Anda di halaman 1dari 17

PSIKOLOGI

PENDIDIKAN
PRINSIP, MACAM-MACAM
DAN LANGKAH EVALUASI
HASIL BELAJAR
PRAPTI MADYO RATRI, M.PSI., PSIKOLOG
PRINSIP-PRINSIP EVALUASI HASIL

BELAJAR
Evaluasi hasil belajar dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga
prinsip dasar berikut ini :
• Prinsip Keseluruhan = Evaluasi yang berprinsip keseluruhan atau menyeluruh atau komprehensif, adalah evaluasi
tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh, menyeluruh. Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa, dalam
pelaksanaannya evaluasi tidak dapat dilaksanakan secara terpisah, tetapi mencakup berbagai aspek yang dapat
menggambarkan perkembangan, atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik, sebagai makhluk
hidup. Terkait hal tersebut, evaluasi diharapkan tidak hanya menggambarkan aspek kognitif, tetapi juga aspek
psikomotor dan afektif. Jika prinsip evaluasi keseluruhan tersebut dilaksanakan, akan diperoleh bahan-bahan
keterangan dan informasi lengkap, terkait keadaan dan perkembangan subjek didik yang sedang dijadikan sasaran
evaluasi.
• Prinsip Kesinambungan = Istilah lain dari prinsip ini adalah kontinuitas. Penilaian yang berkesinambungan ini artinya
adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus, sambung menyambung dari waktu ke waktu. Penilaian secara
berkesinambungan ini akan memungkinkan si penilai memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran
mengenai kemajuan atau perkembangan peserta didik sejak awal mengikuti program pendidikan sampai dengan saat-
saat mereka mengakhiri program-program pendidikan yang mereka tempuh.
• Prinsip Objektivitas = Prinsip objektivitas mengandung makna bahwa, evaluasi hasil belajar terlepas dari faktor-
faktor yang sifatnya subjektif. Orang juga sering menyebut prinsip objektif dengan sebutan “apa adanya”. Istilah apa
adanya tersebut mengandung pengertian bahwa, materi evaluasi tersebut bersumber dari materi atau bahan ajar yang
akan diberikan sesuai, atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus pembelajaran. Ditilik dari pemberian skor
dalam evaluasi, istilah apa adanya tersebut mengandung pengertian bahwa pekerjaan koreksi, pemberian skor, dan
penentuan nilai terhindar dari unsur-unsur subjektivitas yang melekat pada diri tester. Dalam hal ini, tester harus
dapat mengeliminasi sejauh mungkin kemungkinan-kemungkinan “hallo effect”.
MACAM-MACAM TEKNIK
EVALUASI HASIL BELAJAR
Teknik tes
• Secara harfiyah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno: testum
dengan arti: “piring untuk menyisihkan logam - logam mulia” (maksudnya
dengan menggunakan alat yang berupa piring itu akan dapat diperoleh
jenis-jenis logammulia yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa Inggris
ditulis dengan test yangdalam bahasa Indones ia diterjemahkan dengan
“tes” (Sudijono, 2007), “ujian” atau“percobaan”.
• Test adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian;
• Testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya
pengukuran dan penilaian.
• Teknik tes ialah suatu teknik dalam evaluasi yang digunakan
untukmengetahui hasil belajar murid dengan mempergunakan alat tes
(Mulyandi, 2010).
Pengelompokan Teknik Tes
Menurut Sifat
a) Tes verbal, terdiri dari; Tes lisan (oral test) dan Tes tulis (written test);

b) Tes nonverbal, Yaitu tes yang tidak menggunakan bahasa sebagai alat untuk melaksanakan tes, tetapi

menggunakan gambar, memberikan tugas dan sebagainya, atau dengan tes ini tester menghendaki adnya respon

dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku. Jadi,

respon yang dikehendaki muncul dari testee adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
Menurut Tujuan
a) Tes Bakat (Aptitude Test), Yaitu tes yang digunakan untuk menyelidiki bakat seseorang. Tes bakat biasanya
digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang bersifat potensial;
b) Tes Intelegensi (Intelligence Test), Yakni tes yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap atau
mengetahui tingkat kecerdasan seseorang;
c) Tes Prestasi Belajar (Achievement Test), Yaitu tes yang dilakukan untuk mengetahui prestasi seseorang siswa
dari mata pelajaran yang telah diberikan. Sehingga dengan adanya tes hasi belajar ini, guru bisa mengetahui
apakah pelajaran yang telah diberikan mencapai tujuan sesuai dengan target yang telah ditentukan;
d) Tes Diagnostik (Diagnostic Test), Yaitu tes yang digunakan untuk menggali kelemahan atau problem yang
dihadapi siswa, terutama kelemahan yang dialami siswa saat belajar;
e) Tes Sikap (Attitude Test), Yaitu tes untuk mengetahui sikap seseorang siswa terhadap sesuatu;
f) Tes Minat, Yaitu tes yang digunakan untuk mengetahui minat siswa terhadap hal-hal yang disukai. Sehingga
melalui tes tersebut dapat diketahui apa yang disukai oleh siswa.
Menurut Pembuatannya
a) Tes Terstandar (Standard Direct Test), Tes standar atau tes yang dibakukan mengandung prosedur yang

seragam untuk menentukan nilai dan administrasinya. Tes standar bisa membandingkan kemampuan murid

dengan murid yang lain pada usia atau level yang sama dan dalam kasus perbandingan ini dilakukan ditingkat

nasional. Biasanya tes ini dibuat oleh sekelompok(tim) yang ahli di bidang pembuatan tes;

b) Tes Buatan Guru (Teacher Made Test), Tes buatan guru cenderung difokuskan pada tujuan instruksional untuk

kelas tertentu. Tes buatan guru adalah tes yang dibuat oleh guru untuk kepentingan prestasi belajar.
Menurut Bentuknya
a) Tes Uraian (Essay Test), Yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa, sehingga memberi

kesempatan kepada murid untuk menjawab secara bebas dengan uraian;

b) Tes Objektif (Objective Test), Yaitu tes yang bentuk soalnya sedemikian rupa, sehingga memberi

kesempatan kepada murid untuk menjawab secara bebas dengan uraian.


Menurut Objeknya
a) Tes Individual, Yaitu suatu tes yang dalam pelaksanaannya memerlukan waktu

yang cukup Panjang;

b) Tes Kelompok, Yaitu tes yang dilakukan terhapa beberapa murid dalam waktu

yang sama.
Teknik Non Tes
• Menurut Mulyadi (2010), teknik non tes adalah cara penilaian hasil belajar
peserta didik yang dilakukan tanpa menguji peserta didik. Tetapi dengan
melakukan pengamatan secara sistematis. Teknik evaluasi nontes berarti
melaksanakan penilain dengan tidak menggunakan tes. Teknik penilaian ini
umumnya untukmenilai kepribadian anak secara menyeluruh meliputi sikap,
tingkah laku, sifat,sikap sosial dan lainlain. Yang berhubungan dengan kegiatan
belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun secara kelompok.
• Dengan teknik non tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar pesertadidik
dapat dilakukan dengan pengamatan secara sistematis (observasi),
melakukanwawancara (interview) dan menyebar angket (quistionnaire)
BENTUK TEKNIK NON TES
• Observasi (pengamatan) = Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu
bentuk tekniknontes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui
pengamatanterhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis. Pengamatan
memungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan
kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya (Sudijono, 2007).
• Interview (wawancara) = Menurut Mulyadi (2010), Wawancara adalah cara menghimpun
bahan- bahan keterangan yang dilaksanakan dengan cara melakukan tanya jawab lisan
secara sepihak, berhadapan muka, dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.
• Angket (quistionnaire) = Angket juga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam rangka
penilaianhasil belajar. Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengancara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untukdijawabnya. Sehingga
angket berbeda dengan wawancara
LANGKAH MELAKUKAN EVALUASI
HASIL BELAJAR

• Proses penilaian tidak bisa dipisahkan dengan proses pembelajaran. Bahkan


proses asesmen itu sendiri harus sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga
hasil akhir dari penilaian akan mendorong lahirnya berbagai keputusan dan
kebijakan yang akan meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itulah
kita harus benar-benar memahami sejumlah langkah pokok yang harus
dilakukan agar tujuan dilakukannya asesmen bisa tercapai.
• Perencanaan dan Perumusan Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran
yanghendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukanuntuk mencapai
tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin.
• Menghimpun Data : Dalam kegiatan ini guru bisa memilih teknik tes dengan
menggunakan tes atau memilih teknik non tes dengan melakukan pengamatan,wawancara
atau angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu beruparating scale, check
list, interview guide atau angket. Ketika melakukan asesmen prestasi peserta didik, para
guru harus memahami situasi dan kondisi lingkungan fisik dan psikologis. Lingkungan
fisik harus tenang dan nyaman. Selama proses asesmen berlangsung, guru juga harus
memonitor jalannya asesmen dan membantu agar semuanya berjalan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
• Persifikasi data = Penelitian data atau verifikasi data maksudnya ialah untuk memisahkan
datayang “baik” yang akan dapat memperjelas gambaran yang akan kita perolehmengenai
individu atau sekelompok individu yang sedang kita evaluasi, daridata yang kurang baik
yang hanya akan merusak atau mengaburkan gambaranyang akan diperoleh.
• Pengolahan data = Pengolahan data dilakukan untuk menjadikan data lebih bermakna,sehingga dengan
data itu orang dapat memperoleh beberapa gambaran yanglebih lengkap tentang keadaan peserta didik.
fungsi pengolahan data dalam proses evaluasi yang perlu disadari benar-benar pada taraf pembicaraan
sekarangini ialah bahwa untuk memperoleh gambaran yang selengkap- lengkapnyatentang diri orang
yang sedang dievaluasikan, langkah pengolahan data inimerupakan keharusan.
• Penafsiran Data = Langkaah ini merupakan verbalisasi atau pemberian makna dari data yangtelah
diolah, sehingga tidak akan terjadi penafsiran yang overstatement maupun penafsiran understatement.
• Menyusun Rencana Asesmen = dalam merencanakan asesmen perlu dilakukan enam hal, yaitu:
1) Merumuskan tujuan dilakukannya asesmen
2) Menetapkan aspek-aspek yang akan dinilai, apakah aspek kognitif, afektif,atau psikomotor.
3) Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan.
4) Menyusun instrumen yang akan dipergunakan untuk menilai proses dan hasil belajar para peserta didik.
5) Menentukan metode penskoran jawaban peserta didik.
6) Menentukan frekuensi dan durasi kegiatan penilaian atau evaluasi.
• Menindaklanjuti Hasil Evaluasi = Berdasarkan data yang telah dihimpun, diolah, dianalisis, dan
disimpulkanmaka Anda sebagai guru atau evaluator bisa mengambil keputusan ataumerumuskan
kebijakan sebagai tindak lanjut konkret dari kegiatan penilaian.Dengan demikian, seluruh kegiatan
penilaian yang telah dilakukan akanmembawa banyak manfaat karena terjadi berbagai perubahan
dan atau perbaikan.
Badan Standar Nasional Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional (2006)menyatakan bahwa
dalam prosedur penilaian, guru seharusnya menggunakan langkah-langkah sistematis sebagai
berikut:
a) Perumusan Indikator Pencapaian Hasil Belajar = Rumusan indikator pencapaian tidak ada di dalam
standar isi, oleh karena itu pada saat mengembangkan silabus yang akan ditindaklanjuti dengan
kegiatan penilaian, guru diharuskan merumuskan indikator pencapaian keberhasilan penguasaan
kompetensi dasar (KD)
b) Penyusunan Kisi-kisi = Kisi-kisi penilaian adalah bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan
perencanaan pembelajaran dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Di dalam
silabus, harus jelas keterkaitan antara SK, KD, materi pokok/materi pembelajaran, alokasi waktu,
sumber belajar di satu sisi, denganindikator pencapaian KD yang bersangkutan beserta teknik
penilaian dan bentukinstrumen yang digunakan.
SEMOGA BERMANFAAT
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai