Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDEKATAN HISTORIS DALAM STUDI ISLAM


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah :
Dosen Pengampu :

Disusun oleh :
Kelompok

Susanti Lestari : P.21.141541


Fia Nur Aripa : P.21.141530
Mugiana Silmun : P.21.141533

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / REGULER


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL ARQAM
MUHAMMADIYAH GARUT
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, atas kehendak dan pertolongan Allah SWT, kami dapat menyelesaikan
makalah Pendekatan dalam Pengkajian Islam tentang “Pendekatan Historis”. Shalawat dan
salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh
keluarga dan sahabatnya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas individu yang diberikan oleh dosen
pengampu guna mempelajari Pendekatan dalam Pengkajian Islam.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami menyampaikan penghargaan dan terima
kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu kami, terutama
kepada dosen pengampu, yaitu Dr. Ahmad Arifi, M.Ag dan rekan-rekan semua yang telah
memberikan semangat dan motivasi untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat adanya kekurangan
dan kesalahan, hal itu disebabkan karena keterbatasan kami, baik dalam pemahamannya,
maupun dalam referensi yang dijadikan rujukan dan sumber penyusunan makalah. Maka dari
itu, diharapkan kepada semua pihak agar memberikan saran dan kritik yang konstruktif
terhadap makalah ini, untuk perbaikan makalah di masa mendatang.
Mudah-mudahan penyusunan makalah ini mendapat ridha Allah SWT, serta kita
semua dapat mengambil manfaat keilmuan yang terdapat di dalamnya.

Garut, Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Pendekatan Historis....................................................................3
B. Objek Kajian Studi Islam dalam Pendekatan Sejarah...................................7
C. Metode Pendekatan Historis.........................................................................8
D. Aplikasi Pendekatan Historis dalam Studi Islam........................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Studi keislaman memiliki urgensitas yang sangat tinggi, terutama masih
banyak umat Islam, yang hanya mengaku Islam tetapi kehidupan sehari-harinya masih
jauh dari nilai-nilai ajaran islam. Hadirnya teknologi informasi membawa dampak
tidak hanya positif tetapi juga negatif. Hal ini tentu menjadi tantangan sekaligus
peluang bagi umat Islam sendiri. Dengan demikian, studi keislaman menjadi sangat
penting terutama dalam menghadapi budaya modern yang cenderung berkiblat ke
Barat, yang menggerus nilai-nilai keislaman.
Derasnya arus informasi dan komunikasi serta modernisasi dan westernisasi tentunya tidak
ada yang membendung karena hal itu pasti terjadi. Maka disini letak urgensitasnya,
mempelajari agama lebih jauh, sebagai benteng dan filterisasi dalam penerimaan informasi
yang bersumber dari dunia Barat tersebut.
Derasnya arus informasi dan komunikasi serta modernisasi dan westernisasi tentunya tidak
ada yang membendung karena hal itu pasti terjadi. Maka disini letak urgensitasnya,
mempelajari agama lebih jauh, sebagai benteng dan filterisasi dalam penerimaan informasi
yang bersumber dari dunia Barat tersebut.
Derasnya arus informasi dan komunikasi serta modernisasi dan westernisasi
tentunya tidak ada yang membendung karena hal itu pasti terjadi. Maka disini letak
urgensitasnya, mempelajari agama lebih jauh, sebagai benteng dan filterisasi dalam
penerimaan informasi yang bersumber dari dunia Barat tersebut.
Tetapi bagi sebagian orang tidak mudah untuk memahami agama Islam secara
mendalam. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang bagaimana cara
mempelajari agama Islam itu. Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya sistematis
yang memadai sehingga mampu memberikan solusi atas keadaan. Salah satu upaya
yang bisa dilakukan adalah dengan memahami berbagai pendekatan ajaran agama
islam, sehingga pemahaman tentang agama islam lebih komprehensif dan
menyeluruh. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk memahami islam secara
mendalam adalah pendekatan historis. Maka dari itu dalam makalah ini akan
membahas tentang pendekatan historis.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dibahas dalam pembahasan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana pengertian pendekatan historis dalam studi Islam ?
2. Bagaimana objek kajian studi Islam dalam pendekatan historis?
3. Bagaimana metode pendekatan historis?
4. Bagaimana aplikasi pendekatan historis dalam studi Islam?

C. Tujuan
Tujuan pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari pendekatan historis dalam studi Islam.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup pendekatan historis dalam studi islam.
3. Untuk mengetahui metode pendekatan historis.
4. Untuk mengetahui aplikasi pendekatan historis dalam studi islam.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Historis


1. Pengertian Historis
Dalam kamus bahasa inggris historis berasal dari kata history artinya
sejarah, atau peristiwa. Kata sejarah dari bahasa Arab yang berarti pohon.
Pengambilan istilah ini agaknya berkaitan dengan kenyataan, bahwa sejarah
setidaknya dalam pandangan orang pertama yang menggunakan kata ini
menyangkut tentang, antara lain, syajarat al-nasab, pohon geneologis yang dalam
masa sekarang agaknya bisa disebut sejarah keluarga (family history).
Historis adalah asal usul, silsilah, kisah, riwayat, dan peristiwa. Historis
merupakan suatu ilmu yang didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan
memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, dan latar belakang peristiwa tersebut.
Sejarah yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang berbagai peristiwa
yang terjadi pada masa lalu yang meliputi:
a. Waktu dan tempat terjadinya peristiwa
b. Pelaku-pelakunya jelas
c. Sebab-sebab terjadinya
d. Awal dan akhirnya tersusun secara baik dan sistematis.
Menurut Ibn Khaldun (1332-1406 M), sejarah dapat dilihat dari dua sisi.
Sisi luar dan sisi dalam. Dari sisi luar, pengertian sejarah tidak lebih dari rekaman
perputaran kekuasaan pada masa lampau manusia. Tetapi, jika ditilik dari sisi
dalam, maka sejarah merupakan suatu penalaran kritis dan usaha cermat untuk
mencari kebenaran, suatu penjelasan yang cerdas tentang sebab-sebab dan asal-
usul segala sesuatu peristiwa terjadi. Oleh sebab itu, sejarah berakar dalam
filsafat dan ia pantas menjadi bagian dari filsafat itu.
Aloy Meister dan Gilbert Carraghan, menyebutkan bahwa sejarah itu
dapat dibagi menjadi tiga konsep yang berlainan, tetapi saling berkaitan, yaitu :
a. Merupakan peristiwa-peristiwa produk manusia di masa lampau.
b. Penulisan mengenai apa yang terjadi di masa lampau.
c. Sejarah sebagai metode penelitian.
Ilmu Sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa masa lampau
melalui rekonstruksi peristiwa baik secara tertulis maupun tidak tertulis
berdasarkan fakta-fakta historis (bukti sejarah dan produk kebudayaan: seni dan
budaya masyarakat). Unsur-unsur pokok dalam sejarah :
a. Actor/pelaku (orang: individu, kelompok)
b. Perbuatan/tindakan (peristiwanya)
c. Waktu (saat terjadinya peristiwa)
d. Lingkungan (tempat terjadinya peristiwa)
e. Rekonstruksi peristiwa (pengungkapannya)
Peristiwa sejarah ditentukan (dipengaruhi) oleh 3 (tiga) hal:
a. Man sebagai pelaku (aktor) sejarah bisa individu, bisa komunitas
(kelompok).
b. Time masa/wkt terjadinya peristiwa adalah mencerminkan rangkaian
peristiwa pada suatu masa tertentu
c. Space ruang, wilayah dan konteks peristiwa yang melingkupi masyarakat (
politik, sosial, budaya), dll. Atau lingkup mikro dan makronya peritiwa
sejarah.

2. Pengertian Pendekatan

Istilah pendekatan menurut bahasa sering disebut dengan madkhal (bahasa Arab) atau
approach (bahasa inggris). Selain kedua istilah tersebut istilah lain yang mempunyai arti
hampir sama dan menunjukkan tujuan yang sama adalah theoretical framework,
Aloy Meister dan Gilbert Carraghan, menyebutkan bahwa sejarah itu
dapat dibagi menjadi tiga konsep yang berlainan, tetapi saling berkaitan, yaitu :
d. Merupakan peristiwa-peristiwa produk manusia di masa lampau.
e. Penulisan mengenai apa yang terjadi di masa lampau.
f. Sejarah sebagai metode penelitian.
Ilmu Sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa masa lampau
melalui rekonstruksi peristiwa baik secara tertulis maupun tidak tertulis
berdasarkan fakta-fakta historis (bukti sejarah dan produk kebudayaan: seni dan
budaya masyarakat). Unsur-unsur pokok dalam sejarah :
f. Actor/pelaku (orang: individu, kelompok)
g. Perbuatan/tindakan (peristiwanya)
h. Waktu (saat terjadinya peristiwa)
i. Lingkungan (tempat terjadinya peristiwa)
j. Rekonstruksi peristiwa (pengungkapannya)
Peristiwa sejarah ditentukan (dipengaruhi) oleh 3 (tiga) hal:
a. Man sebagai pelaku (aktor) sejarah bisa individu, bisa komunitas
(kelompok).
b. Time masa/wkt terjadinya peristiwa adalah mencerminkan rangkaian
peristiwa pada suatu masa tertentu
c. Space ruang, wilayah dan konteks peristiwa yang melingkupi masyarakat (
politik, sosial, budaya), dll. Atau lingkup mikro dan makronya peritiwa
sejarah.

3. Pengertian Pendekatan
Istilah pendekatan menurut bahasa sering disebut dengan madkhal (bahasa
Arab) atau approach (bahasa inggris). Selain kedua istilah tersebut istilah lain
yang mempunyai arti hampir sama dan menunjukkan tujuan yang sama adalah
theoretical framework, conceptual framework, perspective, point of view dan
paradigma. Ini berarti bahwa kesemuanya memiliki makna “cara memandang dan
cara menjelaskan suatu gejala atau peristiwa.”
Ghazali mengatakan bahwa pendekatan adalah suatu sikap ilmiah
(persepsi) dari seseorang untuk menemukan kebenaran ilmiah. Dengan kata lain
pendekatan berarti cara pandang atau paradigm adalam suatu bidang ilmu, yang
selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dengan demikian secara
sederhana pendekatan itu dapat kita maknai sebagai cara pandang seseorang
untuk memahami sesuatu. Jika objeknya adalah agama Islam, pendekatan yang
dimaksud adalah cara pandang seseorang dalam memahami agama Islam itu
sendiri.
Jadi dapat dikatakan pendekatan adalah meneliti objek tertentu dengan
menggunakan teori dari bidang ilmu tertentu. Jadi dalam pendekatan minimal ada
3 hal yang harus dipenuhi:
a. Ada kegiatan meneliti (langkah-langkah penelitian)
b. Ada objek yang diteliti
c. Ada teori dari ilmu tertentu yang dipergunakan untuk menganalisis.
4. Pendekatan Historis
Pendekatan sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang didalamnya
dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, obyek,
latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini segala
peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, di mana, apa
sebabnya, siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Pendekatan sejarah (historical approach) adalah cara pandang untuk
melihat sesuatu dengan mendasarkan pada analisis rekonstruksi peristiwa masa
lampau (sejarah) berdasarkan data-data dan fakta/ bukti historis untuk
mengungkap peristiwa sejarah secara ilmiah (objektif dan valid). Unsur pengaruh
hasil kajian (penulisan) sejarah adalah sebagai berikut.
a. Sumber sejarah (evident/bukti historis)
b. Informasi/ data sejarah (lisan dan tulisan)
c. Persepsi dan sikap peneliti/sejarawan (subjektif, objektif)
d. Kemampuan analisis historis (daya kritis, critical historis).
Pendekatan berarti disiplin ilmu. Maka ketika disebut studi Islam dengan
pendekatan historis/ sejarah maka sama artinya dengan mengkaji islam dengan
menggunakan disiplin ilmu sejarah. Konsekuensinya, pendekatan disini
menggunakan teori disiplin ilmu sejarah. Dengan menggunakan pendekatan
sejarah misalnya objek studi islam tersebut didekati dengan menggunakan teori
sejarah.
Dengan menggunakan pendekatan sejarah terdapat teori yang bisa
digunakan yaitu :
a. Idealist approach adalah seorang peneliti yang berusaha memahami dan
menafsirkan fakta sejarah dengan mempercayai secara penuh fakta yang ada
tanpa keraguan.
b. Reductionalist approach adalah seorang peneliti yang berusaha memahami
dan menafsirkan fakta sejarah dengan penuh keraguan.
c. Diakronik adalah penelusuran sejarah dan perkembangan satu fenomena yang
sedang diteliti. Misalnya kalau sedang meneliti konsep riba menurut
Muhammad Abduh, diakroniknya adalah harus lebih dahulu membahas kajian-
kajian orang sebelumnya yang pernah membahas tentang riba.
d. Sinkronik adalah kontekstualisasi atau sosiologis kehidupan yang mengitari
fenomena yang sedang diteliti. Kembali pada contoh konsep riba menurut
Muhammad Abduh, maka sosial kehidupan Muhammad Abduh dan sosial
kehidupan tokoh-tokoh yang pernah membahas fenomena yang sama juga
harus dibahas.
e. Sistem nilai adalah sistem nilai atau budaya sang tokoh dan budaya di mana
dia hidup.
Maka penelitian dengan teori diakroni, sinkronik dan sistem budaya
adalah penelitian yang menelusuri latar belakang dan perkembangan fenomena
yang diteliti lengkap dengan sejarah sosio-historis dan nilai budaya yang
mengitarinya. Maka menjadi wajar kalau alat analisis ini dikenal sebagai alat
analisis sejarah atau sosial (sosiologi).

B. Objek Kajian Studi Islam dalam Pendekatan Sejarah


Joachim Wach mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan secara
khusus dari agama. Pertama, unsur teoretis, yaitu agama sebagai sistem kepercayaan.
Kedua, unsur praktis, yaitu berupa sistem kaidah yang mengikat penganutnya. Ketiga,
aspek sosiologis, bahwa agama mempunyai sistem hubungan dan interaksi sosial.
Menurut Wach, jika salah satu unsur tidak terdapat di dalamnya maka orang tidak
dapat berbicara tentang agama, melainkan hanyalah satu kecenderungan religious.
Agama Islam secara umum biasa dipahami sebagai sistem kepercayaan dan
tindakan yang didasarkan pada wahyu Allah (Al-Quran) dan sabda-sabda Muhammad
Saw (Hadits). Sistem kepercayaan dan tindakan itu kemudian dikembangkan menjadi
pandangan hidup pemeluknya melalui pemikiran-pemikiran ulama dan menjadi
realitas kehidupan umat Islam di dalam keragaman faham, tindakan, komunitas, dan
lingkungan. Namun demikian, meninjau objek penelitian agama dalam perspektif
sejarah akan lebih mudah bila didasarkan pada periodisasi sejarah Islam sebagaimana
yang telah dikembangkan oleh para ahli.
Islam sebagai agama yang telah berkembang selama lebih dari empat belas
abad menyimpan sejarah yang perlu terus dikaji dari berbagai sudut pandang
(perspektif). Peristiwa-peristiwa yang secara garis besar menyangkut masalah-
masalah ajaran, pemikiran, sosial, politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya itu secara
material (objek material) adalah sama-sama merupakan objek sejarah islam.
Kebenaran (peristiwa) sejarah: terkait dengan kesediaan sejarawan dalam
meneliti sumber sejarah secara tuntas. Adapun objek kajian sejarah adalah sebagai
berikut.
a. Aktor dan aktivitasnya (life history, pemikiran dan hasil karyanya)
b. peristiwa tertentu ( kelahiran , perilaku, peristiwa, kebudayaan dll)
c. agama, keyakinan-keyakinan manusia (masyarakat) dan apayang dialami dalam
pengamalan dan pengalaman keagamaan
d. Pengungkapan (penulisan) sejarah terikat pada penalaran atas fakta sejarah.

C. Metode Pendekatan Historis


Pendekatan sejarah merupakan penyelidikan atas suatu masalah dengan
mengaplikasikan jalan pemecahannya dari perspektif historis. Maka metode sejarah
adalah seperangkat aturan atau prinsip-prinsip dasar yang sistematis yang digunakan
dalam proses pengumpulan data atau sumber-sumber, mengerti dan menafsirkannya
serta menyajikannya secara sintesis dalam bentuk sebuah cerita sejarah (historiografi).
Penelitian terhadap masalah-masalah agama dan keagamaan berdasarkan
pendekatan sejarah dapat pula dikatakan sebagai penelitian sejarah agama, karena
secara objektif akan mengarahkan sasaran penelitian terhadap berbagai persoalan
sejarah agama, di samping keharusan pendekatan yang dipergunakan adalah
pendekatan sejarah.
Penelitian sejarah agama dapat ditempuh dengan dimulai dari :
1. Penentuan topik
Penentuan topik penelitian berdasarkan asumsi atau problematika ilmiah
di sekitar sejarah agama. Kemudian disusul proposal penelitian. Di dalam
proposal ini dijelaskan arti penting suatu masalah yang akan diteliti, kerangka
metodologis, langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan penelitian
adalah sebagai berikut.
2. Heuristik (pengumpulan sumber sejarah).
Tahap ini dilakukan terhadap berbagai sumber sejarah agama yang
mempunyai nilai akurat, autentik dan kredibel sehingga hasil penelitian dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Sumber-sumber yang perlu
dipertimbangkan apakah termasuk sumber primer atau sumber sekunder.
Kemudian dilakukan seleksi sumber sejarah berdasarkan relevansi terhadap
penelitian yang dilakukan. Sumber-sumber yang relevan (benar-benar
mendukung dan berhubungan) dengan penulisan sejarah agama penting diambil,
sedangkan sumber yang tidak relevan lebih baik diabaikan, kemudian dikaji ulang
dengan menggunakan metode kritik sejarah.
3. Verifikasi (Kritik Sejarah)
Terdapat dua jenis kritik sumber sejarah yaitu eksternal dan internal.
Kritik eksternal dimaksud untuk menguji otensitas (keaslian) suatu sumber. Kritik
internal dimaksudkan untuk menguji kredibilitas dan reliabilitas suatu sumber.
Jadi di samping uji otensitas juga dituntut kredibilitas informan, sehingga dapat
dijamin kebenaran informasi yang disampaikan.
4. Interpretasi
Proses atau kegiatan penelitian yang tidak terpisahkan dari langkah
penulisan sejarah, yaitu proses analisis terhadap fakta-fakta sejarah, bahkan
proses penyusunan fakta-fakta sejarah itu sendiri. Fakta sejarah agama haruslah
objektif, tetapi disini bukan berarti peneliti tidak memiliki peluang untuk
menerangkan fakta itu atas dukungan teori-teori. Sebab, di dalam proses
interpretasi sejarah dimungkinkan terdapat unsur-unsur subjek peneliti, terutama
gaya bahasa dan sistem kategorisasi atau konseptualisasi terhadap fakta-fakta
sejarah berdasarkan teori yang dikembangkan.
5. Historiografi
Dalam hal ini, penulisan sejarah agama didasarkan kerangka penulisan
yang sudah dipersiapkan penulis, apakah berdasarkan pola yang dikembangkan
secara urut waktu atau periodisasi ataukah didasarkan pada tema-tema unik sesuai
peristiwa sejarah. Demikian pula model pemaparan atas fakta-fakta sejarah
agama, dapat ditempuh secara induktif dan deduktif. Suatu hal yang penting
dicatat bahwa penulisan sejarah bisa dikembangkan secara kualitatif, sehingga
antara deskripsi dan analisis fakta merupakan satu kesatuan dalam pemaparan
sejarah.

D. Aplikasi Pendekatan Historis dalam Studi Islam


Melalui pendekatan historis ini seseorang yang belajar agama akan diajak
untuk menelusuri ajaran Islam dari alam idealis ke alam bersifat empiris dan
mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau
keselarasan antara alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan historis.
Pendekatan historis ini sangat dibutuhkan dalam memahami agama (Islam) karena
agama (Islam) itu sendiri turun dalam situasi yang konkret bahkan berkaitan dengan
kondisi sosial kemasyarakatan.
Seseorang yang ingin memahami Al-Quran secara benar, harus memahami
sejarah turunnya Al-Quran atau kejadian-kejadian yang mengiringi turunnya Al-
Quran yang disebut dengan Asbab al-Nuzul yang berisi sejarah turunnya ayat Al-
Quran. Dengan ilmu ini seseorang akan dapat mengetahui hikmah yang terkandung
dalam suatu ayat berkenaan dengan hukum tertentu, dan ditujukan untuk memelihara
syariat dan kekeliruan memahaminya.
Pemahaman lebih lanjut mengenai signifikansi pendekatan sejarah dalam studi
keislaman ini bisa diilustrasikan dalam studi mengenai sejarah kaum sufi. Banyak
faktor yang memengaruhi gerakan kaum sufi, baik secara kultural maupun struktural,
namun segala faktor yang relevan dan kontekstual dengan gerakan tersebut di dekati
secara historis. Dengan pendekatan sejarah diharapkan dapat menghasilkan sebuah
penjelasan (historical explanation) dalam mengungkapkan gejala-gejala yang relevan
dengan waktu dan tempat berlangsungnya kaum sufi. Kemudian secara historis pula
dapat diungkap kausalitas, asal-usul, dan segi-segi prosesual serta struktural. Dalam
hal ini, faktor-faktor dominan yang penting dilacak ialah kondisi struktur sosial dan
budaya yang mendorong munculnya gerakan, sosialisasi ajaran sebagai dasar gerakan,
faktor pencetus gerakan, mobilisasi pengikut, dan faktor counter action terhadap
gerakan.
Pemahaman sejarawan terhadap sejarah sufisme berdasarkan pendekatan
historis lebih bersifat subjektif, sehingga pengetahuan teoretis dan pengalaman
empirislah yang akan menjadi pembimbing dalam menemukan motif-motif tindakan
atau peristiwa sejarah tersebut. Di sini, pergerakan kaum sufi dapat pula ditempatkan
dalam kerangka perubahan sosial, sehingga bisa dikombinasikan secara sinkronis dan
diakronis akan mengantarkan sejarawan mampu menerangkan proses perubahan
sosial dalam komunitas kaum sufi itu secara jelas. Beberapa kajian Islam
berperspektif historis adalah sebagai berikut.
a. Tarikh Islam, Yoesoef soe’eib
b. Hayatun Muhammad , Ibnu Ishaq, Husein Haikal
c. Tarikh al-Quran
d. ‘Ilm Rijal al-Hadis
e. Ilm Tawarikh al-Ruwah
f. Tarikh Tasyri’ al-Islami
g. Qawaid al-Fiqhiyyah nasy-atuhu wa Tathawwuruhu Dll.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan pada pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Pendekatan historis dalam studi islam yaitu mengkaji islam dengan menggunakan
disiplin ilmu sejarah. Konsekuensinya, pendekatan disini menggunakan teori
disiplin ilmu sejarah. Dengan menggunakan pendekatan sejarah misalnya objek
studi islam tersebut didekati dengan menggunakan teori sejarah.
2. Objek kajian studi islam dalam pendekatan historis adalah peristiwa-peristiwa
yang secara garis besar menyangkut masalah-masalah ajaran, pemikiran, sosial,
politik, ekonomi, budaya.
3. Metode pendekatan sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip-prinsip dasar
yang sistematis yang digunakan dalam proses pengumpulan data atau sumber-
sumber, mengerti dan menafsirkannya serta menyajikannya secara sintesis dalam
bentuk sebuah cerita sejarah (historiografi). Pendekatan historis terdiri dari
penentuan topik, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi.
4. Contoh aplikasi pendekatan historis dalam studi islam adalah adanya asbab al-
nuzul al-Quran yakni sejarah turunnya Al-Quran serta mengenai sejarah sufisme.
5.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Yatimin. (2006). Studi Islam Kontemporer. Amzah. Jakarta

Abdurrahman, Dudung. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah, Ar-Ruzz Media, Cetakan


Pertama. Yogyakarta

Anwar, Desi. (2015). Kamus Lengkap Inggris – Indonesia. Penerbit Amelia. Cetakan
Pertama. Surabaya

Basri. (2006) Metodologi Penelitian Sejarah. Restu Agung. Cetakan Pertama. Jakarta

Daliman. (2012). Metode Penelitian Sejarah. Ombak. Cetakan Pertama. Yogyakarta.

Ghazali, Dede Ahmad dan Gunawan, Heri. (2015). Studi Islam. Remaja Rosdakarya. Cetakan
Pertama. Bandung

Khoiriyah. (2013). Memahami Metodologi Studi Islam. Teras. Cetakan Pertama. Yogyakarta

Nasution, Khoiruddin. (2016). Pengantar Studi Islam. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Nata, Abuddin. (1999). Metodologi Studi Islam. Raja Grafindo Persada. Cetakan Ketiga.
Jakarta

Yatim, Badri. (1997). Historiografi Islam. Logos Wacana Ilmu. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai