Anda di halaman 1dari 29

TUGAS 1 EVALUASI PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu : Dr. Soeprijanto, M.Pd

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran

Disusun Oleh :

Mahran Mawarid (1501620012)

PRODI PENDIDIKAN VOKASIONAL TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2022
Review Jurnal

PENGERTIAN DAN ESENSI KONSEP EVALUASI, ASESMEN, TES, DAN


PENGUKURAN

Teknik Tes dan Nontes Sebagai Alat Evaluasi


Judul
Hasil Belajar
e-Journal Program Universitas Nurul Jadid
Jurnal
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Volume & Halaman 12 Hal.
Tahun 2018
Penulis Lailatur Rizqiyah
Reviewer Mahran Mawarid
Tanggal 09 September 2022

Evaluasi Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam
Belajar bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value, dalam bahasa
Indonesia berarti Nilai. Sedangkan secara istilah valuasi adalah suatu
tindakan/proses untuk menentukan nilai dari sesuatu tersebut.

Proses adanya evaluasi ialah untuk mengetahui dampak efektivitas


penggunaannya dalam kegiatan pembelajaran. Untuk memperoleh gambaran
lengkap perlu dilakukan evaluasi baik terhadap proses maupun hasilnya.
Aspek yang ingin diketahui dalam proses antara lain dampak media dan
metode yang digunakan dalam proses pemblajaran. Sedangkan dari hasilnya,
yang ingin dinilai ketercapaian kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan
untuk peserta didik.

Jadi, evaluasi belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk menentukan
penilaian terhadap individu/peserta didik guna mencapai perubahan yang
positif
Pengertian Tes Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno : testum dengan
arti : “piring untuk menyisihkan logam – logam mulia” (maksudnya dengan
menggunakan alat yang berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis – jenis
logam mulia yang nilai sangan tinggi) dalam bahasa Inggris ditulis dengan test
yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkaan dengan “tes”, “ujian” atau
“percobaan”.

Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan dengan uraian


di atas, yaitu : test adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penialain; testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa
berlangsungnya pengukuran dan penilaian; tester artinya orang yang
melaksanakan tes, atau pembuat tes, atau eksperimentor yaitu orang yang
sedang melakukan percobaan (eksperimen); sedangkan testee (mufrad) dan
testees (jamak) adalah pihak yang dikenai tes (peserta tes, peserta ujian), atau
pihak yang sedang dikenai pekerjaan (tecoba).

Dapat disimpulkan bahwa tes adalah suatu alat pengumpul informasi yang
bersifat lebih resmi bila dibandingkan alat – alat yang lain karena penuh
dengan batasan – batasan.

Tes merupakan alat atau prosedur yang dipergunakan dengan bentuk tugas
atau suruhan yang harus dilaksanakan dan dapat pula berupa pertanyaan –
pertanyaan atau soal yang harus dijawab. Adapun pelaksanaannya, dapat
dilaksanakan secara lisan maupun tes tulis. Tes adalah alat yang direncanakan
untuk mengukur kemampuan, keahlian, atau pengetahuan. Dari pengertian ini
maka tes adalah :
1. Merupakan alat
2. Harus direncanakan
3. Berfungsi sebagai pengukur kemampuan, kecakapan dan pengetahuan
anak.
Adapun yang dimaksud teknik tes ialah suatu teknik dalam evaluasi yang
digunakan untuk mengetahui hasil belajar murid dengan mempergunakan alat
tes.

Sehingga dari definisi – definisi di atas kiranya dapat dipahami bahwa dalam
dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara (yang dapat
dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran
dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau
serangkaian tugas baik berupa pertanyaan – pertanyaan (yang harus dijawab),
atau perinah – perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehinga (atas dasar
data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee.
Fungsi Tes dan Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh teknik tes, yaitu:
Bentuk - a. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes
bentuknya berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar
mengajar dalam waktu tertentu
b. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui
tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran
yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.
Berdasarkan dari pengertian dan fungsi tes diatas, tes digolongkan menjadi 5
golongan diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Menurut sifatnya, tes dapat dikelompokkan menjadi :
1. Tes Verbal
Yang mana tes dengan cara ini menggunakan bahasa sebagai alat
untuk melakukan tes. Tes verbal terdiri dari :
• Tes Lisan (Oral Test)
• Tes Tulis (Written Test)
2. Tes Non Verbal
Yaitu tes yang tidak menggunakan bahasa sebagai alat untuk
melaksanakan tes, tetapi menggunakan gambar, memberikan tugas
dan sebagainya, atau dengan tes ini tester menghendaki adanya respon
dari testee bukan berupa ungkapan kata – kata atau kalimat, melainkan
berupa tindakan atau tingkah laku. Jadi, respon yang dikehendaki
muncul dari testee adalah berupa perbuatan atau gerakan – gerakan
tertentu.
b. Menurut tujuannya, tes dapat dikelompokkan menjadi :
1. Tes Bakat (Aptitude Test)
Yaitu tes yang digunakan untuk menyelidiki bakat seseorang. Tes
bakat biasanya digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang
bersifat potensial.
2. Tes Intelegensi (Intellegenci Test)
Yakni tes yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap atau
mengtahui tingkat kecerdasan seseorang.
3. Tes Prestasi Belajar (Achievement Test)
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui prestasi seseorang murid
dari mata pelajaran yang telah diberikan. Sehingga dengan adanya tes
hasil belajar ini, guru bisa mengetahui apakah pelajaran yang telah
diberikan mencapai tujuan sesuai dengan target yang telah ditentukan.
4. Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Yaitu tes yang digunakan untuk menggali kelemahan atau problem
yang dihadapi murid, terutama kelemahan yang dialami murid saat
belajar.
Tes diagnostik biasanya dilakukan dengan cara lisan, tertulis,
perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.
Berdasarkan nama tes tersebut (diagnose = pemeriksaan), maka jika
hasil “pemeriksaan” itu menunjukkan bahwa tingkat penguasaan
peserta didik yang sedang “diperiksa” itu termasuk rendah, harus
diberi bimbingan secara khusus agar mereka dapat diperbaiki tingkat
penguasaannya terhadap mata pelajaran tertentu.
5. Tes Sikap (Atittude Test)
Yaitu tes untuk mengetahui sikap seseorang murid terhadap sesuatu.
6. Tes Minat
Yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui minat murid teradap hal
– hal yang disukai. Sehingga melalui tes ini dapat diketahui apa yang
disukai murid.
c. Menurut pembuatannya, tes dapat dikelompokkan menjadi :
1. Tes Terstandar (Standard Direct Test)
Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang
seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar
bisa membandingkan kemampuan murid dengan murid yang lain pada
usia atau level yang sama dan dalam kasus perbandingan ini dilakukan
ditingkat nasional. Biasanya tes ini dibuat oleh sekelompok (tim) yang
ahli di bidang pembuatan tes.
2. Tes Buatan Guru (Teacher Made Test)
Tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan instruksional
untuk kelas tertentu. Tes buatan guru adalah tes yang dibuat guru
untuk kepentingan prestasi belajar.
d. Menurut bentuk soalnya, tes dapat dikelompokkan menjadi :
1. Tes uraian (Essay Test)
Yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa, sehingga memberi
kesempatan kepada murid untuk menjawab secara bebas dengan
uraian. Bentuk tes ini terdiri dari :
• Uraian bebas (Free Essay Test)
• Uraian Terbatas (Limited Essay Test)
2. Tes Objektif (Objective Test)
Yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa, sehingga menberi
kesempatan kepada murid untuk menjawab secara bebas dengan
uraian. Berdasarkan cara mengerjakan tes objektif, maka
dikelompokkan menjadi :
• Variasi, yang mana testee harus mensuplai jawabannya sehinga
hanpir tidak berbeda dengan essay test. Misalnya bentuk :
1) Completion Test (Melengkapi)
2) The Short Answer (Jawaban Singkat)
• Variasi. Yang mana testee harus memilih diantara jawaban
yang telah disediakan bersama soalnya. Pada variasi ini ada lima
bentuk tes, dimana tester harus :
1) Menyatakan apakah pernyataan itu benar atau salah (true
false)
2) Memilih jawaban yang lain benar (The Best Answer)
3) Menjodohkan dua rentetan kata – kata yang tersedia sesuai
dengan jawaban yang benar (Matching Test)
4) Memilih diantara alternatif – alternatif jawaban yang
disediakan untuk setiap soal (multiple choice)
5) Mengelompokkan jawaban yang sesuai dengan klasifikasi
masing – masing (classification)
e. Ditinjau dari objek yang dites, maka tes dikelompokkan menjadi :
1. Tes Individual
Yaitu suatu tes yang dalam pelaksanaannya memerlukan waktu yang
cukup panjang.
2. Tes Kelompok
Yaitu tes yang dilakukan terhadap beberapa murid dalam waktu yang
sama
Pengertian Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakuukan tanpa
Non Tes menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.
Teknik evaluasi non tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak
menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian
anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial dan
lain – lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik
secara individu maupun secara kelompok.

Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik
dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observasi), melakukan
wawancara (interview) dan menyebar angket (quistionnaire).
Bentuk – 1. Observasi (pengamatan)
bentuk Teknik Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik
Non Tes non tes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui
pengamatan terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis.
Pengamatan memmungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri
kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan
sebenarnya.
2. Interview (wawancara)
Wawancara adalah cara menghimpun bahan – bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak,
berhadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
3. Angket (quistionnaire)
Angkat juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka penilaian
hasil belajar. Angkat adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Sehingga angket berbeda dengan wawancara. Prinsip
penulisan angket :
• Isi dan tujuan pertanyaan jelas
• Bahasa yang digunakan mudah dipahami
• Tipe dan bentuuk pertanyaan (terbuka dan tertutup)
• Pertanyaan tidak menndua
• Tidak menanyakan yang sudah lupa
• Panjang pertanyaan (max 30 pertanyaan)
• Prinsip pengukuran
• Penampilan fisik angket
Review Buku

EVALUASI PEMBELAJARAN

(Pengantar Prof. Dr. H. Suratyat Trisnamansyah)

Evaluasi Pembelajaran (Pengantar Prof. Dr. H. Sutaryat


Judul
Trisnamansyah)
Volume & Halaman 415 Hal.
Tahun 2014
Penulis Dr. Elis Ratna Wulan, S.Si., MT. & Dr. H. A. Rusdiana, Drs., MM.
Reviewer Mahran Mawarid
Tanggal 09 September 2022

Evaluasi Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris Evaluation; dalam
Pendidikan bahasa Arab; Al-Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti; penilaian. Akar
katanya adalah value; dalam bahasa Arab; Al-Qimah; dalam bahasa Indonesia
berarti; nilai.

Beberapa pengertian tentang evaluasi sering dikemukakan oleh beberapa ahli


seperti :
• Lessinger (Gibsin, 1981: 374), mendefinisikan evaluasi adalah proses
penilaian dengan jalan membandingkan antara tujuan yang diharapkan
dengan kemajuan/prestasi nyata yang dicapai.
• Wysong (1974), mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses untuk
menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang
berguna untuk mempertimbangkan suatu keputusan.
• Uman (2007:91), mengemukakan bahwa proses evaluasi adalah untuk
mencoba menyesuaikan data objektif dari awal hingga akhir pelaksanaan
program sebagai dasar penilaian terhadap tujuan program.
• Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977): Evaluatuin refer to the act
or process to determining the valu of something. Menurut definisi ini,
istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengantdung pengertian; suatu
tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.

Apabila defisnisi evaluasi yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald
W. Brown itu untuk memberikan definisi tentang Evaluasi Pendidikan, maka
Evaluasi Pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai; suatu tindakan atau
kegiatan atau suatu proses menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia
pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi
di lapangan pendidikan). Dengan kata lain, evaluasi pendidikan adalah
kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui
mutu atau hasil – hasil nya.
Pengertian Tes Secara umum tes diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengukur
pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat materi tertentu.

Menurut Sudijono (1996) tes adalah alat atau prosedur yang digunakan dalam
rangka pengukuran dan penilaian. Tes dapat juga diartikan sebagai alat
pengukur mempunyai standar objektif, sehingga dapat dipergunakan secara
meluas, serta betul – betul dapat dipergunakan untuk mengukur dan
membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.

Sedangkan menurut Norman (1976) tes merupakan salah satu prosedur


evaluasi yang komprehensif, sistematik, dan objektif yang hasilnya dapat
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan (Djaali & Pudji Mulyono,
2007).
Fungsi Tes dan Menurut anas Sudijono (2001 : 67) secara umum ada dua fungsi tes antara
Bentuk - lain :
bentuknya a. Tes sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini
tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar
mengajar dalam jangka waktu tertentu.
b. Tes sebagai alat pengukur keberhasilan program mengajar di sekolah.
Sebab melalui tes akan dapat diketahui sudah berapa jauh program
pengajaran yang telah ditentukan atau dicapai.

Untuk melaksanakan evaluasi hasil mengajar dan belajar, seorang guru dapat
menggunakan dua macam tes, yakni tes yang etlah distandarkan (standardized
test) dan tes buatan guru sendiri (teacher – made test).

Achievment test yang biada dilakukan oleh guru dapat dibagi menjadi dua
golongan, yakni tes lisan (oral test) dan tes tertulis (written test). Tes tertulis
dapat dibagi atas Tes Essai dan Tes Objektif atau disebut juga short – answr
test (Ngalim Purwanto, 2006).

1. Tes Lisan
Tes lisan merupakan sekumpulan item pertanyaan atau pernyataan yang
disusun secara terencana, diberikan oleh seorang guru kepada para
siswanya tanpa melalui media tulis. Pada kondisi tertentu, seperti jumlah
siswa kecil (kelompok siswa yang praktek laboratorium) atau sebagaian
siswa yang memerlukan tes remedial, maka tes lisan dapat digunakan
secara efektif. Tes lisan ini sebaiknya berfunsi sebagai tes pelengkap,
setelah tes utama dalam bentuk tertulis dilakukan (Sukardi, 2008).
2. Tes Tertulis
a. Tes Essai
Secara ontologi tes esai adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang
susunannya terdiri atas item – item pertanyaan yang masing – masing
mengandung permasalahan dan menuntut jawaban siswa melalui
uraian – uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir siswa
(Sukardi, 2008).

Menurut Sukardi (2008: 96), untuk meningkatkan mutu pertanyaan


esai sebagai alat pengukur hasil yang kompleks, memerlukan dua hal
penting yang perlu diperhatikan oleh para evaluator. Kedua hal
penting tersebut, yaitu :
• Bagaimana mengkontruksi pertanyaan esai yang mengukur
perilak yang direncanakan, dan
• Bagaimana menskor jawaban yang diperoleh dari siswa.
b. Tes Objektif
Merupakan tes yang cara pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif yang dilakukan dengan cara mencocokkan kunci jawaban
dengan hasil jawaban tes. Hal ini memungkinkan tes untuk menjawab
banyak pertanyaan dalam waktu yang relatif singkat.

Jenis Tes Objektif


• Tes Objektif Pilihan Ganda
Item tes pilihan ganda merupakan jenis tes objektif yang paling
banyak digunakan oleh para guru. Tes ini dapat mengukur
pengetahuan yang luas dengan tingkat domain yang bervariasi.
Item tes pilihan ganda memiliki ssemua peryaratan sebagai tes
yang baik, yakni dilihat dari segi objektivitas, reliabilitas, dan
daya pembeda antara siswa yang berhasil dengan siswa yang gagal
(Sukardi, 2008).
• Tes Objektif Benar – salah
Item tes benar – salah dibedakan menjadi dua macam bentuk
yaitu, item tes bentuk regular atau tidak dimodifikasi dan item tes
bentuk modifikasi. Di bidang pendidikan umum maupun
kejuruan, item tes benar salah yang tidak dimodifikasi atau refuler
banyak digunakan oleh para guru.

Salah satu alasannya adalah bahwa item tes benar salah jenis
reguler dapat digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai
teknik untuk mengawali dimulainya diskusi yang hangat, menarik
dan bermakna. Item tes betul salah apabila dicermati secara
intensif, akan membawa peserta didik ke dalam diskusi isu – isu
pembelajaran yang bergeser sedikit menjadi problem solving
(Sukardi, 2008).
• Tes Objektif Menjodohkan
Item tes menjodohkan sering juga disebut matching test item. Item
tes menjodohkan ini juga termasuk dalam kelompok tes objektif.
Secara fisik, bentuk item tes menjodohkan, terdiri atas dua kolom
yang sejajar. Pada kolom pertama berisi pernyataan yang disebut
daftar stimulus dan kolom kedua berisi kata atau fakta yang
disebut juga daftar respon atau jawaban (Sukardi, 2008).
Pengertian Teknik evaluasi non tes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak
Non Tes menggunakan tes. Teknik penilaian ini umumnya untuk menilai kepribadian
anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sikap sosial,
ucapan, riwayat hidup dam lain – lain. Yang berhubungan dengan kegiatan
belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.

Evaluasi non tes merupakan penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik
yang dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik, melainkan dilakukan
dengan menggunakan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan
wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire) dan memeriksa
atau meneliti dokumen – dokumen (document analysis) serta dengan yang
lainnya. (Anas Sudijono, 2009:76).

Berikut adalah beberapa instrumen non tes yang sering digunakan dalam
evaluasi di bidang pendidikan.

Beberapa alat ukur yang hendak diuraikan pada bagian ini adalah observasi,
angket, wawancara, daftar cek dan skala nilai/rating scale.
1. Observasi
Secara garis besar terdapat dua rumusan tentang pengertian observasi,
yaitu pengertian secara sempit dan luas. Dalam arti sempit, observasi
berarti pengamatan secara langsung terhadap apa yang diteliti. Dalam arti
luas, observasi meliputi pengamatan yang dilakukan secara langsung mau
pun tidak langsung terhadap objek yang diteliti (Susilo Rahardjo &
Gudnanto, 2011).

Menurut susilo Surya dan Natawidjaja (Susilo Rahardjo & Gundnanto,


2011: 48 – 49), membedakan obervasi menjadi :
• Observer (dalam hal ini pendidik yang sedang melakukan kegiatan
observasi), melibatkan diri di tengah – tengah kegiatan observee
(yang diamati).
• Non – Partisipatif, Evaluator/Observer berada “di luar garis”, seolah
– olah sebagai penonton belaka.
• Eksperimental; Observasi yang dilakukan dalam situasi buatan. Pada
observasi eksperimental, peserta didik dikenai perlakuan (treatment)
atau suatu kondisi tertentu, maka dipelukan perencanaan dan
persiapan yang benar – benar matang.
• Non – Eksperimental; Observasi dilakukan dalam situasi yang wajar,
pelaksanannya jauh lebih sederhana.
o Sistematis, observasi yang dilakukan dengan terlebih dahulu
membuat perencanaan secara matang. Pada jenis ini, observasi
dilaksanakan dengan berlandaskan pada kerangka kerja yang
membuat faktor – faktor yang telah diatur kategorisasinya.
o Non – Sistematis, Observasi dimana observer atau evaluator
dalam melakukan pengamatan dan pencatatan tidak dibatasi oleh
kerangka kerja yang pasti, maka kegiatan observasi hanya dibatasi
oleh tujuan dari observasi itu sendiri.
2. Angket
Igno Nasidjo (1995:70), yang menyatakan bahwa angket adalah suatu
daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab
oleh responden tentang pribadinya atau hal – hal yang diketahuinya.
Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011:92), berpendapat angket atau
kuisioner adalah merupakan suatu teknik atau cara memahami siswa
dengan mengadakan komunikasi tertulis, dengan memberikan daftar
pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden secara
tertulis juga.

Pada pokoknya angket dibagi menjadi dua, berdasarkan cara menjawab


pertanyaan dan bagaimana jawaban diberikan.

Ditinjau dari cara menjawab pertanyaannya angket dapat dibagi dua.


Yaitu angket terbuka dan tertutup (Ign. Masidjo, 1995). Sedangkan
menurut Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011:95-97) dilihat dari bentuk
pertanyaannya angket dibedakan menjadi tiga yaitu : angket terbuka,
angket tertutup, dan angket terbuka tertutup.
• Angket Terbuka, ialah angket yang menggunakan pertanyaan –
pertanyaan terbuka. Responden diberikan jawaban sebebas –
bebasnya untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang disediakan.
• Angket tertutup, ialah angket yang mengunakan pertanyaan –
pertanyaan tertutup. Respoden tinggal memilih jawaban – jawaban
yang sudah disediakan.
• Angket terbuka dan tertutup, ialah angket yang pertanyaan –
pertanyaan nya berupa gabungan dari pertanyaan terbuka dan
tertutup, baik dalam suatu item, maupun dalam keseluruhan item.
Pada umumnya angket ini banyak digunakan untuk kepentingan
bimbingan dan konseling.
3. Wawancara
Kompetensi evaluasi lain yang juga perlu dimiliki oleh para guru sebagai
evaluator dibidang pendidikan adalah penggunaan evaluasi non tes
dengan menggunakan teknik wawancara/interview.
Mengenai apa yang dimaksud dengan wawancara dalam evaluasi non tes.
Johnson and Johnson (Sukardi, 2008: 187), menyatakan sebagai berikut:
“An interview is a personal interaction between interviewer (teacher) and
one or more interviewees (students) in which verbal questions are asked”.
Wawancara adalah interaksi pribadi antara pewawancara (guru) dengan
yang diwawancarai (siswa) dimana pertanyan verbal diajukan kepada
mereka.
4. Daftar cek
Daftar cek adalah sebuah daftar yang memuat sejumlah pernyataan
singkat, tertulis tentang berbagai gejala yang dimaksudkan sebagai
penolong pencatatan ada tidaknya sesuatu gejala dengan cara memberi
tanda cek (V) pada setiap pemunculan gejala yang dimaksud. Daftar cek
bertujuan untuk mengetahui apakah gejala yang berupa pernyataan yang
tercantum dalam daftar cek ada atau tidak ada pada seorang individu atau
kelompok (Ign. Masidjo, 1995).
5. Skala nilai/Rating scale
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, yang
disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan
hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang
ditentukan.

Skala rating merupakan alat ukur keterampilan yang masih juga tergolong
alat ukur non tes. Seperti alat ukur daftar cek list, alat ukur ini juga sudah
lama diguankan dibidang evaluasi pendidikan.

Pada umumnya, menurut Crondlund & Linn, (Sukardi, 2008), alat ukur
rating terdiri atas dua bagian, yaitu:
• Satu rangkaian karakteristik atau kualitas yang hendak dinilai
• Beberapa tipe skala ukur yang menunjukkan tingkat atau derajat
atribut sejak atau objek yang ada.
Skala rating bukan hanya sebuah daftar karakteritik, tetapi juga usaha
evaluator dalam mendeskripsikan siswa atau responden dengan
karakteristik multi tingkat (Sukardi, 2008).

Jenis – jenis Skala


• Skala Penilaian
Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain oleh
seseorang melalui pernyataan perilaku individu pada suatu kategori yang
bermakna nilai. Titik atau kategori diberi nilai rentangan mulai dari yang
tertinggi sampai yang terendah. Rentangan bisa dalam bentuk huruf,
angka, kategori seperti; tinggi, sedang, baik, kurang, dsb.
• Skala Sikap
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek
tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif),
menolak (negatif), dan netral. Sikap pada hakikatnya adalah
kecenderungan berperilaku pada seseorang. Sikap juga dapat diartikan
reaksi seseorang terhadap suatu stimulus yang datang pada dirinya. Skala
sikap dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden,
apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai
tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan dibagi ke dalam dua
kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pernyataan
sikap, di samping kategori positif dan negatif, harus pula mencerminkan
dimensi sikap, yakni kognisi, afeksi, dan konasi
Review Buku

EVALUASI PEMBELAJARAN

Judul Evaluasi Pembelajaran


Volume & Halaman 245 Hal.
Tahun 2014
Penulis Drs. Asrul, M.Si., Rusydi Ananda, M.Pd., Dra. Rosnita, MA.
Reviewer Mahran Mawarid
Tanggal 09 September 2022

Evaluasi Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian. Meskipun


Belajar saling berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan makna yang
sebenarnya. Ujian ulangan harian yang dilakukan guru di kelas atau bahkan
ujian akhir sekolah sekalipun, belum dapat menggambarkan esensi evaluasi
pembelajaran, terutama bila dikaitkan dengan penerapan kurikulum 2013.
Sebab, evaluasi pembelajaran pada dasarnya bukan hanya menilai hasil
belajar, tetapi juga proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta didik
dalam keseluruhan proses pembelajaran.

Istilah tes, pengukuran (measurement), penilaian (assesment) dan evaluasi


sering disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik evaluasi. Secara
konsepsional istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain,
meskipun mempunyai keterkaitan yang sangat erat.

Tes adalah pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal atau
perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hasil
pelaksanaan tugas tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan
tertentu terhadap peserta didik.
Pengukuran (measurement) adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas
daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik, starategi pembelajaran,
sarana prasana sekolah dan sebagainya. Untuk melakukan pengukuran tentu
dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun variabel-
variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya menggunakan tes
sebagai alat ukur.

Sedangkan penilaian (assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang


sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang
proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-
keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu (Arifin, 2013:4).
Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, keputusan tersebut dapat
menyangkut keputusan tentang peserta didik (seperti nilai yang akan
diberikan), keputusan tentang kurikulum dan program atau juga keputusan
tentang kebijakan pendidikan.

Selanjutnya, istilah evaluasi telah diartikan para ahli dengan cara berbeda
meskipun maknanya relatif sama. Guba dan Lincoln (1985:35), misalnya,
mengemukakan definisi evaluasi sebagai “a process for describing an
evaluand and judging its merit and worth”. Sedangkan Gilbert Sax (1980:18)
berpendapat bahwa “evaluation is a process through which a value judgement
or decision is made from a variety of observations and from the background
and training of the evaluator”.

Dalam buku Measurement and Evaluation in Education and Psychology


ditulis William A. Mohrens (1984:10) istilah tes, measurement, evaluation dan
assesment dijelaskan sebagai berikut:
1. Tes, adalah istilah yang paling sempit pengertiannya dari keempat istilah
lainnya, yaitu membuat dan mengajukan sejumlah pertanyaan yang harus
dijawab. Sebagai hasil jawabannya diperoleh sebuah ukuran (nilai angka)
dari seseorang.
2. Measurement, pengertiannya menjadi lebih luas, yakni dengan
menggunakan observasi skala rating atau alat lain yang membuat kita
dapat memperoleh informasi dalam bentuk kuantitas. Juga berarti
pengukuran dengan berdasarkan pada skor yang diperoleh.
3. Evaluasi, adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi
yang berguna untuk menetapkan alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti
tes dan measurement dan bisa juga berarti di luar keduanya. Hasil
Evaluasi bisa memberi keputusan yang professional. Seseorang dapat
mengevaluasi baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif.
4. Assesment, bisa digunakan untuk memberikan diagnosa terhadap
problema seseorang. Dalam pengertian ia adalah sinonim dengan
evaluasi. Namun yang perlu ditekankan disini bahwa yang dapat dinilai
atau dievaluasi adalah karakter dari seseorang, termasuk kemampuan
akademik, kejujuran, kemampuan untuk mengejar dan sebagainya.
Pengertian Tes Instrumen Evaluasi pembelajaran jenis tes adalah teknik yang paling umum
digunakan dalam kegiatan pengukuran. Meskipun teknik ini tidak selalu yang
terbaik dan tepat untuk beberapa tujuan. Jenisnya juga bermacam-macam.
Misalnya tes prestasi belajar (achievement test), tes penguasaan (proficiency
test), tes bakat (aptitude test), tes diagnostik (diagnostic test). dan tes
penempatan (placement test). Jika dilihat dari bentuk jawaban peserta didik,
maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes
perbuatan. Tes tertulis ada dua bentuk, yaitu bentuk uraian (essay) dan bentuk
objektif (objective).

1. Tes Tertulis Berbentuk Uraian (Essay)


Tes bentuk uraian adalah tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban
uraian, baik uraian secara bebas maupun uraian secara terbatas. Tes
bentuk uraian ini, khususnya bentuk uraian bebas menuntut kemampuan
murid untuk mengorganisasikan dan merumuskan jawaban dengan
menggunakan kata-kata sendiri serta dapat mengukur kecakapan murid
untuk berfikir tinggi yang biasanya dituangkan dalam bentuk pertanyaan
yang menuntut:
• Memecahkan masalah
• Menganalisa Masalah
• Membandingkan
• Menyatakan Hubungan
• Menarik Kesimpulan dan sebagainya (Sutomo, 1995:80)

Dilihat dari keluasan materi yang ditanyakan, maka tes bentuk uraian ini
dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas (restricted respons
items) dan uraian bebas (extended respons items). Contoh untuk masing-
masing jenis tes ini dapat dilihat sebagai berikut:
a. Tes uraian dalam bentuk bebas atau terbuka
Contoh :
Sebutkan manfaat belajar penaksiran dalam kehidupan sehari – hari
dan berikan contohnya.
b. Tes uraian dalam bentuk uraian terbatas
Contoh :
Toni akan memasukan 21 kelereng merah dan 28 kelereng biru ke
dalam kotak. Tiap kotak berisi kelereng merah yang sama banyak
dengan kelereng biru yang sama banyak pula. Berapa banyak kotak
yang diperlukan?. Berapa kelereng merah dan kelereng biru dalam
setiap kotak.
2. Tes Hasil Belajar Bentuk Objektif
Tes objektif disebut objektif karena cara pemeriksaannya yang seragam
terhadap semua murid yang mengikuti sebuah tes. Tes objektif juga
dikenal dengan istilah tes jawaban pendek (short answer test), dan salah
satu tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat
dijawab oleh tester dengan jalan memilih salah satu (atau lebih), di antara
beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing
masing items atau dengan jalan menuliskan jawabannya berupa kata-kata
atau simbol-simbol tertentu pada tempat-tempat yang disediakan untuk
masing-masing butir yang bersangkutan.

Terdapat beberapa jenis tes bentuk objektif, misalnya: bentuk melengkapi


(completion test), pilihan ganda (multifle chois), menjodohkan
(matching), bentuk pilihan benar-salah (true false). Lebih jelasnya
diuraikan subagai berikut.
a. Melengkapi (Completion Test)
Completion test adalah dikenal dengan istilah melengkapi atau
menyempurnakan. Salah satu jenis objektif yang hampir mirip sekali
dengan tes objektif fill in. Letak perbedaannya ialah pada tes objektif
bentuk fill in bahan yang dites itu merupakan satu kesatuan.
Sedangkan pada tes objektif bentuk completion tidak harus demikian.
b. Tes Objektif Bentuk Multiple Choice Test (Pilihan Berganda)
Test multifle chois, tes pilihan ganda merupakan tes objektif dimana
masing-masing tes disediakan lebih dari kemungkinan jawaban, dan
hanya satu dari pilihan-pilihan tersebut yang benar atau yang paling
benar.
c. Tes Objektif Bentuk Matching (menjodohkan)
Test bentuk ini sering dikenal dengan istilah tes menjodohkan, tes
mencari pandangan, tes menyesuaikan, tes mencocokkan.
d. Tes Objektif bentuk Fill In (isian)
Test objektif bentuk fill in ini biasanya berbentuk cerita atau
karangan.
e. Tes Objektif Bentuk True False (benar salah)
Test ini juga sering dikenal dengan tes objektif bentuk “Ya-Tidak” tes
objektif bentuk true false adalah salah satu bentuk tes, dimana ada
yang benar dan ada yang salah.
f. Tes Tindakan (Performance Test)
Tes tindakan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam
bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan di bawah pengawasan
penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat
keputusan tentang kualitas hasil belajar yang dihasilkannya atau
ditampikannya. Peserta didik bertindak sesuai dengan apa yang
diperintahkan dan ditanyakan.

Tes tindakan dapat digunakan untuk menilai kualitas suatu perkerjaan


yang telah selesai dikerjakan oleh peserta didik, termasuk juga
keterampilan dan ketepatan menyelesaikan suatu pekerjaan,
kecepatan dan kemampuan merencanakan suatu pekerjaan. Tindakan
atau unjuk kerja yang dapat dinilai seperti: memainkan alat musik,
bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi, menggunakan peralatan
laboratorium, dan mengoperasikan suatu alat.

Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi


yang menuntut peserta didik menunjukkan unjuk kerja. Cara penilaian
ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai
lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Pengertian Hasil dari satu proses pembelajaran mencakup tidak hanya aspek kognitif, tapi
Non Tes juga aspek afaktif dan psikomotorik. Sehingga hasil dari proses pembelajaran
dapat berupa pengetahuan teoritis, keterampilan dan sikap. Pengetahuan
teoritis dapat diukur dengan menggunakan teknik tes. Keterampilan dapat
diukur dengan menggunakan tes perbuatan. Sedangkan hasil belajar berupa
perubahan sikap hanya dapat diukur dengan teknik non-tes.

Instrumen evaluasi jenis non-tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui
kualitas proses dan produk dari suatu pembelajaran yang berkenaan dengan
domain afektif, seperti sikap, minat, bakat, motivasi, dan lain-lain. Termasuk
jenis instrumen evaluasi jenis non-tes adalah observasi, wawancara, skala
sikap, dan lain-lain.
Bentuk – 1. Daftar Cek
bentuk Teknik Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
Non Tes (ya - tidak). Pada penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek,
peserta didik mendapat nilai apabila kriteria penguasaan kemampuan
tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik
tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya
mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamatitidak
dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah. Berikut
contoh daftar cek.
2. Skala Rentang
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala rentang memungkinkan
penilai memberi nilai penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian
nilai secara kontinuum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.

Penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu penilai agar faktor
subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat.
3. Penilaian Sikap
Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/ objek.
Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang
dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku
atau tindakan yang diinginkan.

Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen


kognitif, dan komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang
dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek.
Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang
mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk
berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan
kehadiran objek sikap
4. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.

Penilaian proyek dapat digunakan, diantaranya untuk


mengetahuipemahaman dan pengetahuan dalam bidang tertentu,
kemampuan pesertadidik mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam
penyelidikan tertentu,dan kemampuan peserta didik dalam
menginformasikan subyek tertentu secara jelas.

Dalam penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu


dipertimbangkan yaitu:
• Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik dan mencari
informasi serta dalam mengelola waktu pengumpulan data dan
penulisan laporan.
• Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dalam hal ini mempertimbangkan
tahap pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman dalam
pembelajaran.
• Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru pada proyek peserta
didik, dalam hal ini petunjuk atau dukungan.
5. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalammembuat
suatu produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya
diperoleh dari hasil akhir saja tetapi juga proses pembuatannya.
Penilaian produk meliputi penilaian terhadap kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian,
hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari
kayu, keramik, plastik, dan logam.

Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan dalam setiap tahapan


perlu diadakan penilaian yaitu:
• Tahap persiapan, meliputi: menilai kemampuan peserta didik
merenacanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan
mendesain produk.
• Tahap pembuatan (produk), meliputi: menilai kemampuan peserta
didik menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik
• Tahap penilaian (appraisal), meliputi: menilai kemampuan peserta
didik membuat produk sesuai kegunaannya dan memenuhi kriteria
keindahan.
6. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan
peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi perkembangan
peserta didik tersebut dapat berupa karya peserta didik (hasil pekerjaan)
dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didiknya,
hasil tes (bukan nilai), piagam penghargaan atau bentuk informasi lain
yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam satu mata pelajaran.
Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik
sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus
melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat
memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui
karya peserta didik, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik.
7. Penilaian Diri
Penilaian diri (self assessment) adalah suatu teknik penilaian, di mana
subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan
dengan, status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang
dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.

Teknik penilaian diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian,


yang berkaitan dengan kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor.
Dalam proses pembelajaran di kelas, berkaitan dengan kompetensi
kognitif, misalnya: peserta didik dapat diminta untuk menilai penguasaan
pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dalam mata
pelajaran tertentu, berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Berkaitan dengan kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat
diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya
terhadap suatu objek sikap tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta
untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah
disiapkan. Berkaitan dengan kompetensi psikomotorik, peserta didik
dapat diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah
dikuasainya sebagai hasil belajar berdasarkan kriteria atau acuan yang
telah disiapkan.
KESIMPULAN

Evaluasi Evaluasi belajar adalah suatu proses yang dilakukan untuk menentukan
Belajar penilaian terhadap individu/peserta ddik guna mencapai perubahan yang
positif.
Pengertian Tes Teknik Tes adalah suatu teknik dalam evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui hasil belajar murid dengan mempergunakan alat tes.

Fungsi tes adalah sebagai alat pengukur terhadap peserta didik dan sebagai
alat pengukur keberhasilan program pengajaran.
Bentuk – Teknik tes digolongkan menjadi :
bentuk Tenik a. Menurut sifatnya : Tes Verbal dan Tes Non Verbal
Tes b. Menurut Tujuannya : Tes Bakat (Aptitude Test), Tes Intelegensi
(Intellegenci Test), Tes Prestasi Belajar (Achievement Test), Tes
Diagnostik (Diagnostic Test), Tes Sikap (Attitude Test) dan Tes Minat.
c. Menurut Pembuatannya : Tes Terstandar (Standard Direct Test) dan Tes
Buatan Guru (Teacher Made Test)
d. Menurut bentuk soalnya : Tes Objektif (Objective Test) dan Tes Uraian
(Essay Test)
e. Ditinjau dari objek yang dites : Tes Individual dan Tes Kelompok
Pengertian Non Tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan tanpa
Non Tes menguji peserta didik tetapi dengan melakukan pengamatan secara sistematis.

Bentuk – Bentuk – bentuk teknik non tes :


bentuk Teknik a. Observasi (Pengamatan),
Non Tes b. Interview (Wawancara),
c. Angket (Questionnaire),
d. daftar cek
e. skala rentang
f. penilaian sikap
g. penilaian proyek
h. penilaian produk
i. penilaian portofolio
j. penilaian diri

Anda mungkin juga menyukai