Evaluasi hasil belajar antara lain mengunakan tes untuk melakukan pengukuran hasil belajar. Tes
dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan dan/atau tugas yang direncanakan untuk
memperoleh informasi tentang trait, atribut pendidikan, psikologik atau hasil belajar yang setiap
butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.
Pengukuran diartikan sebagai pemberian angka pada status atribut atau karakteristik tertentu
yang dimiliki oleh orang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas.
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan instrumen test maupun non-
test. Penilaian dimaksudkan untuk memberi nilai tentang kualitas hasil belajar secara klasik
tujuan evaluasi hasil belajar adalah untuk membedakan kegagalan dan keberhasilan seorang
peserta didik.
Namun dalam perkembangannya evaluasi dimaksudkan untuk memberikan umpan balik kepada
peserta didik maupun kepada pembelajar sebagai pertimbangan untuk melakukan perbaikan serta
jaminan terhadap pengguna lulusan sebagai tanggung jawab institusi yang telah meluluskan. Tes,
pengukuran, dan penilaian berguna untuk: seleksi, penempatan, diagnosis dan remedial, umpan
balik, memotivasi dan membimbing belajar, perbaikan kurikulum dan program pendidikan serta
pengembangan ilmu.
1. Sasaran Evaluasi
Sasaran evaluasi hasil belajar siswa adalah penguasaan kompetensi. Dalam hal ini kompetensi
diartikan sebagai:
1) Seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan
tertentu (SK. Mendiknas No. 045/U/2002).
2) Kemampuan yang dapat dilakukan oleh peserta didik yang mencakup pengetahuan,
keterampilan dan perilaku.
3) Integrasi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik yang direfleksikan dalam perilaku.
Mengacu pengertian kompetensi tersebut, maka hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif,
psikomotorik dan afektif yang harus dikuasai oleh setiap siswa setelah pembelajaran berlangsung
sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh guru.
2. Tahapan Evaluasi
Tahapan pelaksanaan evaluasi hasil belajar adalah penentuan tujuan, menentukan desain
evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan
interpretasi serta tindak lanjut.
a. Menentukan Tujuan
Tujuan evaluasi hasil belajar yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan kompetensi oleh setiap
siswa sesuai rencana pembelajaran yang disusun oleh guru mata pelajaran. Kompetensi yang
harus dikuasai oleh siswa mencakup koginitif, psikomotorik, dan afektif.
b. Menentukan Rencana Evaluasi
Rencana evaluasi hasil belajar berwujud kisi-kisi, yaitu matriks yang menggambarkan
keterkaitan antara behavioral objectives (kemampuan yang menjadi sasaran pembelajaran yang
harus dikuasai siswa) dan course content (materi sajian yang dipelajari siswa untuk mencapai
kompetensi) serta teknik evaluasi yang akan digunakan dalam menilai keberhasilan penguasaan
kompetensi oleh siswa.
c. Penyusunan Instrumen Evaluasi
Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi deskriptif dan/atau informasi
judgeman dapat berwujud tes maupun non-test. Tes dapat berbentuk objektif atau uraian, sedang
non-tes dapat berbentuk lembar pengamatan atau kuisioner. Tes objektif dapat berbentuk
jawaban singkat, benar salah, menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi: bisaa,
hubungan antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik, dan gambar tabel. Untuk tes uraian yang
juga disebut dengan tes subjektif dapat berbentuk tes uraian bebas, bebas terbatas, dan
terstruktur. Selanjutnya untuk penyusunan instrumen tes atau non-tes, guru harus mengacu pada
pedoman penyusunan masing-masing jenis dan bentuk tes atau non-tes agar instrumen yang
disusun memenuhi syarat instrumen yang baik, minimal syarat pokok instrumen yang baik, yaitu
valid (sah) dan reliabel (dapat dipercaya).
d. Pengumpulan Data atau Informasi
Pengumpulan data atau informasi dalam bentuknya adalah pelaksanaan testing/penggunaan
instrumen evaluasi harus dilaksanakan secara objektif dan terbuka agar diperoleh informasi yang
sahih dan dapat dipercaya sehingga bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran.
Pengumpulan data atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran
untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar dengan maksud guru dan siswa
memperoleh gambaran menyeluruh dan kebulatan tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilaksanakan untuk pencapaian penguasaan satu kompetensi dasar.
e. Analisis dan Interpretasi
Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau informasi terkumpul.
Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan dengan hasil belajar siswa, yaitu penguasaan
kompetensi, sedang interpretasi merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis hasil
belajar siswa. Analisis dan interpretasi didahului dengan langkah skoring sebagai tahapan
penentuan capaian penguasaan kompetensi oleh setiap siswa. Pemberian skoring terhadap tugas
dan/atau pekerjaan siswa harus dilaksanakan segera setelah pelaksanaan pengumpulan data atau
informasi serta dilaksanakan secara objektif. Untuk menjamin keobjektifan skoring guru harus
mengikuti pedoman skoring sesuai dengan jenis dan bentuk tes/instrumen evaluasi yang
digunakan.
f. Tindak Lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan menindaklanjuti hasil analisis dan interpretasi. Sebagai
rangkaian pelaksanaan evaluasi hasil belajar tindak lanjut pada dasarnya berkenaan dengan
pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang
telah dilaksanakan dan berkenaan dengan pelaksanaan evaluasi pemebelajaran itu sendiri.
Tindaklanjut pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan pelaksanaan
keputusan tentang usaha perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya
peningkatan mutu pembelajaran. Tindaklanjut berkenaan dengan evaluasi pembelajaran
menyangkut pelaksanaan evaluasi dengan instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan,
proses, dan instrumen evaluasi hasil belajar.
Report this ad
ANALISIS INSTRUMEN
Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk mengukur
hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non-tes. Instrumen bentuk tes mencakup: tes uraian
(uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah,
unjuk kerja (performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup: wawancara,
angket, dan pengamatan (observasi).
Sebelum instrumen digunakan hendaknya dianalisis terlebih dahulu. Dua karakteristik penting
dalam menganalisis instrumen adalah validitas dan reliabilitasnya.
Instrumen dikatakan valid (tepat, absah) apabila instrumen digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Instrumen untuk mengukur kemampuan matematika siswa sekolah dasar
tidak tepat jika digunakan pada siswa Sekolah menengah. Dalam hal ini sasaran kepada siapa
instrumen itu ditujukan merupakan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan dalam
menganalisis validitas suatu instrumen. Aspek lainnya misalnya kesesuaian indikator dengan
butir soal, penggunaan bahasa, kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku, kaidah-kaidah dalam
penulisan butir soal dsb.
Sebuah Instrumen Evaluasi Hasil Belajar Hendaknya memenuhi syarat sebelum digunakan untuk
mengevaluasi atau mengadakan penilaian agar terhindar dari kesalahan dan hasil yang tidak valid
(tidak sesuai kenyataan sebenarnya). Alat evaluasi yang kurang baik dapat mengakibatkan hasil
penilaian menjadi bisa atau tidak sesuainya hasil penilaian dengan kenyataan yang sebenarnya,
seperti contoh anak yang pintar dinilai tidak mampu atau sebaliknya.
Jika terjadi demikian perlu ditanyakan apakah persyaratan instrumen yang digunakan menilai
sudah sesuai dengan kaidah-kaidah penyusunan instrumen.
Instrumen Evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi beberapa kaidah antara
lain:
• Validitas
• Reliabilitas
• Objectivitas
• Pratikabilitas
• Ekomonis
• Taraf Kesukaran
• Daya Pembeda
1. Validitas
Sebuah Instrumen Evaluasi dikatakan baik manakala memiliki validitas yang tinggi. Yang
dimaksud validitas disini adalah kemampuan instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya
diukur. Ada tiga aspek yang hendak dievaluasi dalam evaluasi hasil belajar yaitu aspek kognitif,
psikomotor, dan afektif. Tinggi rendahnya validitas instrumen dapat di hitung dengan uji
validitas dan di nyatakan dengan koefisien validitas.
2. Reliabilitas
Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi manakala instrumen tersebut dapat
menghasilkan hasil pengukuran yang Ketetapan. Tinggi rendahnya reliabilitas ini dapat dihitung
dengan uji reliabilitias dan dinyatakan dengan koefisien reliabilitas.
3. Objektivitas
Instrumen evaluasi hendaknya terhindar dari pengaruh-pengaruh subjektifitas pribadi dari si
evaluator dalam menetapkan hasilnya. Dalam menekan pengaruh subjektifitas yang tidak bisa
dihindari hendaknya evaluasi dilakukan mengacu kepada pedoman tertama menyangkut masalah
kontinuitas dan komprehensif. Evaluasi harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus). Dengan
evaluasi yang berkali-kali dilakukan maka evaluator akan memperoleh gambaran yang lebih
jelas tentang keadaan audiens yang dinilai. Evaluasi yang diadakan secara hanya satu atau dua
kali, tidak akan dapat memberikan hasil yang objektif tentang keadaan audiens yang dievaluasi.
Faktor kebetulan akan sangat mengganggu hasilnya.
4. Praktikabilitas
Sebuah intrumen evaluasi dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila bersifat praktis
mudah pengadministrasiannya dan memiliki ciri: mudah dilaksanakan, tidak menuntut peralatan
yang banyak dan memberi kebebasan kepada audiens mengerjakan yang dianggap mudah
terlebih dahulu. Mudah pemeriksaannya artinya dilengkapi pedoman skoring, kunci jawaban.
Dilengkapi petunjuk yang jelas sehingga dapat dilaksanakan oleh orang lain.
5. Ekonomis
Pelaksanaan evaluasi menggunakan instrumen tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal
tenaga yang banyak dan waktu yang lama.
6. Taraf Kesukaran
Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sukar. Butir soal yang terlalu mudah tidak mampu merangsang audiens mempertinggi usaha
memecahkannya sebaliknya kalau terlalu sukar membuat audiens putus asa dan tidak memiliki
semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya. Di dalam istilah evaluasi indeks
kesukaran ini diberi simbul p yang dinyatakan dengan “proporsi”.
7. Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan instrumen tersebut membedakan antara
audiens yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan audiens yang tidak pandai (berkemampuan
rendah). Indek daya pembeda ini disingkat dengan D dan dinyatakan dengan Indeks
Diskriminasi.
Report this ad
Report this ad
Bentuk tes uraian dibedakan menjadi 3 yaitu uraian bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur.
1. Uraian bebas
Dalam uraian bebas jawaban siswa tidak dibatasi, bergantung pada pandangan siswa itu sendiri.
Hal ini disebabkan oleh isi pertanyaan uraian bebas sifatnya umum. Melihat karakteristiknya,
pertanyaan bentuk uraian bebas tepat digunakan apabila bertujuan untuk:
a. Mengungkapkan pandangan para siswa terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui luas
dan intensitas.
b. Pengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam sehingga tidak
satupun jawaban yang pasti.
c. Mengembangkan daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai segi atau
dimensinya.
Kelemahan tes ini ialah sukar menilainya karena jawaban siswa bervariasi, sulit menentukan
kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai penilainya.
2. Uraian terbatas
Bentuk kedua dari tes uraian adalah tes uraian terbatas. Dalam bentuk ini pertanyaan telah
diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan dilhat dari segi:
a. ruang lingkupnya,
b. sudut pandang menjawabnya,
c. indikator – indikatornya.
3. Uraian berstruktur
Soal berstruktur dipandang sebagai bentuk antara soal-soal objektif dan soal-soal esai. Soal
berstruktur merupakan serangkaian soal jawaban singkat sekalipun bersifat terbuka dan bebas
memberikan jawaban.
2. Tes objektif
Soal-soal bentuk objektif dikenal ada beberapa bentuk yakni:
a. Bentuk jawaban singkat
Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata,
bilangan, kalimat atau simbol. Ada dua bentuk jawaban singkat yaitu bentuk pertanyaan
langsung dan bentuk pertanyaan tidak langsung.
b. Bentuk soal benar salah
Bentuk soal benar-salah addalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pertanyaan dimana
sebagian dari pertanyaan yang benar dan pertanyaan yang salah. Pada umumnya bentuk ini
dipakai untuk mengukur pengetahuan siswa tentang fakta, definisi, dan prinsip.
c. Bentuk soal menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan terdiri dari dua kelompok pertanyaan yang paralel yang berada dalam
satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berupa soal-soal dan sebelah
kanan adalah jawaban yang disediakan. Tapi sebaiknya jumlah jawaban yang disediakan lebih
banyak dari soal karena hal ini akan mengurangi kemungkinan siswa menjawab yang betul
dengan hanya menebak.
d. Bentuk soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling
tepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas:
• Stem : pertanyaan/pernyataan yang berisi masalah yang akan dinyatakan.
• Option : sejumlah pilihan atau alternatif jawaban.
• Kunci : jawaban yang benar atau paling tepat.
• Distractor : jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban.
Report this ad
KESIMPULAN
Evaluasi menjadi hal yang penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa evaluasi akan
susah sekali mengukur tingkat keberhasilannya.Evaluasi pendidikan merupakan proses yang
sistematis dalam Mengukur tingkat kemajuan yang dicapai siswa, baik ditinjau dari norma tujuan
maupun dari norma kelompok serta Menentukan apakah siswa mengalami kemajuan yang
memuaskan kearah pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan. Dalam evaluasi
pembelajaran terdapat dua bagian penting yaitu sasaran evaluasi dan tahapan evaluasi.
Tahapan pelaksanaan evaluasi hasil belajar adalah penentuan tujuan, menentukan desain
evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan informasi/data, analisis dan
interpretasi serta tindak lanjut.
Pengertian instrumen dalam lingkup evaluasi didefinisikan sebagai perangkat untuk mengukur
hasil belajar siswa yang mencakup hasil belajar dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Bentuk instrumen dapat berupa tes dan non-tes. Instrumen bentuk tes mencakup: tes uraian
(uraian objektif dan uraian bebas), tes pilihan ganda, jawaban singkat, menjodohkan, benar salah,
unjuk kerja (performance test), dan portofolio. Instrumen bentuk non-tes mencakup: wawancara,
angket, dan pengamatan (observasi).
Instrumen Evaluasi yang baik memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi beberapa kaidah antara
lain:Validitas, Reliabilitas, Objectivitas, Pratikabilitas, Ekomonis, Taraf Kesukaran, dan daya
pembeda.
Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk
mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan),
dan dalam bentuk perbuatan (tes tindakan). Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan
mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan
bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidkan dan pengajaran.
I. Persiapan
SKOR
KET
01
02
03
04
05
1. Program tahunan. memuat Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan pembagian alokasi
waktu selama satu tahun pelajaran sesuai dengan minggu efektif belajar.
Report this ad
4. KKM untuk KD yang dibahas. Kriteria Ketuntasan Minimum untuk Kompetensi Dasar yang
sedang dibahas > 75 dan sesuai dengan aturan perhitungan criteria tersebut, dan ditulis pada
kolom keterangan nilai KKMnya.
6. Buku nilai. berisi nilai-nilai siswa untuk semua penilaian yang telah dilaksanakan, baik untuk
pengetahuan, praktik, maupun sikap.
KET
01
02
03
04
05
A. Pendahuluan
2. Motivasi
a. Mengawali pelajaran dengan ceria
b. Menunjukkan kegunaan Kompetensi Dasar (KD) yang akan dibahas dalam kehidupan sehari-
hari atau hubungannya dengan mata pelajaran yang lain,
3. Apersepsi.
Mengajukan pertanyaan mengenai materi pelajaran yang lalu yang berhubungan dengan materi
yang akan dibahas.
Menyampaikan baik lisan maupun tertulis KD/Indikator yang harus dikuasai siswa setelah
selesai pembelajaran.
Menyiapkan bahan ajar, baik berupa buku teks, modul, kaset/cd pembelajaran, dsb.
B. Kegiatan Pokok
Report this ad
1. Penguasaan Materi
2. Pengelolaan kelas.
c. Terdapat kemudahan bagi siswa bahan ajar, dan alat-alat pembelajaran ( Sumber Belajar)
3. Pengelolaan waktu.
4. Metode/pendekatan Pembelajaran
Terampil, efektif, dan efisien dalam menggunakan alat bantu/ media pembelajaran (Sumber
Belajar) yang telah disiapkan
a. Memberi kesempatan/ memfasilitasi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan dalam upaya
pencapaian indikator/kompetensi dasar.
7. Teknik bertanya.
c. Menghindari jawaban serentak dengan menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab
d. Dalam menanggapi pertanyaan/ jawaban siswa, sikap guru menunjukkan sabar mendengarkan
sampai selesai (tidak memotong pertanyaan/ jawaban siswa),
e. Tidak mencemooh siswa walaupun pertanyaan/jawaban siswa kurang tepat, dan tidak
langsung menyalahkan pendapat siswa
a. Menuliskan hal-hal yang segera dihapus, dan yang tidak dihapus sampai akhir pembelajaran,
Hubungan guru dan siswa dalam pembelajaran tampak akrab dan saling menghormati
Hubungan antar siswa dalam pembelajaran tampak akrab dan saling menghormati
b. Sebagian besar ( > 75%) siswa membawa buku pelajaran yang relevan.
C. Penutup
1. Rangkuman
Total
Malang,…………………………
Observer
……………………………