Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : Pisikologi Perkembangan Peserta didik
Dosen Pengampu : Dr. Hani Hanifah, M.Pd.I

Disusun oleh :
Kelompok

Mugiana Silmun : P.21.141528


Neng Fuji Aprilia : P.21.141530
Rani Rahmawati : P.21.141532

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM / REGULER


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL
ARQAM
MUHAMMADIYAH GARUT
2022
KATA
PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat dan karunia yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Atas kemudahan dari-Nya. Makalah yang berjudul “ Perkembangan Peserta Didik”
dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai pelengkap tugas dan mempunyai tujuan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca,maupun pihak yang terkait
didalamnya serta dapat memberikan motivasi atau dorongan agar memiliki kepribadian
yang lebih baik di masa yang akan mendatang dan bisa sebagai bahan acuan. Karya tulis
ini pada umumnya membahas secara rinci mengenai pengertian kebudayaan dan
kepribadian sampai dengan peranan kebudayaan terhadap kepribadian itu sendiri.
Mengingat dalam proses penyelesaian karya tulis ini, banyak pihak yang telah
membantu baik secara moral dan material, secara langsung maupun tidak langsung.
Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih untuk pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian karya tulis ini, terutama Ibu Hotniar Siringoringo selaku dosen Mata
Kuliah Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar. Serta, pihak lain yang telah membantu dan
mendukung dalam penyelesaian makalah ini yang tak bisa disebutkan satu persatu
Seperti kata pepatah, “Tak ada gading yang tak retak” begitu pula karya tulis
yang telah diselesaikan dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Oleh karena itu
saran serta kritik sangat dibutuhkan agar dimasa yang akan datang dapat
menyempurnakan makalah ini atau dapat menjadikannya lebih baik dari sekarang.

Garut, 17 Oktober 2022


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL / COVER..................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................... 2

DAFTAR ISI................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 4

A. Latar Belakang .................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 5

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15

A. Kesimpulan .......................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ruth berry (2001: 2) Psikoanalisa adalah sistem menyeluruh dalam psikologi
yang dikembangkan oleh freud secara berlahan ketika ia menangani orang yang
mengalami neurosis dan masalah mental lainnya. Teori Kepribadian Psikoanalisa
merupakan salah satu aliran utama dalam sejarah psikologi. Psikoanalisa adalah
sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia, dan
metode psikoterapi. Secara historis Psikoanalisa adalah aliran pertama dari tiga
aliran utama psikologi. Yang kedua adalah behaviorisme, sedangkan yang ketiga
adalah psikologi eksistensialhumanistik. Menurut Freud, lapisan kesadaran jiwa
itu kecil, dan analisis terhadapnya tidak dapat menerangkan masalah tingkah laku
seluruhnya. Freud juga berpendapat bahwa energi jiwa itu terdapat didalam
ketidaksadaran, yang berupa insting-insting atau dorongan dorongan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan psikoanalisa atau psikoanalisis?
2. Jelaskan konsep manusia dalam psikoanalisis?

C. Tujuan
1. Mendefinisikan arti dari psikoanalisa.
2. Menjelaskan lebih detail tentang prinsip dan konsep dasar psikoanalisa
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Peserta Didik Menurut Para Ahli


Bertikut ini adalah definisi perkembangan peserta didik menurut para ahli. Antara lain;

1. Abdul Mujib (2006)


Menurutnya, memberikan pengertian bahwa peserta didik adalah bentuk penyebutan
murid yang mengisyaratkan atau menunjukan dalam pendidikan formal dan non formal.
Hal ini di dasari pada kebutuhan peserta didik di sekolah yang memerlukan kajian demi
meningkatkan pengetahuan dan wawasannya.
2. Ahmad Tafsir (2006)
Menurutnya, definisi peserta didik sebagai simbul penyebutan adanya suatu hubungan
antara tenaga pendidik dan murid yang dilakukan dengan bentuk pengajaran atau adanya
transfer ilmu dari guru sebagai objek dan murid sebagai objek.

3. Barnadib (1989)
Barnadib mengingkapkan bahwa peserta didik adalah tiap kelompok individu yang
menerima ilmu pengetahuan dari tenaga pendidikan yang menjalankan kegiatan
pendidikan. Bagi kegiatan pendidikan dalam bentuk formal seperti sekolah ataupun
dalam bentuk non formal seperti lembaga kursus, palahtihan, dan lain sebaginya.

4. Abuddin Nata (2005)


Menurutnya, arti peserta didik adalah seseorang yang sedang berada dalam proses
pebelajaran sebagai objek yang dalam perkembangan dan pertumbuhannya dilakukan
menurut fitrahnya masing-masing. Kajian ini dilakukan dalam meninjau manfaat
mempelajari peserta didik yang dapat meningkatkan pengetahuan dan wawasan
keilmuannya.

B. TEORI PERKEMBANGAN SIGMUND FREUD (PSIKOANALISIS)


Pandangan Teori Perkembangan Psikoanalisis menurut Freuds
Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa memiliki tiga
tingkat kesadaran, yakni sadar (conscious), prasadar (preconscious), dan tak-
sadar (unconscious). Topografi atau peta kesadaran ini dipakai untuk
mendiskripsi unsur cermati (awareness)dalam setiap event mental seperti berfikir
dan berfantasi. Sampai dengan tahun 1920-an, teori tentang konflik kejiwaan
hanya melibatkan ketiga unsur kesadaran itu. Baru pada tahun 1923 Freud
mengenalkan tiga model struktural yang lain, yakni id, ego, dan superego. Enam
elemen pendukung struktur kepribadian itu adalah sebagai berikut:
A. Sadar (Conscious)
Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita cermati pada saat
tertentu. Menurut Freud, hanya sebagian kecil saja Bari kehidupan mental
(fikiran, persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk
kekesadaran (consciousness). Isi daerah sadar itu merupakan hasil proses
penyaringan yang diatur oleh stimulus atau cue-eksternal. Isi-isi kesadaran itu
hanya bertahan dalam waktu yang singkat di daerah conscious, dan segera
tertekan kedaerah perconscious atau unconscious, begitu orang memindah
perhatiannya ke weyang lain.
B. Prasadar (Preconscious)
Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni tingkat kesadaran
yang menjadi jembatan antara sadar dan taksadar. Isi preconscious berasal
dari conscious dan clanunconscious. Pengalaman yang ditinggal oleh perhatian,
semula disadari tetapi kemudian tidak lagi dicermati, akan ditekan pindah ke
daerah prasadar. Di sisi lain, isi materi daerah taksadar dapat muncul ke daerah
prasadar. Kalau sensor sadar menangkap bahaya yang bisa timbul akibat
kemunculan materi tak sadar materi itu akan ditekan kembali ke ketidaksadaran.
Materi taksadar yang sudah berada di daerah prasadar itu bisa muncul kesadaran
dalam bentuk simbolik, seperti mimpi, lamunan, salah ucap, dan mekanisme
pertahanan diri.
C. Tak Sadar (Unconscious)
Tak sadar adalah bagian yang paling dalam dari struktur kesadaran dan
menurut Freud merupakan bagian terpenting dari jiwa manusia. Secara khusus
Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah abstraksi hipotetik tetapi itu
adalah kenyataan empirik. Ketidaksadaran itu berisi insting, impuls dan drives
yang dibawa dari lahir, dan pengalaman-pengalaman traumatik (biasanya pada
masa anak-anak) yang ditekan oleh kesadaran dipindah ke daerah taksadar. Isi
atau materi ketidaksadaran itu memiliki kecenderungan kuat untuk bertahan terus
dalam ketidaksadaran, pengaruhnya dalam mengatur tingkahlaku sangat kuat
namun tetap tidak disadari.

Model perkembangan psikoanalisis dasar, yang terus-menerus dimodifikasi oleh


Freud selama 50 tahun terakhir hidupnya, terdiri atas tiga komponen pokok;

(1) satu komponen dinamik atau ekonomik yang menggambarkan pikiran manusia
sebagai sistem energi yang cair.

(2) satu komponen struktural atau topografik berupa sebuah sistem yang memiliki
tiga struktur psikologis berbeda tetapi saling berhubungan dalam menghasilkan
perilaku.

(3) satu komponen sekuensial (urutan) atau tahapan yang memastikan langkah
maju dari satu tahap perkembangan menuju tahap lainnya, yang terpusat pada
daerah-daerah tubuh yang sensitif, tugas-tugas perkembangan, dan konflik-konflik
psikologis tertentu.
C. Erik Erikson

mengembangkan teori psikososial berdasarkan hasil penelitiannya, terkait perkembangan


jiwa dan sosial pada anak, serta pengaruhnya saat beranjak dewasa. Ada 8 tahapan
psikososial menurut Erik Erikson, yaitu:

 Membangun kepercayaan (Trust vs Mistrust).


 Membangun otonomi (Autonomy vs Shame and Doubt).
 Berinisiatif vs rasa bersalah (Initiative vs Guilt).
 Merasa mampu (Industry vs Inferiority).
 Membangun identitas (Identity vs Confusion).
 Menjalin kedekatan (Intimacy vs Isolation).
 Dewasa (Generativity vs Stagnation).
 Kematangan (Integrity vs Despair).

D.

(a). Tahap Sensorimotor (dari kelahiran – 2 tahun)

Pada tahap ini, bayi menyusun pemahaman dunia dengan mengordinasikan pengalaman
indera (sensory) mereka (seperti melihat dan mendengar) dengan gerakan (otot) mereka
(menggapai, menyentuh)-oleh karena itu disebut sebagai sensorimotor. Pencapaian
kognitif yang penting di usia bayi adalah object permanance, yaitu pemahaman bahwa
objek dan kejadian terus eksis bahkan ketika objek dan kejadian itu tidak dapat dilihat,
didengar, atau disentuh. Menjelang akhir priode sensorimotor, anak bisa membedakan
antara dan dirinya dunia di sekitarnya dan menyadari bahwa objek tetap ada dari waktu
ke waktu.

(b). Tahap Pra-operasional (usia 2 – 7 tahun)

Pada tahap ini, anak lebih egosentris dan intuitif. Pemikiran pra-operasional di bagi
menjadi 2 subtahap : fungsi simbolis dan pemikiran intuitif.

a.Subtahap fungsi simbolis (usia 2 – 4 tahun).

Pada tahap ini, penggunaan bahasa mulai berkembang dan kemunculan sikap bermain
adalah contoh lain dari peningkatan pemikiran simbolis. Anak kecil mulai mencoret-coret
gambar orang, rumah, mobil, awan, dan benda lainnya. pemikiran pra-operasional masih
mengandung dua keterbatasan : egosentris dan animisme. Egosentris adalah
ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif sendiri dengan perspektif orang
lain.

Animisme adalah kepercayaan bahwa objek tak bernyawa punya kualitas “kehidupan”
dan bisa bergerak. Contoh : “pohon itu mendorong daun dan membuatnya gugur” atau “
trotoar itu mmebuat ku terjatuh”.

b.Subtahap pemikiran intuitif (usia 4 – 7 tahun).


Disebut tahap pemikiran intuitif karena mereka mengatakan bahwa mereka tahu sesuatu
tetapi mereka mengetahui tanpa menggunakan pemikiran rasional. Tahap pra-oprasional
ini menunjukkan karaktersitik pemikiran yang disebut centration yaitu pemokusan
(pemusatan) perhatian pada satu karakteristik dengan mengabaikan karaktersitik lainnya.
centration tampak jelas dalam kurangnya conservation dari anak, yaitu ide bahwa
beberapa karaktersitik dari objek itu tetap sama meski objek itu berubah penampilannya.
Contoh : orang dewasa tahu bahwa volume air akan tetap sama meski dia dimasukkan ke
dalam wadah yang bentuknya berlainan. Tetapi, bagi anak kecil tidak demikian. Menurut
Piaget, anak pada tahap pra-operasional juga tidak bisa melakukan apa yang disebut
operation (operasi) yaitu representasi mental yang dapat di balik (reversible). Contoh :
seorang anak kecil mungkin tahu bahwa 4 + 2 = 6, tetapi tidak tahu kebalikannya, yaitu 6
– 2 = 4 adalah benar.

(c). Tahap Operasional Konkret (usia 7 – 11 tahun)

Pemikiran operasional konkret mencakup penggunaan operasi. Penalaran logika


matematika menggantikan penalaran intuitif, tetapi hanya dalam situasi konkret. Pada
tahap ini, anak secara mental bisa melakukan sesuatu yang sebelumnya hanya bisa
mereka lakukan secara fisik, dan mereka dapat membalikkan operasi konkret ini.
Misalnya, ada dua lempung berbentuk bola dengan ukuran sama. Kemudian bola
lempung tersebut duabh menjadi bentuk panjang dan ramping. Anak itu ditanya lempung
mana yang lebih banyak, yang berbentuk bola atau yang panjang. Jika anak itu berusia 7
atau 8 tahun, besar kemungkinan mereka akan menjawab bahwa jumlah lempung dlaam
kedua bentuk tersebut adalah sama.

Tahap ini juga ditandai dengan seriation yaitu operasi konkret yang melibatkan stimulus
pengurutan di sepanjang dimensi kuantitatif (seperti panjang). Contoh : seoprang guru
meletakkan delapan batang lidi dengan panjang yang berbeda-beda secara acak di atas
meja. Guru kemudian meminta murid untuk mengurutkan batang itu berdasarkan
panjangnya. Pemikir operasional konkret dapat secara bersamaan memahami bahwa
setiap batang harus lebih panjang dari batang sebelumnya atau batang sesudahnya harus
lebih pendek dari sebelumnya.Aspek lain dari penalaran tentang hubungan antar kelas
adalah transivity yaitu kemampuan untuk mengombinasikan hubungan sceara logis untuk
memahami kesimpulan tertentu. Misalnya, dalam kasus batang lidi tadi, tiga batang (A,
B, dan C) berbeda panjangnya. A adalah yang paling panjang, B panjangnya menengah,
dan C adalah yang paling pendek. Si anak memahami bahwa jika A>b, dan B>C, maka
A>C ? menurut Piaget, pemikir konkret operasional bisa memahaminya.

(d). Tahap Operasional Formal (usia 7 – 15 tahun)

Pada tahap ini, individu sudah mulai memikirkan pengalaman di luar pengalaman
konkret, dan memikirkannya secara lebih abstrak, idealis, dan logis. Pemikir operasional
konkret perlu melihat elemen konkret A, B, dan C untuk menarik kesimpulan logis bahwa
jika A = B dan B = C, maka A = C. Sebaliknya, pemikir operasional formal dapat
memecahkan persoalan ini walau problem ini hanya disajikan secara verbal.

Selain memiliki kemampuan abstraksi, pemikir operasional formal juga punya


kemampuan untuk melakukan idealisasi dan membayangkan kemungkinan-kemungkinan.
Pemikir idealis ini bisa menjadi fantasi atau khayalan. Banyak remaja tak sabar terhadap
cita-cita mereka sendiri. Mereka juga tidak sabar menghadapi problem untuk
mewujudkan cita-citanya itu. Egosentrisme juga muncul dalam masa remaja.
Egosentrisme masa remaja (adolescent egocentrism) adalah kesadaran diri yang tinggi
yang tercermin dalam keyakinan remaja bahwa orang lain tertarik pada dirinya
sebagaimana dia tertarik pada dirinya sendiri. Egosentrisme remaja juga mencakup
perasaan bahwa dirinya adalah unik atau berbeda dari orang lain. Contoh : “semua orang
disini melihatku karena rambutku ini tak bisa diatur”, lalu dia lari ke ruang rias untuk
menyemprotnya dengan hairspray.

Hambatan dari perkembangan kognitif adalah stimulasi dan perkembangan psikologis


dilihat dari fisik. Pada beberapa bulan pertama dari kelahirnnya ,aspek yang memegang
peranan penting dari bayi adalah sekitar mulutnya. Mulut bukan hanya alat untuk makan
dan minum ,tetapi juga alat komunikasi dengandunia luar, bayi mendapatkan beberapa
pengalaman dan rasa senang melalui sentuhan-sentuhan dengan mulutnya. Melalui
interaksi dengan menggunakan alat-alat tersebut dengan lingkungannya, bayi
memperoleh kesan dan memahami lingkungannya.

Dari pernyataantersebut saya mmberi contoh dilingkungan ,saya menemukan seorang


bayi yang cacat /kurang sempurna. Dia tidak bisa berbicara, kemungkinan itu berfaktor
pada saat ibu hamil, kurangnya gizi, perhatian, terkadang juga berpengaruh pada ibu.
Yang contohnya ibu juga tidak bisa berbicara itu bisa berpengaruh ke anaknya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Konsep psikoanalisis yang relevan dan sangat berpengaruh dalam
kehidupan manusia. Konsep ini masih digunakan sebagai acuan dalam mengatasi
gangguan kejiwaan (neurotik). Psikoanalisis menggunakan metode menganalisis
dan mengeluarkan faktor-faktor dalam alam bawah sadar seseorang. Dengan
menggunakan prinsip yang dipakainya yaitu mencari dahulu faktor-faktor yang
menyebabkan neurose melalui teknik-teknik evaluasi kepribadian.
DAFTAR PUSTAKA

Diterjemahkan dan di-resume dari:


Salkind, Neil J. (2004). An Introduction to Theories of Human Development.
Thousand Oaks, London, New Delhi: Sage Publications. International Education
and Publisher.

Breman, James F. 2006. Sejarah dan Sistem Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.

Suryabrata, S. 2000. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bertens, K. 2006. Psikoanalisis Sigmund Freud. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


Utama.

https://www.kompasiana.com/yunitaizmatulmustafidah/552e2e9a6ea834c4168b45bc/
tahaptahap-perkembangan-kognitif-piaget

Anda mungkin juga menyukai