PROFESI KEPENDIDIKAN
DOSEN PENGAMPU : (Dr. Dilinar Adlin, M.Pd.)
KELOMPOK 4 :
DINDA MELATI PUTRI ( 2222441004 )
RIZKI AULIA DALIMUNTHE (2222441003 )
MASMI ( 2222441009 )
MEGA SILVIA ( 2222114104 )
MUHAMMAD DAUD IBRAHIM (2222441010 )
AYU ANDIRA ( 2222441005 )
Puji dan syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa
atas selesainya makalah yang berjudul “CJR PROFESI
KEPENDIDIKAN”. Atas dukungan moral dan materil yang
diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
mengucapkan terimakasih kepada ibu Dr. Dilinar
Adlin,M.Pd.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah memberikan kami semangat dan
motivasi dalam pembuatan makalah ini, harapan kami
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia,
melainkan Tuhan Yang Maha sempurna, karena itu kami
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan
makalah kami selanjutnya.
I. Identitas Jurnal
5.Volume : 6
6.Nomor : 2
7.Sumber :https://media.neliti.com/media/publications/121500-ID-etika-dan-nilai-nilai-profesi-
kependidik.pdf
A. Abstrak
B. Etika
Etika filsafat tentang nilai, yang secara lebih spesifik dapatdinyatakan sebagai nilai baik dan buruk
berkenaaan dengan hubunganantara manusia; sudah barang tentu relevan bila dikaitkan
dengan pendidikan. Selain pendidikan itu juga benar pasti ruang lingkup manusia, juga secara
konseptual mempunyaimakna yang dinamis. Pendidikan mengembangkan peserta didik
untuk peranannya di masa depan.
Beberapa aturan yang telah disinggung dimuka, dapat dijelaskansecara singkat sebagai berikut:
a)Absolut: mempunyai pandangan bahwa nilai iyu mutlak, tidak berubah, kokoh dan tidak dapat
diganggu gugat.
b.)Relatif: mempunyai pandangan bahwa nilai itu dapat berubah menurut keadaan.
c.)Idealis praktis: mempunyai pandangan adalah sesuatu yangmengandung citacita luhur terutama
dalam jangkauan masa depan. Dan,sebaliknya, nilai hendaknya dapat diwujudkan secara
praktikdalamkehidupan dari waktu ke waktu.
C. Pendidikan
1. Pendidikan yang hasilnya dipandang identik dengan NEM, padahal NEM lebih mencerminkan
prestasi intelektual akademik daripadayang lain.
3. Dalam berbagai hal birokrasi juga menjadi pemicu timbulnyaretruksialisme, misalnya diperguruan
tinggi peserta didik masuk lewat satu
pintu dan kelak keluarnya lewat pintu yang sama. Padahal, seyogyanyakarena minat bakat
peserta didik itu berbagai bagian, hendaklah adakemungkinan peserta didik yang masuk lewat pintu
sospol masuknyakemudian keluar lewat pintu fakultas ekonomi.Contoh-contoh tersebut memberi
isyarat kepada pendidik agarmenjauhkan yang restruksianistik dan memilih pandangan yang
lebihmemadai yaitu holistik. Pandangan tentang pengembangan sumber dayamanusia seyogyanya
berangsur menjauhi untuk selanjutnya menggunakan pandangan pengembangan potensi-
potensi manusia. Oleh karena telahterujudkan untuk menjadi orang tertentu dalam jaringan pesan
yang berisikan supply and demand hanya sebagian saja serta potensi individuyang dikembangkan.
Padahal potensi-potensi itu cukup beragam. Hal inidapat ditunjukkan dengan kenyataan bahwa
manusia mempunyaikecerdasan ganda dan potensipotensi lain yang masih perlu diungkapkan.
D. Refleksi
1. Latar belakang kefilsafatan dan pandangan hidup. Setiap guru perlu menjiwai benar-
benar tentang filsafat dan pandangan hidupnya,seyogyanya semua sikap dan tingkah lakunya
menjadi cerminan dari nilaidan norma yangdihayati tersebut.
2. Ukuran yang baik dan penting tentang ilmu pada umumnya, danyang diampu untuk tugas
mengajar pada khususnya. Ilmu adalah produkdari peradaban dan akan menjadi landasan dinamika
peradaban itu. Dalamhal ini termasuk pengetahuan.
4. Mempunyai persepsi yang memadai tentang kode etik guruIndonesia dan menggunakan
sebagai pedoman dengan cermat dan tertib.Hal ini penting karena dengan cukup banyak tanda-tanda
yangmenunjukkan bahwa mengetahui banyak hal, diantaranya
kesusilaan, belum tentu tingkah laku dan perbuatannya berkorelasi dengan pengetahuan atau filsafat
yang dianutnya. Oleh karena kode etik gurumerupakan pedoman batin dalam berbuat dalam
pendidikan, maka bagi pendidik atau guru memahami dengan baik.
Lebih-lebih karena dalam pendidikan itu diharapkan adanyahubungan antar teori dan praktek maka
kode etik dimaksud dapat sekali-sekali ditelaah secara kontekstual mengenai visibilitasnya.
III. Rangkuman
Etika akan menjadi jelas fungsinya bila dikaitkan dengan pendidikan.Pendidikan yang dimaksud
adalah holistik, karena pendekatanreduksianistik hendaknya berangsur ditinggalkan. Lain dari itu
agar pendidikan dapat mengembangkan authority from within perludikembangkan, potensi yang ada
pada peserta dicek secara utuh.Lingkungan yang mendidik perlu dikembangkan pula, yang dewasa
initelah diwarnai oleh berbagai kegiatan dan kelembagaan. Lingkungandengan berbagai aspeknya
perlu ditatap sebagai sasaran dialog. Semogasemuanya mempunyai peranan demi pendidikan yang
baik. Kesemuanyaini perlu dihayati sebagai bernilai untuk pengembangan profesi kependidikan.
Pendidikan yang holistic diharapkan menjangkau masadepan secara realistik.