Anda di halaman 1dari 28

Pendahuluan

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari


tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis sehingga ilmu alam
bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan berupa
fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, melainkan
juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan ilmu alam di
sekolah menengah, khususnya tingkat SMA/MA, diharapkan
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar sehingga dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Pendidikan ilmu alam diarahkan pada
tindakan mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu
peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar. Pendidikan
ilmu pengetahuan alam menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Biologi sebagai salah satu bidang pendidikan ilmu
pengetahuan alam menyediakan berbagai pengalaman belajar
untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses
ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis,
menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu
mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja,
mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data,
mengomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, serta
menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk
menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Mata pelajaran biologi dikembangkan melalui kemampuan
berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar.
Standar kompetensi lulusan (SKL) dalam pembelajaran mata
pelajaran kurikulum 2013 termasuk juga mata pelajaran biologi
meliputi tiga aspek, yaitu sebagai berikut.
.Sikap spiritual, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya dengan indikator yang dapat digunakan untuk
semua mata pelajaran, yaitu

berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, (2)


menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut, (3)
memberi salam pada saat awal dan akhir kegiatan, (4) bersyukur
atas nikmat dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, (5) mensyukuri
kemampuan manusia dalam mengendalikan diri, (6) bersyukur
ketika berhasil mengerjakan sesuatu, (7) berserah diri (tawakal)
kepada Tuhan setelah berikhtiar atau melakukan usaha, (8)
menjaga lingkungan hidup di sekitar satuan pendidikan, (9)
memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa, (10) bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
sebagai bangsa Indonesia, dan (11) menghormati orang lain yang
menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
Sikap sosial, menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, dan damai), santun,
responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Keterampilan (mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menalar, dan mencipta) untuk membentuk pribadi
yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret.
Pengetahuan (mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
dan mengevaluasi) untuk membentuk pribadi yang menguasai
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya yang berwawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban.

berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, (2) menjalankan


ibadah sesuai dengan agama yang dianut, (3) memberi salam
pada saat awal dan akhir kegiatan, (4) bersyukur atas nikmat dan
karunia Tuhan Yang Maha Esa, (5) mensyukuri kemampuan
manusia dalam mengendalikan diri, (6) bersyukur ketika berhasil
mengerjakan sesuatu, (7) berserah diri (tawakal) kepada Tuhan
setelah berikhtiar atau melakukan usaha, (8) menjaga lingkungan
hidup di sekitar satuan pendidikan, (9) memelihara hubungan
baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, (10)
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai bangsa
Indonesia, dan (11) menghormati orang lain yang menjalankan
ibadah sesuai dengan agama yang dianut.
Sikap sosial, menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, dan damai), santun,
responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Keterampilan (mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menalar, dan mencipta) untuk membentuk pribadi
yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret.
Pengetahuan (mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
dan mengevaluasi) untuk membentuk pribadi yang menguasai
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya yang berwawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban.
Sikap sosial, menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, dan damai), santun,
responsif, dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Keterampilan (mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menalar, dan mencipta) untuk membentuk pribadi
yang berkemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret.
Pengetahuan (mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
dan mengevaluasi) untuk membentuk pribadi yang menguasai
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya yang berwawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban.
Tujuan Mata Pelajaran Biologi
Biologi berasal dari dua suku kata, yaitu bios yang berarti
hidup dan logos yang berarti ilmu. Biologi adalah ilmu yang
mempelajari makhluk hidup. Mata pelajaran biologi memiliki
beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut.
Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari
keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa.
Mengembangkan keterampilan proses biologi untuk menumbuhkan
nilai serta sikap ilmiah, jujur, objektif, disiplin, terbuka, ulet,
berpikir kritis, percaya diri, responsif dan proaktif, bertanggung
jawab, serta dapat bekerja sama dengan orang lain.
Memahami konsep-konsep biologi dan keterkaitannya dengan ilmu-
ilmu alam lainnya.
Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji
hipotesis melalui percobaan, serta mengomunikasikan hasil
percobaan secara lisan dan tertulis.
Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya
teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
Mengembangkan kepekaan nalar untuk memecahkan masalah
yang berkaitan dengan berbagai proses dalam kehidupan
sehari-hari.
Meningkatkan kesadaran akan kelestarian lingkungan.

Struktur Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar


(KD) Mata Pelajaran Biologi
Tabel 1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar biologi kelas XI.

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR


Menghayati dan mengamalkanMengagumi keteraturan dan
ajaran agama yang dianutnya. kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
struktur dan fungsi sel, jaringan, organ
penyusun sistem,
dan bioproses yang terjadi pada
makhluk hidup.
Menyadari dan mengagumi pola
pikir ilmiah dalam kemampuan
mengamati bioproses.
Peka dan peduli terhadap permasalahan
lingkungan hidup, menjaga, dan
menyayangi lingkungan sebagai
manifestasi pengalaman ajaran agama
yang dianutnya.
2. Menghayati dan Berperilaku ilmiah, yaitu teliti, tekun,
mengamalkan perilaku jujur sesuai data dan fakta, disiplin,
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR
jujur, disiplin, tanggung tanggung jawab, dan peduli dalam
jawab, observasi dan eksperimen, berani dan
peduli (gotong royong, santun dalam mengajukan pertanyaan
kerja sama, toleran, dan dan ber argumentasi, peduli
damai), santun, responsif, lingkungan, gotong royong, bekerja
proaktif, dan sama, cinta damai, berpendapat secara
menunjukkan sikap ilmiah dan kritis, responsif, dan
sebagai bagian dari solusi proaktif dalam setiap tindakan dan
atas berbagai dalam melakukan pengamatan dan
permasalahan dalam percobaan di dalam kelas/
berinteraksi secara efektif laboratorium maupun di luar kelas /
dengan lingkungan laboratorium.
sosial dan alam, serta Peduli terhadap keselamatan diri dan
dalam menempatkan diri lingkungan dengan menerapkan prinsip
sebagai cerminan bangsa keselamatan saat melakukan kegiatan
dalam pergaulan dunia. pengamatan dan percobaan di
laboratorium dan di lingkungan sekitar.

Bagian II
Petunjuk Khusus
A. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Proses pelaksanaan pembelajaran biologi selama dua semester


atau satu tahun dapat dirinci dengan alokasi waktu sebagai
berikut.
Bab 1 Sel diajarkan pada semester satu (ganjil) dengan alokasi
waktu 12  45 menit atau tiga kali pertemuan (jika satu
pertemuan sama dengan empat jam pelajaran).
Bab 2 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan diajarkan pada
semester satu dengan alokasi waktu 8  45 menit atau terdiri
atas dua kali pertemuan.
Bab 3 Struktur dan Fungsi Jaringan Hewan diajarkan pada
semester satu dengan alokasi waktu 8  45 menit atau dua
kali pertemuan.
Bab 4 Sistem Gerak diajarkan pada semester satu dengan alokasi
waktu 12  45 menit atau tiga kali pertemuan.
Bab 5 Sistem Sirkulasi, diajarkan pada semester satu dengan
alokasi waktu 16  45 menit atau empat kali pertemuan.
Bab 6 Makanan dan Sistem Pencernaan Makanan, materi ini
diajarkan pada semester dua (genap) dengan alokasi waktu 12
 45 menit atau tiga kali pertemuan.
Bab 7 Sistem Pernapasan diajarkan pada semester dua dengan
alokasi waktu 8  45 menit atau dua kali pertemuan.
Bab 8 Sistem Ekskresi diajarkan pada semester dua, dengan
alokasi waktu 8  45 menit atau dua kali pertemuan.
Bab 9 Sistem Koordinasi diajarkan pada semester dua, dengan
alokasi waktu 12  45 menit atau tiga kali pertemuan.
Bab 10 Sistem Reproduksi diajarkan pada semester dua, dengan
alokasi waktu 12  45 menit atau tiga kali pertemuan.
Tumbuhan merupakan organisme multiseluler yang terdiri atas
banyak sel. Sel-sel tumbuhan yang memiliki bentuk, susunan,
dan fungsi yang sama akan membentuk suatu jaringan
tumbuhan. Beberapa jenis jaringan yang berbeda akan
membentuk suatu organ, misalnya akar, batang, daun, bunga,
buah, dan biji. Organ-organ tumbuhan tertentu dapat
dimanfaatkan untuk perkembangbiakan. Perkembangbiakan
secara generatif pada umumnya menggunakan biji, sedangkan
perkembangbiakan secara vegetatif dapat menggunakan
batang, umbi, dan tunas. Kemajuan di bidang bioteknologi
saat ini memungkinkan perkembangbiakan tumbuhan dengan
kultur jaringan yang memanfaatkan sifat totipotensi pada
tumbuhan.
Bab 11 Sistem Pertahanan Tubuh diajarkan pada semester dua,
dengan alokasi waktu 8  45 menit atau dua kali pertemuan.

STRUKTUR DAN FUNGSI


JARINGAN TUMBUHAN

Tumbuhan merupakan ak sel. Sel-sel tumbuhan yang memiliki bentuk,


susunan, dan fungsi yang sama akan membentuk suatu jaringan tumbuhan.
Beberapa jenis jaringan yang berbeda akan membentuk suatu organ,
misalnya akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Organ-organ tumbuhan
tertentu dapat dimanfaatkan untuk perkembangbiakan. Perkembangbiakan
secara generatif pada umumnya menggunakan biji, sedangkan
perkembangbiakan secara vegetatif dapat menggunakan batang, umbi, dan
tunas. Kemajuan di bidang bioteknologi saat ini memungkinkan
perkembangbiakan tumbuhan dengan kultur jaringan yang memanfaatkan
sifat toti potensi pada tumbuhan.

Konsep prasyarat: Pengetahuan siswa yang diperolehnya dari SMP/MTS


tentang jenis jaringan yang menyusun daun, akar, dan batang.

Keluasan materi : KD 3.3 dan 4.3, yaitu struktur dan fungsi berbagai jaringan
pada tumbuhan yang menyusun akar, batang, dan daun; sifat jaringan meristem
dan permanen; derivat epidermis; serta kultur jaringan.
PETA KONSEP
PROSES PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Materi Pembelajaran : Struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan Alokasi Waktu : 8 × 45 menit
Jumlah Pertemuan : 2 kali
Kompetensi Dasar (KD)
3.3 Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan
tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan berdasarkan
hasil pengamatan.
4.3 Menyajikan data hasil pengamatan struktur anatomi jaringan
tumbuhan untuk menunjukkan keterkaitannya dengan fungsi
dalam bioproses.
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Menjelaskan ciri-ciri dan fungsi jaringan meristem pada tumbuhan.
Membedakan ciri-ciri berbagai jenis jaringan permanen (jaringan
dewasa).
Menjelaskan fungsi berbagai jenis jaringan permanen (jaringan
dewasa).
Membandingkan struktur sel berbagai jaringan tumbuhan pada
gambar.
Menentukan jenis-jenis jaringan penyusun organ vegetatif (akar,
batang, dan daun) dan organ generatif (bunga, buah, dan
biji).
Menjelaskan perbedaan anatomi tumbuhan monokotil dengan
dikotil.
Menjelaskan sifat totipotensi dan teknik kultur jaringan tumbuhan.
Mengemukakan keunggulan pembibitan tanaman dengan teknik
kultur jaringan.
Mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun organ pada
tumbuhan monokotil maupun dikotil melalui pengamatan
menggunakan mikroskop.
Membuat sketsa gambar penampang melintang/membujur organ
akar, batang, dan daun dari hasil pengamatan mikroskopis.
Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menunjukkan sikap peduli terhadap keselamatan diri
dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja
saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan struktur dan
fungsi jaringan pada tumbuhan di laboratorium dan di
lingkungan sekitar.
Siswa dapat menunjukkan kesadaran dan rasa kagum terhadap pola
pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses yang
terjadi pada tumbuhan.
Siswa dapat menjelaskan ciri-ciri dan fungsi jaringan meristem pada
tumbuhan.
Siswa dapat membedakan ciri-ciri berbagai jenis jaringan permanen
(jaringan dewasa).
Siswa dapat menjelaskan fungsi berbagai jenis jaringan permanen
(jaringan dewasa).
Siswa dapat membandingkan struktur sel berbagai jaringan
tumbuhan pada gambar.
Siswa dapat menentukan jenis-jenis jaringan penyusun organ
vegetatif (akar, batang, dan daun) dan organ generatif (bunga,
buah, dan biji).
Siswa dapat menjelaskan perbedaan anatomi tumbuhan monokotil
dengan dikotil.
Siswa dapat menjelaskan sifat totipotensi dan teknik kultur jaringan
tumbuhan.
Siswa dapat mengemukakan keunggulan pembibitan tanaman dengan
teknik kultur jaringan.
Siswa dapat mengidentifikasi berbagai macam jaringan penyusun
organ pada tumbuhan monokotil maupun dikotil melalui
pengamatan menggunakan mikroskop.
Siswa dapat membuat sketsa gambar penampang
melintang/membujur organ akar, batang, dan daun dari hasil
pengamatan mikroskopis.
Materi Pembelajaran
Materi Esensial
Kemajuan di bidang bioteknologi saat ini, yaitu
perkembangbiakan tanaman, bisa dilakukan dengan kultur
jaringan yang memanfaatkan sifat totipotensi.
Jenis jaringan tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua
berdasarkan aktivitas pembelahan sel-sel selama masa
pertumbuhan dan perkembangan, yaitu jaringan meristem
(jaringan embrional) dan jaringan permanen (jaringan
dewasa).
Sifat jaringan meristem, antara lain sel-sel muda, aktif membelah,
susunan rapat, dinding sel tipis, banyak protoplasma, nukleus
besar, dan vakuola kecil (tidak ada).
Berdasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem primer dan
jaringan meristem sekunder.
Berdasarkan posisinya pada tubuh tumbuhan, jaringan meristem
dapat dibedakan tiga macam, yaitu: meristem apikal,
meristem interkaler, dan meristem lateral.
Sifat jaringan permanen, antara lain sel relatif besar, tidak aktif
membelah, terdapat ruang antarsel, dinding sel tebal, sedikit
plasma sel, vakuola besar, dan terkadang selnya mati.
Berdasarkan fungsinya, jaringan dewasa dibedakan empat macam,
yaitu jaringan pelindung (epidermis), jaringan dasar
(parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut
(vaskuler).
Derivat epidermis, seperti stomata (mulut daun), trikomata
(rambut- rambut), emergensia, spinata (duri), sel kipas, sel kersik
(silika), velamen, dan litokis.
Jaringan sekretori, antara lain saluran getah, sel-sel resin dan
minyak, sel-sel lendir, sel-sel penyamak, dan sel-sel mirosin.
Jaringan pengangkut, yaitu xilem dan floem.
Organ pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi organ vegetatif
dan organ generatif. Organ vegetatif, yaitu akar, batang, dan
daun, sedangkan organ generatif, yaitu bunga, buah, dan biji.
Perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan meliputi
beberapa tahap, yaitu pembuatan media, inisiasi, sterilisasi,
multiplikasi, pengakaran, dan aklimatisasi.
Keunggulan pembibitan dengan teknik kultur, antara lain bibit
bersifat identik dengan induknya, tidak membutuhkan tempat
yang luas, kualitas dan kesehatan bibit lebih terjamin, bibit
seragam, lebih cepat tumbuh, serta pengadaan bibit tidak
tergantung musim.
Akar, batang, dan daun tersusun dari beberapa jenis jaringan yang
berbeda-beda.
Perbanyakan bibit tanaman dapat dilakukan dengan teknik kultur
jaringan.
Materi Prosedural
Pengamatan anatomi berbagai organ pada tumbuhan.
Materi Pengayaan
Di dalam pembuluh xilem, air, dan zat terlarut tidak lagi
bergerak secara horizontal melainkan secara vertikal menuju
ke daun. Bagaimana air bisa diangkut menuju ke daun-daun
hingga setinggi puluhan meter? Faktor-faktor yang
memengaruhi pengangkutan tersebut, yaitu sebagai berikut.
Pengaruh sel hidup (teori vital). Pengangkutan air dan zat terlarut
dari akar ke daun terjadi karena pengaruh sel-sel hidup seperti sel
parenkim dan jari-jari empulur di sekitar xilem.
Daya isap daun atau tarikan transpirasi daun (teori kohesi oleh
Dixon-Joly). Daya isap daun merupakan kemampuan daun untuk
meningkatkan aliran air dari akar ke daun pada saat transpirasi
atau penguapan. Transpirasi melalui stomata menyebabkan sel daun
kehilangan air dan menimbulkan tarikan terhadap air pada sel-sel
di bawahnya. Molekul air dari akar sampai ke daun berderet
secara berkesinambungan seolah-olah membentuk rantai molekul
air. Pada saat transpirasi, potensial air di daun akan mengecil dan
mengakibatkan terjadinya tarikan air ke atas dari sel-sel di
bawahnya. Sifat molekul air untuk melekat pada sesamanya
dikenal sebagai kohesi, sehingga dinamakan teori kohesi.
Daya kapilaritas. Semakin kecil diameter suatu pipa, semakin besar
daya kapilaritasnya. Pembuluh xilem merupakan pembuluh
kapiler, sehingga mampu menaikkan air.
Daya tekan akar adalah kemampuan akar mendorong air dari dalam
xilem akar menuju ke xilem batang hingga mencapai daun. Daya
tekan akar merupakan hasil aktivitas sel-sel epidermis dengan
rambut akarnya yang secara terus-menerus menyerap air dan
zat terlarut dari dalam tanah, sehingga menyebabkan konsentrasi
air dan tekanan turgor sel akar meningkat. Meningkatnya
konsentrasi air dan tekanan turgor sel akar menyebabkan air di
dalam pembuluh xilem terdorong ke atas.

Metode dan Model Pembelajaran

Metode pembelajaran: Presentasi siswa, diskusi kelas, praktikum, dan


kuis.

Model pembelajaran: Discovery based learning.

Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1

Waktu
No. Kegiatan Belajar
(menit)

1. Pendahuluan 15

Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai


implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas, dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang berbagai
jaringan pada tumbuhan dan fungsinya, misalnya parenkim,
xilem, dan floem.
Memotivasi: Guru menunjukkan potongan jaringan
tanaman cocor bebek yang tumbuh menjadi individu baru.
Guru kemudian memberikan pertanyaan yang dapat
memotivasi siswa untuk mempelajari bab tentang struktur
dan fungsi jaringan tumbuhan. Contoh pertanyaan
motivasi:
Waktu
No. Kegiatan Belajar
(menit)

– Mengapa potongan kecil dari daun tanaman cocor


bebek dapat tumbuh menjadi tanaman baru?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti: Discovery based learning 150

Guru mengajak murid untuk mengamati dan menganalisis


gambar tentang pengembangbiakan tanaman dengan
metode kultur jaringan.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya berkaitan dengan gambar pengembangbiakan
tanaman dengan metode kultur jaringan. Misalnya,
mengapa sel-sel bisa tumbuh menjadi tumbuhan baru?
Apakah semua jaringan tumbuhan dapat dipergunakan
untuk perkembangbiakan?
Siswa yang lainnya dapat mencoba memberikan
jawaban/hasil analisis sementara.
Waktu
No. Kegiatan Belajar
(menit)
Siswa duduk secara berkelompok (3–5 siswa)
diberikan tugas melakukan kajian literatur/browsing
di internet sesuai dengan subtopik yang diberikan
oleh guru, yaitu tentang jenis jaringan pada
tumbuhan dan fungsinya, sifat totipotensi, dan
kultur jaringan.
Diskusi dalam kelompok untuk menganalisis
tentang jenis jaringan pada tumbuhan dan fungsinya,
sifat totipotensi, dan kultur jaringan.
Masing-masing kelompok menyiapkan bahan
presentasi sesuai dengan subtopik dilengkapi dengan
soal-soal kuis.
Diskusi kelas tentang jenis jaringan pada tumbuhan
dan fungsinya, sifat totipotensi, dan kultur
jaringan. Siswa antarkelompok diberikan
kesempatan untuk menanya maupun menangggapi
hal-hal yang didiskusikan.
Siswa dapat membuat laporan tertulis dan
mempresentasikan hasil kegiatan praktikum.
Setelah presentasi, setiap kelompok membacakan soal-
soal kuis untuk dijawab oleh siswa dan langsung
diberikan nilai oleh kelompok penyaji presentasi
(penilaian teman sejawat).
Guru memberikan tambahan informasi.
Guru mengonfirmasikan jika terjadi perbedaan
pendapat tentang berbagai jenis jaringan pada
tumbuhan.
Guru bersama siswa menyepakati hasil pengembangan
materi.
Waktu
No. Kegiatan Belajar
(menit)
3. Penutup 15

Resume: Guru membimbing siswa untuk


menyimpulkan tentang berbagai jenis jaringan pada
tumbuhan.
Refleksi: Memberikan beberapa pertanyaan
berkaitan dengan jenis jaringan tumbuhan,
misalnya mengapa beberapa tumbuhan dapat
menghasilkan suatu aroma khas atau dapat
menghasilkan minyak?
Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk
melakukan tugas mandiri pada buku paket siswa dan
membuat laporan tertulis.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Organ pada
tumbuhan dan praktikum pengamatan jaringan pada
tumbuhan.
Pertemuan ke-2
Waktu
No. Kegiatan Belajar
(menit)
1. Pendahuluan 15
Guru memberikan salam dan berdoa bersama (sebagai
implementasi nilai religius).
Guru mengabsen, mengondisikan kelas, dan pembiasaan
(sebagai implementasi nilai disiplin).
Apersepsi: Menggali pengetahuan siswa tentang
bermacam- macam organ pada tumbuhan.
Memotivasi: Guru membawa dan menunjukkan akar,
batang, dan daun tumbuhan yang merupakan organ
tumbuhan. Guru memotivasi siswa untuk membuat
pertanyaan tentang akar, batang, dan daun tumbuhan.
Contoh pertanyaan yang akan diajukan siswa:
Apakah fungsi akar, batang, dan daun?
Mengapa batang atau daun dari beberapa tanaman memiliki
aroma yang khas?
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti: Discovery based learning 150

Guru mengajak murid untuk mengamati langsung


berbagai organ tumbuhan baik organ vegetatif (daun,
batang, dan akar) maupun organ generatif (bunga, buah,
dan biji).
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menanya berkaitan dengan organ-organ pada tumbuhan.
Misalnya, mengapa berbagai jenis organ tumbuhan
memiliki perbedaan warna dan tekstur? Apakah semua
organ pada tumbuhan tersusun dari jenis jaringan yang
Waktu
No. Kegiatan Belajar
(menit)
berbeda-beda? Bagaimana susunan jaringan pada daun,
batang, dan akar?
Siswa yang lainnya dapat mencoba untuk memberikan
jawaban/ hasil analisis sementara.
Siswa mencoba mengamati dan membandingkan anatomi
akar, batang, dan daun pada tumbuhan monokotil dan
dikotil.
Guru mengajak siswa untuk mempersiapkan alat-alat dan
bahan praktik.
Siswa mempelajari cara kerja praktikum dan diberi
kesempatan untuk menanya jika tidak paham.

No. Kegiatan Belajar Waktu


(menit)
Guru memberikan penjelasan untuk mempertegas
cara kerja praktikum yang benar, yaitu cara
mengamati anatomi akar, batang, dan daun.
Siswa secara berkelompok membuat preparat segar
anatomi organ (akar, batang, dan daun) dan
melakukan pengamatan menggunakan mikroskop
secara cermat dan teliti.
Siswa menggambar objek hasil pengamatan.
Strategi alternatif: Guru menugaskan siswa untuk
membuat kerajinan tangan (misalnya gantungan
Waktu
No. Kegiatan Belajar
(menit)
kunci dari kayu pinus atau batok kelapa) untuk
dipasarkan sebagai praktik kewirausahaan.
Siswa bekerja dengan teman sekelompoknya untuk
menganalisis dan mendiskusikan hasil
pengamatannya, seperti membandingkan anatomi
akar, batang, dan daun pada tumbuhan monokotil
dengan dikotil.
Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar
kegiatan praktikum.
Siswa diberikan kesempatan untuk menanya kepada
guru jika ada hal-hal yang kurang dimengerti
berkaitan dengan hasil pengamatan.
Diskusi kelas, setiap kelompok mempresentasikan
hasil pengamatannya. Siswa antarkelompok
diberikan kesempatan untuk menanya maupun
menangggapi hal-hal yang didiskusikan.
Guru memberikan tambahan informasi berkaitan
dengan anatomi akar, batang, dan daun.
Guru mengonfirmasikan perbedaan anatomi akar,
batang, dan daun pada tumbuhan monokotil dengan
dikotil.
3. Penutup 15

Resume: Guru membimbing siswa untuk


menyimpulkan tentang perbedaan anatomi akar,
batang, dan daun pada tumbuhan monokotil dengan
dikotil.
Refleksi: Memberikan pertanyaan tentang perbedaan
anatomi akar, batang, dan daun pada tumbuhan
monokotil dengan dikotil.
Waktu
No. Kegiatan Belajar
(menit)
Tindak lanjut: Guru menugaskan siswa untuk
membuat laporan praktikum tertulis, dan menjawab
soal-soal uji kompetensi buku paket.
Rencana pembelajaran selanjutnya: Struktur dan
Fungsi Jaringan Hewan.

Sumber Belajar/Bahan Ajar/Alat


Sumber belajar:
Buku teks Biologi SMA/MA kelas XI, penyusun Irnaningtyas. Penerbit Erlangga,
Jakarta. Program peminatan kelompok Matematika dan Ilmu Pengetahun
Alam (MIPA), Bab 2.
http://scientistofbiology.weebly.com/mekanisme-pengangkutan-pada-
tumbuhan.html
http://www.anneahira.com/fisiologi-tumbuhan.html

Bahan ajar:
Bahan presentasi dan gambar struktur jaringan tumbuhan.
Bahan praktikum: akar, batang, dan daun tumbuhan monokotil dan dikotil.

Alat:
Komputer/LCD, dan VCD/CD player.

Penilaian

Pengetahuan
Hasil jawaban latihan soal-soal (PR).
Ulangan harian.
Keterampilan
Praktik di laboratorium:
Pengamatan struktur jaringan pada tumbuhan.
Presentasi kelompok.

Sikap Spiritual dan Sikap Sosial


Pengamatan sikap dan perilaku pada saat belajar di dalam ruang kelas dan praktikum di
laboratorium
Mikroskop, silet, kaca objek, kaca penutup, pipet tetes, kertas tisu, kamera, dan preparat kering
(akar, batang, dan daun).

INSTRUMEN PENILAIAN KEGIATAN PrESENTASI

Aspek penilaian : Keterampilan

Judul kegiatan : Presentasi Kelompok tentang Jenis dan Fungsi

Jaringan pada Tumbuhan

Aspek yang dinilai


Nama
No. Isi Tampilan Mengemukakan Komu Skor Nilai
Siswa
materi Power pendapat nikasi
point antart
eman
1.
2.

Pedoman penilaian sikap:

1 = kurang; 2 = cukup; 3 = baik; 4 = baik sekali Skor


maksimum = 16
Jumlah skor
Nilai =  100

16

Sistem remedial
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) kurang dari KKM diberi
kesempatan untuk mengikuti pelajaran tambahan, belajar kelompok, dan tes remedial
sebanyak dua kali. Soal remedial menggunakan soal yang sama. Pelaksanaan
remedial bersifat individual atau bersama-sama dan dilakukan di luar jam pelajaran.
Nilai maksimum bagi siswa yang mengikuti remedial adalah sama dengan KKM.

Sistem Pengayaan
Siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian (UH) lebih dari KKM akan
diberikan pengayaan soal-soal dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai