DISUSUN OLEH
Kelompok 3
NAMA NPM
2023
PEMBAHASAN
1. Pengertian Tes
Istilah tes diambil dari kata testum. Suatu pengertian dalam bahasa Prancis
kuno yang berarti piring untuk menyisihkan logam-logam mulia. Tes adalah alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. (Arikunto, 2021). Untuk
mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang diberikan misalnya melingkari
salah satu huruf di depan pilihan jawaban, menerangkan, mencoret jawaban yang
salah, melakukan tugas atau suruhan, menjawab secara lisan, dan sebagainya.
Banyak ahli yang mulai mengembangkan tes ini untuk berbagai bidang,
namun yang terkenal adalah sebuah tes inteligensi yang disusun oleh seorang Prancis
bernama Binet, yang kemudian dibantu penyempurnaannya oleh Simon sehingga tes
tersebut dikenal sebagai tes Binet Simon (tahun 1904). Dengan alat ini Binet dan
Simon berusaha untuk membeda-bedakan anak menurut tingkat inteligensinya. Dari
pekerjaan Binet dan Simon inilah kemudian kita kenal istilah umur kecerdasan,
(mental age), umur kalender (chronological age), dan indeks kecerdasan. Inteligensi
Kuosien, atau Intelligence Quotient (IQ). Didorong oleh munculnya statistik dalam
penganalisisan data dan informasi maka tes ini digunakan dalam berbagai bidang
seperti tes kemampuan dasar, tes kelelahan perhatian, tes ingatan, tes minat, tes sikap,
dan sebagainya. Yang terkenal penggunaannya di sekolah hanyalah tes prestasi
belajar.
Tes adalah kumpulan pertanyaan yang diberikan kepada siswa dalam beberapa
bentuk seperti lisan yang bisa disebut tes lisan, tulis yang biasa disebut tes tulis dan
dalam bentuk perbuatan. Sejatinya tes digunakan untuk menilai hasil belajar dari siswa
yang berkaitan dengan kemampuan kognitif yaitu penguasaan bahan pengajaran sesuai
dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Dapat disimpulkan mengenai apa itu tes, tes
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpullkan informasi guna mengetahui,
menilai dan mengukur hasil belajar peserta didik (Rahman, 2019.). Hal ini bisa dilihat
melalui perkembangan siswa pada pemahaman dan penguasaan bahan ajar yang
diberikan pada proses pembelajaran. Tes sejatinya di gunakan untuk meningkatkan
pembelajaran, mengukur aspek-aspek perilaku manusia dari segi pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif) dan dari segi keterampilan (psikomotor). Dari tes guru
mendapatkan informasi tentang keberhasilan peserta didik dalam menguasai standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang sudah ditentukan pada kurikulum. Dari
tes guru bisa menentukan peserta didik yang sudah menguasi dan belum menguasai
materi sehingga guru tahu pembelajaran yang sudah dilakukan berhasil atau tidak.
Sebelum sampai kepada uraian yang lebih jauh, maka akan diterangkan dahulu arti
dari beberapa istilah-istilah yang berhubungan dengan tes ini.
1. Testing merupakan saat pada waktu tes itu dilaksanakan. Dapat juga dikatakan
testing adalah saat pengambilan tes.
2. Testee dalam istilah Indonesia tercoba adalah responden yang sedang
mengerjakan tes. Orang-orang inilah yang akan dinilai atau diukur, baik
mengenai kemampuan, minat, bakat, pencapaian, dan sebagainya.
3. Tester (dalam istilah Indonesia: pencoba) adalah orang yang diserahi untuk
melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden. Dengan kata lain,
tester adalah subjek evaluasi (tetapi adakalanya hanya orang yang ditunjuk
oleh subjek evaluasi untuk melaksanakan tugasnya). Tugas tester antara lain:
a. Mempersiapkan ruangan dan perlengkapan yang diperlukan.
b. Membagikan lembaran tes dan alat-alat lain untuk mengerjakan.
c. Menerangkan cara mengerjakan tes.
d. Mengawasi responden mengerjakan tes.
e. Memberikan tanda-tanda waktu.
f. Mengumpulkan pekerjaan responden.
g. Mengisi berita acara atau laporan yang diperlukan (jika ada).
Dari segi istilah, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai
standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul
digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku
individu. Dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara
atau prosedur dalam pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk
pemberian tugas atau serangkaian tugas, baik berupa pertanyaanpertanyaan yang harus
dijawab, atau perintah-perintah oleh testee, sehingga dapat dihasilkan nilai yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi testee, nilai mana dapat dibandingkan
dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai
standar tertentu (Rahman, 2019.) . Sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa tes
merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan
kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan,
atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur aspek perilaku peserta didik. Banyak alat atau instrument yang dapat
digunakan dalam kegiatan evaluasi. Salah satunya adalah tes. Di sekolah juga sering
disebut dengan tes prestasi belajar. Tes banyak digunakan untuk mengukur prestasi
belajar peserta didik dalam bidang kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, analisis, dan evaluasi. Penggunaan tes dalam dunia pendidikan sudah dikenal
sejak dahulu kala, sejak orang mengenal pendidikan itu sendiri.
1.1 Fungsi Tes
Ada dua macam fungsi tes menurut Anas Sudjono (2012), yaitu:
1. Sebagai alat pengukur siswa. Dimana tes bisa mengukur
perkembangan dan kemajuan yang diperoleh siswa setelah proses
pembelajaran.
2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab
melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program
pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.
6. Tes Formatif
Tes formatif adalah penggunaan tes hasil belajar untuk mengetahui
sejauh mana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh siswa dalam
suatu program pembelajaran tertentu. Tes ini berorientasi kepada
proses belajar mengajar untuk memperbaiki program pengajaran dan
strategi pelaksanaanya.
7. Tes Sumatif
Istilah sumatif berasal dari kata “sum” yang berarti jumlah. Dengan
demikian tes sumatif berarti tes yang ditujukan untuk mengetahui
kompetensi siswa dalam sekumpulan materi pelajaran (pokok bahasan)
yang telah dipelajari. Tes ini dilaksanakan pada akhir program, yakni
akhir caturwulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tes ini berorientasi
kepada produk, bukan kepada proses.
8. Tes Penempatan
Tes penempatan adalah tes yang ditujukan untuk mengetahui
kemampuan dan keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu
program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan
sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Dengan kata
lain, tes ini berorientasi kepada kesiapan siswa untuk menghadapi
program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan
siswa.
9. Tes Seleksi
Tes seleksi adalah tes yang ditujukan untuk menseleksi kemampuan
dan keterampilan seseorang yang diperlukan bagi suatu lembaga
pendidikan atau tempat kerja tertentu.
Ciri-ciri tes yang baik yang patut dijadikan acuan oleh seorang
evaluator dalam menyusun alat ukur (tes) yang meliputi validitas,
reliabilias, objektivitas, praktibilitas dan ekonomis. Dengan mengacu
pada ciri-ciri tes yang baik maka diharapkan mampu mengetahui
efektifitas dan efisiensi sistem pembelajaran. Sehingga dapat
meningkatkan kualitas pemebelajaran dari waktu ke waktu sehingga
dapat memberikan kontsribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan.
1. Validitas
Validitas kevalidan atau kesahan suatu soal, kevalidan soal bisa
dilihat dari bisa tidaknya soal dalam menilai pada sutu penilaian.
Jika data yang dihasilkan oleh instrumen benar dan valid, sesuai
kenyataan, maka instrumen yang digunakan tersebut juga valid.
Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa
yang hendak diukur. Istilah valid sangat sukar dicari gantinya. Ada
istilah baru yang mulai diperkenalkan, yaitu sahih sehingga
validitas diganti menjadi kesahihan.
2. Reliabilitas
Realiabilitas adalah kesamaan hasil tes jika diujiakn apabila
dilkaukan tes pada waktu yang berbeda. Tes tersebut dikatakan
dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan
berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hasil-hasil tes
tersebut menunjukkan ketetapan. Dengan kata lain, jika kepada
para siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan,
maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (ranking) yang
sama dalam kelompoknya.
3. Objektivitas
Objektivitas artinya tidak ada unsur pribadi dari penilai dalam
memberikan nilai. Diketahui bahwa objektif berarti tidak adanya
unsur pribadi yang memengaruhi. Lawan dari objektif adalah
subjektif, artinya terdapat unsur pribadi yang masuk memengaruhi.
Sebuah tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam
melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang memengaruhi.
Hal ini terutama terjadi pada sistem skoringnya. Apabila dikaitkan
dengan reliabilitas maka objektivitas menekankan ketetapan
(consistency) pada sistem skoring, sedangkan reliabilitas
menekankan ketetapan dalam hasil tes.
4. Praktikabilitas
Praktikabiltas yaitu tes mudah dijalankan, dengan dilengkapi
petunjuk-petunjuk yang bisa dikerjkan oleh semua orang. Sebuah
tes dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila tes
tersebut bersifat praktis, mudah pengadministrasiannya sebagai
berikut.
a. Mudah dilaksanakan, misalnya tidak menuntut peralatan yang
banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk
mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah
oleh siswa.
b. Mudah pemeriksaannya, artinya bahwa tes itu dilengkapi
dengan kunci jawaban maupun pedoman skoringnya. Untuk
soal bentuk objektif, pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan
jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban.
c. Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga
dapat diberikan/diawali oleh orang lain.
5. Ekonomis
Arti ekonomis yang dimaksud di sini ialah bahwa pelaksanaan tes
tersebut tidak membutuhkan ongkos/biaya yang mahal, tenaga
yang banyak, dan waktu yang lama.
1. Didasarkan atas bahan dan tujuan Didasarkan atas bahan dan tujuan khusus
umum dari sekolah- sekolah diseluruh yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya
negara. sendiri
2. Mencakup aspek yang luas dan Dapat terjadi hanya mencakup pengetahuan
pengetahuan atau keterampilan dengan hanya atau keterampilan yang sempit.
sedikit butir tes untuk setiap keterampilan
atau topik
3. Disusun dengan kelengkapan staf, Biasanya disusun sendiri oleh guru dengan
profesor, pembahas, editor, butir tes. sedikit atau tanpa bantuan orang lain atau
tenaga ahli
2. Jika banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah, tetapi tidak
tersedia data tentang calon ini.
Sebagai ilustrasi dapat dimisalkan sebuah sekolah menengah yang
menerima 5 orang siswa dari sekolah-sekolah dasar yang berbeda. Para
administrator di SMP dihadapkan pada suatu masalah apabila harus
menentukan efektivitas belajar. Kelima anak ini datang dari SD telah
membawa nilai sendiri-sendiri dari guru yang berbeda sehingga sukar
diinterpretasikan. Nilai yang diperoleh dan guru yang berbeda, tidak
diketahui dasar pertimbangan yang diambil untuk menentukannya.
Guru yang satu mungkin dipengaruhi oleh keterampilan bekerja,
sedang guru lain didasarkan atas panjang pendeknya jawaban.
Walaupun sangat luas, namun secara garis besar kegunaan tes standar
antara lain:
1. Membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individu
atau kelompok.
2. Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam keterampilan
diberbagai bidang studi untuk individu atau kelompok.
3. Membandingkan prestasi siswa antara berbagai sekolah atau
kelas.
4. Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu
periode waktu tertentu.
Selanjutnya, baik tes standar dan tes buatan guru dianjurkan dipakai
jika hasilnya akan digunakan untuk:
1. Mengadakan diagnosis terhadap ketidakmampuan siswa.
2. Menentukan tempat siswa dalam suatu kelas atau kelompok.
3. Memberikan bimbingan kepada siswa dalam pendidikan dan
pemilihan jurusan.
4. Memilih siswa untuk program-program khusus.
Dari uraian di atas tampak bahwa baik tes standar maupun tes buatan guru masing-
masing mempunyai kegunaan sendiri. Dua macam tipe evaluasi ini saling mengisi dan
saling melengkapi. Secara garis besar kegunaan tes standar antara lain
membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individu atau kelompok,
membandingkan tingkat prestasi siswa dalam ketrampilan perkembangan peserta didik
dalam suatu periode waktu. Berbeda dengan tes buatan guru yang merupakan tes hasil
belajar yang disusun oleh guru itu sendiri untuk mengukur dan menilai hasil belajar
siswa, baik pada setiap penyajian satu satuan pelajaran, maupun pada ujian formatif
(tes ulangan harian) serta sumatif (tes ulangan umum).
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, A. A., Pd Cut, M., Nasryah, E., & Pd, M. (n.d.). EVALUASI PEMBELAJARAN.
www.penerbituwais.com
Supandi, S., Khodijah, K., & Arsyam, M. (n.d.). TES STANDAR DAN NON TES
STANDAR.
Sugianto, A. (2016). Ciri-Ciri (Karakteristik) Tes yang Baik. Palangka Raya: Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya.