Anda di halaman 1dari 17

TUGAS EVALUASI DAN HASIL

BELAJAR

NAMA : WANI
SALEH
NIM : 202143018
DESKRIPSIKAN PENGUKURAN,PENILAIAN,DAN
EVALUASI

1. PENGUKURAN
Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi,atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan
pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk
mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan
konsumen.

Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis untuk merepresentasikan
atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti orang walau misalnya definisinya tidak
dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering kali melakukan pengukuran.
Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performance siswa dengan
menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari
performance siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka (Alwasilah et al.1996).

Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian
angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu
yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara
umum oleh para ahli (Zainul & Nasution, 2001).

Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta
didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau
atributnya. Senada dengan pendapat tersebut, Secara lebih ringkas, Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan
pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran
tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
2. PENILAIAN
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi
belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-
kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau
penentuan nilai kuantitatif tersebut.

Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat
mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar
(learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan
pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.
3. EVALUASI

Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian
atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk
(1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and
providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi
merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.

Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang


dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995)
evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan
dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi
dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan
instrumen tes maupun non tes.
Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan
melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu
keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut,
Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu
proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui
pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
MENGURAIKAN TUJUAN,FUNGSI,DAN PRINSIP-
PRINSIP PENILAIAN PEMBELAJARAN
• TUJUAN PENILAIAN PEMBELAJARAN
• 1. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah
dan belum dikuasai seorang/sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial
dan program pengayaan.

• 2. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu,
yaitu harian, tengah semester, satu semester, satu tahun, dan masa studi satuan pendidikan.

• 3. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi
mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian
hasil belajar.

• 4. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.


• FUNGSI PENILAIAN PEMBELAJARAN
• 1. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
2. Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami kemampuan dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik
untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai
bimbingan).
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan
peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah
seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
4. Sebagai kontrol bagi pendidik dan satuan pendidikan tentang kemajuan perkembangan
peserta didik
• PRINSIP PENILAIAN PEMBELAJARAN
• Prinsip umum dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik sebagai berikut.

1. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai.
3. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan
khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan
gender.
4. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran.
5. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat
diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dan
dengan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah
baku.
8. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun
hasilnya.
9. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam belajar.

• Prinsip khusus dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik sebagai berikut.
1. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.
2. Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
3. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
4. Berbasis kinerja peserta didik.
5. Memotivasi belajar peserta didik.
6. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
MENGURAIKAN CAKUPAN,JENIS,DAN TEKNIK PENILAIAN
PADA EVALUASI HASIL BELAJAR

• JENIS DAN TEKNIK PENILAIAN PADA EVALUASI BELAJAR

• Membicarakan jenis evaluasi sebetulnya sangatlah bergantung dari pembeda atau dikotomi apa
yang digunakan dalam membedakan jenisnya. Namun, pada umumnya evaluasi dalam
pembelajaran biasa dibagi dari segi teknik terlebih dahulu. Kemudian, masing-masing teknik
akan memiliki penilaian dan alat penilaian yang berbeda pula.

• Menurut (Arikunto, 2016, hlm. 41) Teknik evaluasi dibagi menjadi dua, yakni teknik tes dan
teknik non-tes. Berikut adalah penjelasannya.
• Evaluasi Tes
• Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes
bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasanbatasan. Tes mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk
mengukur peserta didik dan untuk mengukur keberhasilan program pengajaran.
• Menurut Heaton (dalam Arifin, 2017, hlm. 118) membagi tes menjadi empat bagian, yakni tes prestasi
belajar, tes penguasaan, tes bakat, dan tes diagnostik. Untuk melengkapi pembagian jenis tes tersebut,
Brown menambahkan satu jenis tes lagi yang disebut tes penempatan. Masing-masing penjelasan
mengenai jenis tes tersebut sama saja dengan penjelasan fungsi evaluasi yang telah dijelaskan
sebelumnya di atas.
• Evaluasi jenis tes sendiri dapat dibagi setidaknya menjadi dua jenis, yakni: tes uraian (esai), dan tes
objektif. Berikut adalah pemaparannya.

• Tes Bentuk Uraian (Esai)


• Disebut bentuk uraian, karena menuntut peserta didik untuk menguraikan, mengorganisasikan dan
menyatakan jawaban dengan kata-katanya sendiri dalam bentuk, teknik, dan gaya yang berbeda satu
dengan lainnya. Dilihat dari luas atau sempitnya materi yang dinyatakan, bentuk tes uraian dapat dibagi
menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut.
• Beberapa jenis evaluasi non tes menurut Arikunto (2016, hlm. 41) adalah sebagai berikut.

1. Skala Bertingkat
2. Angket
3. Daftar Cocok
4. Wawancara
5. Pengamatan atau observasi
• Tes Objektif
Tes objektif adalah pengukuran yang berdasarkan pada penilaian atas kemampuan siswa dengan soal
menjelaskan jawaban yang benar atau yang salah soal dengan bobot nilai yang tetap. Dalam tes ini
subjektivitas guru ketika melakukan pemberian nilai tidak ikut ambil bagian atau ikut berpengaruh.
Terdapat beragam macam tes objektif meliputi beberapa jenis di bawah ini.

1. Tes Pilihan Alternatif


2. Tes Pilihan Ganda
3. Tes Objektif Menjodohkan
4. Tes Bentuk Benar atau Salah

• Evaluasi Non Tes


Menurut Hasyim (dalam Zein & Darto, 2012, hlm.47) evaluasi non test adalah penilaian yang mengukur
kemampuan peserta didik secara langsung dengan tugas-tugas yang riil. Evaluasi non tes memiliki sifat
yang lebih komprehensif, artinya dapat digunakan untuk menilai berbagai aspek dari individu sehingga
tidak hanya untuk menilai aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif dan psikomotorik, yang dinilai saat
proses pelajaran berlangsung (Sudjana. 2017, hlm. 67).
DESKRIPSIKAN KRITERIA
HASIL PENILAIAN
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran atau tingkat ketuntasan pembelajaran perlu
dilakukan tindakan penilaian. Mengukur penilaian proses dan hasil belajar siswa menggunakan alat
penilaian. Alat penilaian dapat menggunakan tes maupun non tes. Guna memperoleh hasil yang akurat
dan valid maka perlu memperhatikan beberapa kritaria diantaranya kesesuaian dengan kompetensi
dasar, hasil belajar, dan indikator; kesesuaiannya dengan tujuan dan fungsi penilaian, unsur-unsur
penting dalam penilaian, aspek-aspek yang dinilai, kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan
peserta didik, jenis dan alat penilaian.

1. Kesesuaian dengan kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator


Kompetensi dasar merupakan hal yang harus dicapai oleh siswa, diharapkan hasil belajar siswa akan
terjadi perubahan karakter dan mental siswa sesuai dengan kompetensi dasar. Untuk itu dalam
merumuskan indikator perlu dibuat semata-mata guna mencapai kompetensi dasar.
2. . Kesesuaian dengan tujuan dan fungsi penilaian
Dalam melaksanakan penilaian, terlebih dahulu menentukan tujuan dilaksanakannya penilaian. Tujuan itu akan mengarahkan
proses pelaksanaannya agar lebih fokus pada aspek yang akan dinilai.

3. Kesesuaian dengan unsur penilaian


Sebelum melaksanakan penilaian, unsur-unsur yang menunjang proses penilaian harus diperhatikan agar menghasilkan data
dan informasi yang akurat, valid dan obyektif.

4. Kesesuaian dengan aspek-aspek yang dinilai


Data seperti apa yang ingin anda peroleh? Aspek-aspek penilaian akan menjawab kebutuhan tujuan dilaksanakannya
penilaian. Olehnya itu, aspek yang akan dinilai harus dipertegas sehingga dapat diperoleh data yang diharapkan.

5. Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik


Perkembangan peserta didik merupakan salah satu faktor penting penentu keberhasilan pembelajaran karena berkaitan erat
dengan kompetensi yang dimiliki. Olehnya itu dalam menyusun alat atau instrumen penilaian baik tes maupun non-tes,
tingkat perkembangan peserta didik menjadi salah satu yang harus dipertimbangkan.

6. Kesesuaian dengan jenis dan alat penilaian


Mengukur proses dan hasil belajar siswa tergantung alat dan jenis penilaian yang digunakan baik tes maupun non-tes.
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai