Anda di halaman 1dari 46

EVALUASI PEMBELAJARAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT
PENGERTIAN-PENGERTIAN

Tes
Evaluasi
Pengukuran

Penilaian
PENGERTIAN TES dan
PENGUKURAN

Dilihat dari wujud fisiknya, suatu tes tidak lain


daripada sekumpulan pertanyaan yang harus
dijawab dan/atau tugas yang harus dikerjakan yang
akan memberikan informasi menge­nai aspek
psikologis tertentu berdasarkan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan atau cara dan hasil subjek
dalam melakukan tugas-tugas tersebut.
3
Anne Anastasi dalam bukunya Psychological Testing
(1976) mengatakan bahwa tes pada dasarnya
merupakan suatu pengukuran yang objektif dan
standar terhadap sampel perilaku.
Frederick G. Brown (1976) mengatakan bahwa tes
adalah prosedur yang sistematik guna mengukur
sampel perilaku seseorang, yang memenuhi syarat
objektif, standar, dan syarat-syarat kualitas lainnya.

4
Jadi beberapa ciri tes adalah:
1. Tes adalah prosedur yang sistematik. Maksudnya (a) aitem-aitem
dalam tes disusun menurut cara dan aturan tertentu, (b) prosedur
administrasi tes dan pemberian angka (scoring) terhadap hasilnya
harus jelas dan dipesifikasikan secara terperinci, dan (c) setiap
orang yang mengambil tes itu harus mendapat aitem-aitem yang
sama dalam kondisi yang sebanding.
2. Tes berisi sampel perilaku. Artinya (a) betapapun panjangnya
suatu tes, aitem yang ada di dalamnya tidak akan dapat mencakup
seluruh isi materi yang mungkin ditanyakan, dan (b) kelayakan
suatu tes tergantung pada sejauhmana aitem-aitem dalam tes itu
mewakili secara representatif kawasan (domain) perilaku yang
diukur.
3. Tes mengukur perilaku. Artinya aitem-aitem dalam tes
menghendaki agar subjek menunjukkan apa yang diketahui atau
apa yang telah dipelajari subjek dengan cara menjawab
pertanyaan-pertanyaan atau mengerjakan tugas-tugas yang
dikehendaki oleh tes.

5
Beberapa Hal Yang Tidak Tercakup Dalam
Pengertian Tes adalah:
1. Definisi tes tidak memberikan spesifikasi mengenai
formatnya. Artinya tes dapat disusun dalam berbagai
bentuk dan tipe sesuai dengan tujuan dan maksud
penyusunan tes.
2. Definisi tes tidak rnembatasi macam materi yang dapat
dicakupnya. Artinya tes dapat dirancang untuk melakukan
pengukuran terhadap hasil belajar, terhadap kemampuan
atau abilitas, terhadap kemampuan khusus atau bakat,
inteligensi, dan sebagainya.
3. Subjek yang dikenai tes tidak selalu perlu dan tidak selalu
pula harus tahu kalau ia sedang dikenai tes. Lebih lanjut,
subjek tidak selalu perlu tahu aspek psikologis apakah
yang sedang diungkap dari dalam dirinya. 6
PENGERTIAN PENGUKURAN
Pengukuran (measurement) mempunyai arti yang sering
dipertukarkan dengan pengertian tes.
Pengukuran diartikan sebagai proses pemberian angka kepada
suatu atribut karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang,
hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang
jelas.
Ciri pokok pengukuran adalah adanya proses pembandingan
Mengukur adalah membandingkan atribut yang hendak liukur
dengan alat ukurnya secara deskriptif. Deskriptif artinya
menyatakan hasil ukur secara kuantitatif hanya dengan satuan
atau besaran ukurnya saja tanpa memberikan penilaian
kualitatif. 7
Measurement (pengukuran) diartikan sebagai proses pemberian
angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang
dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut aturan
atau formulasi yang jelas.

Pengukuran merupakan proses yang mendeskripsikan


performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif
(system angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari
performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka

Pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu:


1) penggunaan angka atau skala tertentu;
2) menurut suatu aturan atau formula tertentu.
8
PENGERTIAN PENILAIAN
 Penilaian adalah suatu proses untuk
mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar baik yang menggunakan
instrumen tes maupun non-tes.
 Penilaian adalah penafsiran hasil
pengukuran dan penentuan
pencapaian hasil belajar 9
PENGERTIAN EVALUASI
Evaluasi adalah merupakan proses
perencanaan, pengumpulan,
penggambaran, dan menyajikan
informasi tentang pencapaian
tujuan suatu program sehingga
dapat ditarik kesimpulan dan
digunakan untuk mengambil
keputusan
10
Evaluasi dapat dinyatakan sebagai
suatu proses pengambilan keputusan
dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar, baik yang menggunakan
instrumen tes maupun non tes.

11
Tujuan atau Fungsi Penilaian
1.Penilaian berfungsi selektif
 Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu
Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat
berikutnya.
Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa
Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah
2. Penilaian berfungsi diagnostik. Dengan mengadakan penilaian,
guru dapat mengetahui tentang keterbatasan dan kelemahan
siswa, Dengan demikian, akan lebih mudah dicari cara untuk
mengatasinya.
3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan Untuk dapat menentukan
dengan pasti dikelompok mana seseorang siswa ditempatkan
4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan.
Makna Penilaian

1. Makna Bagi Siswa siswa dapat mengetahui sejauhmana ia telah


berhasil menguasai/menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru

2. Makna Bagi Guru Dengan hasil penilaian yang diperoleh, guru


akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak
melanjutkan pelajarannya karena sudah berhasil menguasai bahan,
maupun mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil menguasai
bahan. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah
tepat bagi siswa sehingga untuk memberikan pengajaran diwaktu
yang akan datang tidak perlu diadakan perubahan. Guru akan
mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum

3. Makna Bagi Sekolah, merupakan bahan pertimbangan bagi


perencanaan sekolah /kurikulum untuk masa yang akan datang.
Prinsip-Prinsip Dasar Penilaian

1. Prinsip keseluruhan (prinsip komprehensif ) bahwa


evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana
dengan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan
secara bulat, utuh atau menyeluruh. Dengan
melakukan evaluasi hasil belajar secara bulat, utuh
dan menyeluruh akan diperoleh bahan-bahan
keterangan dan imformasi yang lengkap mengenai
keadaan dan perkembangan peserta didik yang
menjadi sasaran evaluasi
2. Prinsip Kesinambungan (prinsip kontinuitas) bahwa
evaluasi hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil
belajar yang dilaksanakan secara teratur dan
sambung-menyambung dari waktu ke waktu. Dengan
evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan secara
teratur, terencana dan terjadwal itu maka
dimungkinkan bagi evaluator (guru) untuk
memperoleh informasi yang dapat memberikan
gambaran mengenai kemajuan dan perkembangan
peserta didik, sejak dari awal mengikuti program
pendidikan sampai saat mereka mengakhiri program
pendidikan yang ditempuh.
3. Prinsip Objektivitas bahwa evaluasi hasil belajar dapat
dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat
terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subyektif. dalam
pelaksanaan evaluasi hasil belajar, seorang evaluator
harus senantiasa berpikir dan bertindak wajar, menurut
keadaan senyatanya, tidak dicampuri oleh kepentingan-
kepentingan yang bersifat subyektif.
Kriteria Penilaian Hasil Belajar

• a. Validitas
Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang
sesuai untuk mengukur kompetensi. Dalam menyusun soal sebagai alat penilaian
perlu memperhatikan kompetensi yang diukur, dan menggunakan bahasa yang tidak
mengandung makna ganda. Misal, dalam pelajaran bahasa Indonesia, guru ingin
menilai kompetensi berbicara. Bentuk penilaian valid jika menggunakan tes lisan.
Jika menggunakan tes tertulis penilaian tidak valid.
• b. Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang
reliable (ajeg) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi.
Misal, guru menilai suatu proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu
cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama.
Untuk menjamin penilaian yang reliabel petunjuk pelaksanaan proyek dan
penSkorannya harus jelas.
c.Terfokus pada kompetensi
Penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan),
bukan hanya pada penguasaan materi (pengetahuan).

d. Keseluruhan/Komprehensif
Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk
menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik, sehingga tergambar
profil kemampuan peserta didik.

e. Objektivitas
Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif. Untuk itu, penilaian harus adil,
terencana, berkesinambungan, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam
pemberian Skor.

f. Mendidik
Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan
meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.
Alat Evaluasi
Secara umum alat evaluasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Tes
Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka
pengukuran dan penilaian, yang dapat berupa pertanyaan , perintah, dan
petunjuk yang ditujukan kepada peserta didik untuk mendapatkan
respons sesuai dengan petunjuk tersebut, dengan tujuan untuk mengukur
tingkat kemampuan seseorang atau mengungkap aspek tertentu dari
orang yang dikenai tes.
b. Non-tes adalah prosedur penilaian yang ditujukan untuk menilai hasil
belajar dari aspek tingkah laku seperti menilai aspek afektif dan aspek
keterampilan (psikomotorik).
Ditinjau dari segi pelaksaaan, tes terdiri dari tiga jenis,
yaitu;

1. Tes Tertulis (Written Test). Yaitu alat penilaian yang


harus dijawab oleh siswa, meliputi;
Tes bentuk uraian, yaitu semua tes yang pertanyaannya
membutuhkan jawaban dalam bentuk uraian.
Tes bentuk Objektif, yaitu semua tes yang
mengharuskan siswa memilih diantara kemungkinan-
kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberi
jawaban singkat, atau mengisi jawaban pada kolom
titik-titik yang telah disediakan.
2. Tes Lisan (Oral Test). Merupakan alat penilaian yang pelaksanaannya dilakukan
dengan mengadakan Tanya jawab secara langsung untuk mengetahui kemampuan–
kemampuan berupa proses berpikir siswa dalam memecahkan suatu masalah,
mempertanggung jawabkan pendapat, penggunaan bahasa, dan penguasaan materi
pelajaran.
– Ditinjau dari jenis pertanyaan yang akan di ajukan, tes lisan dapat berbentuk ; -
Pertanyaan tertutup
- Pertanyaan terbuka
– Ditinjau dari jawaban yang diinginkan, tes lisan dapat berbentuk Pertanyaan-
pertanyaan berupa:
– Hapalan
– Pemahaman
– Analisis
– Aplikasi
– Sintesis dan
– Evaluasi
3. Tes Perbuatan (Performance Test)
Tes Perbuatan adalah tes yang diberikan dalam bentuk tugas –tugas.
Pelaksanaannya dalam bentuk penampilan atau perbuatan ( Praktek,
pengalaman lapangan, praktek kerja lapangan, praktek olah raga,
praktek laboratorium, praktek kesenian dan lain-lain).
Untuk melaksanakan tes perbuatan perlu dipersiapakan dua jenis
alat, yaitu;
• Lembaran tugas (kerja) yang berisi deskripsi mengenai instruksi
(Petunjuk) yang jelas sehingga siswa mengetahui secara tepat apa
yang akan dilaksanakan.
• Lembaran pengamatan yang digunakan untuk menilai tingkah laku
siswa selama proses pelaksanaan tugas sampai kepada hasil yang
dicapai.
Ditinjau dari segi fungsinya, tes terdiri dari ;
a. Tes Seleksi
Tes ini dilaksanakan dalam rangka pengujian dan pemilihan calon peserta didik yang
tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes.
b. Tes Awal
Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan
pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik.
c. Tes Akhir
Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran
tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik.
d. Tes Diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran
yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu pelajaran tertentu.
e. Tes Formatif
Tes Formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauhmanakah
peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan Pengajaran yang telah ditentukan)
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
f. Tes Sumatif
Tes Sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program
pengajaran selesai diberikan.
Ditinjau dari segi pelaksanaan non-tes berupa;

A. Wawancara
Wawancara atau interviu adalah suatu metode atau cara
yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari
responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini
responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk
mengajukan pertanyaan.
B. Pengamatan atau Observasi
• Pengamatan merupakan suatu cara yang tepat
untuk menilai perilaku dengan mengadakan
pengamatan dan pencatatan secara sistimatis
terhadap fenomena-fenomena yang sedang
dijadikan sasarna pengamatan..
C. Kuesioner (Angket)
Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan
yang harus diisi oleh responden (orang yang
akan diukur). Dengan kuesioner orang dapat
diketahui tentang keadaan/data diri,
pengalaman, pengetahuan, sikap, pendapatnya,
dan lain-lain. Kuesioner dapat berupa kuesioner
terbuka dan kuesioner tertutup atau kombinasi
dari keduanya.
D. Skala Penilaiaan (Rating Scale)
Rating Scale merupakan alat penilaian yang menggunakan
skala yang telah disusun dari ujung negatif sampai kepada
ujung yang positif. Skala tersebut menggambarkan suatu
nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil
pertimbangan, sehingga pada skala tersebut penilai tinggal
membubuhi tanda cek saja.

Contoh:
Kecenderunagn seseorang terhadap jenis kesenian tertentu.
 
Sangat Tidak Suka Biasa Suka Sangat suka Tidak suka
PERENCANAAN TES

ENAM HAL YANG HARUS


DIPERTIMBANGKAN

28
ENAM HAL YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN

1. Pengambilan sampel dan Tes hasil belajar haruslah disusun atas


pemilihan butir soal, butir-butir soal yang representatif dari ilmu
atau bidang studi yang diujikan

2. Tipe tes yang akan


Tipe soal: (1) esei, (2) objektif, dan (3)
digunakan, problematik

Level kemampuan apa yang diuji. Apakah


pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,
3. Aspek yang akan diuji,
sintesis, dan evaluasi, atau aspek Afektif dan
psikomotorik
Format A (Pilihan Ganda), Format B (Pilihan
4. Format butir soal, Ganda Analisis Hubungan Antar Hal), Format C
(Pilihan Ganda analisis kasus), atau Format D
(Pilihan Ganda Kompleks)
Dalam menentukan jumlah soal harus
mempertimbangkan waktu yang tersedia, biaya
5. Jumlah butir soal, yang ada, kompleksitas tugas yang dituntut oleh
tes, dan waktu ujian diadakan

6. Distribusi tingkat kesukaran Tes yang mempunyai tingkat kesukaran yang


rendah sebaiknya diletakkan di awal tes dan
butir soal. yang tinggi pada akhir perangkat tes
29
Berapa pertimbangan lain dalam merencanakan tes
adalah:
 Apakah akan menggunakan "open book" atau
"closed book"
 Apakah frekuensi pelaksanaan tes sering atau
jarang
 Apakah pelaksanaan tes diumumkan sebelumnya
atau mendadak
 Bagaimana mode penyajian tes.
30
B. KONSTRUKSI BUTIR TES
TES

URAIAN OBJEKTIF

Terbuka Terbatas Benar-Salah Menjodohkan Pilihan Jamak

Pilihan Pilihan Pilihan Pilihan Pilihan


Jamak Jamak Jamak Jamak Jamak
Biasa Hub Analisis Komplek Membaca
Antar Kasus Diagram/
Hal Grafik/
31
Gambar
KLASIFIKASI TES ESEI/URAIAN

a. Tes uraian bebas (Extended response).


Peserta tes memiliki kebebasan yang luas untuk
mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan
gagasannya dalam menjawab soal tersebut. Jawaban siswa
bersifat terbuka, fleksibel, dan tidak terstruktur.

b. Tes uraian terbatas (Restricted response)


Keterbatasan itu mencakup format, isi, dan ruang lingkup
jawaban. Batas itu meliputi konteks jawaban yang diinginkan,
jumlah butir jawaban yang diharapkan:
1) Butir soal tipe jawaban melengkapi
2) Butir soal tipe jawaban singkat
32
Kelebihan dan Kekurangan Tes
Uraian/Esei
1. Kelebihan-kelebihannya
a. Mudah disiapkan dan disusun
b. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi
dan untung-untungan
c. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat
serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus
d. Memeberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan
maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri
e. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu
masalah yang diteskan
33
2) Kelemahan-kelemahannya
a) Kadar validitas dan reliabilitas rendah karena sukar
diketahui segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang
betul-betul telah dikuasai
b) Kurang refresentatif dalam hal mewakili seluruh skor bahan
pelajaran yang akan diteskan karena soalnya hanya
beberapa saja (terbatas)
c) Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur
subyektif
d) Pemeriksaanya lebih sulit sebab membutuhkan
pertimbangan invidual lebih bayak dari penilai
e) Waktu untuk koreksinya lama dan tida dapat diwakilkan
kepada orang lain
34
PRINSIP KONSTRUKSI BUTIR TES ESAI/URAIAN

1. Gunakanlah tipe tes uraian untuk mengukur hasil


belajar yang cocok.
2. Beritahulah sebelumnya bahwa dalam tes yang
akan datang akan digunakan tipe tes uraian.
3. Batasilah ruang lingkup tes secara pasti, dengan
demikian peserta tes tahu dengan pasti bahan yang
harus dipelajarinya.
4. Pertanyaan hendaknya terutama untuk mengukur
tujuan hasil belajar yang penting saja.
5. Jangan terlalu banyak menggunakan butir soal tipe
uraian untuk mengukur kemampuan mengingat.
35
PRINSIP KONSTRUKSI BUTIR TES ESAI/URAIAN

6. Kemampuan dan keterampilan menulis peserta tes


haruslah menjadi pertimbangan utama dalam
konstruksi butir soal uraian.
7. Jangan memberikan butir soal yang dapat dipilih
atau dapat tidak dikerjakan.
8. Setiap soal harus jelas apakah jenis terbatas atau
jenis bebas. Dengan demikian peserta tes dapat
membatasi diri dalam memberikan responsnya.
9. Makin banyak jumlah butir soal untuk setiap
perangkat soal makin baik.
10.Tulislah petunjuk awal yang jelas, dan juga petunjuk
untuk setiap butir soal harus rinci dan dapat
dipahami oleh peserta tes dengan jelas. 36
PRINSIP KONSTRUKSI BUTIR TES ESAI/URAIAN

11. Waktu yang tersedia harusiah diperkirakan cukup untuk rata-rata


kemampuan peserta tes.
12. Hendaknya pertanyaan menuntut jawaban yang bersifat
pemikiran peserta tes.
13. Hendaknya selalu ada kombinasi jenis tes uraian terbatas dan
jenis tes uraian bebas.
14. Pergunakanlah kata-kata deskriptif seperti definisikanlah, tulislah
garis besar, pilihlah, berilah ilustrasi, dll.
15. Dalam setiap butir soal harus dijelaskan skor maksimal yang
dapat diperoleh bila jawabannya sesuai dengan yang diminta,
16. Janganlah mulai kalimat butir soal dengan kata-kata seperti apa
dan siapa.

37
KLASIFIKASI TES OBJEKTIF

TES OBJEKTIF

Benar-Salah Menjodohkan Pilihan Jamak

Pilihan Pilihan Pilihan Pilihan Pilihan


Jamak Jamak Jamak Jamak Jamak
Biasa Hub Analisis Komplek Membaca
Antar Kasus Diagram/
Hal Grafik/
Gambar
38
Kelebihan dan Kekurangan
Tes Objektif
1. Kelebihan
a. Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, misalnya
lebih representatif mewakili isi dan luas bahan, lebih obyektif,
dapat dihindari campur tangannya unsur-unsur subyektif baik
dari segi siswa maupun guru yang memeriksa.
b. Lebih mudah dan cepat dalam memeriksanya karena dapat
menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan
teknologi
c. Pemeriksaanya dapat diserahkan kepada orang lain
d. Dalam pemeriksaan, tidak ada unsur subyektif yang
mempengaruhi 39
2. Kelemahan-kelemahannya:
a. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada tes
esai karena soalnya banyak dan harus teliti untuk
menghindari kelemahan-kelemahan yang lain.
b. Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan igatan dan
daya pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur
proses mental yang tinggi.
c. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan
d. “kerjasama” antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes
lebih terbuka

40
41
42
43
TUGAS INDIVIDU: DIKUMPUL MINGGU
DEPAN
1. Jelaskan keuntungan masing-masing alat
evaluasi, baik Tes maupun non Tes
2. Berikan contoh masing-masing minimal 10
(sepuluh) butir
3. Matakuliah yang dievaluasi adalah mata kuliah
bidang studi
TERIMA KASIH
KITA LANJUTKAN MINGGU DEPAN
SELAMAT BEKERJA
SAMPAI PERTEMUAN BERIKUT

Anda mungkin juga menyukai