IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu :
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan seperti sifat sasaran yaitu manusia, mengandung aspek dan sifatnya sangat kompleks.
Karena sifat yang kompleks itu, maka tidak ada sebuah batas san pun yang cukup memadai untuk
menjelaskan arti pendidikan secara lengkap batasan tentang pendidikan yang dibuat para ahli beraneka
ragam, kandungannya berbeda yang satu dari yang lain.
Usaha sadar yang sistematis sistematik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta mengindahkan
sejumlah asas-asas tertentu titik landasan dan asas tersebut sangat penting karena pendidikan
merupakan pilar utama terhadap pengembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu.
Dengan wawasan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas hidup yang tepat pula, akan
dapat memberi peluang yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan
yang tepat wawasan itu akan memberikan perspektif yang lebih luas terhadap pendidikan baik dalam
konseptual maupun operasional.
Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan rencana yang telah disusun dengan cermat dan
rinci implementasi biasanya selesai setelah dianggap permanen implementasi ini tidak hanya aktivitas,
tetapi sesuatu kegiatan direncanakan dan dilaksanakan dengan serius dengan mengacu pada norma-
norma tertentu mencapai tujuan kegiatan titik oleh karena itu, pelaksanaan tidak berdiri sendiri akan
tetapi dipengaruhi oleh objek berikutnya.
Terkait dengan hal ini ada bab selanjutnya akan dia bahas tentang memenuhi implementasi pendidikan
menurut beberapa ahli.
Supaya persoalan yang dikaji dalam makalah ini dapat terarah maka perlu dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Griyarkara menegaskan sesuatu pendidikan humanis di mana pendidikan mesti diarahkan pada kodrat
rohani manusia. Jadi, pembentukan masa yang berkeahlian saja tidak cukup, melainkan kemanusiaan
manusia secara utuh.
Driyarkara menyebutkan, dalam menyusun ilmu pendidikan, yang pertama kali harus dilakukan dalam
mencari tahu apa itu fenomena pendidikan titik secara etimologi phenomenon berarti sesuatu yang
tampak. Dan hal itu driyarkara karena mempertegas fenomena bukanlah hanya apa yang tampak
dihadapan mata, melainkan di hadapan manusia; dia depan Budi, jiwa, serta pribadinya.
Menurut griyarkara, pembuatan fundamental terkait dengan perbuatan yang menyentuh akar
kehidupan sehingga mengubah dan menentukan hidup manusia titik perbuatan fundamental itu keluar
dari sikap fundamental, seperti sikap moral, sosial, atau religi. Sikap fundamental mengubah,
menentukan, membangun hidup manusia, baik hidupnya sendiri maupun hidup bersama. Sikap ini
berdasarkan konsep manusia sendiri hingga manusia dalam hal ini saling mengangkat; menyebabkan
kita saling terhubung dan membuat berbagai macam kesatuan dalam hidup kita titik oleh karena itu,
bagi driyarkara perbuatan pendidikan merupakan perbuatan fundamental yang mengubah dan
menentukan hidup manusia.
Bagi driyarkara, sangat mungkin bahwa bila orang yang berpikir tentang pendidikan dan mencari
sesuatu yang lebih dalam hanya sampai ke satu hal yang biasa disebut pergaulan titik namun driyarkara
menegaskan bahwa tidak setiap pergaulan antara setiap orang dewasa dan anak bersifat mendidik.
Tetapi justru pergaulan antara pendidik dan anak didik yang sekalipun tanpa pikiran mendidik, pada
dasarnya bersifat mendidik. Di sini driyarkara Ingin mempertanyakan apakah arti perbuatan mendidik?
Melalui pergaulan pendidik memimpin si anak dalam eksplorasinya untuk menentukan yang disebut
driyarkara sebagai dunia manusia titik dalam gejala pendidikan terdapat hubungan timbal balik antara
pendidik dan anak didik yang bisa disebut pendidikan.
Berbeda dengan pandangan Thomas Hobbes dalam leviathan yang menyiratkan pandangan bahwa
manusia harus mengangkat dirinya ke taraf manusia berupa pengolahan nafsu atau dorongan kodrati,
bagi Driyarkara, yang harus diangkat dalam kemanusiaan manusia ialah seluruh manusia. Manusia harus
mengangkat dirinya sendiri untuk hidup dan berada sesuai dengan kodratnya. Jadi manusia harus
memanusiakan dirinya atau dengan kata lain homanisasi dan humanisasi.
Menurut Driyarkara, homanisasi merupakan proses pemanusiaan secara umum, yakni memasukkan
manusia dalam lingkup hidup manusiawi secara minimal berbeda dengan binatang manusia tidak
dengan sendirinya bersifat manusia sesudah kelahirannya titik di situlah peran pendidikan, sesudah
masuk dalam lingkup manusiawi dengan memenuhi kebutuhannya niscaya pendidikan selanjutnya
memanusiakan manusia secara khusus dalam proses humanisasi titik humanisasi adalah perkembangan
kebudayaan yang lebih tinggi seperti tampak dalam kemajuan-kemajuan budaya dan ilmu pengetahuan.
Manusia turun tangan dalam mengangkat alam menjadi alam manusiawi tidak ada batas antara
homonisasi dan humanisasi tidak ada homanisasi tanpa humanisasi sedikitpun.
2.2 implementasi konsep pendidikan menurut Paulo Freire (pendidikan sebagai wahana pembebasan)
Model pendidikan pembahasan paulo Freire adalah model pendidikan konsientisasi. Humanisasi
merupakan model pendidikan yang memandang pendidikan juga menjadi peserta didik dan peserta
didik sebagai pendidik dalam proses pembelajaran. Hal ini menjadikan proses pembelajaran subjek-
subjek bukan subjek objek. Proses belajar haruslah kreatif dan rekreasi pengetahuan bukan memorilisasi
pengetahuan. Model selanjutnya adalah model pendidikan konsentrasi yang bermakna pentingnya
kesadaran kritis dalam melihat realitas dunia. Proses penyadaran yang mengarah pada proses
pembebasan yang dinamis akan mendorong pada penciptaan manusia yang lebih utuh titik model
selanjutnya adalah hadap masalah di mana Freire mengkritisi pendidikan "gaya bang: yang menjadikan
peserta didik untuk sekedar hapal-hapalan tanpa mengenal secara kritis realis di sekitarnya. Hal ini
kemudian menyebabkan pendidikan kehilangan nilai substansialnya yaitu sebagai wahana pembebasan
dari kurang nya sistem sosial yang tidak adil dan hegemonik Islam memandang pendidikan pembebasan
Freire sangat kental dengan relasi antara teori dan praktek.
Siswanto menuliskan bahwa Paulo Freire menawarkan model pendidikan baru yaitu model pendidikan
pembebasan titik pembebasan sendiri bermakna transformasi sebuah sistem realitas yang saling terkait
dan kompleks serta reformasi beberapa individu untuk mereduksi sebagai konsekuensi negatif dari
sebuah perilaku.
Menurut Freire pendidikan yang membebaskan adanya pendidikan yang menumbuhkan kesadaran krisis
transitif titik memang ia tidak bermaksud bahwa seseorang langsung mencapai tingkatan kesadaran
tertinggi yaitu, tetapi belajar adalah proses bergerak dari kesadaran naradidik pada masa kini ke tingkat
kesadaran yang di atasnya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan syarat mutlak apabila manusia ingin tampil dengan sifat-sifat hakikat manusia yang
dimilikinya. Untuk bisa bersosialisasi bersosialisasi antar sesama manusia diperlukan
pendidikan. Definisi tentang pendidikan banyak ragamnya, definisi yang satu dapat berbeda dengan
yang lainnya titik yang terpenting dari semua itu adalah bahwa pendidikan harus dilaksanakan secara
sadar, mempunyai tujuan yang jelas, dan menjamin terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik.
Sedangkan pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama yang disebut dengan implementasi
konsep pendidikan titik ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung
pada bagaimana proses pembelajaran sebagai implementasi pendidikan dapat berlangsung secara
efektif.
3.2 Saran
Sistem pendidikan yang dikembangkan di suatu negara hendaknya dapat menjadi wadah yang sesuai
dengan pengembangan peserta didik titik beberapa pendapat tokoh di atas adalah konsep yang dapat
dijadikan acuan atau pedoman dalam menyelenggarakan dan memajukan pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/396388854/Makalah-Tentang-Implementasi-Pendidikan-1
https://heuristik.ejournal.unri.ac.id/index.php/HJPS/article/download/33/14/#:~:text=Pendidikan
%20menurut%20Driyarkara%20ialah%20suatu,sebuah%20konsep%20yang%20saling%20berkaitan.
https://www.neliti.com/id/publications/291179/konsep-pendidikan-pembebasan-dalam-perspektif-
islam-studi-pemikiran-paulo-freire