Anda di halaman 1dari 4

3/15/2021 Pertemuan 2- Keterkaitan Manusia dengan Pendidikan: Dimensi- Dimensi Manusia

 lp3unj@gmail.com  +62 821 1184 6294

(3) ID     

Dasbor  Kursus Yang Saya Ikuti  Mata Kuliah MKU-MKDK  Landasan Pendidikan 114  LP-SKWFT  Keterkaitan Manusia dengan Pendidikan
 Pertemuan 2- Keterkaitan Manusia dengan Pendidikan
Landasan Pendidikan (FT LP Sri Koeswantono Wongsonadi)

 Dasbor  Beranda situs  Kalender  Badges  Materi Kursus yang sudah tersedia

Course dashboard  Da ar Isi

Pertemuan 2- Keterkaitan Manusia dengan 1. Esensi Manusia dari Berbagai

Pendidikan Perspektif
2. Dimensi- Dimensi Manusia

  2.1. Pengantar Dimensi-


dimensi Manusia

2. Dimensi- Dimensi Manusia 2.2. Manusia,


Kemanusiaan dan
Dimensi Esensi manusia sebagai makhluk filosofis Pendidikan 1
2.3. Manusia,
Dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali menjumpai anak yang senang mempertanyakan tentang asal Kemanusiaan dan
usul dan keberadaan segala sesuatu yang ditemuinya atau dialaminya. Mungkin juga terjadi pada diri kita Pendidikan 2
yang mempertanyakan tentang diri sendiri, maupun alam semesta. Hal ini merupakan peristiwa yang 3. Tahap-tahap Perkembangan
alami karena manusia merupakan makhluk filosofis. Lalu apa sesungguhnya yang dimaksud dengan Manusia Saatnya
manusia sebagai makhluk filosofis?   Membutuhkan Pendidikan
3.1. Masa Kehamilan
Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian filosofi adalah pengetahuan atau
Saatnya Membutuhkan
penyelidikan dengan menggunakan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab adanya sesuatu,
Pendidikan
asal adanya sesuatu, dan hukumnya. Filosofi mempelajari hakikat segala sesuatu dengan logika, akal dan
3.2. Pertumbuhan
rasa.
Manusia Saatnya
Manusia menurut Socrates adalah makhluk yang selalu ingin tahu tentang segala sesuatu. Kewajiban Membutuhkan Pendidikan
setiap orang untuk mengetahui dirinya sendiri lebih dahulu jika ingin mengetahui hal-hal di luar dirinya. 3.3. Perkembangan Otak
Manusia ternyata tidak cukup hanya mengkaji tentang alam sekitarnya, ia juga  berpikir tentang Tuhan dan Manusia Saatnya
berbagai aspek yang berhubungan dengan kehidupan. Manusia akhirnya juga berpikir segala sesuatu Membutuhkan Pendidikan
tentang dirinya, yaitu siapa, bagaimana, dimana dan untuk apa manusia itu diciptakan (Khobir, 1997). 3.4. Keragaman
Manusia adalah makhluk yang pandai bertanya, bahkan ia mempertanyakan dirinya sendiri, Perkembangan Manusia
keberadaannya, dan dunia seluruhnya (van der Weij, 1991) (Husamah, et al, 2015). Saatnya Membutuhkan
Pendidikan
Manusia sebagai makhluk filosofis berarti manusia tidak pernah berhenti berpikir, mampu berilmu
3.5. Ragam Emosi Manusia
pengetahuan melalui pemikiran berulang-ulang, mendasar, komprehensif tentang sesuatu yang sudah
Saatnya Membutuhkan
diketahui/belum. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa hal ini dikarenakan manusia telah
Pendidikan
dikaruniai dengan akal rasional yang membedakannya dengan hewan.
4. Kebutuhan Manusia Untuk
Dimensi Esensi manusia sebagai makhluk individual Belajar Sepanjang Hayatnya
4.1. Mengapa Belajar
Setiap individu lahir dengan dikaruniai potensi yang berbeda dengan individu lain. Bahkan bayi kembar Sepanjang Hayat
yang memiliki bentuk fisik yang samapun, tetap memiliki karakter yang berbeda, kemampuan intelektual Dibutuhkan Manusia?
yang berbeda, potensi yang berbeda. Hal inilah yang menjadi karakteristik individual manusia yang 4.2. Konsep Pendidikan
membedakannya dengan manusia yang lain.  Sepanjang Hayat
4.3. Bagaimana kita bisa
onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/view.php?id=107327&chapterid=143501 1/4
3/15/2021 Pertemuan 2- Keterkaitan Manusia dengan Pendidikan: Dimensi- Dimensi Manusia

Manusia bukan hanya sekedar badannya, bukan pula hanya rohnya. Manusia merupakan satu kesatuan membuat perubahan
yang tak dapat dibagi antara aspek badani dan rohaninya. Sebagai individu, manusia memiliki perbedaan menuju pembelajaran

dengan makhluk yang lainnya sehingga bersifat unik dan merupakan subyek yang otonom. Setiap manusia sepanjang hayat?
mampu menempati posisi, berhadapan, menghadapi, memasuki, memikirkan, bebas mengambil sikap, 4.4. Pendidikan in-formal,

dan bebas mengambil tindakan atas tanggung jawabnya sendiri. Oleh karena itu manusia adalah subyek formal dan non-formal

dan tidak boleh dipandang sebagai obyek (Sumantri, 2016). Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa dalam Pendidikan

manusia merupakan pribadi/individu yang adalah satu kesatuan yang tidak dapat dibagi, memiliki Sepanjang Hayat

perbedaan dengan yang lainnya sehingga bersifat unik, dan merupakan subyek yang otonom. 5. Potensi, Keunikan,
Dinamika, dan Hak Asasi
Dikatakan oleh Langeveld, bahwa setiap individu itu unik, artinya setiap individu memiliki kehendak, Manusia
perasaan, cita-cita, semangat dan daya tahan yang berbeda. Langeveld juga mengatakan tiap individu 5.1. Upaya Pendidikan
mempunyai dorongan untuk mandiri, meskipun di sisi lain pada diri anak terdapat rasa tidak berdaya dan Sosok Manusia yang
sehingga ia memerlukan bimbingan dari orang lain. Untuk dapat menolong dirinya sendiri, anak (individu) Diharapkan (Seutuhnya)
perlu mendapatkan pengalaman di dalam pengembangan konsep, prinsip, inisiatif, kreativitas,
tanggungjawab dan keterampilannya. Dengan kata lain perwujudan manusia sebagai makhluk individu
memerlukan berbagai macam pengalaman melalui pendidikan, agar segala potensi yang ada dapat
tumbuh kembang menjadi kenyataan. Pola pendidikan demokratis dipandang cocok untuk mendorong Navigasi
bertumbuh dan berkembangnya potensi individu tersebut (Tim Dosen MKDK UNJ, 2013).
 Dasbor
   Beranda situs

Dimensi Esensi manusia sebagai makhluk sosial  Halaman situs

 Kursus Yang Saya Ikuti


Sekalipun manusia merupakan makhluk individu, tetapi ia tidak dapat hidup sendiri tanpa manusia lain.
 Mata Kuliah MKU-MKDK
Manusia tidak seperti hewan yang beberapa saat setelah dilahirkan ke dunia ataupun setelah menetas
mampu bertahan hidup sendiri. Misalnya, penyu. Induk penyu mengubur telur-telurnya di dalam pasir dan  Agama Islam 114

setelah menetas, anak-anak penyu yang kecil berlarian ke laut untuk melangsungkan hidupnya. Berbeda  Bahasa Indonesia 114
dengan manusia yang pada saat dilahirkan, mereka lemah tak berdaya dan tak akan mampu bertahan  Landasan Pendidikan
hidup tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, manusia merupakan makhluk sosial yang hidupnya 114
memiliki keterpautan dengan sesamanya.
 LP-SKWFT

Dalam hidup bersama dengan sesamanya (bermasyarakat), setiap individu menempati kedudukan (status)  Peserta
tertentu, mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing-masing, namun demikian sekaligus ia pun  Badges
mempunyai dunia bersama dan tujuan hidup bersama dengan sesamanya. Melalui hidup dengan
 Competencies
sesamanyalah manusia akan dapat mengukuhkan eksistensinya. Sehubungan dengan ini Aristoteles

menyebut manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk bermasyarakat (Ernst Casserer, 1987 dalam
Suyitno, 2008).  Pertemuan 1-
Orientasi
Manusia sejak lahir dikaruniai potensi sosialitas, artinya setiap individu mempunyai kemungkinan untuk Perkuliahan
dapat bergaul, yang di dalamnya ada kesediaan untuk memberi dan menerima. Manusia tidak dapat
 Keterkaitan
mencapai apa yang diinginkannya secara seorang diri. Menurut Immanuel Kant, manusia hanya menjadi
Manusia dengan
manusia jika berada di antara manusia. Hidup bersama dan berada di antara orang lain, akan
Pendidikan
memungkinkan seseorang dapat mengembangkan kemanusiaannya. Kehadiran manusia lain di
Siapakah
hadapannya bukan saja penting untuk mencapai tujuan hidupnya, tetapi juga merupakan sarana untuk
Manusia?
pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya, melalui pendidikan dapat dikembangkan
keseimbangan antara aspek individual dan aspek sosial manusia, artinya individualitas manusia dapat Pertemuan 2 -
dikembangkan dengan belajar dari orang lain, mengidentifikasikan sifat-sifat yang dikagumi dari orang Esensi Manusia
lain untuk dimilikinya serta menolak sifat-sifat yang tidak cocok baginya (Husamah, et al, 2015). Pertemuan 2-
Keterkaitan
Menurut Martin Buber, dalam diri manusia terdapat dua jenis relasi yang mendasar. Relasi aku-objek (I-it)
Manusia dengan
serta relasi aku-engkau (I-thou). Relasi aku-objek (I-it) berarti manusia dapat mempergunakan serta
Pendidikan
menguasai objek dengan sesuka hatinya. Relasi aku-engkau (I-thou) berarti manusia menghargai
sesamanya dengan segala keunikannya. Sesama dipandang sebagai anugerah yang akan semakin Tugas Piket

menyempurnakan setiap person yang terlibat dalam relasi tersebut (Husamah, et al, 2015). Fasilitator
Pertemuan 2
 

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/view.php?id=107327&chapterid=143501 2/4
3/15/2021 Pertemuan 2- Keterkaitan Manusia dengan Pendidikan: Dimensi- Dimensi Manusia

Dimensi Esensi manusia sebagai makhluk susila  Quiz Pertemuan


2

Manusia dilahirkan bukan hanya dikaruniai potensi individualitas dan sosialitas, melainkan juga potensi
moralitas atau kesusilaan. Manusia memiliki dimensi moralitas karena manusia memiliki kata hati yang Forum Diskusi

dapat membedakan baik dan jahat. Memang dalam kenyataannya hanya manusialah yang dapat 2.1

menghayati norma-norma dan nilai-nilai dalam kehidupan. Manusia dapat menetapkan tingkah laku mana Forum Diskusi
yang baik dan bersifat susila serta tingkah laku mana yang tidak baik dan tidak bersifat susila (Husamah, et 2.2
al, 2015). Forum Diskusi
2.3
Menurut Tirtarahardja & Sulo (2005) dimensi kesusilaan atau moralitas artinya bahwa dalam diri manusia
ada kemampuan untuk berbuat kebaikan seperti bersikap jujur dan bersikap/berlaku adil. Manusia susila Forum Diskusi
adalah manusia yang memiliki nilai-nilai, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai tersebut (Husamah, et 2.4
al, 2015). Forum Diskusi
2.5
Setiap masyarakat mempunyai norma dan nilai. Melalui pendidikan diusahakan agar individu menjadi
manusia pendukung norma kaidah dan nilai-nilai susila yang dijunjung tinggi oleh masyarakat dan Forum Diskusi

menjadi milik pribadi yang tercermin dalam tingkah laku sehari-hari. Penghayatan dan perwujudan 2.6

norma, nilai, dan kaidah-kaidah sosial sangat penting dalam rangka menciptakan ketertiban dan stabilitas Forum Diskusi
kehidupan masyarakat. Penghayatan atas norma dan nilai tersebut hanya mungkin dilakukan oleh 2.7
individu dalam hubungannya dengan kehadirannya bersama orang lain (Tim Dosen MKDK UNJ, 2013).

Dimensi Esensi manusia sebagai makhluk beragama Administrasi

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk beragama (religius). Manusia memiliki kecenderungan untuk  Book administration
mengakui, menyadari, dan meyakini akan adanya zat yang memiliki kekuatan supranatural di luar dirinya Cetak seluruh bab pada
atau adanya yang Maha (Maha Esa, Maha Kuasa, dan Maha Besar). Manusia memiliki kebutuhan beragama buku ini
karena manusia adalah makhluk yang lemah, sehingga memerlukan tempat bertopang. Manusia
Cetak bab ini
memerlukan agama demi untuk keselamatan hidupnya. Oleh karena itu, agama menjadi sandaran vertikal
manusia. Untuk itu ia dituntut untuk dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
dengan sebaik-baiknya melalui pendidikan (Husamah, et al, 2015).  Administrasi kursus

Di sisi lain, Tuhan telah menurunkan wahyu melalui utusan-utusanNya, dan telah menggelar tanda-tanda
di alam semesta untuk dipikirkan oleh manusia agar manusia beriman dan bertakwa kepadaNya. Manusia
hidup beragama karena agama menyangkut masalah-masalah yang bersifat mutlak maka pelaksanaan
keberagamaan akan tampak dalam kehidupan sesuai agama yang dianut masing-masing individu. Hal ini
baik berkenaan dengan sistem keyakinanya, sistem peribadatan maupun pelaksanaan tata kaidah yang
mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, hubungan manusia dengan manusia serta hubungan
manusia dengan alam.

Dalam rangka mengembangkan kehidupan manusia sebagai makhluk beragama, pendidikan agama
sangat penting untuk diberikan kepada anak sejak dini. Dalam hal ini, selain peran orang tua yang utama,
lembaga pendidikan formal juga turut berperan untuk memberikan pendidikan agama kepada anak. Oleh
karena itu, kurikulum mulai Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi di negara kita telah mencakup
pendidikan agama.

 

◄ Pertemuan 2 - Esensi … Pindah ke... Tugas Piket Fasilitator Pe…

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/view.php?id=107327&chapterid=143501 3/4
3/15/2021 Pertemuan 2- Keterkaitan Manusia dengan Pendidikan: Dimensi- Dimensi Manusia


Contact us:  lp3unj@gmail.com  +62 821 1184 6294

© UNJ 2021.

onlinelearning.unj.ac.id/mod/book/view.php?id=107327&chapterid=143501 4/4

Anda mungkin juga menyukai