel tentang materi pembelajaran, struktur
kognitif.
Menumbuhkan kesadaran pengetahuan dan pengalaman siswa yang relevanTahap II: menjelaskan
materi dan tugas-tugas pembelajaran, meliputi:a.
Menjelaskan materi pembelajaran b.
5.
Saintifik Inkuiri (Scientifics Inquiry)Esensi dari model ini adalah untuk mengembangkan kemampuan
siswa di dalammenyelesaikan masalah melalui suatu kegiatan ilmiah (saintifik) dengan
membandingkanmasalah dengan kondisi nyata pada areal ilmiah, membantu siswa mengidentifikasi
konsepatau metode pemecahan masalah dan mendesain cara mengatasi masalahBeberapa tahap
pembelajaran:a.
Siswa menemukan cara-cara untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi(Model ini dalam proses
pembelajaran menuntut terciptanya iklim kelas yang kooperatif )6.
Inquiry trainingModel ini diarahkan untuk mengajarkan siswa suatu proses dalam rangka
mengkajidan menjelaskan suatu fenomena khusus.Langkah-langkah pembelajaran:a.
Siswa melakukan analisis strategi inkuiri dan mengembangkan secara lebih efektif7.
SynecticsSinektik salah satunya didesain oleh Gordon yang pada dasarnya diarahkan
untukmengembangkan kreativitas.
4 Gagasan pandangan Gordon:a.
Siswa mengembangkan berbagai analogi, kemudian memilih salah satu danmendiskripsikan serta
menjelaskan secara mendalam3)
Siswa menjadi bagian dari analogi dari yang dipilihnya pada tahap sebelumnya4)
5)
Guru mengarahkan agas siswa kembali pada tugas dan masalah semula denganmenggunakan
analogi-analogi terakhir atau dengan menggunakan seluruh pengalaman sinektik
Model pembelajaran inkuiri dengan Metode Pictorial Riddle
Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah yangtelah
disampaikan sebelumnya oleh guru melalui gambar, peragaan, atau situasi
yangsesungguhnya.Metode pictorial riddle adalah suatu metode atau teknik yang untuk
mengembangkanmotivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil maupun besar. Suatu
riddle biasanya berupa gambar dipapan tulis,papan poster atau diproyeksikan dari
suatutransparansi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle
tersebut(sudirman dkk, 1998:180) dalam Adela(2003:17). Gambar, peragaaan atau situasi
yangsesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif
siswa.Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Metode Pictorial Riddle No Tahapan Kegiatan1.
Penyajian masalahSiswa diundang ke dalam suatu permasalahn berupa peristiwa yang
menimbulkan teka-teki.Permasalahan yang diberikan ditampilkan dalam bentuk
gambar.2.Pengumpulan dan verifikasidataMengidentifikasi maslaah secara berkelompokdari
permasalaahn yang diberikan.3.Mengadakan eksperimendan pengumpulan dataMelakukan
pengamatan berdasarkan pada riddle(gambar) yang mengandung permasalahn4. Merumuskan
penjelasan Siswa melakukan diskusi5.Mengadakan analisis inkuiri Siswa melakukan Tanya jawab
rizkayuni01
TEORI BELAJAR PENGOLAHAN INFORMASI
rizkayuni rizkayuni
5 tahun yang lalu
Iklan
TUGAS MAKALAH
Psikologi belajar
Teori BELAJAR pengolahan informasi
DISUSUN OLEH
KELAS 3C
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah PSIKOLOGI BELAJAR ini sebatas
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Ike Anggita
Arumsari,S.Pd selaku dosen pengampu yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai materi “Teori Pengolaha Informasi”. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran serta usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………… 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………. 2
A. Pengertian Model Pengolahan Informasi……………………………………………………. 2
B. Riset Tentang Otak………………………………………………………………………………….. 4
C. Penyebab Orang Mengingat atau Lupa………………………………………………………. 4
D. Cara Mengajar Strategi Memori……………………………………………………………….. 4
E. Faktor Yang Membuat Informasi bermakna………………………………………………. 5
F. Strategi Studi Untuk Membantu Siswa Belajar………………………………………….. 5.
G. Cara Strategi Pengajaran kognitifMembantu Siswa Belajar…………………………. 6
TEORI PENGOLAHAN INFORMASI…………………………………………………….. 6
KOMPONEN BELAJAR………………………………………………………………………… 13
TEORI PENGOLAHAN INFORMASI DAN APLIKASINYA DALAM
PEMBELAJARAN…………………………………………………………………………………..17
A. Sistem Memori Manusia……………………………………………………………………. 17
B. Komponen Belajar……………………………………………………………………………..17
C. Pembelajaran Berdasarkan Teori Pengolahan Imformasi…………………………18
BAB III KESIMPULAN……………………………………………………………………………….21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Memori kerja atau jangka pendek adalah sistem penyimpanan yang menampung lima hingga
sembilan potongan informasi setiap saat. Informasi masuk ke memori kerja dari rekaman indera
maupun memori jangka panjang. Pengulangan adalah proses pemanggilan kembali informasi untuk
menempatkannya ke dalam memori kerja.
Memori jangka panjang adalah bagian sistem memori dimana sejumlah besar informasi disimpan
dalam kurun waktu yang tidak terhingga. Teori pembelajaran kognitif menekankan pentingnya
membantu siswa menghubungkan informasi yang sedang dipelajari dengan informasi yang ada
dalam memori jangka panjang.
Ketiga bagian memori jangka panjang adalah rekaman episodik, yang menyimpan ingatan kita
tentang pengalaman pribadi; memori semantik, yang menyimpan fakta dan pengetahuan tentang
cara melakukan sesuatu. Skemata adalah jaringan gagasan-gagasan yang terkait untuk menuntut
pemahaman dan tindakan kita. Informasi yang masuk dengan tepat di dalam skema yang terbentuk
dengan baik lebih mudah dipelajari daripada informasi yang tidak dapat begitu diakomodasi.
Faktor yang meningkatkan memori jangka panjang, beberapa factor berperan dalam ingatan jangka
panjang. Tidak mengherankan, salah satu ialah sejauh mana siswa mempelajari bahan sejak awal
(Bahrick & Hall, 1991). Menarik dicatat bahwa dampak kemampuan pada ingatan tidak jelas (Semb
& Ellis, 1994). Siswa yang berkemampuan yang lebih tinggi mempunyai nilai yang lebih baik pada
akhir pelajaran tetapi sering melupakan yang telah mereka pelajari dengan persentase yang sama
dengan siswa yang berkemampuan lebih rendah.
Model pengelolaan Informasi lain, Ada beberapa teori-teori alternative menurut Atkinson & Shiffrin,
diantaranya teori tingkat pengolahan berpendapat bahwa pebelajar hanya akan mengingat hal-hal
yang mereka olah. Siswa mengolah informasi ketika mereka memanipulasinya, melihatnya dari
sudut pandang yang berbeda, dan menganilisisnya. Teori kode ganda lebih jauh mengusulkan
pentingnya menggunakan pengkodean visual maupun verbal untuk mempelajari potongan-potongan
informasi.
2
B. Riset tentang Otak
Teknologi yang memungkinkan ilmuan mengamati otak yang sedang bekerja telah menghasilkan
kemajuan pesat di bidang ilmu otak. Temuan telah memperlihatkan cara otak tertentu mengolah
jenis informasi tertentu bersama bagian-bagian otak lain. Ketika orang memperoleh keahlian, fungsi
otak mereka menjadi lebih efisien. Perkembangan otak dini adalah proses menambah koneksi yang
tidak digunakan. Ilmu saraf menemukan banyak hal tentang otak yang sedang bekerja, tetapi riset
ini belum mempunyai penerapan langsung ke pengajaran.
3
Siswa dapat meningkatkan pembelajaran mereka tentang kaitan-berpasangan dengan
menggunakan teknik penggambaran seperti metode kata kunci. Pembelajaran serial adalah
pengingatan kembali daftar hal-hal berdasar urutan tertentu. Pembelajaran ingatan bebas adalah
pengingatan kembali daftar hal-hal berdasar urutan sembarangan. Strategi yang membantu adalah
metode lokasi, metode kata Patokan, sajak, dan strategi huruf pertama.
4
G. Cara Strategi Pengajaran Kognitif Membantu Siswa Belajar
Membuat pembelajaran relevan dan mengaktifkan pengetahuan terdahulu, Organisator awal
membantu siswa mengolah informasi baru dengan mengaktifkan pengetahuan latar belakang.
Analogi, elaborasi informasi, skema organisasi, teknik bertanya, dan model konseptual adalah
contoh lain strategi pengajaran yang didasarkan pada teori pembelajaran kognitif.
Mengorganisasi Informasi, ada banyak cara pengorganisasian informasi dimana guru juga dapat
bertindak langsung dalam hal tersebut. Guru juga dapat membantu siswa memahami topic yang
rumit dengan menggunakan beberapa tekhnik atau model, diantaranya; Menggunakan teknik
bertanya dan menggunakan model konseptual (diagram yang memperihatkan bagaimana unsur-
unsur proses berkaitan satu sama lain).
5
Prinsip Belajar
Dalam rancangan pengolahan informasi ada dua bidang yang penting secara khusus bagi belajar.
Yang pertama, penyelidikan mengenai proses orang memperoleh dan mengingat informasi. Yang
kedua, penelitian mengenai siasat yang dipakai orang dalam memecahkan masalah.
Asumsi Dasar
Asumsi yang mendasari teori pengolahan informasi:
Hakikat system memori manusia.
Konsep multitahap
Ada tiga struktur memori dalam konsep ini :
• Pencatat pengindraan
• Penyimpanan jangka pendek
• Penyimpanan jangka panjang
Konsep keadaan
Bahwa informasi itu tidak berada dalam keadaan inaktif atau aktif. Keadaan aktif bersifat sementara
dan disebut memori jangka pendek atau memori kerja. Konseptualisasi memori jangka pendek
sebagai keadaan informasi yang aktif juga memungkinkan akomodasi proses yang secara kualitatif
berbeda. Termasuk dalam pengertian ini adalah pengaktifan proses otomatis dari keterampilan yang
dipelajari sampai derajat kemahiran yang tinggi maupun pengaktifan hal-hal yang menuntut
perhatian selektif.
Representasi pengetahuan Perekaman informasi (informasi simpanan) bukanlah salinan masukan
stimulus yang sama benar dengan aslinya. Penyebabnya adalah :
6
• Isyarat-isyarat fisik yang diterima indera bukanlah representasi yang sempurna dari dunia
• Pengubahan (transformasi) atau penyandian kembali memperbesar kemungkinan informasi dapat
diingat kembali dengan mengorbankan rinciannya.
• Model dual-kode. Ciri esensial model ini adalah bahwa informasi bisa disimpan dalam memori
jangka panjang dalam bentuk visual atau verbal.
• Model jaringan verbal .Model ini berpendapat bahwa representasi akhir dari informasi ialah dalam
bentuk verbal dan bahwa citra itu disusun dari sandi-sandi verbal.
Ada tiga jenis umum model verbal :
1. Model jaringan semantik. Model ini menggunakan simpai-simpai untuk menggambarkan konsep
dan konsep superordinat dalam hubungan hirarki.
2. Model gugus. Model ini menggunakan gugus untuk melukiskan kata-kata yang dikelompokan
dalam memori di gugus-gugus tertentu.
3. Model proposional. Model ini menyebutkan proposisi kata-kata lepas sebagai balok-baloksebagai
penyusun memori.
Skema
Dual –kode dan model jaringan proposional atau semantik mendeskripsikan representasi butir-butir
pengetahuan khusus tertentu didalam memori. Akan tetapi, operasi kognitif itu rupanya
dikendalikannya oleh prganisasi pengetahuan yang lebih basar. Struktur pengetahuan ini disebut
skema. Skema sebagai struktur data yang merupakan kenyataan konsep-konsep generic yang
mendasari obyek, kejadian, dan tindakan.
Pentingnya skema adalah bahwa skema itu mencerminkan fungsi untuk memori jangka panjang
selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi. Fungsi tersebut ialah:
1. Memberikan suatu format tempat data baru bisa cocok dan dipahami
2. Sebagai pedoman untuk mengarahkan perhatian dan untuk melakukan pencarian yang tertuju
pada lingkungan
3. Mengisi kekurangan informasi yang diperoleh dari lingkungan
7
Asumsi dasar
Asumsi pokok yang mendasari teori-teori pengolahan informasi menyebutkan hakikat sistem memori
pada manusia dan representasi pengetahuan didalam memori. Penerapan dikelas atas penerapan
teori ini adalah berasal dari asumsi bahwa memori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang
menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah menjadi sandi informasi dan keterampilan bagi
penyimpanannya untuk dipelajari. Dengan demikian asumsi utama yang para ahli teori kognitif
bersepakat bahwa belajar yang berhasil tergantung lebih pada tindaka si belajar ketimbang pada
hal-hal yang ada di lingkungan.
Komponen Pembelajaran
Dalam hal memperoleh informasi baru maka prosesnya yang esensial adalah :
1. Perhatian yang ditujukan pada stimulus
2. Pengkodean stimulus itu
3. Penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival) kode dalam ikhtisar
Karena itu, pembelajaran untuk maksud fase penerimaan belajar itu pertama-tama harus
mengarahkan perhatian siswa ke informasi (stimulus) sesuai yang aka dipelajari, memudahkan
peserta didik menerima informasi yang cermat dan lengkap. Dengan kata lain, pertanyaan penting
yang mula-mula harus dijawab dalam pembelajaran ialah sudahkah informasi diterima di dalam
memori kerja peserta didik.
Pemahaman Pengetahuan
Langkah 1 : Menyusun pengisayaratan guna membimbing peneriman peserta didik yang baru.
1. Pertayaan informal apa yang akan disampaikan pada struktur kognitif yang ada pada peserta
didik.
2. Apakah pelajaran mempunyai tujuan yang dirumuskan secara luas atau pertanyaan tentang
maksud yang dapat mengarahkan perhatian pserta didik.
3. Bagaimana penegtahuan atau keterampilan yang baru akan dapat meningkatkan atau menambah
pengetahuan yang sekarang pada peserta didik.
Langkah 2 : Memilih atau mengembangkan dukungan konseptual yang akan memperlancar
pengkodean informasi.
1. Informasi apa yang harus dimasukan dalam organiser muka sehingga dapat menghubungkan
pengetahuan siswa dengan pokok bahasan yang baru.
2. Konsep, episode apa saja yang sudah didapat peserta didik yang dapat dipakai untuk
menjelaskan istilah, definisi, atau konsep baru.
3. Adakah pertanyaan pembantu di dalam buku pelajaran yang dapat dipakai sebagai dasar untuk
gladi sekunder.
4. Apakah pokok-pokok logis dalam pembelajaran yang harus diikuti peserta didik dalam gladi
sekunder (yaitu, elaborasi, visual dan atau verval) Apa beberapa contoh citra asosiatif da sandi
verbal yang dapat diberikan kepada para peserta didik.
9
Langkah 3 : Membuat pengisyaratan yang aka membantu retrival informasi yang telah dipelajari.
Meliputi :
1. Apakah beberapa perbandingan dengan konsep, istilah atau gagasan yang berkaitan yang dapat
dilakukan. Misalnya, jika konsepnya ialah morfem itu bisa dikontraskan dengan fonem dan
dibandingkan dengan istilah kata.
2. Pertanyaan inferensi apa dapat digunakan untuk mengakhiri pelaang baru dalam pembelajaran.
Pemecahan masalah
Langkah-langkah berikut disarankan dalam merencanakan pembelajaran untuk tujuan keterampilan
pemecahan masalah, yaitu :
10
3. Dorong peserta didik untuk mengutarakan secara lisantujuan masalah dan strategi pemecahan
masalah sebelum memulai mengambil langkah. Jika masalah bersifat fisik , dorong siswa untuk
memvisualisaikan masalah itu.
4. Memberikan pengarahan kembali jika perlu.
KOMPONEN BELAJAR
11
Peranan perhatian
Dalam cara bagaimana stimulus diolah penting adanya konsep perhatian, misalnya beberapa
pengolaha tidak memerlukan perhatian, pengolahan sepeti ini di sebut otomatik
Dalam megenali yang lain memerlukan usaha yang terkonsentrasi . tugas demikian disebut proses
deliberate karena memerukan pengawasan yang sadar
Pengkodean stimulus
Proses deteksi ciri menyebutkan stimulus yang datang, proses mengingatnya dis ebut pengkodean,
mengubah stimulus sehingga bisa disimpan dan di waktu belakang dapat diingat kembali dengan
mudah
Metode pengkodean
Ada dua cara utama mengkodekan , yaitu :
1. Gladi primer merupakan cara pengulangan-pengulangan informasi yang ingin diingat-ingat .
2. Gladi elaborative merupakan mengubah informasi denga berbagai cara, informasi itu bisa :
a. Diubah sehingga ia berhubungan dengan informasi yang disimpan
b. Digantikan dengan lambang lain
c. Dilengkapi dengan infrmasi tambahan untuk memudahkan mengingatnya
12
Peranan gladi elaboratif
Gladi elaborative lebih efektif untuk mengingat kembali yang telah terjadi dalam jangka panjang.
Pengulangan atau repitisi membuat segera tersedianya satu butir informasi tertentu akan sedikit
saja bisa meningkatkan retensi jangka panjang. Alih-alih untuk meningkatkan ingatan kembali
selanjutnya perlu pengolahan secara aktif butir itu mlalui elaboratif, transformasi atau
pengubahandan seterusnya
Sistem Mnemonik
Cara mnemunik untuk memudahkan mengingat kembali meliputi catatan, kartu pengingat,
telepromptr, dan akronim.
Jenis masalah
Merupakan pasangan dari studi-studi tentang proses pemecahan masalah ialah usaha untuk
mengetahui berbagai jenis masalah. Ke-empat jenis masalah itu ialah :
1. Induksi struktur merupakan masalah analogi dan masaah rangkaian
2. Tranformasi merupakan masalah memindahkan dan maslh menukarkan
3. Pengaturan merupakan kombinasi komponen-komponen yang memnuhi patokan yang ditentukan
4. Pengatura hibrida merupakan transformasi dri satu struktur ke struktur yang lain.
13
Proses Pemecahan Masalah
Menurut Resnick dan Glaser (1976), model menerapkan masalah penemuan atau masalah
pengturan hibrida ada 3 langkah umum :
1. Deteksi masalah
2. Pemeriksaan
3. Analisa tujuan
Suatu aneka komponen yang penting dalam model ialah penggunaan awal-awal analisa sarana-
tujuan dan bukan identifikasi anak tujuan. Secara inci, analisa saran-tujuan itu meliputi :
1. Asesmen perbedaan antara keadaan sekarang dan keadaan yang dikehendaki
2. Pencarian operator yang cocok untuk mengurangi adanya perbedaan itu
3. Penilaian atas hasil
Asas Pembelajaran
Dalam menurunkan asas pembelajaran dari penelitian pengolah informasi paling sedikit ada dua
kesulitan yang besar, yaitu :
1. Proses belajar merupakan banyak proses yang bayak harus diselidiki
2. Dominannya psikologi kognitif, dalam proses pembelajaran
Ada tiga perkembangan penting bagi pendidikan telah muncul dari penekanan pada soal
pengolahan informasi ini, yaitu :
1. Titik berat yang makin besar pada siasat pengolahan yang digunakan pada waktu siswa belajar
2. Kesadaran akan perlunya mengajar ketrampilan proses kognitif secara langsung
3. Di bidang pengembangan kurikulum
Pikiran manusia adalah pencipta makna. Sejak mikrodetik pertama ada melihat, mendengar,
mencicipi, atau merasakan sesuatu, anda memulai proses memutuskan benda apa itu. Dan bab ini
akan membahas semua pengelolaan informasi dan juga teori pembelajaran kognitif.
14
TEORI PENGOLAH INFORMASI DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN
Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya tempat
penyimpan informasi dalam waktu yang lama. Jadi, memori adalah koleksi potongan-potongan kecil
informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan. Mulai tahun 1960-an memori manusia
dipandang sebagai suatu struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua
pengetahuan (Naisser, 1967).
Memori merupakan suatu organisasi dan bukan merupakan gudang yang pasif, tetapi merupakan
suatu yang aktif memiliki data penginderaan mana yang akan diolahnya, mengubah data menjadi
informasi yang bermakna dan menyimpan informasi itu untuk digunakan di waktu kemudian. Memori
merupakan suatu system yang rumit degnan banyak tahapannya dan saling berinteraksi.
Sebagaian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga struktur memori
yaitu sebagai berikut :
1. Pencatat penginderaan
2. Penyimpanan jangka pendek
3. Penyimpanan jangka panjang.
Dalam memori kerja atau memori jangka pendek informasi tersebut selanjutnya disandikan menjadi
wujud yang bermakna dan dikirim ke memori jangka panjang untuk disimpan secara tetap. Proses
penyandian informasi dan pengiriman ke memori jangka panjang merupakan fase inti dari belajar.
Asumsi pokok yang melandasi teori-teori pengolahan informasi adalah bahwa informasi adalah
organizer dan prosesor informasi yang aktif, dan rumit.
B. KOMPONEN BELAJAR
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan yaitu sebagai berikut :
15
1. Perhatian ke Stimulus
Pengolahan system informasi dalam memori manusia di awali ketika isyarat fisik diterima pencatat
sensor melalui indera (Visual, audio, maupun kenestetik). Isyarat fisik ini, disimpan sebentar untuk
diolah dalam system memori.
2. Mengkode Stimulus
Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau tidak sampai memori
jangka panjang sebagai memori inaktif, maka diperlukan pengolahan lebih lanjut. Proses inilah yang
disebut dengan pengkodean yaitu mengubah stimulus sehingga dapat disimpan sehingga pada
waktu lain dapat di munculkan kembali dengan mudah.
3. Penyimpanan dan Retrival
Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam memori jangka
panjang untuk dapat diingat sewaktu-waktu diperlukan. Untuk proses ini, sangat bergantung pada
bagaimana informasi itu disimpan dan bagaimana hubungan informasi itu dengan informasi
sebelumnya dari memori jangka panjang.
16
1) Memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang dipilih
2) Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu.
b. Memperlancar Mengkode
Selama belajar, fungsi pengkodean adalah untuk menyiapakn informasi baru untuk disimpan ke
dalam memori jangka panjang. Proses ini, menghendaki transformasi informasi menjadi kode ringan
untuk memudahkan mengingat kembali diwaktu kemudian. Ada dua rancangan yang berbeda yang
dapat memudahkan pengkodean yaitu dengan memberkan pengisyarat, elaborasi, dan cara titian
ingatan (mneumonik) sebagai pembantu untuk menyusun sandi, ancangan ini disebut bantuan
berbasis pembelajaran.
Ancangan yang lain adalah untuk memberikan kesempatan bagi terjadinya elaborasi yang
dihasilkan peserta didik, ancangan ini disebut bantuan berbasis peserta didik. Bantuan berbasis
pembelajaran misalnya penggunaan sinonim untuk kata-kata yang sulit, ihtisar bab, pertanyaan
ulangan, dan akronim untuk belajar asosiasi yang sembarang sifatnya. Teknik yang kurang dikenal
yang bisa memudahkan pengkodean dari buku pelajaran ialah memberikan tanda petunjuk. Tanda-
tanda petunjuk misalnya, judul paragraph, priview, kata-kata petunjuk seperti “ayangnya, “yang
penting” dan seterusnya.
Bantuan yang berbasis peserta didik, pengisarat baik visual maupun verbal yang berasal dari
peserta didik itu sendiri dapat membantunya memperoleh asosiasi yang sembarang saja sifatnyas
misalnya sebuah daftar, metode loci dan sebagainya.
Penerapan khusus pengisarat dari peserta didik disebut metode kata penting atau kata kunci untuk
belajar bahasa asing. Metode katas-kata penting berguna untuk informasi yang kurang inheren
organisasi atau asosiasinya, tetapi elaborasi oleh peserta didik dapat juga memudahkan
pengkodean untuk materi-materi pembelajaran, misalnya menggaris bawahi bacaan dan membuat
catatan.
18
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Pengolahan informasi
mengandung pengertian tentang bagaimana individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat
sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan yang bersangkutan karena itulah
teori ini akan membantu kita untuk memahami proses belajar yang terjadi dalam diri peserta didik
mengerti kondisi dan faktor yang mempengaruhinya dan megetahui hal-hal yang dapat menghambat
serta memperlancar belajar peserta didik,sehingga dengan pengetahuan itu seorang guru akan lebih
bijaksana dan tepat. Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi
kognitif.
Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara
berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan teori pengolahan informasi
adalah pada derajat penekanan pada soal belajar.
19
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, 1980. Cognitive Psychology and Its Implication. San Francisco: W.H. Freeman.
Ausubel, D.P. 1968, Education Psychology: A Cognitive View. New York: Holt, Renehart and
Winston.
Sumber : Slavin, Robert E. (2011). Psikologi Pendidikan (Teori dan Praktik). Jakarta : PT.Indeks
Iklan
Bagikan ini:
Kategori: Tak Berkategori
Berikan Komentar
rizkayuni01
Kembali ke atas
Iklan