Anda di halaman 1dari 7

Nama : Kurniawati

Nim : 200104001
Kelas : A
Mata Kuliah : Desain Pembelajaran Biologi
EVALUASI HASIL BELAJAR
A. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai
komponen yang saling berinteraksi dalam usaha mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Setiap proses pembelajaran berlangsung,
penting bagi seorang guru maupun peserta didik untuk mengetahui tercapai
tidaknya tujuan tersebut. Hal ini hanya dapat diketahui jika guru melakukan
evaluasi, baik evaluasi terhadap proses maupun produk pembelajaran.
Evaluasi memiliki arti lebih luas daripada penilaian. Dengan kata lain di
dalam evaluasi tercakup di dalamnya penilaian. Siapapun yang melakuakan
tugas mengajar, perlu mengetahui akibat dari pekerjaannya.
Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai
belajar siswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. Pada
hakikatnya evaluasi hasil belajar mahasiswa dilakukan sekurang-kurangnya
tiga kali, yaitu Ujian Tengah Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester
(UAS), serta evaluasi lainnya yang tidak bertentangan dengan peraturan yang
berlaku.
Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk
mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut
memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi,
penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.
B. Tujuan dan Fungsi Hasil Belajar
Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya difungsikan
dan ditujukan untuk keperluan sebagai berikut:
1. Untuk diagnosis dan pengembangan
Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan pada siswa
sehingga dapat diberikan perlakuan yang tepat. Evaluasi diagnostik dapat
dilakukan dalam beberapa tahapan, baik pada tahap awal, selama proses,
maupun akhir pembelajaran. Pada tahap awal dilakukan terhadap calon
siswa sebagai input. Dalam hal ini evaluasi diagnostik dilakukan untuk
mengetahui kemampuan awal atau pengetahuan prasyarat yang harus
dikuasi oleh siswa. Pada tahap proses evaluasi ini diperlukan untuk
mengetahui bahan-bahan pelajaran mana yang masih belum dikuasai
dengan baik, sehingga guru dapat memberi bantuan secara dini agar siswa
tidak tertinggal terlalu jauh. Sementara pada tahap akhir evaluasi
diagnostik ini untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa atas seluruh
materi yang telah dipelajarinya.
2. Untuk seleksi
Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar seringkali digunakan
sebagai dasar untuk menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk
jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu. Dengan demikian hasil dari
kegiatan evaluasi belajar digunakan untuk seleksi.
3. Untuk naik kelas
Menentukan apakah seorang siswa dapat dinaikkan ke kelas yang
lebih tinggi atau tidak, memerlukan informasi yang dapat mendukung
keputusan yang dibuat guru. Berdasarkan hasil dari kegiatan evaluasi hasil
belajar mengenai sejumlah isi pelajaran yang telah disajikan dalam
pembelajaran, maka guru dapat dengan mudah membuat keputusan
kenaikan kelas berdasarkan ketentuan yang berlaku.
4. Untuk penempatan
Agar siswa dapat berkembang sesuai dengan tingkat kemampuan
dan potensi yang mereka miliki, maka perlu dipikirkan ketepatan
penempatan siswa pada kelompok, guru dapat menggunakan hasil dari
kegiatan evaluasi hasil belajar sebagai dasar pertimbangan.
C. Langkah-Langkah Pokok Dalam Evaluasi Hasil Belajar
1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
a. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Perumusan tujuan
evaluasi hasil belajar itu sangat penting sekali, sebab tanpa tujuan yang
jelas maka evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa arah dan pada
gilirannya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan
fungsi.
b. Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi; misalnya apakah aspek
kognitif, afektif, ataukah psikomotorik.
c. Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam
pelaksanaan evaluasi, misalnya apakah evaaluasi itu dilaksanakan
dengan teknik tes, ataukah teknik non tes. Jika teknik yang
dipergunakan itu adalah teknik non tes, apakah pelaksanaannya dengan
menggunakan pengamatan (observasi), melakukan wawancara
(interview), menyebarkan angket (questionnaire).
d. Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam
pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik, seperti butiran
soal tes hasil belajar (untuk evaluasi yang menggunakan teknik tes).
Daftar check (check list), panduan wawancara (interview guide) atau
daftar angket, untuk evaluasi yang menggunakan teknik non tes.
e. Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan
pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data
hasil evaluasi. Misalnya apakah akan dipergunakan penilaian beracuan
patokan (PAP) ataukah dipergunakan penilaian beracuan kelompok
atau norma (PAN).
f. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri.
(kapan dan seberapa kali evaluasi hasil belajar itu dilaksanakan).
Menghimpun data.
2. Melakukan verifikasi data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan
menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan
menyelenggarakan tes hasil belajar apabila evaluasi hasil belajar itu
menggunakan teknik tes, ataukah melakukan pengamatan, wawancara atau
angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating
scale, check list, interview guide atau angket apabila evaluasi hasil belajar
itu menggunakan teknik non tes.
Data yang telah berhasil dihimpun disaring terlebih dahulu
sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah
penelitian data atau vertifikasi data. Vertifikasi data dimaksudkan untuk
dapat memisahkan yang baik yaitu data yang dapat memperjelas gambaran
yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu
yang sedang dievaluasi, dari data yang kurang baik yaitu data yang
mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu ikut serta
diolah.
3. Menyusun kisi-kisi (Layout/Blue Print)
Kisi- kisi adalah suatu format yang berisi komponen-komponen
identitas dan komponen matriks untuk memetakan soal dari berbagai topik
atau satuan bahasan sesuai dengan kompetisi dasarnya masing-masing.
Fungsi adalah sebagai pedoman bagi guru untuk membuat soal menjadi
tes.
4. Pelaksanaan evaluasi
Artinya bagaimana cara melaksanakan suatu evaluasi, baik melalui
tes (tertulis, lisan maupun perbuatan) maupun melalui non tes. Dalam
pelaksanaan evaluasi guru harus memperhatikan kondisi tempat tes
diadakan. Tempat ini harus terang dan enak dipandang serta tidak
menakutkan, sehingga peserta didik tidak takut dan gugup. Suasana tes
harus kondusif agar peserta didik nyaman menjawab pertanyaan tes.
5. Pengolahan data
Setelah semua data kita kumpulkan, baik data itu dari kita langsung
yang mengadakan kegiatan evaluasi maupun dari orang lain yang
mengevaluasi orang yang kita maksud, data tersebut harus diolah.
Mengolah data berarti ingin memberikan nilai dan makna kepada testi
mengenai kualitas hasil pekerjaannya. Misalnya jika seorang murid
mendapat nilai 65, kita belum dapat memberikan keputusan tentang murid
itu, apakah yang termasuk cerdas atau kurang apalagi memberikan
keputusan mengenai aspek keseluruhan kepribadian murid. Dalam
pengolahan data biasanya sering digunakan analisis statistic, terutama jika
bertemu dengan data kuantitatif, yaitu data-data yang berbentuk angka-
angka.
6. Penafsiran hasil evaluasi
Penafsiran hasil evaluasi harus didasarkan atas kriteria tertentu
disebut norma. Bila penafsiran data itu tidak berdasarkan kriteria atau
norma tertentu hanya berdasarkan pertimbangan pribadi dan kemanusiaan,
maka termasuk masalah besar. Ada dua jenis penafsiran data, yaitu
penafsiran kelompok dan penafsiran individual.
Penafsiran kelompok adalah penafsiran yang dilakukan untuk
mengetahui karakteristik kelompok berdasarkan data hasil evaluasi, antara
lain orestasi kelompok, rata-rata kelompok, sikap kelompok, dan distribusi
nilai kelompok. Sedangkan penafsiran individual adalah penafsiran yang
hanya tertuju kepada individual saja. Misalnya dalam kegiatan bimbingan
dab penyuluhan atau situasi klinis lainnya.
7. Laporan
Semua kegiatan dan hasil evaluasi harus dilaporkan kepada
berbagai pihak yang berkepentingan, seperti pimpinan atau kepala sekolah,
pemerintah dan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar hasil
yang dicapai peserta didik dapat diketahui oleh berbagai pihak dan dapat
menentukan langkah selanjutnya.
D. Jenis-Jenis Evaluasi Hasil Belajar
1. Pre-test dan Post-test
Kegiatan pretest dilakukan guru secara rutin pada setiap akan
memulai penyajian materi baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi
taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan disajikan. Posttest
adalah kebalikan dari pretest, yakni kegiatan evaluasi yang dilakukan guru
pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui
taraf penguasaan siswa atas materi yang telah diajarkan.
2. Evaluasi Prasyarat
Evaluasi jenis ini sangat mirip dengan pretest. Tujuannya adalah
untuk mengidentifikasi pengusaan siswa atas materi lama yang mendasari
materi baru yang akan diajarkan.
3. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan
pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang
belum dikuasai siswa.
4. Evaluasi Formatif
Evaluasi jenis ini kurang lebih sama dengan ulangan yang
dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul.
Tujuannya ialah untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan
evaluasi diagnistik, yakni untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.
5. Evaluasi Sumatif
Ragam penilaian sumatif kurang lebih sama dengan ulangan umum
yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar
siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran.
6. UAN/UN
Ujian Akhir Nasional atau Ujian Nasional pada prinsipnya sama
dengan evaluasi sumatif dalam arti sebagai alat penentu kelulusan
seseorang.
E. Prinsip-Prinsip Evaluasi Hasil Belajar
1. Keterpaduan
Evaluasi merupakan komponen integral dalam program pengajaran
disamping tujuan intruksional dan materi serta metode pengajaranyang
tidak dapat dipisahkan. Karena itu, perencanaan evaluasi harus sudah
ditetapkan waktu menysusun satuan pengajaran sehingga dapat di
sesuaikan secara harmonis dengan tujuan intruksional dan materi
pengajaran yang hendak disajikan.
2. Keterlibatan siswa
Prinsip ini berkaitan erat dengan metode CBSA (Cara Belajar
Siswa Aktif) yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif. Untuk dapat
mengetahui sejauh mana siswa berhasil dalam kegiatan belajar- mengajar
yang di jalaninya seacara aktif.
3. Koherensi
Dengan prinsip koherensi dimaksudkan evaluasi harus berkaitan
dengan materi pengajaran yang sudah di sajikan dan sesuai dengan ranah
kemampuan yang hendak di ukur.
4. Pedagogih
Di tinjau dari segi pedagogih, evaluasi merupakan terapan sebagai
upaya perbaikan sikap dan tingkah laku. Evaluasi dan hasilnya hendaknya
dipakai sebagai alat motivasi untuk siswa dalam kegiatan belajarnya.
5. Akuntabilitas
Merupakan laporan pertanggung jawaban keberhasilan program
pengajaran yang perlu disampaikan terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan di dalam pendidikan, Seperti lembaga Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai