Anda di halaman 1dari 17

METODE STUDI ISLAM

“PENDEKATAN HISTORIS”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Studi Islam
Dosen pengampu : Ati Sukmawati, M. Pd

OLEH :
Kelompok 2
Alfan Efendi : 200104004
Diyas Widiya A. : 200104003
Dendi Rahman B. : 200104007
Lia Handayani : 200104008
Mita Sari : 200104014

PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, atas kehendak dan pertolongan Allah SWT, kami dapat
menyelesaikan makalah Metode Studi Islam tentang “Pendekatan Historis”.
Shalawat dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas kelompok yang diberikan oleh dosen pengampu guna
mempelajari Metodologi Studi Islam.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami menyampaikan penghargaan dan
terima kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu
kami, terutama kepada dosen pengampu, yaitu Ati Sukmawati, M.Pd dan rekan-
rekan semua yang telah memberikan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat adanya
kekurangan dan kesalahan, hal itu disebabkan karena keterbatasan kami, baik
dalam pemahamannya, maupun dalam referensi yang dijadikan rujukan dan
sumber penyusunan makalah. Maka dari itu, diharapkan kepada semua pihak agar
memberikan saran dan kritik yang konstruktif terhadap makalah ini, untuk
perbaikan makalah di masa mendatang.
Mudah-mudahan penyusunan makalah ini mendapat ridha Allah SWT,
serta kita semua dapat mengambil manfaat keilmuan yang terdapat di dalamnya.

Mataram, Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI........................................................................................................iiii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3

A. Obyek Studi Islam.........................................................................................3

B. Pengertian Pendekatan Historis....................................................................3

C. Objek Kajian Studi Islam dalam Pendekatan Sejarah...................................8

D. Metode Pendekatan Historis.........................................................................9

E. Aplikasi Pendekatan Historis dalam Studi Islam........................................11

BAB III PENUTUP.............................................................................................13

A. Kesimpulan.................................................................................................13

B. Saran............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi keislaman memiliki urgensitas yang sangat tinggi, terutama
masih banyak umat Islam, yang hanya mengaku Islam tetapi kehidupan
sehari-harinya masih jauh dari nilai-nilai ajaran islam. Hadirnya teknologi
informasi membawa dampak tidak hanya positif tetapi juga negatif. Hal ini
tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi umat Islam sendiri.
Dengan demikian, studi keislaman menjadi sangat penting terutama dalam
menghadapi budaya modern yang cenderung berkiblat ke Barat, yang
menggerus nilai-nilai keislaman.
Derasnya arus informasi dan komunikasi serta modernisasi dan
westernisasi tentunya tidak ada yang membendung karena hal itu pasti
terjadi. Maka disini letak urgensitasnya, mempelajari agama lebih jauh,
sebagai benteng dan filterisasi dalam penerimaan informasi yang
bersumber dari dunia Barat tersebut.1
Tetapi bagi sebagian orang tidak mudah untuk memahami agama
Islam secara mendalam. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
tentang bagaimana cara mempelajari agama Islam itu. Oleh karena itu,
perlu adanya upaya-upaya sistematis yang memadai sehingga mampu
memberikan solusi atas keadaan. Salah satu upaya yang bisa dilakukan
adalah dengan memahami berbagai pendekatan ajaran agama islam,
sehingga pemahaman tentang agama islam lebih komprehensif dan
menyeluruh.2 Salah satu pendekatan yang digunakan untuk memahami
islam secara mendalam adalah pendekatan historis. Maka dari itu dalam
makalah ini akan membahas tentang pendekatan historis.

1
Dede Ahmad Ghazali dan Heri Gunawan, Studi Islam (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2015) hlm.
13
2
Ibid, hlm. 63

1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam pembahasan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana Obyek dalam Studi Islam?
2. Bagaimana pengertian pendekatan historis dalam studi Islam ?
3. Bagaimana objek kajian studi Islam dalam pendekatan historis?
4. Bagaimana metode pendekatan historis?
5. Bagaimana aplikasi pendekatan historis dalam studi Islam?

C. Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui bagaimana obyek dalam studi islam.
2. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan historis dalam studi
Islam.
3. Untuk mengetahui ruang lingkup pendekatan historis dalam studi
islam.
4. Untuk mengetahui metode pendekatan historis.
5. Untuk mengetahui aplikasi pendekatan historis dalam studi islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Obyek Studi Islam
Munculnya istilah Studi Islam, yang di dunia Barat dikenal
dengan istilah Islamic Studies dan Dirasah Islamiyah di dunia
Islam. Walaupun secara realitas studi ilmu Islam keberadaannya tak
terbantahkan, namun di kalangan ahli masih terdapat perdebatan
sekitar permasalahan Studi Islam dapat dimasukkan ke dalam
bidang ilmu pengetahuan, mengingat sifat dan karakteristik antara
ilmu pengetahuan dan agama berbeda. Studi Islam, pada masa awal,
terutama masa Nabi Muhammad SAW. dan sahabat dilakukan di
Masjid. Pusat-pusat studi Islam seperti yang diungkapkan Ahmad
Amin, berada di Hijaz berpusat Makkah dan Madinah; Irak berpusat
di Basrah dan Kufah serta Damaskus.3
Pada masa pemerintahan Abbasiyah, studi Islam berpusat di
Baghdad, Bait al-Hikmah, sedangkan pada pemerintahan Islam di
Spanyol dipusatkan di Universitas Cordova. Di Mesir berpusat di
Universitas al-Azhar yang didirikan oleh Dinasti Fathimiyah dari
kalangan Syi’ah, dan sekarang ini Studi Islam berkembang hampir di
seluruh negara, baik Islam maupun yang bukan Islam.4
B. Pengertian Pendekatan Historis
1. Pengertian Historis
Dalam kamus bahasa inggris historis berasal dari kata history
artinya sejarah, atau peristiwa.5 Kata sejarah dari bahasa Arab yang
berarti pohon. Pengambilan istilah ini agaknya berkaitan dengan
kenyataan, bahwa sejarah setidaknya dalam pandangan orang pertama
yang menggunakan kata ini menyangkut tentang, antara lain, syajarat

3
Ahmad Amin, Dhuha al-Islam, (Mesir: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah), hal. 86
4
Studi Islam di negara-negara non Islam diselenggarakan di beberapa negara, antara lain di India,
Chicago, Los Angeles, London dan kanada
5
Desi Anwar, Kamus Lengkap Inggris – Indonesia, (Surabaya: 2015), hlm. 177

3
al-nasab, pohon geneologis yang dalam masa sekarang agaknya bisa
disebut sejarah keluarga (family history).6
Historis adalah asal usul, silsilah, kisah, riwayat, dan peristiwa.
Historis merupakan suatu ilmu yang didalamnya dibahas berbagai
peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, dan
latar belakang peristiwa tersebut.7
Sejarah yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang berbagai
peristiwa yang terjadi pada masa lalu yang meliputi:
a. Waktu dan tempat terjadinya peristiwa
b. Pelaku-pelakunya jelas
c. Sebab-sebab terjadinya
d. Awal dan akhirnya tersusun secara baik dan sistematis.8
Menurut Ibn Khaldun (1332-1406 M), sejarah dapat dilihat
dari dua sisi. Sisi luar dan sisi dalam. Dari sisi luar, pengertian sejarah
tidak lebih dari rekaman perputaran kekuasaan pada masa lampau
manusia. Tetapi, jika ditilik dari sisi dalam, maka sejarah merupakan
suatu penalaran kritis dan usaha cermat untuk mencari kebenaran,
suatu penjelasan yang cerdas tentang sebab-sebab dan asal-usul segala
sesuatu peristiwa terjadi. Oleh sebab itu, sejarah berakar dalam filsafat
dan ia pantas menjadi bagian dari filsafat itu.9
Aloy Meister dan Gilbert Carraghan, menyebutkan bahwa
sejarah itu dapat dibagi menjadi tiga konsep yang berlainan, tetapi
saling berkaitan, yaitu :
a. Merupakan peristiwa-peristiwa produk manusia di masa lampau.
b. Penulisan mengenai apa yang terjadi di masa lampau.
c. Sejarah sebagai metode penelitian.10
Ilmu Sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa masa
lampau melalui rekonstruksi peristiwa baik secara tertulis maupun
6
Badri Yatim, Historiografi Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 1
7
Yatimin Abdullah. Studi Islam Kontemporer. (Jakarta: Amzah, 2006) hlm. 59
8
Ibid, hlm. 202
9
Basri, Metodologi Penelitian Sejarah. (Jakarta: Restu Agung, 2006) hlm 8
10
Ibid, hlm. 9

4
tidak tertulis berdasarkan fakta-fakta historis (bukti sejarah dan
produk kebudayaan: seni dan budaya masyarakat). Unsur-unsur pokok
dalam sejarah :
a. Actor/pelaku (orang: individu, kelompok)
b. Perbuatan/tindakan (peristiwanya)
c. Waktu (saat terjadinya peristiwa)
d. Lingkungan (tempat terjadinya peristiwa)
e. Rekonstruksi peristiwa (pengungkapannya)
Peristiwa sejarah ditentukan (dipengaruhi) oleh 3 (tiga) hal:
a. Man sebagai pelaku (aktor) sejarah bisa individu, bisa komunitas
(kelompok).
b. Time masa/wkt terjadinya peristiwa adalah mencerminkan
rangkaian peristiwa pada suatu masa tertentu
c. Space ruang, wilayah dan konteks peristiwa yang melingkupi
masyarakat ( politik, sosial, budaya), dll. Atau lingkup mikro dan
makronya peritiwa sejarah.11
2. Pengertian Pendekatan
Istilah pendekatan menurut bahasa sering disebut dengan
madkhal (bahasa Arab) atau approach (bahasa inggris). Selain kedua
istilah tersebut istilah lain yang mempunyai arti hampir sama dan
menunjukkan tujuan yang sama adalah theoretical framework,
conceptual framework, perspective, point of view dan paradigma. Ini
berarti bahwa kesemuanya memiliki makna “cara memandang dan
cara menjelaskan suatu gejala atau peristiwa.”
Ghazali mengatakan bahwa pendekatan adalah suatu sikap
ilmiah (persepsi) dari seseorang untuk menemukan kebenaran ilmiah.
Dengan kata lain pendekatan berarti cara pandang atau paradigm
adalam suatu bidang ilmu, yang selanjutnya digunakan dalam
memahami agama. Dengan demikian secara sederhana pendekatan itu

11
Ahmad Arifi, “Pendekatan Historis”. Disampaikan dalam Kuliah Mata Kuliah Pendekatan
dalam Pengkajian Islam.

5
dapat kita maknai sebagai cara pandang seseorang untuk memahami
sesuatu. Jika objeknya adalah agama Islam, pendekatan yang
dimaksud adalah cara pandang seseorang dalam memahami agama
Islam itu sendiri.12
Jadi dapat dikatakan pendekatan adalah meneliti objek tertentu
dengan menggunakan teori dari bidang ilmu tertentu. Jadi dalam
pendekatan minimal ada 3 hal yang harus dipenuhi:
a. Ada kegiatan meneliti (langkah-langkah penelitian)
b. Ada objek yang diteliti
c. Ada teori dari ilmu tertentu yang dipergunakan untuk
menganalisis.13
3. Pendekatan Historis
Pendekatan sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang
didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur
tempat, waktu, obyek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa
tersebut. Menurut ilmu ini segala peristiwa dapat dilacak dengan
melihat kapan peristiwa itu terjadi, di mana, apa sebabnya, siapa yang
terlibat dalam peristiwa tersebut.14
Pendekatan sejarah (historical approach) adalah cara pandang
untuk melihat sesuatu dengan mendasarkan pada analisis rekonstruksi
peristiwa masa lampau (sejarah) berdasarkan data-data dan fakta/
bukti historis untuk mengungkap peristiwa sejarah secara ilmiah
(objektif dan valid). Unsur pengaruh hasil kajian (penulisan) sejarah
adalah sebagai berikut.
a. Sumber sejarah (evident/bukti historis)
b. Informasi/ data sejarah (lisan dan tulisan)
c. Persepsi dan sikap peneliti/sejarawan (subjektif, objektif)
d. Kemampuan analisis historis (daya kritis, critical historis).15
12
Dede Ahmad Ghazali dan Heri Gunawan, Studi Islam…, hlm. 64
13
Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2016) hlm 206
14
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 1999) Cet. Ke-3. Hlm. 46
15
Ahmad Arifi, “Pendekatan Historis”. Disampaikan dalam Kuliah Mata Kuliah Pendekatan
dalam Pengkajian Islam.

6
Pendekatan berarti disiplin ilmu. Maka ketika disebut studi
Islam dengan pendekatan historis/ sejarah maka sama artinya dengan
mengkaji islam dengan menggunakan disiplin ilmu sejarah.
Konsekuensinya, pendekatan disini menggunakan teori disiplin ilmu
sejarah. Dengan menggunakan pendekatan sejarah misalnya objek
studi islam tersebut didekati dengan menggunakan teori sejarah.16
Dengan menggunakan pendekatan sejarah terdapat teori yang
bisa digunakan yaitu :
a. Idealist approach adalah seorang peneliti yang berusaha
memahami dan menafsirkan fakta sejarah dengan mempercayai
secara penuh fakta yang ada tanpa keraguan.
b. Reductionalist approach adalah seorang peneliti yang berusaha
memahami dan menafsirkan fakta sejarah dengan penuh keraguan.
c. Diakronik adalah penelusuran sejarah dan perkembangan satu
fenomena yang sedang diteliti. Misalnya kalau sedang meneliti
konsep riba menurut Muhammad Abduh, diakroniknya adalah
harus lebih dahulu membahas kajian-kajian orang sebelumnya yang
pernah membahas tentang riba.
d. Sinkronik adalah kontekstualisasi atau sosiologis kehidupan yang
mengitari fenomena yang sedang diteliti. Kembali pada contoh
konsep riba menurut Muhammad Abduh, maka sosial kehidupan
Muhammad Abduh dan sosial kehidupan tokoh-tokoh yang pernah
membahas fenomena yang sama juga harus dibahas.
e. Sistem nilai adalah sistem nilai atau budaya sang tokoh dan budaya
di mana dia hidup.
Maka penelitian dengan teori diakroni, sinkronik dan sistem
budaya adalah penelitian yang menelusuri latar belakang dan
perkembangan fenomena yang diteliti lengkap dengan sejarah
sosio-historis dan nilai budaya yang mengitarinya. Maka menjadi

16
Ibid, hlm. 206

7
wajar kalau alat analisis ini dikenal sebagai alat analisis sejarah
atau sosial (sosiologi).17
C. Objek Kajian Studi Islam dalam Pendekatan Sejarah
Joachim Wach mengemukakan beberapa hal yang perlu
diperhatikan secara khusus dari agama. Pertama, unsur teoretis, yaitu
agama sebagai sistem kepercayaan. Kedua, unsur praktis, yaitu berupa
sistem kaidah yang mengikat penganutnya. Ketiga, aspek sosiologis,
bahwa agama mempunyai sistem hubungan dan interaksi sosial. Menurut
Wach, jika salah satu unsur tidak terdapat di dalamnya maka orang tidak
dapat berbicara tentang agama, melainkan hanyalah satu kecenderungan
religious.18
Agama Islam secara umum biasa dipahami sebagai sistem
kepercayaan dan tindakan yang didasarkan pada wahyu Allah (Al-Quran)
dan sabda-sabda Muhammad Saw (Hadits). Sistem kepercayaan dan
tindakan itu kemudian dikembangkan menjadi pandangan hidup
pemeluknya melalui pemikiran-pemikiran ulama dan menjadi realitas
kehidupan umat Islam di dalam keragaman faham, tindakan, komunitas,
dan lingkungan. Namun demikian, meninjau objek penelitian agama dalam
perspektif sejarah akan lebih mudah bila didasarkan pada periodisasi
sejarah Islam sebagaimana yang telah dikembangkan oleh para ahli.19
Islam sebagai agama yang telah berkembang selama lebih dari
empat belas abad menyimpan sejarah yang perlu terus dikaji dari berbagai
sudut pandang (perspektif). Peristiwa-peristiwa yang secara garis besar
menyangkut masalah-masalah ajaran, pemikiran, sosial, politik, ekonomi,
budaya, dan sebagainya itu secara material (objek material) adalah sama-
sama merupakan objek sejarah islam.20

17
Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi …, hlm 240
18
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian Sejarah, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,2007)
hlm.82
19
Ibid, hlm. 83
20
Ibid, hlm. 87

8
Kebenaran (peristiwa) sejarah: terkait dengan kesediaan sejarawan
dalam meneliti sumber sejarah secara tuntas. Adapun objek kajian sejarah
adalah sebagai berikut.21
a. Aktor dan aktivitasnya (life history, pemikiran dan hasil karyanya)
b. peristiwa tertentu ( kelahiran , perilaku, peristiwa, kebudayaan dll)
c. agama, keyakinan-keyakinan manusia (masyarakat) dan apayang
dialami dalam pengamalan dan pengalaman keagamaan
d. Pengungkapan (penulisan) sejarah terikat pada penalaran atas fakta
sejarah.
D. Metode Pendekatan Historis
Pendekatan sejarah merupakan penyelidikan atas suatu masalah
dengan mengaplikasikan jalan pemecahannya dari perspektif historis.22
Maka metode sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip-prinsip dasar
yang sistematis yang digunakan dalam proses pengumpulan data atau
sumber-sumber, mengerti dan menafsirkannya serta menyajikannya secara
sintesis dalam bentuk sebuah cerita sejarah (historiografi).23
Penelitian terhadap masalah-masalah agama dan keagamaan
berdasarkan pendekatan sejarah dapat pula dikatakan sebagai penelitian
sejarah agama, karena secara objektif akan mengarahkan sasaran
penelitian terhadap berbagai persoalan sejarah agama, di samping
keharusan pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan sejarah.
Penelitian sejarah agama dapat ditempuh dengan dimulai dari: 24
1. Penentuan topik
Penentuan topik penelitian berdasarkan asumsi atau
problematika ilmiah di sekitar sejarah agama. Kemudian disusul
proposal penelitian.
2. Heuristik (pengumpulan sumber sejarah).

21
Ahmad Arifi, “Pendekatan Historis”. Disampaikan dalam Kuliah Mata Kuliah Pendekatan
dalam Pengkajian Islam.
22
Khoiriyah, Memahami Metodologi Studi Islam (Yogyakarta: Teras, 2013) hlm. 92
23
Basri, Metodologi Penelitian …, hlm.35
24
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian…, hlm. 84-86

9
Tahap ini dilakukan terhadap berbagai sumber sejarah agama
yang mempunyai nilai akurat, autentik dan kredibel sehingga hasil
penelitian dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sumber-
sumber yang perlu dipertimbangkan apakah termasuk sumber primer
atau sumber sekunder. Kemudian dilakukan seleksi sumber sejarah
berdasarkan relevansi terhadap penelitian yang dilakukan. Sumber-
sumber yang relevan (benar-benar mendukung dan berhubungan)
dengan penulisan sejarah agama penting diambil, sedangkan sumber
yang tidak relevan lebih baik diabaikan, kemudian dikaji ulang dengan
menggunakan metode kritik sejarah.
3. Verifikasi (Kritik Sejarah)
Terdapat dua jenis kritik sumber sejarah yaitu eksternal dan
internal. Kritik eksternal dimaksud untuk menguji otensitas (keaslian)
suatu sumber. Kritik internal dimaksudkan untuk menguji kredibilitas
dan reliabilitas suatu sumber. Jadi di samping uji otensitas juga
dituntut kredibilitas informan, sehingga dapat dijamin kebenaran
informasi yang disampaikan.25
4. Interpretasi
Proses atau kegiatan penelitian yang tidak terpisahkan dari
langkah penulisan sejarah, yaitu proses analisis terhadap fakta-fakta
sejarah, bahkan proses penyusunan fakta-fakta sejarah itu sendiri.
Fakta sejarah agama haruslah objektif, tetapi disini bukan berarti
peneliti tidak memiliki peluang untuk menerangkan fakta itu atas
dukungan teori-teori. Sebab, di dalam proses interpretasi sejarah
dimungkinkan terdapat unsur-unsur subjek peneliti, terutama gaya
bahasa dan sistem kategorisasi atau konseptualisasi terhadap fakta-
fakta sejarah berdasarkan teori yang dikembangkan.
5. Historiografi
Dalam hal ini, penulisan sejarah agama didasarkan kerangka
penulisan yang sudah dipersiapkan penulis, apakah berdasarkan pola

25
Daliman, Metode Penelitian Sejarah. (Yogyakarta:Ombak, 2012). hlm 66

10
yang dikembangkan secara urut waktu atau periodisasi ataukah
didasarkan pada tema-tema unik sesuai peristiwa sejarah. Demikian
pula model pemaparan atas fakta-fakta sejarah agama, dapat ditempuh
secara induktif dan deduktif. Suatu hal yang penting dicatat bahwa
penulisan sejarah bisa dikembangkan secara kualitatif, sehingga antara
deskripsi dan analisis fakta merupakan satu kesatuan dalam
pemaparan sejarah.
E. Aplikasi Pendekatan Historis dalam Studi Islam
Melalui pendekatan historis ini seseorang yang belajar agama akan
diajak untuk menelusuri ajaran Islam dari alam idealis ke alam bersifat
empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya
kesenjangan atau keselarasan antara alam idealis dengan yang ada di alam
empiris dan historis. Pendekatan historis ini sangat dibutuhkan dalam
memahami agama (Islam) karena agama (Islam) itu sendiri turun dalam
situasi yang konkret bahkan berkaitan dengan kondisi sosial
kemasyarakatan.
Seseorang yang ingin memahami Al-Quran secara benar, harus
memahami sejarah turunnya Al-Quran atau kejadian-kejadian yang
mengiringi turunnya Al-Quran yang disebut dengan Asbab al-Nuzul yang
berisi sejarah turunnya ayat Al-Quran. Dengan ilmu ini seseorang akan
dapat mengetahui hikmah yang terkandung dalam suatu ayat berkenaan
dengan hukum tertentu, dan ditujukan untuk memelihara syariat dan
kekeliruan memahaminya.26
Pemahaman lebih lanjut mengenai signifikansi pendekatan sejarah
dalam studi keislaman ini bisa diilustrasikan dalam studi mengenai sejarah
kaum sufi. Banyak faktor yang memengaruhi gerakan kaum sufi, baik
secara kultural maupun struktural, namun segala faktor yang relevan dan
kontekstual dengan gerakan tersebut di dekati secara historis. Dengan
pendekatan sejarah diharapkan dapat menghasilkan sebuah penjelasan
(historical explanation) dalam mengungkapkan gejala-gejala yang relevan

26
Dede Ahmad Ghazali dan Heri Gunawan, Studi Islam…, hlm. 72

11
dengan waktu dan tempat berlangsungnya kaum sufi. Kemudian secara
historis pula dapat diungkap kausalitas, asal-usul, dan segi-segi prosesual
serta struktural. Dalam hal ini, faktor-faktor dominan yang penting dilacak
ialah kondisi struktur sosial dan budaya yang mendorong munculnya
gerakan, sosialisasi ajaran sebagai dasar gerakan, faktor pencetus gerakan,
mobilisasi pengikut, dan faktor counter action terhadap gerakan.27
Pemahaman sejarawan terhadap sejarah sufisme berdasarkan
pendekatan historis lebih bersifat subjektif, sehingga pengetahuan teoretis
dan pengalaman empirislah yang akan menjadi pembimbing dalam
menemukan motif-motif tindakan atau peristiwa sejarah tersebut. sehingga
bisa dikombinasikan secara sinkronis dan diakronis akan mengantarkan
sejarawan mampu menerangkan proses perubahan sosial dalam komunitas
kaum sufi itu secara jelas. 28 Beberapa kajian Islam berperspektif historis
adalah sebagai berikut.29
a. Tarikh Islam, Yoesoef soe’eib
b. Hayatun Muhammad , Ibnu Ishaq, Husein Haikal
c. Tarikh al-Quran
d. ‘Ilm Rijal al-Hadis
e. Ilm Tawarikh al-Ruwah
f. Tarikh Tasyri’ al-Islami
g. Qawaid al-Fiqhiyyah nasy-atuhu wa Tathawwuruhu Dll.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan pada pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Sebagai objek studi, Islam harus didekati dari berbagai aspeknya
dengan menggunakan multidisiplin ilmu pengetahuan, salah
satunya adalah melalui pendekatan sejarah agar dapat memahami

27
Dudung Abdurrahman, Metodologi Penelitian…, hlm. 94
28
Ibid, hlm.97-98
29
Ahmad Arifi, “Pendekatan Historis”. Disampaikan dalam Kuliah Mata Kuliah Pendekatan
dalam Pengkajian Islam.

12
tentang Islam dengan benar.
2. Pendekatan historis dalam studi islam yaitu mengkaji islam dengan
menggunakan disiplin ilmu sejarah. Konsekuensinya, pendekatan
disini menggunakan teori disiplin ilmu sejarah. Dengan menggunakan
pendekatan sejarah misalnya objek studi islam tersebut didekati
dengan menggunakan teori sejarah.
3. Objek kajian studi islam dalam pendekatan historis adalah peristiwa-
peristiwa yang secara garis besar menyangkut masalah-masalah ajaran,
pemikiran, sosial, politik, ekonomi, budaya.
4. Metode pendekatan sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip-
prinsip dasar yang sistematis yang digunakan dalam proses
pengumpulan data atau sumber-sumber, mengerti dan menafsirkannya
serta menyajikannya secara sintesis dalam bentuk sebuah cerita sejarah
(historiografi). Pendekatan historis terdiri dari penentuan topik,
heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
5. Contoh aplikasi pendekatan historis dalam studi islam adalah adanya
asbab al-nuzul al-Quran yakni sejarah turunnya Al-Quran serta
mengenai sejarah sufisme.
B. Saran
Pembuatan makalah ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas
mata kuliah Metode Studi Islam. Namun kami menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
siap untuk diberikan kritik yang tentunya kritikan yang membangun dan
positif, juga diikuti dengan saran yang positif pula.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin. (2006). Studi Islam Kontemporer. Amzah. Jakarta

Abdurrahman, Dudung. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah, Ar-Ruzz Media,

Cetakan Pertama. Yogyakarta

Anwar, Desi. (2015). Kamus Lengkap Inggris – Indonesia. Penerbit Amelia.

Cetakan Pertama. Surabaya

Basri. (2006) Metodologi Penelitian Sejarah. Restu Agung. Cetakan Pertama.

Jakarta

Bustaman Ahmad, Kamaruzzaman, ISLAM HISTORIS: Dinamika Studi

Islam di Indonesia, Yogyakarta: Galang press, 2002.

Daliman. (2012). Metode Penelitian Sejarah. Ombak. Cetakan Pertama.

Yogyakarta.

Ghazali, Dede Ahmad dan Gunawan, Heri. (2015). Studi Islam. Remaja

Rosdakarya. Cetakan Pertama. Bandung

Khoiriyah. (2013). Memahami Metodologi Studi Islam. Teras. Cetakan Pertama.

Yogyakarta

Nasution, Khoiruddin. (2016). Pengantar Studi Islam. Raja Grafindo Persada,

Jakarta

Nata, Abuddin. (1999). Metodologi Studi Islam. Raja Grafindo Persada. Cetakan

Ketiga. Jakarta

Yatim, Badri. (1997). Historiografi Islam. Logos Wacana Ilmu. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai