Anda di halaman 1dari 23

PENDIDIKAN

Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Landasan Kependidikan

Dosen Pengampu:

Dr. Herpratiwi, M.Pd.

Disusun Oleh:

Merenda Katresnani (2113034038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah dan tugas yang berjudul “PENDIDIKAN”

Tujuan kami membuat makalah ini adalah agar kami dapat memahami
secara mendalam tentang pendekatan, Pengertian, Batasan, tujuan dan unsur-unsur
pendidikan serta untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh salah satu mata
kuliah landasan kependidikan.

Selanjutnya, dalam penulisan Makalah ini saya sudah berusaha


semaksimal mungkin untuk menyusun secara sistematis sesuai dengan kaidah
dalam penulisan. Dengan terwujudnya makalah ini saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada Ibu Dr. Herpratiwi, M.Pd., selaku dosen pengampu yang telah
memberikan banyak petunjuk dan dorongan dalam melaksanakan tugas ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan


bermanfaat bagi para pembaca namun masih banyak kesalah dan kekeliruan
dalam pembuatan makalah ini,oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari Ibu Dr. Herpratiwi, M.Pd.selaku dosen
pengampu dan para pembaca yang membaca laporan ini.

Bandar Lampung,1 September 2021


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............…………………………………………………

KATA PENGANTAR ………………………………………………………...

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………….....

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………

1.3 Tujuan Masalah…………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………

2.1 Pengertian Pendidikan……………………………………………...

2.2 Pendekatan Pendidikan……………………………………………..

2.3 Tujuan Pendidikan………………………………………………….

2.4 Batasan Pendidikan…………………………………………………

2.5 Unsur – Unsur Pendidikan………………………………………….

BAB III PENUTUP………………………………………………………….

3.1 Kesimpulan………………………………………………………….

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata Pendidikan sering kita dengar dalam kehidupan sehari-
hari.pendidikan itu sangat penting untuk kita supaya menjadi orang yang
bekarakter, pendidikan bisa kita dapatkan baik secara formal maupun tidak formal
tergantung dengan diri kita sendiri dan faktor keluarga mau memilih yang
mana,tetapi tujuannya tetap sama yaitu memberikan pembelajaran

Pendidikan sangat penting biasanya diajarkan secara turun temurun dari


dulu dan tidak terlepas begitu saja dari kehidupan manusia hal ini agar generasi
penerus bangsa menjadi manusia yang berkualitas dan meningkatan SDM
dinegara kita maka dari itu pendidikan perlu diperhatikan lagi untuk
kedepanannya supaya lebih baik lagi.

Pada makalah ini saya akan membahas tentang pengertian, pendekatan,


tujuan, batasan,dan unsur-unsur pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya


sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan menurut para ahli?

2. Apa saja pendekatan dalam pendidikan?

3. Apa tujuan yang dicapai dalam pendidikan?

4. Apa saja batasan-batasan dalam pendidikan?

5. Apa saja unsur-unsur dalam pendidikan?

1.3 Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan masalahnya sebagai


berikut:
1. memahami pengertian yang diberikan oleh para ahli

2. mengetahui pendekatan apa saja dalam pendidikan

3. mengetahui tujuan dalam pendidikan

4. mengetahui batasan-batasan pendidikan

5. mengetahui unsur-unsur pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan


Pendidikan sebagai suatu interpretasi sering diartikan dan dipadang salah
oleh masyarakat, sering kali masyarkat masih salah dalam membedakan apa itu
pendidikan dengan pengajaran padahal keduanya mepunyai arti yang sangat
berbeda,supaya tidak salah dalam mengartikanya,akan dipaparkan arti pendidikan
dan pengajaran,sebenarnya pengajaran sebagai arti kata intruction mempunyai
makna yang lebih sempit dibandingkan dengan pengertian pendidikan disini
terdapat penjelasan pengertian pendidikan yang dapat kita ketahui menurut
beberapa ahli yang dapat disimpulkan.

Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pendidikan sebagai


berikut ini.

 Menurut Lengeveld

Lengeveld berpendapat bahwa pendidikan adalah usaha mempengaruhi,


melindungi serta memberikan bantuan yang tertuju kepada kedewasaan anak
didiknya atau dengan kata lain membantu anak didik agar cukup mampu dalam
melaksanakan tugas hidupnya sendiri tanpa bantuan orang lain.Dalam pengertian
tersebut di atas bimbingan dan pengaruh serta perlindungan yang diberikan harus
mengandung nilai-nilai luhur sesuai dengan hakekat dan martabat manusia,
dengan tujuan akhir pendidikikan adalah adanya kemampuan dan atau
kemandirian hidup peserta didik. Tanpa mengarah kepada hal tersebut maka
kegiatan pengaruh dan bimbingan yang diberikan tersebut bukanlah kegiatan
pendidikan.

 Menurut Dewey

Menurut ahli pendidikan ini mengandung arti sebagai suatu proses


pengalaman, karena kehidupan adalah pertumbuhan,pendidikan berarti membantu
pertumbuhan batin tanpa dibatasi usia. Proses pertumbuhan ialah proses
penyesuian pada tiap-tiap fase serta menambah kecakapan di dalam
perkembangan seseorang. Pengertian yang diungkapkan Dewey ini menekankan
bahwa kegiatan pendidikan pada hakekatnya adalah proses pengalaman, tetapi
pengalaman ini harus mengarahkan peserta didik kepada pertumbuhan batin,
sehingga dengan pertumbuhan batin ini mereka dapat eksis ditengah-ditengah
lingkungannya dengan berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapi tanpa
harus selalu tergantung pada orang lain. Pandangan sewey tentang pendidikan
jelas menekankan bahwa pengalaman menjadi dasar dalam pembentukan dan
upaya memacu pertumbuhan peserta didik yang sesuai dengan potensi dan
kebutuhannya masing-masing.

Dewey dan Lengeveld pada dasarnya memiliki arah pandangan yang tidak
berbeda tentang apa yang ingin dicapai pada proses pendidikan, yaitu kemandirian
peserta didik.kemandirian dalam arti dapat hidup layak ditengah-tengah
masyarakat lingkungannya tanpa harus tergantung pada orang lain.

 Crow & Crow

Crow memberikan batasan pengertian pendidik adalah pengalaman yang


memberikan pengertian,inssight dan penyesuian bagi pesera didik sehingga dia
dapat berkembang dan bertumbuh.

 Menurut Thompshon

Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan


perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya.

 Menurut Frederick J.Mc.Donald

pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan-kegiatan yang diarahkanuntuk


mengubah tabiat (behavior) manusia.

 Menurut H.horne

pendidikan adalah proses yang terus-menerus dari penyesuian yang berkembang


secara fisik dan mental yang sabar dan bebas kepada Tuhan ;

 Menurut J.J Russeau


Pendidikan adalah pembekalan yang tidak ada pada saat anak-anak,akan tetapi
dibutuhkan pada saat dewasa;

 Menurut Ki Hajar Dewantara

Menyatakan pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti,serta


jasmani anak,agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan
menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya;

 Ahmad D.Marimba

Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap


perkembangan jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama;

 Insan Kamil

Pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis dalam mengembangkan seluruh


potensi yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya;

 Edger Delle

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan
pemerintah melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, dan latihan ,yang berlangsung
disekolah maupun luar sekolah sepajang hayat untuk mempersiapkan peserta didik
agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara
tetap untuk masa yang akan dating

 Undang-undang sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003.

Menurut UU sisdiknas ini pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan ,akhlak mulia serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat ,bangsa dan negara.

 Menurut BKKBN
pendidikan itu adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan
kemampuan didalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

 Menurut Driyarkarya

Intisari atau Eidos pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda ke taraf insani,
itulah yang menjelma dalam semua perbuatan mendidik, yang jumlah dan
macamnya tak terhitung.

 Menurut John S. Brubacher dalam buku Modern Philosophies of


education

Pendidikan adalah proses dimana potensi, kemampuan, kapasitas manusia yang


mudah di pengaruhi oleh kebiasaankebiasaan disempurnakan dengan kebiasaan-
kebiasaan yang baik, dengan alat (media) yang disusun sedemikian rupa dan
digunakan oleh manusia untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

2.2. Pendekatan Pendidikan

Pendekatan pendidik ini yaitu pendekatan Reduksionisme dimana konsep


inilah yang nantinya mempermudahkankan dalam proses pendekatan
pendidikan,di Reduksionisme ini terdapat 6 pendekatan yang bisa diambil anatara
lain yaitu:

 Pendekatan Religius

Pada hakekatnya pendekatan ini mengarah pada keagaaman dimana sangat


penting sekali dalam proses pendidikan yang paling utama karena lebih
mendekatkan kita ke Tuhan yang telah menciptakan kita.Biasanya paling banyak
didapatkan oleh pendekatan ini yaitu sekolah yang khusus keagamaan seperti

Madrasah aliyah yang lebih menekankan pada nilai keagmaan tetapi untuk
sekolah negeri juga bisa kita dapatkan dengan pelajaran pendidikan agama islam
tapi tidak spesfik yang didapatkan oleh sekolah madrasah.
 Pendekatan filosofi

Cara pandang dari pendektan ini yaitu untuk menjelaskan inti,hakikat,atau hikmah
mengenai sesuatu yang berada dibalik objek formanya.

 Pendekatan psikologi

Ini bertujuan untuk mengetahui mental seseorang dan sebagai wadah ketika ada
masalah yang dihadapi ketika menempuh pendidikan fasilitas yang diberikan

berupa ruang BK (Bimbingan kongseling) dan ada guru khusus yang


membimbing.

 Pendekatan pedagogisme

Pendekatan ini sudah lama ada dimana titik tumpu dari teori Nativisme dari
Schopenhauer yaitu peserta didik memang sudah ada potensi didalam dirinya
sehingga tinggal mengembangkan poyensi yang ada

 Pendekatan Negativis

Pendekatan ini mempunyai tiga teori yang bersifat negatif:

1. Tugas pendidikan adalah menjaga anak supaya anak bisa bertumbuh kembang
dengan baik.

2. Ini tentang pembudayaan individu Mengingat hal ini membutuhkan interaksi


didalamnya takutnya penuh dengan hal negatif pula nantinya.

3. Hal ini terkait pelatihan untuk peserta didik supaya terhindar dari hal yang
merusak kehidupan sebagai generasi penerus bangsa.

2.3 Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidkan menurut Elfachmi menjelaskan bahwa tujuan


pendidikan adalah untuk memuat gambaran tentang nilai-nilai yang
baik,luhur,pantas,benar,dan indah untuk kehidupan, oleh karena itu pendidikan
memiliki dua fungsi yaitu memberikan arahan kepada segenap kegiatan
pendidikan dan syang kedua sebagai sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap
kegiatan pendidikan.maka seharusnya tujuan utama dalam pendidikan adalah
sebagai dasar untuk kita untuk menempuh pendidikan.

Tujuan pendidikan dalam pandangan para Humaris Romantik dan


Pragmatik, tidak berada pada pengalaman diluar belajar, tetapi melekat
didalamnya, yakni pertumbuhan sedang dalam pandangan kaum Bihaviorisme,
tujuan pendidikan tidak melekat dalam setiap proses pendidikan, tapi telah
dirumuskan sebelum proses pendidikan dilaksanakan, selain itu, rumusnya
terbatas pada sasaran kompetensi tertentu yang diperlukan untuk bekal siswa
dalam menjalani kehidupannya.

1. Tujuan umum Merupakan tujuan pendidikan secara nasional. Pancasila


merupakan landasan dari tujuan umum pendidikan nasional di Indonesia.
2. Tujuan institusional Merupakan tujuan yang menjadi tugas dari lembaga
pendidikan tertentu untuk mencapainya
3. Tujuan kurikuler erupakan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu bidang studi
atau mata pelajaran.
4. Tujuan intruksional merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
pengusaan materi tertentu.
Secara Akademik pendidikan memiliki tujuan yakni:

1. Mengoptimalkan potensi kognitif,afektif,dan psikomotor yang dimiliki oleh


siswa
2. Mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi untuk menghindari
sebis amungkin anak-anak tercabut dari akar budaya dan kehidupan berbangsa
dan bernegara.
3. Mengembangkan daya adaptabiltas siswa utuk menghadapi situasi masa depan
yang terus berubah,baik intensitas maupun persyaratan yang diperlukan
sejalan dengan kemajuan ilmu pegetahuan dan teknologi.
4. Meningkatkan dan mengembangkan tanggungjawab moral siswa, berupa
kemampuan untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah,
dengan spirit atau keyakinan untuk memilih dan menegakannya.
Adapun tentang fungsi dari pendidikan nasional, sebagaimana ditegaskan
pada pasal 3, yaitu: untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan
tujuan nasional. Tujuan Nasional negara kita jelas termaktub dalam alinea IV
Pembukaan UUD 1945, yaitu:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

2. Memajukan kesejahteraan umum

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia

2.4 Batasan-Batasan Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk membantu seseorang dalam


mengaktualisasikan dirinya sepenuh hati dan selengkapnya tetapi tidak terlepas
dari keterbatasan.batasan-batasan disini mengcangkup dua pembahasan yaitu
tidak hanya keterbatsan dalam peserta didik saja tapi ini bisa membahas tentang
batas-batas pendidikan batas kapan pendidikan itu dimulai dan kapan pendidikan
itu berakhir. Berikut keterbatasan yang terdapat pada peserta didik, pendidik,
interaksi pendidikan, lingkungan dan sarana pendidikan.

a. Batas-batas pendidikan pada peserta didik

Didiri setiap orang mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dalam hal


kemampuan yang dimiliki tidak bisa kita samakan,dari perbedaan tersebut ada
saja seorang siswa yang meiliki banyak potensi didalam dirinya. Maka dari itu
harus ada batasannya. Itu dimulai disebut batas bawah dari pendidikan batas
akhir dari pendidikan itu ialah saat mana anak telah mulai sadar atau mengenal
kewibawaan. Al-Abdari mengatakan bahwa anak mulai dididik dalam arti
sesungguhnya setelah berusia 7 tahun. Oleh karena itu, beliau mengkritik
orang tua yang menyekolahkan anaknya pada usia yang masih terlalu muda,
yaitu sebelum usia 7 tahun.

Asma Hasan Fahmi mengemukakan bahwa di kalangan ahli didik Islam


berbeda pendapat tentang kapan anak mulai dapat dididik; sebagian diantara
mereka mengatakan setelah anak berusaha 4 tahun. Athiyah al-Abrasy
mengatakan bahwa anak mulai didik setelah anak berusia 5 tahun, yaitu
dengan membaca al-Qur'an, mempelajari syair, sejarah nenek moyang dan
kaumnya, mengendarai kuda, dan memanggul senjata. Zakiyah Darajat (1996:
49) meninjau dari segi psikologi, beliau menjelaskan bahwa usia 3-4 tahun
dikenal sebagai "masa pembangkang" atau "masa krisis". Dari segi pendidikan
justru pada masa itu terbuka peluang ketidakpatuhan yang sekaligus
merupakan landasan untuk menegakkan kepatuhan yang se-sungguhnya.

Setelah itu anak mulai memiliki "kesadaran batin atau motivasi dalam
perilakunya”. Di sini pula mulai terbuka penyelenggaraan pendidikan artinya
sentuhan-sentuhan pendidikan untuk menumbuh-kembangkan motivasi anak
dalam perilakunya ke arah tujuan pendidikan. Pendidikan dimulai dengan
pemeliharaan yang merupakan persiapan ke arah pendidikan yang nyata, yaitu
pada minggu dan bulan pertama seseorang anak dilahirkan, sedangkan
pendidikan sesungguhnya baru terjadi kemudian. Pendidikan dalam bentuk
pemerliharaan adalah bersifat "dresur" belum bersifat murni. Sebab pada
pendidikan murni diperlukan adanya kesadaran mental dari si terdidik.

Pada pendidikan yang sesungguhnya dari anak dituntut pengertian bahwa


ia harus memahami apa yang dikehendaki oleh pemegang kewibawaan dan
menyadari bahwa hal yang diajarkan adalah perlu baginya. Dengan singkat
dapat dikatakan bahwa ciri utama dari pendidikan yang sesungguhnya ialah
adanya kesiapan interaksi edukatif antara pendidik dan terdidik (Darajat,
1996:49).
Oleh karena itu manusia seyogyanya dibimbing dan diarahkan sejak awal
pertumbuhannya agar kehidupannya berjalan mulus. Bimbingan yang
dilakukan sejak dini mempunyai pengaruh amat besar sekali bagi kehidupan
masa dewasa. Jadi semua saja yang dipelajari anak di waktu kecil mempunyai
kesan atau pengaruh yang amat dalam baginya dan sulit dihilangkan dari
padanya, kalaupun ingin dihilangkan harus dengan melalui proses yang lama.
Kesan yang diterima di waktu kecil itu telah merasuk dalam jantung hatinya
sehingga telah mendarah daging bagi dirinya. Karena itu diharapkan orang tua
untuk membimbing kepada anaknya sejauh yang dapat dianjurkan.

b. Batas-batas Akhir Pendidikan

Sebagaimana sulitnya menetapkan kapan sesungguhnya pendidikan anak


berlangsung untuk pertama kalinya, begitu pula sulitnya menentukan kapan
pendidikan itu berlangsung untuk terakhir kalinya. Kesulitan tersebut
berkaitan erat dengan kesukaran menentukan masa kematangan. Seorang anak
dalam hal - hal tertentu telah mencapai kematangannya, tetapi dalam hal-hal
lain kadang-kadang masih tetap menunjukkan sikap kekanak - kanakan. Di
samping itu masih dapat ditambahkan pula bahwa lingkungan dan keadaan
kehidupan seseorang turut mempengaruhi percepatan atau tempo proses
kematangannya. Kenyataan -kenyataan itu tidak memberi peluang untuk dapat
menentukan pada umur berapa pendidikan manusia harus berakhir.

Sehubungan dengan itu, perlulah suatu kehati-hatian kalau juga ingin


mengatakan bahwa sepanjang tatanan yang berlaku proses pendidikan itu
mempunyai titik akhir yang bersifat alamiah. Titik akhir bersifat prinsipal dan
tercapai bila seseorang manusia muda itu dapat berdiri sendiri dan secara
mantap mengembangkan serta melaksanakan rencana sesuai dengan
pandangan hidupnya. la telah memiliki kepahaman terhadap segala pengaruh
yang menerpa kehidupan batiniahnya dengan berpegang dan
mengembalikannya kepada dasar-dasar pedoman hidup yang kokoh.
Dunia tampak telah memiliki watak yang relatif tetap dalam bangunan
kepribadiannya. Kenyataan kedewasaannya terutama menunjuk kepada
kemampuannya untuk menguasai diri, senantiasa menjadi "Tuan" bagi dirinya
sendiri, memimpin dan memperbaiki diri sendiri atau dengan kata lain mampu
mendidik diri sendiri.

Pada kondisi yang disebutkan di atas itu, pendidikan sudah tidak menjadi
masalah lagi, ia telah dapat mendidik dirinya sendiri. Tetapi tidaklah dapat
disangkal bahwa mungkin juga diperlukan (dirasa perlu) untuk tetap
menerima ajaran dalam bidang - bidang tertentu dalam memajukan
kehidupannya (Darajat,1996: 50). Untuk menetapkan batas akhir pendidikan
perlu adanya kriteria, bolehkan pendidikan diakhiri atau belum, antara lain:

1. Telah dapat bertindak secara merdeka untuk mandiri pribadi secara susila
dan sosial.

2. Telah sanggup menyambut dan merebut kedewasaan.

3. Telah berani dan dapat memikul tanggung jawab.

2.5 Unsur-Unsur Pendidikan

Untuk mencapai kualitas pembelajaran yang berkualitas perlu dipahami


bebebrapa unsur-unsur pendidikan.Unsur-unsur pendidika terdiri dari peserta
didik, pendidik, interaksi edukatif antara peserta didik dan pendidik, materi/isi
pendidikan(kurikulum), konteks yang mempengaruhi pendidikan, alat dan metode
perbuatan pendidik, dan evaluasi dan tujuan pendidikan.

1. Peserta didik

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern cenderung


menyebut demikian oleh karena peserta didik (tanpa pandang usia) adalah
subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya. Selaku
pribadi yang memiliki ciri khas dan otonomi, ia ingin mengembangkan diri
(mendidik diri) secara terus menerus guna memecahkan masalah-masalah
hidup yang dijumpai sepanjang hidupnya.

Adapun tahap-tahap perkembangan kognitif peserta didik menurut Piaget


(Crain, 2007) yaitu (1) tahap sensori motor (0–2 tahun), pada tahap ini seorang
anak akan belajar untuk menggunakan dan mengatur kegiatan fIsik dan mental
menjadi rangkaian perbuatan yang bermakna; (2) tahap pra-operasional (2–7
tahun), pada tahap ini seorang anak masih sangat dipengaruhi oleh hal-hal
khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indera, sehingga ia belum
mampu untuk melihat hubungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara
konsisten; (3) tahap operasional konkret (7–11 tahun), pada tahap ini anak
sedang menempuh pendidikan di sekolah dasar. Di tahap ini, seorang anak
dapat membuat kesimpulan dari suatu situasi nyata atau dengan menggunakan
benda konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari suatu situasi
nyata secara bersama-sama (misalnya, antara bentuk dan ukuran); dan tahap
operasional formal (lebih dari 11 tahun), pada tahap ini kegiatan kognitif
seseorang tidak mesti menggunakan benda nyata.
2. Pendidik
Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses
pendidikan dengan sasaran peserta didik. Pendidik harus memiliki
kewibawaan (kekuasaan batin mendidik) dan menghindari penggunaan
kekuasaan lahir (kekuasaan yang semata – mata didasarkan kepada unsur
wewenang jabatan). Kewibawaan dimiliki oleh mereka yang sudah dewasa.
Yang dimaksud adalah kedewasaan rohani yang ditopang kedewasaan
jasmani. Kedewasaan jasmani tercapai bila individu telah mencapai puncak
perkembangan jasmani yang optimal. Kedewasaan rohani tercapai bila
individu telah memiliki cita – cita hidup dan pandangan hidup yang tetap.
Pendidik menurut (Sudhita, 2014) harus memiliki persyaratan antara lain
jujur, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tidak tercela dan tidak pernah
berurusan dengan kepolisian karena tindakan kriminal, sehat jasmani dan
rohani, memiliki kualifikasi pendidikan tertentu, mampu melaksanakan
kompetensi pendidik dan memiliki sertifikat pendidik.
3. Interaksi edukatif antara peserta didik dan pendidik

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antar peserta
didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan, dimana ketika
proses belajaran diruangan sedang berlangsung diharapkan antara pendidik
dan murid adalah menjadi partner yang saling berargumen logis guna
mendapatkan suasana belajar yang efektif. Ketika pendidik memberi bahan
ajar berupa materi pelajaran dan contoh-contoh. Diharapkan respon yang baik
dari para peserta didik, baik dari persiapan sebelum pembelajaran dimulai
maupun ketika terlaksananya pendidikan tersebut. Saling menghargai juga
akan sangat membantu keberhasilan pembelajaran saat itu, pendidik ingin
dihargai dan peserta didik juga ingin mendapat perlakuan yang santun pula.

4. Materi/isi pendidikan (Kurikulum)

Dalam Sistem Pendidikan KKNI, perlu disesuaikan antara standar kompetensi


(profil lulusan) dengan Capaian pembelajaran yang diharapkan dari satu
program studi. Capaian pembelajaran dirinci kedalam capaian pembelajaran
sikap, pengetahuan, ketrampilan umum dan ketrampilan khusus.

Dalam sistem pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum


yang disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan. Materi ini salah satunya
meliputi materi inti maupun muatan lokal. Materi inti bersifat nasional yang
mengandung misi pengendalian dan persatuan bangsa. Muatan lokal misinya
adalah mengembangkan kebhinekaan kekayaan budaya sesuai dengan kondisi
lingkungan.

Standar Nasional pendidikan tinggi (Undang-undang No 20 2003) terdiri dari


standar kompetensi lulusan, standar isi pembelajaran, standar proses
pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan
pembelajaran dan standar pembiayaan pembelajaran. Pada perguruan tinggi,
standar untuk mencapai kompetensi lulusan dituangkan dalam kurikulum.
Kurikulum terdiri dari sekelompok mata kuliah yangwajib ditempuh oleh
mahasiswa untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan. Mata kuliah terdiri
dari mata kuliah umum dan mata kuliah keahlian yaitu keahlian utama dan
keahlian khusus.
5. Konteks Yang Mempengaruhi Pendidikan

Konteks yang mempengaruhi pendidikan antara lain alat dan metode. Alat dan
metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan
dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat pendidikan media
sosial, misalnya IT (Internet Technology), Hand Phone, Televisi, Radio dan
lain-lain. Metode pendidikan dibedakan menjadi dua, yaitu (a) yang bersifat
preventif, yaitu mencegah terjadinya hal–hal yang tidak dikehendaki misalnya
larangan, pembatasan, peringatan bahkan juga hukuman, dan (b) yang bersifat
kuratif, yaitu memperbaiki, misalnya ajakan, contoh, nasihat, dorongan,
pemberian kepercayaan, saran, penjelasan, bahkan juga hukuman.

6. Perbuatan Pendidik

Perbuatan pendidik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik ketika


menghadapi peserta didik. Tata cara dan sikap seorang pendidik dalam
penyampaian pelajaran juga menunjang pekembangan peserta didik, pendidik
harus menghindari sikap menekan mental peserta didik, karena hal ini sangat
berpengaruh besar terhadap pendirian, mental, serta perkembangan
pengetahuan peserta didik.

7. Tempat Pendidikan berlangsung (lingkungan pendidikan)

Lingkungan pendidikan berpengaruh juga pada tercapainya tujuan pendidikan.


Lingkungan belajar meliputi sarana dan prasarana belajar, seperti ruangan
kelas yang memadai, tersedianya ruangan untuk pratikum, kenyamanan dalam
belajar (lingkungan luar tidak berisik).
8. Evaluasi dan tujuan pendidikan

Evaluasi dan tujuan pendidikan merupakan sikap mengulas kembali pelajaran-


pelajaran yang sudah dipelajari dalam bentuk latihan dan tugas-tugas.
Sehingga materi-materi pelajaran tetap melekat dalam diri peserta didik.
Tujuannya adalah membangkitkan, memicu, dan menyegarkan kembali
materi-materi yang telah dibahas sebelumnya, agar peserta didik semakin
mantap dalam menguasai pelajaran tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pendidikan adalah kebutuhan yang sangat penting bagi manusia sebagai


generasi penerus bangsa untuk menciptakan generasi yang gemilang dan
mengembangkan potensi sumber daya manusia yang mumpuni.Tidak hanya itu
disinilah karakter kita dibentuk oleh karena itu hal ini menjadin pr untuk
pemerintah supaya lebih menekankan pendidikan.

Macam – macam pendekatan dalam pendidikan ;

1) Pendekatan Reduksionisme, terdiri dari : Pendekatan pedagogisme,


Pendekatan filosofis, Pendekatan religious, Pendekatan psikologis,
Pendekatan Negativis, Pendekatan sosiologis.

Batasan-batasan pendidikan terdapat dua aspek yaitu tentang keterbatasan


yang ada pada pendidikan dan batas-batas kapan dimulai pendidikan dan kapan
berakhirnya pendidikan.

Tujuan pendidikan yang bisa kita ambil yaitu dari tujuan negara kita
Tujuan Nasional negara kita jelas termaktub dalam alinea IV Pembukaan UUD
1945, yaitu:

1) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

2) Memajukan kesejahteraan umum

3) Mencerdaskan kehidupan bangsa

4) Ikut melaksanakan ketertiban dunia

Adapun unsur – Unsur Pendidikan yang dapat kita ketahui, terdiri dari :

1. Peserta didik
2. Pendidik

3. Interaksi educatif antara peserta didik dan pendidik

4. Materi/isi pendidikan (kurikulum)

5. Konteks yang mempengaruhi pendidik

6. Perbuatan pendidik

7. Evaluasi dan tujuan pendidikan

Daftar Pustaka
Suriansyah, Ahmad. 2011. Landasan Pendidikan, Banjarmasin: Comdes

Sifa Farihah, N. “Unsur Tujuan Dalam Pendidikan”

Noor, Tajudi. “Rumusan Tujuan Pendidikan Nasional Pasal 3 Uu Sistem


Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003”.

Sujana, Cong Wayan I. “Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia”, Jurnal


Pendidikan Dasar Volume 4 No 1 2019.

Jumali, Dkk. 2008. Landasan Pendidikan Surakarta: Muhammadiyah University


Press.

Anda mungkin juga menyukai