Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

MODUL 2 KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA


DIDIK USIA SEKOLAH DASAR

Amanda Violita / 856726941

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
MODUL 2
KARAKTERISTIK DAN KEBUTUHAN PESERTA DIDIK USIA SEKOLAH DASAR

KB 1. Pertumbuhan Fisik atau Jasmani serta Perkembangan Intelektual dan emosional

A.    Pertumbuhan Jasmani Selama Pertengahan Masa Kanak-kanak


1. Tingkat pertumbuhan
2. Nutrisi dan pertumbuhan
3. Kesehatan dan kebugaran anak

B.     Beberapa Aspek Kesehatan dan Kebugaran Masa Kanak-kanak


1.  Obesity
Anak yang diadopsi ternyata mempunyai korelasi positif dengan orang tua aslinya, namun tidak
ada korelasi sama sekali dengan orang tua yang mengadopsinya (A.J. Stunkard, Foch & Hrubec,
1986)
2.  Kondisi medis pada masa kanak-kanak
3. Penglihatan
4. Kesehatan gigi
5. Kebugaran anak

C.    Perkembangan Intelektual dan Emosional


1.      Perkembangan intelektual
a.      Perkembangan kognitif: tahap operasi konkret Piaget
Kadang-kadang anak usia antara 5-7 tahun memasuki tahap operasi konkret, yaitu pada waktu
anak dapat berpikir secara logis mengenai segala sesuatu.

b.      Berpikir operasional
Menurut Piaget pada tahap ketiga, anak-anak mampu berpikir operasional: mereka dapat
mempergunakan berbagai simbol, melakukan berbagai bentuk operasional, yaitu kemampuan
aktivitas mental sebagai kebalikan dari aktivitas jasmani yang merupakan dasar untuk mulai
berpikir dalam aktivitasnya.

c.         Konservasi
Adalah salah satu kemampuan yang penting yang dapat mengembangkan berbagai operasi pada
tahap kongkret. Atau kemampuan untuk mengenal atau mengetahui bahwa dua bilangan yang
sama akan tetap sama dalam substansi berat atau volume selama tidak ditambah atau dikurangi.

2.       Perkembangan emosional

KB 2. Perkembangan Bahasa, Sosial, Moral, dan Sikap

A.    Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa terbagi atas dua periode besar, periode linguistik (0-1 tahun) dan
linguistik (1-5 tahun). Mulai periode linguistik inilah anak mengucapkan kata-kata yang pertama.
Periode linguistik terbagi dalam tiga fase besar:
1.       Fase satu kata atau holofrase
Anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang kompleks. Misal kata duduk,
bagi anak dapat berarti mau duduk, kursi tempat duduk dll

2.      Fase lebih dari satu kata


Muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Anak sudah dapat membuat kalimat sederhana yang
terdiri dari dua kata

3.       Fase ketiga adalah fase diferensiasi


Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan berkembang pesat. Dalam berbicara anak
bukan saja menambah kosakatanya yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu
mengucapkan kata demi kata sesuai dengan jenisnya.

Jenis-jenis bahasa:
a.      Bahasa tubuh b.      Bicara

Bagi anak, bicara tidak sekedar merupakan prestasi akan tetapi juga berfungsi untuk mencapai
tujuanya, misalnya:
1.      sebagai pemuas kebutuhan dan keinginan
2.      sebagai alat untuk menarik perhatian orang lain
3.      sebagai alat untuk membina hubungan social
4.      sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri
5.      untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan oranglain
6.      untuk mempengaruhi perilaku orang lain

Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal:


1.      kematangan alat berbicara
2.      kesiapan berbicara
3.      adanya model yang baik untuk dicontoh
4.      kesempatan berlatih
5.      motivasi untuk belajar dan berlatih
6.      bimbingan

B.     Perkembangan Sosial, Moral, dan Sikap


1. Perkembangan sosial
Ganjaran atau hukuman yang diberikan orang tua terhadap anaknya dapat diuraikan sebagai
berikut:
a.       Ganjaran
Fungsi hadiah:
1.      memiliki nilai pendidikan
2.      memberikan motivasi kepada anak
3.      memperkuat perilaku

b.      Hukuman
1.      Fungsi hukuman
·        Fungsi resktriktif
Dengan diberikannya suatu hukuman kepada anak, ini berarti bahwa pengulangan perilaku yang
tidak diharapkan dalam masyarakat tidak akan terjadi lagi.
·         Hukuman sebagai fungsi pendidikan

c.  Hukuman sebagai penguat motivasi


1. Syarat-syarat hukuman
a. sebaiknya hukuman segera diberikan kepada anak yang membuat kesalahan dan patut
mendapat hukuman
b. diberikannya secara konsisten
c.  hukuman yang diberikan harus bersifat konstruktif
d. hukuman yang diberikan bersifat impersonal
e.  dalam memberikan hukuman harus disertai alas an

2.  Perkembangan moral dan sikap


Proses pembentukan perilaku moral dan sikap anak:
a.        Imitasi (imitation)
Pada umumnya anak mulai mengadakan imitasi sejak usia 3 tahun
b.        Internalisasi
Adalah suatu proses yang merasuk pada diri seseorang (anak) karena pengaruh sosial yang
paling mendalam dan paling langgeng dalam kehidupan orang tersebut.
c.       Introvert dan Ekstrovert
Introvert adalah kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari lingkungan sosialnya, minat,
sikap. Ekstrovert adalah kecenderungan seseorang untuk mengarahkan perhatian keluar dirinya,
sehingga segala minat, sikap dan keputusan yang diambil lebih banyak ditentukan oleh orang
lain
d. Kemandirian
e. Ketergantungan
f.   Bakat (aptitude)

Faktor utama yang dapat mempengarui tampilnya bakat anak:


1. faktor motivasi, berkaitan dengan daya juang anak untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
2. faktor nilai atau value, berkaitan dengan bagaimana seseorang memberi arti terhadap hasil
pekerjaan yang sesuai dengan bakatnya
3. konsep diri
anak yang memiliki konsep diri yang positif selalu berusaha berinteraksi secara timbal-balik
dengan sukses yang merupakan aktualisasi bakatnya.

KB 3. Perbedaan Individu Anak Usia Sekolah Dasar

A.    Perbedaan Pada Perkembangan Fisik


Perkembangan motorik pada anak laki-laki dan perempuan usia SD

Usia Perilaku yang terpilih


1 Dalam gerakan anak perempuan lebih superior dan teliti, sedangkan pada anak laki-laki
lebih superior dalam kekuatan, dan beberapa tindakannya kurang kompleks.
2 Keseimbangan dengan berdiri satu kaki tanpa memperhatikan kemungkinannya. Anak-
anak dapat berjalan melangkah lebar dengan seimbang
3 Memiliki kekuatan menggenggam secara ajeg dengan tekanan 6 kg
4 Anak perempuan dapat melompat setinggi  21 cm, sedangkan anak lelaki dapat sampai
10 inci
5 Anak laki-laki dapat melompat setinggi 150 cm, sedangkan anak perempuan melompat
setinggi 135 cm

B.     Perbedaan Pada Perkembangan Moral


1. Piaget dan tahapan moral
Tahap pertama, hambatan moralitas juga disebut (heteronomous morality), bercirikan kekakuan,
penyesuaian yang sederhana.
Tahap kedua, moralitas kerja sama juga disebut (autonomous morality), bercirikan moral yang
fleksibel (kenyal).
Dua tahap perkembangan moral menurut Piaget
Aspek Moralitas Hambatan Moralitas Kerja sama Moralitas
Pandangan Seorang anak memandang Anak-anak dapat menggantikan orang
suatu tindakan baik atau buruk lain. Mereka tidak absolut dalam
dan berpendapat bahwa tiap penyesuaian, tetapi melihatnya dari
orang melihatnya dengan cara beberapa sudut pandang
yang sama
Kesungguhan Anak menyesuaikan tindakan Beberapa tindakan penyesuaian anak
dengan penuh tanggung berdasarkan kesungguhan bukan karena
jawab, bukan karena ada motif konsekuensi
di belakangnya
Peraturan Anak-anak tunduk pada Anak-anak mengenal bahwa peraturan
peraturan sebab sakral dan dibuat oleh manusia dan dapat diubah
tidak dapat diubah oleh manusia
Hukuman Anak sangat takut pada Anak lebih bersifat lunak terhadap
hukuman hukuman yang dikompensasikan dengan
pengorbanan dan pertolongan

2. Koherlberg dan alasan moral


Koherlberg melukiskan tiga tingkatan alasan moral:
·         Tingkat 1,             
Pra-conventional morality (anak usia 4-10 tahun) anak masih dibawah pengawasan orang tua dan
lain-lain, tunduk pada peraturan untuk mendapatkan hadiah atau menghindari hukuman.
·         Tingkat 2,    
 Conventional morality (anak usia 10-13 tahun) anak telah menginternalisasikan figur kekuasaan
standar. Mereka patuh terhadap peraturan untuk menyenangkan orang lain.
·         Tingkat 3,  
Post-conventional morality (anak usia 13 tahun atau lebih) moralitas sepenuhnya internal.
Dewasa ini orang-orang telah mengenal beberapa konflik standar moral dan memilih di antara
standar tersebut.

C.    Perbedaan Kemampuan
Tahap-tahap persahabatan
Tahapan Usia Karakteristik
0.     Persahabatan 3-7 Anak-anak bersifat egosentris, mereka berpikir hanya
sementara mengenai sesuatu yang mereka inginkan dari hubungan
1.         Bantuan 4-9 Anak-anak membatasi teman sebagai seseorang yang mau
satu arah mengerjakan sesuatu sebagaimana dilakukan temannya
2.         Dua cara, 6-12 Persahabatan melibatkan masalah menerima dan memberi
bekerja sama namun masih ada unsur membedakan kepentingan diri
daripada kepentingan orang lain
3.         Keintiman 9-15 Anak-anak memandang persahabatan seperti sesuatu yang
berlangsung lama, sistematik
4.        Kebebasan 12-dst Anak-anak saling menghargai kebutuhan temannya untuk
secara otomatis keduanya saling bergantung atau memiliki otonomi

KB 4. Jenis-jenis Kebutuhan Anak Usia Sekolah Dasar

A.    Jasmaniah
Berkaitan dengan kebutuhan pemeliharaan dan pertahanan diri, anak usia SD memasuki tahapan
perkembangan moral dan sosial yang memperhatikan pemuasan keinginan dan kebutuhannya
sendiri tanpa mempertimbangkan kebutuhan orang lain.

Hurlock (1978) mengemukakan bahwa disiplin berguna bagi anak untuk:


1.  Memberikan rasa aman kepada anak, dengan memberitahukan kepada mereka secara tegas
apa yang boleh dilakukan dan tidak dilakukan.
2.  Berusaha belajar bersikap sesuai dengan cara yang akan mendatangkan pujian yang
ditafsirkan sebagai tanda penerimaan dirinya.
3. Mendorong anak mencapai apa yang diharapkan dari dirinya, jika disiplin tersebut sesuai
dengan perkembangan dirinya.
4. Membantu anak mengembangkan hati nuraninya, dan mengasah intuisi dalam dirinya.

B.     Kasih Sayang
C.    Memiliki
Pada masa usia di kelas-kelas rendah di SD, anak-anak sudah mulai meninggalkan dirinya
sebagai pusat perhatian. Anak-anak ini akan cenderung mengikuti aturan dari kelompok
bermainnya/setia, dan juga menggantungkan dirinya kepada kelompok tersebut.

D.    Aktualisasi Diri
Anak usia kelas tinggi di SD mulai ingin merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya
sehingga anak berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan sikap persaingan, atau berusaha
mewujudkan keinginannya yang biasanya terdengar sangat tinggi dan muluk seperti ingin jadi
juara tinju, pembalap dan sebagainya.
De Cecco dan Grawford (1974) mengajukan 4 peranan guru memberikan dan meningkatkan
motivasi siswa:
1. Membangkitkan semangat siswa
2. Memberikan harapan yang realistis
3. Memberikan insentif
4. Memberi pengarahan

Anda mungkin juga menyukai