Bagian II
Petunjuk Khusus
A. Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Keluasan materi : KD 3.3 dan 4.3, yaitu struktur dan fungsi berbagai jaringan
pada tumbuhan yang menyusun akar, batang, dan daun; sifat jaringan meristem
dan permanen; derivat epidermis; serta kultur jaringan.
PETA KONSEP
PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Materi Pembelajaran : Struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan Alokasi Waktu : 8 × 45 menit
Jumlah Pertemuan : 2 kali
Kompetensi Dasar (KD)
3.3 Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan
tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan berdasarkan
hasil pengamatan.
4.3 Menyajikan data hasil pengamatan struktur anatomi jaringan
tumbuhan untuk menunjukkan keterkaitannya dengan fungsi
dalam bioproses.
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Menjelaskan ciri-ciri dan fungsi jaringan meristem pada tumbuhan.
Membedakan ciri-ciri berbagai jenis jaringan permanen (jaringan
dewasa).
Menjelaskan fungsi berbagai jenis jaringan permanen (jaringan
dewasa).
Membandingkan struktur sel berbagai jaringan tumbuhan pada
gambar.
Menentukan jenis-jenis jaringan penyusun organ vegetatif (akar,
batang, dan daun) dan organ generatif (bunga, buah, dan
biji).
Menjelaskan perbedaan anatomi tumbuhan monokotil dengan
dikotil.
Menjelaskan sifat totipotensi dan teknik kultur jaringan tumbuhan.
Mengemukakan keunggulan pembibitan tanaman dengan teknik
kultur jaringan.
Mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun organ pada
tumbuhan monokotil maupun dikotil melalui pengamatan
menggunakan mikroskop.
Membuat sketsa gambar penampang melintang/membujur organ
akar, batang, dan daun dari hasil pengamatan mikroskopis.
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menunjukkan sikap peduli terhadap keselamatan diri
dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja
saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan struktur dan
fungsi jaringan pada tumbuhan di laboratorium dan di
lingkungan sekitar.
Siswa dapat menunjukkan kesadaran dan rasa kagum terhadap pola
pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses yang
terjadi pada tumbuhan.
Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri dan fungsi jaringan meristem pada
tumbuhan.
Siswa dapat membedakan ciri-ciri berbagai jenis jaringan permanen
(jaringan dewasa).
Siswa dapat menjelaskan fungsi berbagai jenis jaringan permanen
(jaringan dewasa).
Siswa dapat membandingkan struktur sel berbagai jaringan
tumbuhan pada gambar.
Siswa dapat menentukan jenis-jenis jaringan penyusun organ
vegetatif (akar, batang, dan daun) dan organ generatif (bunga,
buah, dan biji).
Siswa dapat menjelaskan perbedaan anatomi tumbuhan monokotil
dengan dikotil.
Siswa dapat menjelaskan sifat totipotensi dan teknik kultur jaringan
tumbuhan.
Siswa dapat mengemukakan keunggulan pembibitan tanaman dengan
teknik kultur jaringan.
Siswa dapat mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun
organ pada tumbuhan monokotil maupun dikotil melalui
pengamatan menggunakan mikroskop.
Siswa dapat membuat sketsa gambar penampang
melintang/membujur organ akar, batang, dan daun dari hasil
pengamatan mikroskopis.
Materi Pembelajaran
Materi Esensial
Kemajuan di bidang bioteknologi saat ini, yaitu
perkembangbiakan tanaman, bisa dilakukan dengan kultur
jaringan yang memanfaatkan sifat totipotensi.
Jenis jaringan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua
berdasarkan aktivitas pembelahan sel-sel selama masa
pertumbuhan dan perkembangan, yaitu jaringan meristem
(jaringan embrional) dan jaringan permanen (jaringan
dewasa).
Sifat jaringan meristem, antara lain sel-sel muda, aktif membelah,
susunan rapat, dinding sel tipis, banyak protoplasma, nukleus
besar, dan vakuola kecil (tidak ada).
Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem primer dan
jaringan meristem sekunder.
Berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan, jaringan meristem
dapat dibedakan tiga macam, yaitu: meristem apikal,
meristem interkaler, dan meristem lateral.
Sifat jaringan permanen, antara lain sel relatif besar, tidak aktif
membelah, terdapat ruang antarsel, dinding sel tebal, sedikit
plasma sel, vakuola besar, dan terkadang selnya mati.
Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dibedakan empat macam,
yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar
(parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut
(vaskuler).
Derivat epidermis, seperti stomata (mulut daun), trikomata
(rambut- rambut), emergensia, spinata (duri), sel kipas, sel kersik
(silika), velamen, dan litokis.
Jaringan sekretori, antara lain saluran getah, sel-sel resin dan
minyak, sel-sel lendir, sel-sel penyamak, dan sel-sel mirosin.
Jaringan pengangkut, yaitu xilem dan floem.
Organ pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi organ vegetatif
dan organ generatif. Organ vegetatif, yaitu akar, batang, dan
daun, sedangkan organ generatif, yaitu bunga, buah, dan biji.
Perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan meliputi
beberapa tahap, yaitu pembuatan media, inisiasi, sterilisasi,
multiplikasi, pengakaran, dan aklimatisasi.
Keunggulan pembibitan dengan teknik kultur, antara lain bibit
bersifat identik dengan induknya, tidak membutuhkan tempat
yang luas, kualitas dan kesehatan bibit lebih terjamin, bibit
seragam, lebih cepat tumbuh, serta pengadaan bibit tidak
tergantung musim.
Akar, batang, dan daun tersusun dari beberapa jenis jaringan yang
berbeda-beda.
Perbanyakan bibit tanaman dapat dilakukan dengan teknik kultur
jaringan.
Materi Prosedural
Pengamatan anatomi berbagai organ pada tumbuhan.
Materi Pengayaan
Di dalam pembuluh xilem, air, dan zat terlarut tidak lagi
bergerak secara horizontal melainkan secara vertikal menuju
ke daun. Bagaimana air bisa diangkut menuju ke daun-daun
hingga setinggi puluhan meter? Faktor-faktor yang
memengaruhi pengangkutan tersebut, yaitu sebagai berikut.
Pengaruh sel hidup (teori vital). Pengangkutan air dan zat terlarut
dari akar ke daun terjadi karena pengaruh sel-sel hidup seperti sel
parenkim dan jari-jari empulur di sekitar xilem.
Daya isap daun atau tarikan transpirasi daun (teori kohesi oleh
Dixon-Joly). Daya isap daun merupakan kemampuan daun untuk
meningkatkan aliran air dari akar ke daun pada saat transpirasi
atau penguapan. Transpirasi melalui stomata menyebabkan sel daun
kehilangan air dan menimbulkan tarikan terhadap air pada sel-sel
di bawahnya. Molekul air dari akar sampai ke daun berderet
secara berkesinambungan seolah-olah membentuk rantai molekul
air. Pada saat transpirasi, potensial air di daun akan mengecil dan
mengakibatkan terjadinya tarikan air ke atas dari sel-sel di
bawahnya. Sifat molekul air untuk melekat pada sesamanya
dikenal sebagai kohesi, sehingga dinamakan teori kohesi.
Daya kapilaritas. Semakin kecil diameter suatu pipa, semakin besar
daya kapilaritasnya. Pembuluh xilem merupakan pembuluh
kapiler, sehingga mampu menaikkan air.
Daya tekan akar adalah kemampuan akar mendorong air dari dalam
xilem akar menuju ke xilem batang hingga mencapai daun. Daya
tekan akar merupakan hasil aktivitas sel-sel epidermis dengan
rambut akarnya yang secara terus-menerus menyerap air dan
zat terlarut dari dalam tanah, sehingga menyebabkan konsentrasi
air dan tekanan turgor sel akar meningkat. Meningkatnya
konsentrasi air dan tekanan turgor sel akar menyebabkan air di
dalam pembuluh xilem terdorong ke atas.
Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Waktu
No. Kegiatan Belajar
(menit)
1. Pendahuluan 15
Bahan ajar:
Bahan presentasi dan gambar struktur jaringan tumbuhan.
Bahan praktikum: akar, batang, dan daun tumbuhan monokotil dan dikotil.
Alat:
Komputer/LCD, dan VCD/CD player.
Penilaian
Pengetahuan
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Keterampilan
Praktik di laboratorium:
Pengamatan struktur jaringan pada tumbuhan.
Presentasi kelompok.
16
Sistem remedial
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) kurang dari KKM diberi
kesempatan untuk mengikuti pelajaran tambahan, belajar kelompok, dan tes remedial
sebanyak dua kali. Soal remedial menggunakan soal yang sama. Pelaksanaan
remedial bersifat individual atau bersama-sama dan dilakukan di luar jam pelajaran.
Nilai maksimum bagi siswa yang mengikuti remedial adalah sama dengan KKM.
Sistem Pengayaan
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) lebih dari KKM akan
diberikan pengayaan soal-soal dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.