Oleh:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDU
L
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Belajar Humanistik.....................................................................5
2.2 Bentuk Pendidikan Humanistik.........................................................................6
2.3 Tokoh-tokoh Teori Humanistik....................................................................7
2.4 Prestasi Belajar............................................................................................11
2.5 Prinsip-Prinsip Teori Belajar Humanistik...................................................15
2.6 Teori Belajar Humanistik Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar..............17
2.7 Landasan Pendidikan Ki Hajar Dewantara.................................................21
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................30
3.2 Saran............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ii
2
sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju, adanya
keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman,
adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang
baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetensi, adanya keinginan
untuk mendapatkan rasa aman, adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir
dari pada belajar.
Secara luas, teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang
psikologi atau bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar ialah
membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa ranah
yang harus mendapat perhatian. Ranah-ranah itu ialah ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotor.
Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia.
Pendekatan ini melihat kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya
untuk melakukan hal-hal yang positif. Kemampuan bertindak positif ini yang
disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang beraliran humanisme
biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif
ini. Kemampuan positif di sini erat kaitannya dengan pengembangan emosi
positif yang terdapat dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang
sangat kuat yang nampak dari para pendidik beraliran humanisme.
Menurut teori humanisme, manusia bertanggung jawab terhadap pilihan
dalam hidup dan perbuatannya serta mempunyai kebebasan dan kemampuan
untuk mengubah sikap dan perilakunya. Belajar dianggap berhasil jika siswa
memahami lingkungannya dan dirinya. Siswa dalam proses belajarnya harus
berusaha agar lambatlaun mereka mampu mancapai aktualisasi diri dengan
sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori
dan belajar, secara umum teori belajar dikelompokan dalam empat kelompok
atau aliran meliputi: (1) Teori Belajar Behavioristik (2) Teori Belajar
Kognitifistik (3) Teori Belajar Konstruktifistik (4) Teori Belajar Humanistik
3
Salah satu teori belajar yaitu humanistik yang menekankan perlunya sikap
saling menghargai dan tanpa prasangka (antara klien dan terapist) dalam
membantu individu mengatasi masalah-masalah kehidupannya. Teori ini
menyakini bahwa klien sebenarnya memiliki jawaban atas permasalahan yang
dihadapinya dan tugas terapist hanya membimbing klien menemukan jawaban
yang benar. Menurut Rogers, dalam Sudrajat bahwa teknik-teknik assessment
dan pendapat para terapist bukanlah hal yang penting dalam melakukan
treatment kepada klien. (Sudrajat, 2013).
B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang, dapata
diformulasikan permasalahan pokok sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan teori belajar humanistik?
2. Siapakah tokoh-tokoh dalam teori belajar humanistik?
3. Apakah Prestasi belajar ?
4 Bagaimana prinsip-prinsip teori belajar humanistic ?
5. Bagaimana aplikasi dan implikasi teori belajar humanistik dalam peningkatan
prestasi belajar
6. Apa saja landasan pendidikan Ki Hajar Dewantara
C. Tujuan
Tujuan dan kegunaan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mendapatkan deskripsi tentang teori belajar humanistik.
2. Untuk mengetahui tokoh-tokoh dalam teori belajar humanistik.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip teori belajar humanistik
4
Peserta didik tidak dilarang untuk bergerak secara bebas di ruang kelas,
tidak dilarang bicara yang berkaitan dengan materi pembelajaran, tidak
ada pengelompokan atas dasar tingkat kecerdasan.
7
Carl R. Rogers dalam Hadis (2006: 71) kurang menaruh perhatian kepada
mekanisme proses belajar. Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan
pribadi. Mereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat
berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta
didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa motifasi belajar
harus bersumber pada diri peserta didik.
Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan
(2) belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam
proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan
belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan
aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik.
Bagaimana proses belajar dapat terjadi menurut teori belajar
humanisme?. Orang belajar karena ingin mengetahui dunianya. Individu
memilih sesuatu untuk dipelajari, mengusahakan proses belajar dengan caranya
sendiri, dan menilainya sendiri tentang apakah proses belajarnya berhasil.
Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar peserta didik
menurut pandangan teori humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan
aktif dalam : (1) membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar
peserta didik bersikap positif terhadap belajar, (2) membantu peserta didik
untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan kebebasan kepada
peserta didik untuk belajar, (3) membantu peserta didik untuk memanfaatkan
9
2. Abraham Maslow
Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada
dua hal : (1) suatu usaha yang positif untuk berkembang; (2) kekuatan untuk
melawan atau menolak perkembangan itu.
3. Arthur Combs
Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan
mereka. Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi
karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan
penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain
hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak
akan memberikan kepuasan baginya. Untuk itu guru harus memahami perilaku
peserta didik dengan mencoba memahami dunia persepsi peserta didik tersebut
sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah
keyakinan atau pandangan peserta didik yang ada.
peserta didik mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan
sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu.
Sehingga yang penting ialah bagaimana membawa si peserta didik untuk
memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan
menghubungkannya dengan kehidupannya.
Combs memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti
dua lingkaran (besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu.. Lingkaran kecil
(1) adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah persepsi
dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang
pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang mempunyai sedikit
hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.
D. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang dicapai dengan usaha, sesuatu yang dicapai
tidak dengan usaha bukanlah suatu prestasi. Prestasi adalah kemampuan,
keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal.
Prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai seseorang secara sadar dan
disengaja dengan kegiatannya yaitu belajar. Keberhasilan seseorang dalam
mencapai prestasi belajar tidak akan terlepas dari berbagai faktor yang
mempengaruhinya, baik itu faktor yang menunjang maupun yang bersifat
menghambat.
Prestasi belajar dan proses belajar adalah satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan karena prestasi belajar pada hakikatnya adalah hasil akhir
dari sebuah proses belajar. Prestasi belajar ialah sebuah jalan penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru.
(2) Perubahan positif dan aktif. Dikatakan positif berarti perubahan tersebut
baik serta bermanfaat bagi kehidupan dan sesuai dengan harapan karena telah
memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif
artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang
bersangkutan.
Prestasi belajar dikatakan telah mencapai titik sempurna apabila memenuhi tiga
aspek, antara lain aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
(1) Faktor dari dalam diri peserta didik (intern) yaitu: (a) Faktor jasmani seperti
faktor
14
(a) Faktor keluarga seperti cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarga, dan keadaan keluarga.
8. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang
mendalam
9. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan
untuk mawas diri
10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan
beberapa prinsip belajar yang penting yaitu: (1). Manusia itu memiliki keinginan
alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap dunianya, dan
keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru,
(2). Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan
dengan kebutuhan peserta didik, (3) belajar dapat di tingkatkan dengan
mengurangi ancaman dari luar, (4) belajar secara partisipasif jauh lebih efektif
dari pada belajar secara pasif dan orang belajar lebih banyak bila belajar atas
pengarahan diri sendiri, (5) belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan
keseluruhan pribadi, pikiran maupun perasaan akan lebih baik dan tahan lama,
dan (6) kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat
ditingkatkan dengan evaluasi diri orang lain tidak begitu penting. (Dakir, 1993:
64)
17
1. Asas kemerdekaan, yang berarti disiplin diri sendiri atas dasar nilai hidup
yang tinggi, baik hidup sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat. Arti merdeka adalah sanggup dan mampu untuk berdiri sendiri
untuk mewujudkan hidup diri sendiri, hidup tertib dan damai dengan
kekuasaan atas diri sendiri. Merdeka tidak hanya berarti bebas tetapi harus
diartikan sebagai kesanggupan dan kemampuan yaitu kekuatan dan
kekuasaan untuk memerintah diri pribadi.
2. Asas kodrat alam, yang berarti bahwa pada hakikatnya manusia itu sebagai
makluk, adalah satu dengan kodrat alam. Manusia tidak dapat lepas dari
kodrat alam dan akan berbahagia apabila dapat menyatukan diri dengan
kodrat alam yang mengandung kemajuan itu. Oleh karena itu, setiap
individu harus berkembang dengan sewajarnya.
3. Asas kebudayaan, yang berarti bahwa pendidikan harus membawa
kebudayaan kebangsaan itu ke arah kemajuan yang sesuai dengan
kecerdasan zaman, kemajuan dunia dan kepentingan hidup lahir dan batin
23
Dalam sebuah proses belajar, sadar atau tidak maka ‘perilaku’ seorang
guru akan menjadi komunikasi (penyampaian pesan) paling efektif dan
pengaruhnya sangat besar (90%) pada peserta didik. Perilaku inilah yang akan
menjadi ‘teladan’ bagi kehidupan sosial peserta didik. Secara psikologis
pengaruh ‘perilaku’ tersebut adalah pengaruh bawah sadar peserta didik, yang
akan muncul kembali saat ia melakukan aktifitas dalam ‘bersikap’, ‘bertindak’
atau ‘menilai sesuatu’ pada dirinya maupun orang lain.
B. Saran
Bagi pendidik perlunya mengajarkan pembelajaran pada ranah afektif dan
psikomotorik bukan hanya terpusat pada pada pembelajaran kognitif saja.
32
DAFTAR PUSTAKA
Sudrajat, Ahkmad. Media Pembelajaran. Artikel. Diakses di
http://ahkmadsudrajat. wordpress. com /bahan-ajar/media-
pembelajaran/, tanggal 18 September 2021.
http://abidsaiful.blogspot.com/teori-pembelajaran-menurut-ki-hajar.html, tanggal
20 September 2021.
http://seberkassejarah2.blogspot.com/2011/03/konsep-fungsi-tujuan-dan-aliran-
aliran.html
https://www.ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik/article/download/17/17#:
~:text=Teori%20humanistik%20berasumsi%20bahwa%20teori,optimal%20(Ass
egaf%2C%202011), diakses tanggal 21 September 2021
https://www.ejournal.unuja.ac.id/index.php/pedagogik/article/download/17/17#:
~:text=Menurut%20Teori%20humanistik%2C%20tujuan%20belajar,aktualisasi
%20diri%20dengan%20sebaik%2D%20baiknya, diakses tanggal 22 september
2021