Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
2022
Review Jurnal
Evaluasi Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam
Belajar bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value, dalam bahasa
Indonesia berarti Nilai. Sedangkan secara istilah valuasi adalah suatu
tindakan/proses untuk menentukan nilai dari sesuatu tersebut.
Jadi, evaluasi belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk menentukan
penilaian terhadap individu/peserta didik guna mencapai perubahan yang
positif
Pengertian Tes Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno : testum dengan
arti : “piring untuk menyisihkan logam – logam mulia” (maksudnya dengan
menggunakan alat yang berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis – jenis
logam mulia yang nilai sangan tinggi) dalam bahasa Inggris ditulis dengan test
yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkaan dengan “tes”, “ujian” atau
“percobaan”.
Dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat pengumpul informasi yang
bersifat lebih resmi bila dibandingkan alat – alat yang lain karena penuh
dengan batasan – batasan.
Tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan dengan bentuk tugas
atau suruhan yang harus dilaksanakan dan dapat pula berupa pertanyaan –
pertanyaan atau soal yang harus dijawab. Adapun pelaksanaannya, dapat
dilaksanakan secara lisan maupun tes tulis. Tes adalah alat yang direncanakan
untuk mengukur kemampuan, keahlian, atau pengetahuan. Dari pengertian ini
maka tes adalah :
1. Merupakan alat
2. Harus direncanakan
3. Berfungsi sebagai pengukur kemampuan, kecakapan dan pengetahuan
anak.
Adapun yang dimaksud teknik tes ialah suatu teknik dalam evaluasi yang
digunakan untuk mengetahui hasil belajar murid dengan mempergunakan alat
tes.
Sehingga dari definisi – definisi di atas kiranya dapat dipahami bahwa dalam
dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara (yang dapat
dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran
dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau
serangkaian tugas baik berupa pertanyaan – pertanyaan (yang harus dijawab),
atau perinah – perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehinga (atas dasar
data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.
Fungsi Tes dan Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh teknik tes, yaitu:
Bentuk - a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes
bentuknya berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar
mengajar dalam waktu tertentu
b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui
tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran
yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.
Berdasarkan dari pengertian dan fungsi tes diatas, tes digolongkan menjadi 5
golongan diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Menurut sifatnya, tes dapat dikelompokkan menjadi :
1. Tes Verbal
Yang mana tes dengan cara ini menggunakan bahasa sebagai alat
untuk melakukan tes. Tes verbal terdiri dari :
• Tes Lisan (Oral Test)
• Tes Tulis (Written Test)
2. Tes Non Verbal
Yaitu tes yang tidak menggunakan bahasa sebagai alat untuk
melaksanakan tes, tetapi menggunakan gambar, memberikan tugas
dan sebagainya, atau dengan tes ini tester menghendaki adanya respon
dari testee bukan berupa ungkapan kata – kata atau kalimat, melainkan
berupa tindakan atau tingkah laku. Jadi, respon yang dikehendaki
muncul dari testee adalah berupa perbuatan atau gerakan – gerakan
tertentu.
b. Menurut tujuannya, tes dapat dikelompokkan menjadi :
1. Tes Bakat (Aptitude Test)
Yaitu tes yang digunakan untuk menyelidiki bakat seseorang. Tes
bakat biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang
bersifat potensial.
2. Tes Intelegensi (Intellegenci Test)
Yakni tes yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap atau
mengtahui tingkat kecerdasan seseorang.
3. Tes Prestasi Belajar (Achievement Test)
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui prestasi seseorang murid
dari mata pelajaran yang telah diberikan. Sehingga dengan adanya tes
hasil belajar ini, guru bisa mengetahui apakah pelajaran yang telah
diberikan mencapai tujuan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
4. Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Yaitu tes yang digunakan untuk menggali kelemahan atau problem
yang dihadapi murid, terutama kelemahan yang dialami murid saat
belajar.
Tes diagnostik biasanya dilakukan dengan cara lisan, tertulis,
perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.
Berdasarkan nama tes tersebut (diagnose = pemeriksaan), maka jika
hasil “pemeriksaan” itu menunjukkan bahwa tingkat penguasaan
peserta didik yang sedang “diperiksa” itu termasuk rendah, harus
diberi bimbingan secara khusus agar mereka dapat diperbaiki tingkat
penguasaannya terhadap mata pelajaran tertentu.
5. Tes Sikap (Atittude Test)
Yaitu tes untuk mengetahui sikap seseorang murid terhadap sesuatu.
6. Tes Minat
Yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui minat murid teradap hal
– hal yang disukai. Sehingga melalui tes ini dapat diketahui apa yang
disukai murid.
c. Menurut pembuatannya, tes dapat dikelompokkan menjadi :
1. Tes Terstandar (Standard Direct Test)
Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang
seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar
bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid yang lain pada
usia atau level yang sama dan dalam kasus perbandingan ini dilakukan
ditingkat nasional. Biasanya tes ini dibuat oleh sekelompok (tim) yang
ahli di bidang pembuatan tes.
2. Tes Buatan Guru (Teacher Made Test)
Tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan instruksional
untuk kelas tertentu. Tes buatan guru adalah tes yang dibuat guru
untuk kepentingan prestasi belajar.
d. Menurut bentuk soalnya, tes dapat dikelompokkan menjadi :
1. Tes uraian (Essay Test)
Yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa, sehingga memberi
kesempatan kepada murid untuk menjawab secara bebas dengan
uraian. Bentuk tes ini terdiri dari :
• Uraian bebas (Free Essay Test)
• Uraian Terbatas (Limited Essay Test)
2. Tes Objektif (Objective Test)
Yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa, sehingga menberi
kesempatan kepada murid untuk menjawab secara bebas dengan
uraian. Berdasarkan cara mengerjakan tes objektif, maka
dikelompokkan menjadi :
• Variasi, yang mana testee harus mensuplai jawabannya sehinga
hanpir tidak berbeda dengan essay test. Misalnya bentuk :
1) Completion Test (Melengkapi)
2) The Short Answer (Jawaban Singkat)
• Variasi. Yang mana testee harus memilih diantara jawaban
yang telah disediakan bersama soalnya. Pada variasi ini ada lima
bentuk tes, dimana tester harus :
1) Menyatakan apakah pernyataan itu benar atau salah (true
false)
2) Memilih jawaban yang lain benar (The Best Answer)
3) Menjodohkan dua rentetan kata – kata yang tersedia sesuai
dengan jawaban yang benar (Matching Test)
4) Memilih diantara alternatif – alternatif jawaban yang
disediakan untuk setiap soal (multiple choice)
5) Mengelompokkan jawaban yang sesuai dengan klasifikasi
masing – masing (classification)
e. Ditinjau dari objek yang dites, maka tes dikelompokkan menjadi :
1. Tes Individual
Yaitu suatu tes yang dalam pelaksanaannya memerlukan waktu yang
cukup panjang.
2. Tes Kelompok
Yaitu tes yang dilakukan terhadap beberapa murid dalam waktu yang
sama
Pengertian Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakuukan tanpa
Non Tes menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.
Teknik evaluasi non tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak
menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian
anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial dan
lain – lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik
secara individu maupun secara kelompok.
Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik
dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observasi), melakukan
wawancara (interview) dan menyebar angket (quistionnaire).
Bentuk – 1. Observasi (pengamatan)
bentuk Teknik Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik
Non Tes non tes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui
pengamatan terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis.
Pengamatan memmungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri
kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan
sebenarnya.
2. Interview (wawancara)
Wawancara adalah cara menghimpun bahan – bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
3. Angket (quistionnaire)
Angkat juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian
hasil belajar. Angkat adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Sehingga angket berbeda dengan wawancara. Prinsip
penulisan angket :
• Isi dan tujuan pertanyaan jelas
• Bahasa yang digunakan mudah dipahami
• Tipe dan bentuuk pertanyaan (terbuka dan tertutup)
• Pertanyaan tidak menndua
• Tidak menanyakan yang sudah lupa
• Panjang pertanyaan (max 30 pertanyaan)
• Prinsip pengukuran
• Penampilan fisik angket
Review Buku
EVALUASI PEMBELAJARAN
Evaluasi Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris Evaluation; dalam
Pendidikan bahasa Arab; Al-Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti; penilaian. Akar
katanya adalah value; dalam bahasa Arab; Al-Qimah; dalam bahasa Indonesia
berarti; nilai.
Apabila defisnisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald
W. Brown itu untuk memberikan definisi tentang Evaluasi Pendidikan, maka
Evaluasi Pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai; suatu tindakan atau
kegiatan atau suatu proses menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia
pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi
di lapangan pendidikan). Dengan kata lain, evaluasi pendidikan adalah
kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui
mutu atau hasil – hasil nya.
Pengertian Tes Secara umum tes diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengukur
pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat materi tertentu.
Menurut Sudijono (1996) tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam
rangka pengukuran dan penilaian. Tes dapat juga diartikan sebagai alat
pengukur mempunyai standar objektif, sehingga dapat dipergunakan secara
meluas, serta betul – betul dapat dipergunakan untuk mengukur dan
membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.
Untuk melaksanakan evaluasi hasil mengajar dan belajar, seorang guru dapat
menggunakan dua macam tes, yakni tes yang etlah distandarkan (standardized
test) dan tes buatan guru sendiri (teacher – made test).
Achievment test yang biada dilakukan oleh guru dapat dibagi menjadi dua
golongan, yakni tes lisan (oral test) dan tes tertulis (written test). Tes tertulis
dapat dibagi atas Tes Essai dan Tes Objektif atau disebut juga short – answr
test (Ngalim Purwanto, 2006).
1. Tes Lisan
Tes lisan merupakan sekumpulan item pertanyaan atau pernyataan yang
disusun secara terencana, diberikan oleh seorang guru kepada para
siswanya tanpa melalui media tulis. Pada kondisi tertentu, seperti jumlah
siswa kecil (kelompok siswa yang praktek laboratorium) atau sebagaian
siswa yang memerlukan tes remedial, maka tes lisan dapat digunakan
secara efektif. Tes lisan ini sebaiknya berfunsi sebagai tes pelengkap,
setelah tes utama dalam bentuk tertulis dilakukan (Sukardi, 2008).
2. Tes Tertulis
a. Tes Essai
Secara ontologi tes esai adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang
susunannya terdiri atas item – item pertanyaan yang masing – masing
mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui
uraian – uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa
(Sukardi, 2008).
Salah satu alasannya adalah bahwa item tes benar salah jenis
reguler dapat digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai
teknik untuk mengawali dimulainya diskusi yang hangat, menarik
dan bermakna. Item tes betul salah apabila dicermati secara
intensif, akan membawa peserta didik ke dalam diskusi isu – isu
pembelajaran yang bergeser sedikit menjadi problem solving
(Sukardi, 2008).
• Tes Objektif Menjodohkan
Item tes menjodohkan sering juga disebut matching test item. Item
tes menjodohkan ini juga termasuk dalam kelompok tes objektif.
Secara fisik, bentuk item tes menjodohkan, terdiri atas dua kolom
yang sejajar. Pada kolom pertama berisi pernyataan yang disebut
daftar stimulus dan kolom kedua berisi kata atau fakta yang
disebut juga daftar respon atau jawaban (Sukardi, 2008).
Pengertian Teknik evaluasi non tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak
Non Tes menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian
anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial,
ucapan, riwayat hidup dam lain – lain. Yang berhubungan dengan kegiatan
belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
Evaluasi non tes merupakan penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik
yang dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dilakukan
dengan menggunakan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan
wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire) dan memeriksa
atau meneliti dokumen – dokumen (document analysis) serta dengan yang
lainnya. (Anas Sudijono, 2009:76).
Berikut adalah beberapa instrumen non tes yang sering digunakan dalam
evaluasi di bidang pendidikan.
Beberapa alat ukur yang hendak diuraikan pada bagian ini adalah observasi,
angket, wawancara, daftar cek dan skala nilai/rating scale.
1. Observasi
Secara garis besar terdapat dua rumusan tentang pengertian observasi,
yaitu pengertian secara sempit dan luas. Dalam arti sempit, observasi
berarti pengamatan secara langsung terhadap apa yang diteliti. Dalam arti
luas, observasi meliputi pengamatan yang dilakukan secara langsung mau
pun tidak langsung terhadap objek yang diteliti (Susilo Rahardjo &
Gudnanto, 2011).
Skala rating merupakan alat ukur keterampilan yang masih juga tergolong
alat ukur non tes. Seperti alat ukur daftar cek list, alat ukur ini juga sudah
lama diguankan dibidang evaluasi pendidikan.
Pada umumnya, menurut Crondlund & Linn, (Sukardi, 2008), alat ukur
rating terdiri atas dua bagian, yaitu:
• Satu rangkaian karakteristik atau kualitas yang hendak dinilai
• Beberapa tipe skala ukur yang menunjukkan tingkat atau derajat
atribut sejak atau objek yang ada.
Skala rating bukan hanya sebuah daftar karakteritik, tetapi juga usaha
evaluator dalam mendeskripsikan siswa atau responden dengan
karakteristik multi tingkat (Sukardi, 2008).
EVALUASI PEMBELAJARAN
Tes adalah pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal atau
perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hasil
pelaksanaan tugas tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan
tertentu terhadap peserta didik.
Pengukuran (measurement) adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas
daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik, starategi pembelajaran,
sarana prasana sekolah dan sebagainya. Untuk melakukan pengukuran tentu
dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun variabel-
variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya menggunakan tes
sebagai alat ukur.
Selanjutnya, istilah evaluasi telah diartikan para ahli dengan cara berbeda
meskipun maknanya relatif sama. Guba dan Lincoln (1985:35), misalnya,
mengemukakan definisi evaluasi sebagai “a process for describing an
evaluand and judging its merit and worth”. Sedangkan Gilbert Sax (1980:18)
berpendapat bahwa “evaluation is a process through which a value judgement
or decision is made from a variety of observations and from the background
and training of the evaluator”.
Dilihat dari keluasan materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini
dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas (restricted respons
items) dan uraian bebas (extended respons items). Contoh untuk masing-
masing jenis tes ini dapat dilihat sebagai berikut:
a. Tes uraian dalam bentuk bebas atau terbuka
Contoh :
Sebutkan manfaat belajar penaksiran dalam kehidupan sehari – hari
dan berikan contohnya.
b. Tes uraian dalam bentuk uraian terbatas
Contoh :
Toni akan memasukan 21 kelereng merah dan 28 kelereng biru ke
dalam kotak. Tiap kotak berisi kelereng merah yang sama banyak
dengan kelereng biru yang sama banyak pula. Berapa banyak kotak
yang diperlukan?. Berapa kelereng merah dan kelereng biru dalam
setiap kotak.
2. Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif
Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang seragam
terhadap semua murid yang mengikuti sebuah tes. Tes objektif juga
dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test), dan salah
satu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat
dijawab oleh tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara
beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing
masing items atau dengan jalan menuliskan jawabannya berupa kata-kata
atau simbol-simbol tertentu pada tempat-tempat yang disediakan untuk
masing-masing butir yang bersangkutan.
Instrumen evaluasi jenis non-tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui
kualitas proses dan produk dari suatu pembelajaran yang berkenaan dengan
domain afektif, seperti sikap, minat, bakat, motivasi, dan lain-lain. Termasuk
jenis instrumen evaluasi jenis non-tes adalah observasi, wawancara, skala
sikap, dan lain-lain.
Bentuk – 1. Daftar Cek
bentuk Teknik Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
Non Tes (ya - tidak). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek,
peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan
tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik
tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya
mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamatitidak
dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Berikut
contoh daftar cek.
2. Skala Rentang
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan
penilai memberi nilai penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian
nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor
subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat.
3. Penilaian Sikap
Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/ objek.
Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku
atau tindakan yang diinginkan.
Evaluasi Evaluasi belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk menentukan
Belajar penilaian terhadap individu/peserta ddik guna mencapai perubahan yang
positif.
Pengertian Tes Teknik Tes adalah suatu teknik dalam evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui hasil belajar murid dengan mempergunakan alat tes.
Fungsi tes adalah sebagai alat pengukur terhadap peserta didik dan sebagai
alat pengukur keberhasilan program pengajaran.
Bentuk – Teknik tes digolongkan menjadi :
bentuk Tenik a. Menurut sifatnya : Tes Verbal dan Tes Non Verbal
Tes b. Menurut Tujuannya : Tes Bakat (Aptitude Test), Tes Intelegensi
(Intellegenci Test), Tes Prestasi Belajar (Achievement Test), Tes
Diagnostik (Diagnostic Test), Tes Sikap (Attitude Test) dan Tes Minat.
c. Menurut Pembuatannya : Tes Terstandar (Standard Direct Test) dan Tes
Buatan Guru (Teacher Made Test)
d. Menurut bentuk soalnya : Tes Objektif (Objective Test) dan Tes Uraian
(Essay Test)
e. Ditinjau dari objek yang dites : Tes Individual dan Tes Kelompok
Pengertian Non Tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa
Non Tes menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.