Anda di halaman 1dari 17

PENILAIAN BERBASIS KELAS

OLEH : FAT HURRAHMAN


A. Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) adalah penilaian yang dilakukan oleh guru dalam rangka proses
pembelajaran. PBK merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi hasil belajar
peserta didik yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan
peserta didik terhadap tujuan pendidikan ( standar komptensi, komptensi dasar, dan indikator
pencapaian hasil belajar). Penilaian Berbasis Kelas merupakan prinsip, sasaran yang akurat dan
konsisten tentang kompetensi atau hasil belajar siswa serta pernyataan yang jelas mengenai
perkembangan dan kemajuan siswa. maksudnya adalah hasil Penilaian Berbasis Kelas dapat
menggambarkan kompetensi, keterampilan dan kemajuan siswa selama di kelas.
Depdiknas (2002), menjelaskan bahwa Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan salah satu
komponen dalam kurikulum berbasis kompetensi. PBK itu sendiri pada dasarnya merupakan
kegiatan penilaian yang dilaksanakan secara terpadu dalam kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan dengan mengumpulkan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan
(proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pen). Fokus penilaian diarahkan pada
penguasaan kompetensi dan hasil belajar siswa sesuai dengan level pencapaian prestasi siswa.
B. Manfaat, Keunggulan dan Prinsip Penilaian Berbasis Kelas.
1) Hasil Penilaian Berbasis Kelas bermanfaat untuk :
1. Umpan balik bagi siswa dalam mengetahui kemampuan dan kekurangannya sehingga
menimbulkan motivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya.
2. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kemampuan belajar siswa sehingga
memungkinkan dilakukannya pengayaan dan remidiasi untuk memenuhi kebutuhan siswa
sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya.
3. Memberikan masukan kepada guru untuk memperbaiki program pembelajarannya di
kelas.
4. Memungkinkan siswa mencapai kompetensi yang telah ditentukan walaupun dengan
kecepatan belajar yang berbeda-beda.
2) Keunggulan Penilaian Berbasis Kelas adalah
1. Pengumpulan informasi kemajuan belajar baik formal maupun non formal diadakan
secara terpadu, dalam suasana yang menyenangkan, serta senantiasa memungkinkan
adanya kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang diketahui,
dipahami dan mampu dikerjakan siswa.
2. Pencapaian hasil belajar siswa tidak dibandingkan dengan prestasi kelompok (norm
reference assessment), tetapi dibandingkan dengan kemampuan sebelumnya kriteria
pencapaian kompetensi, standar pencapaian, dan level pencapaian nasional, dalam rangka
membantu anak mencapai apa yang ingin dicapai bukan untuk menghakiminya.
3. Pengumpulan informasi menggunakan berbagai cara, agar kemajuan belajar siswa dapat
terdeteksi secara lengkap.
4. Siswa perlu dituntut agar dapat mengeksplorasi dan memotivasi diri untuk mengerahkan
semua potensi dalam menanggapi, mengatasi semua masalah yang dihadapi dengan
caranya sendiri, bukan sekedar melatih siswa memilih jawaban yang tersedia.
5. Untuk menentukan ada tidaknya kemajuan belajar dan perlu tidaknya bantuan secara
berencana, bertahap dan berkesinambungan, berdasarkan fakta dan bukti yang cukup
akurat.
3) Prinsip-prinsip Penilaian Berbasis Kelas
1. Valid, penilaian memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa.
2. Mendidik, penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian belajar
siswa.
3. Berorientasi pada kompetensi, penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang
dimaksud dalam kurikulum.
4. Adil, penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak membedakan latar belakang
sosial-ekonomi, budaya, bahasa dan gender.
5. Terbuka, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi
semua pihak.
6. Berkesinambungan, penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus
untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan
belajarnya. (Depdiknas, 2002).
C. Ranah Kognitif, Ranah Afektif dan Ranah Psikomotor sebagai Objek Evaluasi Hasil
Belajar.
1. 1. Ranah Kognitif.
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom dalam
Sudijono (2003:49) segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam ranah
kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat 6 (enam) jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang yang
terendah sampai jenjang yang paling tinggi, yaitu : (a) Pengetahuan (Knowledge), (b)
Pemahaman (Comprehension), (c) Penerapan (Application), (d) Analisis (Analysis. (e) Sintesis
(Syntesis), dan (f) Penilaian/penghargaan (Evaluation). Keenam jenjang berpikir ranah kognitif
ini bersifat kontinum dan everlap (tumpang tindih), dimana ranah yang lebih tinggi meliputi
semua ranah yang ada di bawahnya.
1. 2. Ranah Afektif.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar menyatakan
bhwa sukap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan
kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif ditaksonomi menjadi lebih rinci ke dalam 5 (lima) jenjang,
yaitu: (a) Menerima atau memperhatikan (Receiving/Attending), (b) menanggapi (Responding),
(c) menilai (Valuing). (d) menilai atau menghargai, (e) mengatur (Organization),
3. Ranah Psikomotor.
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
D. Strategi Penilaian Berbasis Kelas.
Sekalipun tidak selalu sama, namun pada umumnya para pakar dalam bidang evaluasi/ penilaian
pendidikan merinci kegiatan evaluasi hasil belajar ke dalam 6 (enam) langkah pokok, yakni:
1. Menyusun Rencana Evaluasi Hasil Belajar.
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun lebih dahulu perencanaannya secara
baik dan matang. Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya oleh Sudijono (2003:59)
mencakup enam jenis kegiatan, yakni: (a) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. (b)
menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, (c) memilih dan menentukan teknik yang akan
dipergunakan di dalam pelaksanaan evaluasi, (d) Menyusun alat-alat pengukur dan penilaian
hasil belajar peserta didik, (e) Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan
pegangan atau patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi dan (f)
Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan seberapa kali
evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan).
2. Menghimpun Data.
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah melaksanakan
pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar
itu menggunakan teknik tes), atau melakukan pengamatan, wawancara, atau angket dengan
menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating scale, check list, interview guide, atau
questionnaire (apabila evaluasi hasil belajar menggunakan teknis non tes).
3. Melakukan Verifikasi Data.
Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut.
Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data atau verifikasi data. Verifikasi data
dimaksudkan untuk dapat memisahkan data yang baik (yaitu data yang dapat memperjelas
gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang
dievaluasi) dari data yang kurang baik (yaitu data yang akan menguburkan gambaran yang
akan diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).
4. Mengolah dan Menganalisis Data.
Mengolah dan menganalisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk memberikan makna
terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Untuk keperluan itu, maka
data hasil evaluasi perlu disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga dapat berbicara. Dalam
menggolah dan menganalisis data hasil evaluasi itu dapat dipergunakan teknik statistik dan atau
teknik non statistik, tergantung kepada jenis data yang akan diolah atau dianalisis. Dengan
analisis statistic misalnya, penyusunan atau pengaturan dan penyajian data lewat tabel-tabel,
grafik, atau diagram, perhitungan-perhitungan rata-rata, standar deviasi, pengukuran korelasi, uji
benda mean, atau uji benda frekuensi dan sebagainya akan dapat menghasilkan informasi-
informasi yang lebih lengkap dan amat berharga.
5. Memberikan Interpretasi dan Menarik Kesimpulan.
Memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada hakikatnya adalah merupakan
verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan
penganalisisan itu. Atas dasar interpretasi terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat
dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu sudah
barang tentu harus mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri.
6. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi.
Bertitik tolak dari hasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan disimpulkan
sehingga dapat diketahui apa makna yang terkandung di dalamnya, maka pada akhirnya
evaluator akan mengambil keputusan dan merumuskan kebijakan-kebijakan yang dipandang
perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan hasil evaluasi tersebut. Harus senantiasa diingat bahwa
setiap kegiatan evaluasi menuntut adanya tindak lanjut yang konkrit. Tanpa diikuti oleh tindak
lanjut yang konkrit, maka pekerjaan evaluasi itu hanya akan sampai kepada pernyataan, yang
menyatakan bahwa; saya tahu, bahwa begini dan itu begitu. Apabila hal seperti itu terjadi,
maka kegiatan evaluasi itu sebenarnya tidak banyak membawa manfaat bagi evaluator.
E. Pelaksanaan Penilaian Berbasis Kelas dalam Proses Pembelajaran.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi
tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari diri
individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.
Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan
pembelajaran mencakup 3 (tiga) tahapan yang dalam 3 (tiga) tahapan tersebut dapat dilakukan
penilaian kelas. Tiga tahapan dimaksud, antara lain: (1) Pretest (tes awal). (2) Proses
Pembelajaran. (3) Postest (tes akhir).
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang
Depdiknas.
Depdiknas, 2002. Ringkasan Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah, Jakarta: Pusat
Kurikulum Balitbang Depdiknas.
Hasan Chalijah, 1994. Dimensi-Dimensi Psikologi Pendidikan. Penerbit : Al-Ikhlas Surabaya
Soetopo H, 2002 : Pendekatan Joyful Learning Dalam Pembelajaran PLH. Makalah
disampaikan Pada seminar Nasional Pengembangan Program Pendidikan Kependudukan dan
Lingkungan Hidup yang Diselenggarakan Oleh Proyek PKLH Ditjen Dikdasmen Depdiknas
Jakarta 20 agustus 2002.
Sudijono, Anas, 2003. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Thoha, M. Chabib, 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidkan Nasional (SISDIKNAS).
Penerbit : CITRA UMBARA Bandung
About these ads
Tag:PENILAIAN BERBASIS KELAS
Comments RSS feed
5 Comments:

mila
29- Maret- 2010 pukul 12:49 am
numpang ikt baca yach, buat referensi bacaan aja.thanks all.
Balas

rizka'rdhy
21- Juli- 2011 pukul 11:56 am
Waw!
Keren. Mksy dach bantuin aku
Balas

ulie
24- Januari- 2012 pukul 1:33 am
duhhhhhhhhh
mksih bgt ea
ngebantu tugas aq ne
thank u very much
Balas

Mirwan Blink
6- Maret- 2012 pukul 2:19 pm
maaf pak,, numpang tanya boleh??
Balas

kak rowa maulana
23- Mei- 2012 pukul 3:41 am
askum mkch bngt bagi yang buat,,,, makalahnya sangat membantu bngt dlm tugas
saya. trimaksih ea
Balas

Tinggalkan Balasan

PEMIKIRAN K. H. HASYIM ASYARI
Horeee KTM Sengayam udah ada Listrik

Februari 2010
S S R K J S M
Mei Mar
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
Arsip
o April 2014
o Mei 2011
o Maret 2010
o Februari 2010
o Mei 2009
o April 2009
o Februari 2009
o Januari 2009
o November 2008
o Oktober 2008
o September 2008
o Agustus 2008
o Juli 2008
o Mei 2008
o April 2008
o Februari 2008
o Desember 2007
o April 2007
Halaman
o Tanya Jawab Dan Berbagi Info
o Udhiexz Its Me
Pos-pos Terakhir
o Pabrik PT ALAM RAYA SENGAYAM HASILKAN LALAT
o Pabrik PT ALAM RAYA SENGAYAM HASILKAN LALAT
o PENGERTIAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR
o Idham chalid
o Horeee KTM Sengayam udah ada Listrik

Cari:

MAKALAH PENILAIAN BERBASIS KELAS
PENILAIAN BERBASIS KELAS

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
BAB II : PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian
B. Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
C. Prinsip Umum PBK
D. Persyaratan Penilaian
E. Lingkup Penilaian Hasil Belajar
F. Pelaporan Hasil Tes
G. Pemamfaatan Hasil Tes
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi atau penilaian sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan kehidupan manusia
sehari-hari, karena disadari atau tidak, sebenarnya evaluasi sudah sering dilakukan oleh manusia
dalam kehidupan sehari-hari, baik untuk diri sendiri maupun kegiatan social lainnya. Hal ini
dapat dilihat mulai dri berpakaian, setelah berpakaian ia berdiri dihadapan kaca apakah
penampilannya sudah wajar atau belum. Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu
komponen dari system pendidikan islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana
sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicaIPS dalam proses
pendidikan Islam dan proses pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus benar-benar
mempersiapkan dengan benar evaluasi tersebut, Sebelum menyiapkan evaluasi belajar gur
terlebih dahulu harus mengetahui apa esensi dari penilaian itu sendiri. Dalam makalah ini akan
diulas beberapa poin yang tentunya berkaitan dengan penilaian, yang khususnya adalah penilaian
berbasis kelas. Diantaranya adalah pengertian penilaian, bentuk-bentuk penilaian, syarat-syarat
penilaian, dan lingkup penilaian.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengambil rumusan masalah:
1. Apakah pengertian penilaian?
2. Apakah pengertian, fungsi, serta tujuan penilaian berbasis kelas?
3. Apa saja bentuk-bentuk penilaian berbasis kelas itu



BAB 11
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penilaian
1) Secara etimologi
Evaluasi (penilaian) berasal dari bahasa Inggris Evaluation, akar katanya value yang berarti
nilai atau harga. Nilai dalam bahasa arab disebut al-qimah atau al-taqdir. Dengan demikian
secara harfiah evaluasi pendidikan al-Taqdir al- Tarbawiy dapat diartikan sebagai penilaian
dalam (bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
pendidikan. Atau juga dapat diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek.


2) Secara Terminologi
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian penilaian berdasarkan Terminologinya,
diantaranya adalah :
Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang
sangat diperlukan untuk membuat alternative keputusan (Mehrens & Lehmann, 1978:5).
Edwin Wandt dan Gerald W. Brown mengemukakan bahwa, Evaluasi adalah suatu tindakan
atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
Menurut m. Chabib Thoha, evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur
untuk memperoleh kesimpulan.
Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktifitas secara spontan dan
incidental, melainkan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan
berdasarkan atas tujuan yang jelas. Penilaian berbeda dengan pengukuran (measurement), karena
pengukuran lebih bersifat kuantitatif. Bahkan pengukuran merupakan instrument untuk
melakukan penilaian atau dengan kata lain pengukuran menjawab pertanyaan how much,
sedangkan penilaian menjawab pertanyaan what value.
B. Penilaian Berbasis Kelas (PBK)
1) Pengertian Penilaian Berbasis Kelas
PBK yaitu suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses
dan hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan
berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten, serta mengidentifikasi pencaIPSan
kompetensi dan hasil belajar pada mata pelajaran yang dikemukakan melalui pernyataan yang
jelas tentang standar yang harus telah dicaIPS disertai dengan petunjuk kemajuan belajar peserta
didik dan pelapornya.
2) Fungsi PBK
a) Bagi peserta Didik
Dalam mewujudkan dirinya dalam merubah atau mengembangkan penilaiannya degan
mengubah atau mengembangkan performans perilakunya kearah yang lebih baik (positif) dan
maju (progresif).
Mendapatkan kepuasan atas apa yang telah dikerjakannya.
b) Bagi Guru
Menetapkan berbagai metode dan media yang relevan dengan kompetensi yang akan
dicaIPSpada proses pembelajaran Agama.
Membuat pertimbangan dan keputusan administratife.
3) Tujuan PBK
a) Secara Umum, tujuan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah:
Mengetahui kemajuan belajar peserta didik, baik sebagai individu maupun anggota
kelompok/kelas seteah ia mengikuti pembelajaran mata pelajaran tertentu.
Mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi berbagai komponen pembelajaran yang
dipergunakan guru dalam jangka waktu tertentu.
Menentukan tindak lanjut dari kegiatan pembelajaran bagi peserta didik.
b) Sedangkan Tujuan Khusus dari kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan adalah:
untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh program pendidikan.
untuk mencari dan menemukan factor-faktor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan
peserta didik dalam mengikuti program pendidikan, sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan
keluar atau cara-cara perbaikannya.
4) Kegunaan Evaluasi
Diantara kegunaan yang dapat dipetik dari evaluasi dalam bidang pendidikan adalah:
Terbukanya kemungkinan bagi evaluator guna memeperoleh informasi tentang hasil-hasil yang
telah dicaIPS dalam rangka pelaksanaan program pendidikan.
Terbukanya kemungkinan untuk dapat diketahuinya relevansi antara program pendidikan yang
telah dirumuskan, dengan tujuan yang hendak dicaIPS.
Terbukanya kemungkinan untuk dapat dilakukanya usaha perbaikan, penyeuaian, dan
penyempurnaan program pendidikan yang dipandang lebih berdaya guna dan berhasil guna,
sehingga tujuan yang dicita-citakan, akan dapat dicaIPS dengan hasil yang lebih baik.
5) Aspek-aspek Yang Dinilai
Aspek-aspek yang dinilai adalah kumpulan kumpulan kerja peserta didik (portofolio), hasil
karya (product), penugasan (project), kinerja (performance), tindakan (action), dan tes tertulis
(subjektif, objektif, dan proyektif).
6) Waktu Pelaksanaan
Penilaian ini dilaksanakan sepanjang waktu secara berkesinambungan selama peserta didik
mengikuti proses pembelajaran.
7) Bentuk Penilaian PBK
Ada beberapa bentuk penilaian berbasis kelas, diantaranya:
a) Kuis; digunakan untuk menenyakan hal-hal yang prinsip daripelajaran yang lalu secara singkat,
bentuknya berupa isian singkat, dan dilakukan sebelum pelajaran. Hal ini dilakukan agar peserta
didik mempunyai pemahaman yang cukup mengenaipelajaran yang diterima, sekaligus juga
untuk membantu huubungan antara pelajaranyang lalu dengan yang akan dipelajari (apresiasi).
b) Pertanyaan Lisan di kelas; digunakan untuk mengungkapkan penguasaan peserta didik tentang
pemahaman mengenai fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang berkaitan dengan mata pelajaran
yang dipelajari. Dengan ini diharapkan para peserta didik mempunyai bangunan keilmuan dan
landasan yang kokoh untuk mempelajari materi berikutnya.
c) Ulangan Harian; dilakukan secara periodic pada akhir pengembangan kompetensi, untuk
mengungkapkan penguasaan ognitif peserta didik, sekaligus untuk menilai keberhasilan
pengguna berbagai perangkat pendukung pembelajaran.
d) Tugas Individu; dilakukan secara periodik untuk diselesaikan oleh setiap peserta didik dan dapat
berupa tugas di madrasah (kelas) dan di rumah. Tugas individu dipakai untuk mengungkapkan
kemampuan teoritis dan praktispenguasaan hasil penilaian dalam penggunaan media, metode,
strategi, dan prosedur tertentu.
e) Tugas Kelompok; digunakan untuk menilai kemampuan kerja kelompok dalam upaya
pemecahan masalah, sekaligus juga untuk membangun sikap kebersamaan pada diri peserta
didik. Tugas kelompok ini akan lebih baik kalau diarahkan pada penyelesaian mengenai hal-hal
yang bersifat empiric dan kesuistik. Jika mungkin kelompok peserta didik diminta melakukan
pengamatan langsung atau merancanakan sesuatu proyek dengan menggunakan data informasi
dari lapangan.
f) Ulangan Semester; digunakan untuk menilai penguasaan kompetensi pada akhir program
semester. Kompetensi yang disajikan berdasarkan kisi-kisi yang mencerminkankompetensi
dasar, hasil belajar dan indicator pencaIPSan hasil belajar yang dikembangkan dalam
semesteryang bersangkutan.
g) Ulangan Kenaikan Kelas; digunakan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam
menguasai materipada suatu bidang studi tertentu satu tahun ajaran. Pemilihan kompetensi ujian
harus mengacu pada kompetensi dasar, berkelanjutan, memiliki nilai aplikatif, atau dibutuhkan
untuk belajar pada bidang lain yang relevan.
h) Responsi atau Ujian Praktik; dipakai untuk mata pelajaran yang ada praktiknya, seperti Fiqih
Ibadah dan Bahasa Arab, yaitu untuk mengetahuipenguasaan akhir baik dari segi kognitif,
efektif, maupun psikomotoriknya.
C. Prinsip Umum PBK
Sebagai kurikilum berbasis kompetensi, pelaksanaan PBK dipengaruhi oleh berbagai factor
dan komponen yang ada didalamnya. Namun demikian, guru mata pelajari IPS mempunyai
posisi sentral dalam menentukan keberhasilan dan kegagalan kegiatan penilaian. Untuk itu,
dalam pelaksanaan penilaian harus memperhatikan prinsip-prinsip umum sebagai berikut:
a) Valid
PBK harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes yang
terpercaya atau shahih. Artinya, adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan
sasaran pengukuran.
b) Mendidik
PBK harus memberikan sumbangan positif pada pencaian hasil belajar peserta didik.
c) Berorientasi pada kompetensi
PBK harus menilai pencaIPSan kompetensi peserta didik yang meliputi seperangkat
pengetahuan, sikap, ketrampilan, dan nilai yang terrefleksi dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak.
d) Adil dan Objektif
PBK harus mempertimbangkan rasa keadilan dan objektifitas ppeserta didik, tanpa membeda-
bedakan jenis kelamin, latar belakng etnis, budaya, dan berbagai hal yang memberikan
kontribusi pada pelajaran.
e) Terbuka
PBK hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan, sehingga keputusan
tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada
rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat merugikan semua pihak.
f) Berkesinambungan.
PBK harus dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan dari waktu ke waktu,
untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peerta didik, sehingga kegiatan dan unjuk
kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian.
g) Menyeluruh
PBK harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotik serta berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil
belajar peserta didik yang dapat dipertanggungnjawabkan kepada semua pihak.
h) Bermakna
PBK diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. untuk itu, PBK
hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
D. Persyaratan Penilian
Penilaian dilakukan sesudah melakukan pengukuran oleh karenanya agar penilaian itu tepat,
maka hasil pengukurannya juga harus akurat. Salah satu cara yang dapat dilakukan agar hasil
pengukuran tepat adalah alat ukurnya harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu kesahihan,
keandalan, dan ekonomis.
Kesahihan tes dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: kesahihan isi yang dapat dilihat dari
bhan yang diujikan, kesahihan konstruk dilihat dari dimensi yang diukur, dan kesahihan kriteria
yang dapat dilihat dari daya prediksinya.

E. Lingkup Penilaian Hasil Belajar
Kurikulum dan hasil belajar mata pelajaran IPS memuat tiga komponen utama, yaitu:
kompetensi dasar, hasil belajar, dan indicator pencaIPSan hasil belajar. Ketiga hal tersebut
merupakan kesatuan yang utuh, dimana kompetensi dasar mata pelajaran IPS dijabarkan dalam
hasil belajar, dan hasil belajr dijabarkan dalam indicator pencaIPSan hasil belajar.
Kompetensi menentukan apa yang harus diklakukan peserta didik untuk mengerti, menggunakan,
menjelaskan, mengapresiasi, atau menghargai. Kompetensi adlah gambaran umum tentang apa
yang dapat dilakukan peserta didik. Bagaimana cara menilai seorang peserta didik sudah meraih
kompetensi tertentu tidak langsungsung digambarkan didalam pernyataan tentang kompetensi.
Rincian yang lebih banyak tentang apa yang diharapkan dari peserta didik digambarkan dalam
hasil belajar dan indicator hasil belajar.
Hasil belajar merefleksi keluasan, kedalaman, dan kerumitan (secara bertingkat), yang
digambarkan secara jelas dan dapat diukur dengan tehnik-tehnik penilaian tertentu. Perbedaan
antara kompetensi dengan hasil belajar terdapat pada batasan dan patokan kinerjapeserta didik
yang dapat diukur. Indikator hasil belajar dapat digunakan sebagai dasar penilaian terhadap
peserta didik dalam mencaIPS pembelajaran dan kinerja yang diharapkan.
F. Pelaporan Hasil Tes
Setelah tes dilaksanakan dan dilakukan seseorang, hasil pengetesan tersebut perlu dilaporkan.
Laporan tersebut dapat diberikan kepada peserta didik yang bersangkutan, kepada orang tua
pesert didik, kepada kepala sekolah, dan sebagainya. Laporan kepada masing-masing yang
brkepentingan dengan hasil tes ini sangat penting karena dapat memberikan informasi yang angat
berguna dalam rangka penentuan kebijaksanaan selanjutnya.

G. Pemanfaatan Hasil Tes

Hasil pengukuran yang diperoleh melalui ujian sangat berguna sesuai dengan tujuan ujian.
Informasi atau data hasil pengukuran dapat dimanfaatkan untuk perbaikan atau penyempurnaan
system, proses atau kegiatan belajar mengajar, maupun sebagai data untuk mengambil keputusan
atau menentukan kebijakan.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah didepan dapat diambil kesimpulan, bahwa:
1. Evaluasi (Penilaian) adalah suatu tindakan atau suatu proses terencana untuk mengetahui
keadaan objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur
untuk memperoleh kesimpulan.
2. PBK yaitu suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan
hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan
berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat, dan konsisten, serta mengidentifikasi pencapaian
kompetensi dan hasil belajar pada mata pelajaran yang dikemukakan melalui pernyataan yang
jelas tentang standar yang harus telah dicapai disertai dengan petunjuk kemajuan belajar peserta
didik dan pelapornya.
3. Fungsi PBK diantaranya adalah fungsi bagi peserta didik dan untuk guru sendiri.
4. Tujuan PBK ada tujuan secara umum dan tujuan khusus.
5. Kegunaan evaluasi bagi evaluator adalah guna memperoleh informasi, mengetahui relevansi
antara program pendidikan dengan tujuan pendidikan dan juga untuk melakukan usha perbaikan,
penyesuaian dan penyempurnaa program pendidikan.
6. Aspek-aspek yang dinilai adalah kumpulan kumpulan kerja peserta didik (portofolio), hasil
karya (product), penugasan (project), kinerja (performance), tindakan (action), dan tes tertulis
9subjektif, objektif, dan proyektif).
7. Bentuk-bentuk penilaian PBK adalah: Kuis, pertanyaan lisan, ulangan harian, tugas individu,
tugas kelompok, ulangan semester, ulangan kenaikan, dan response atau ujian praktik.
8. Prinsip umum dari penilaian adalah: Valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan
objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruhdan bermakna.


DAFTAR PUSTAKA
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Adi Mahastya, 2010). Hlm. 26.
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rusda Karya, 2010) .hlm.180.
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Malang: UIN Maliki Press, 2010). hlm. 101.
Iim wasliman,noman somantri, Portofolio Dalam Pembelajaran IPS, (bandung: remaja
rosdakarya, 2009). Hlm. 91-92.
Ngalim Purwanto, Evaluasi Pengajaran, (Bandung; Remaja Rosdakarya,2002). Hlm.60.
Elizabeth, cathy grace,Pintar Membuat Portofolio ,(Jakarta: Erlangga group, 2006), hlm. 46.
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran..., hlm. 187-209.

Anda mungkin juga menyukai