Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENDIDIKAN ORANG DEWASA DI LKP MODES NUSA INDAH


KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

PRODI PENYULUH PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN


MATA KULIAH PENDIDIKAN ORANG DEWASA

KRISNA MUKTI DWIPRASETYO


PPKH V-A
04.03.19.376

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Pendidikan Orang Dewasa. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang daya dukung lahan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jombang, 23 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
2.1 LKP Modes Nusa Indah ........................................................................... 3
2.2 Pendidikan Orang Dewasa ....................................................................... 3
2.3 Asumsi dan Implikasi Orang Dewasa ...................................................... 3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 5
3.1 Proses Belajar POD .................................................................................. 5
3.2 Implikasi Asumsi dari POD...................................................................... 5
3.3 Kendala dan Tantangan dalam Pelaksanaan POD................................... 5
BAB IV PENUTUP ................................................................................................ 6
4.1 Kesimpulan ............................................................................................... 6
4.2 Saran ......................................................................................................... 6
LAMPIRAN ............................................................................................................ 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya
dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya
ke arah kedewasaan (Ngalim Purwanto, 2004 : 10). Pendidikan mempunyai
peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri
individu, terutama bagi perkembangan bangsa dan negara. Kemajuan suatu
kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan tersebut mengenali,
menghargai, dan memanfaatkan sumber daya manusia.
Salah satu aspek penting dalam pendidikan saat ini yang perlu
mendapat perhatian adalah mengenai konsep pendidikan untuk orang
dewasa. Tidak selamanya kita berbicara dan mengulasdi seputar pendidikan
murid sekolah yang relatif berusia muda. Kenyataan di lapangan, bahwa
tidak sedikit orang dewasa yang harus mendapat pendidikan baik pendidikan
informal maupunnonformal, misalnya pendidikan dalam bentuk
keterampilan, kursus-kursus, penataran dansebagainya. Masalah yang sering
muncul adalah bagaimana kiat, dan strategi membelajarkan orang dewasa
yang notabene tidak menduduki bangku sekolah.
Kematangan psikologi orang dewasa sebagai pribadi yang
mampumengarahkan diri sendiri ini mendorong timbulnya kebutuhan
psikologi yang sangat dalam yaitukeinginan dipandang dan diperlakukan
orang lain sebagai pribadi yang mengarahkan dirinyasendiri, bukan
diarahkan, dipaksa dan dimanipulasi oleh orang lain. Dengan begitu apabila
orangdewasa menghadapi situasi yang tidak memungkinkan dirinya menjadi
dirinya sendiri maka diaakan merasa dirinya tertekan dan merasa tidak
senang. Karena orang dewasa bukan anak kecil,maka pendidikan bagi orang
dewasa tidak dapat disamakan dengan pendidikan anak sekolah. Perlu
dipahami apa pendorong bagi orang dewasa belajar, apa hambatan yang
dialaminya, apayang diharapkannya, bagaimana ia dapat belajar paling baik
dan sebagainya (Lunandi, 1987).
Pemahaman terhadap perkembangan kondisi psikologi orang dewasa
tentu saja mempunyai arti penting bagi para pendidik atau fasilitator dalam
menghadapi orang dewasa sebagai siswa. Berkembangnya pemahaman
kondisi psikologi orang dewasa semacam itu tumbuh dalam teoriyang
dikenal dengan nama andragogi. Andragogi sebagai ilmu yang memiliki
dimensi yang luasdan mendalam akan teori belajar dan cara mengajar.
Secara singkat teori ini memberikan dukungan dasar yang esensial bagi
kegiatan pembelajaran orang dewasa. Oleh sebab itu, pendidikan atau usaha
pembelajaran orang dewasa memerlukan pendekatan khusus dan harus
memiliki pegangan yang kuat akan konsep teori yang didasarkan pada
asumsi atau pemahaman orang dewasa sebagai siswa.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat di rumuskan suatu masalah yaitu :
 Bagimana proses belajar orang dewasa
 Bagimana implikasi asumsi dalam pelaksanaan program POD
 Apa saja kendala dan tantangan dalam pelaksanan POD

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
 Mengetahui proses belajar POD
 Mengetahui implikasi asumsi dalam pelaksaan program POD
 Mengetahui kendala dan tantangan dalam pelaksanaan POD.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LKP Modes Nusa Indah


LKP Modes Nusa Indah merupakan lembaga kurus dan pelatihan
yang sudah ada sejak tahun 1977 berlokasi di Jalan Raya Gambiran
Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang. LKP Modes Nusa Indah
melakukan pendidikan non formal bidang menjahit dan membatik. Kegiatan
pendidikan luar sekolah yang dilakukan di LKP Modes Nusa Indah adalah di
bidang kursus dan pelatihan menjahit, batik, border serta tempat uji
kompetensi atau sertifikasi kompetensi menjahit dan membatik.

2.2 Pendidikan Orang Dewasa


Pendidikan Orang dewasa atau yang dikenal dengan istilah
Andragogi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yakni Andra berarti
orang dewasa dan agogos berarti memimpin. Dapat juga dikatakan bahwa
andragogi merupakan suatu ilmu (science) dan seni (art) dalam membantu
orang dewasa belajar. Sedangkan istilah lain yang sering dipergunakan
sebagai perbandingan adalah "pedagogi", yang ditarik dari kata "paid"
artinya anak dan "agogos" artinya membimbing atau memimpin. Maka
dengan demikian secara harafiah "pedagogi" berarti seni atau pengetahuan
membimbing atau memimpin atau mengajar anak (Yusnadi, 2002).
Pendidikan orang dewasa merupakan Keseluruhan proses pendidikan
yang diorganisasikan, apa pun isi, tingkatan,metodenya baik formal dan
tidak, yang melanjutkan maupun yang menggantikan pendidikan semula di
sekolah, akademi dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang
yang dianggap dewasa oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya,
memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau
profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya
dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi
dalam pengembangan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang dan
bebas. Defenisi diatas menekankan pencapaian perkembangan individu dan
peningkatan partisipasi social (Suprijanto, 2007).

2.3 Asumsi Dasar dan Implikasi Orang Dewasa


1. Konsep Diri
Konsep diri yang dimiliki orang dewasa berbeda dengan konsep diri
anak. Jika konsep diri anak bahwa dirinya tergantung dengan orang lain. Maka,
konsep diri orang dewasa adalah tidak lagi tergantung namun, telah dapat
mengambil keputusan, mampu mengatur diri sendiri. Oleh sebab itu, orang
dewasa perlu perlakuan yang sifatnya menghargai, terkhusus pada pengambilan
keputusan. Orang dewasa juga akan menolak apabila kondisi belajar berbeda
dengan konsep diri yang ia miliki. Orang dewasa telah mempunyai kemauan
sendiri (pengarahan diri) untuk belajar.
3
Implikasi :
 Iklim belajar diciptakan sesuai dengan keadaan orang dewasa. Seperti :
ruangan, kursi, meja dan sejenisnya disusun sesuai keinginan orang
dewasa. Dengan demikian diharapkan terciptanya kenyamanan belajar.
 Pelajar dilibatkan dalam proses merancang perencanaan belajar.
 Pelajar diikutsertakan dalam mendiagnosa kebutuhan belajar. Mereka akan
lebih terlibat dan termotivasi untuk belajar jika hal yang akan dipelajari
sesuai dengan kebutuhan mereka.
2. Pengalaman
Perbedaan pengalaman yang dimiliki merupakan akibat dari masa
mudanya.Seiring berjalannya waktu maka pengalaman yang dimilikinya pun
semakin banyak.
Implikasi :
 Proses belajar lebih ditekankan pada metode yang menyaring pengalaman
mereka, seperti melalui diskusi kelompok, metode kasus, metode insiden
kritis, simulasi dll. Dengan demikian akan lebih banyak keterlibatan diri
pada proses belajar.
 Penekanan pada proses belajar aplikasi praktis. Untuk memberikan
pengenalankonsep baru pengajar memberikan penjelasan melalui
pengalaman yang berasal dari pelajar itu sendiri.
3. Kesiapan Untuk Belajar,
Kesiapan belajar yang dimiliki individu sebagai akibat dari peranan sosial yang
dimilikinya. Havinghurts (1953) membagi masa dewasa menjadi tiga, yaitu :
masa dewasa awal (18-30 tahun), dewasa madya (30-55 tahun), dewasa akhir
(lebih dari 55 tahun). Dan membagi 10 peranan sosial yaitu sebagai pekerja,
kawan, orangtua, kepala rumah tangga, anak, warga Negara, anggota organisasi,
rekan kerja, anggotakeagamaan, pemakai waktu luang.
Implikasi :
 Urutan kurikulum disusun berdasarkan tugas perkembangan bukan
berdasarkan urutan mata pelajaran atau kebutuhan lembaga.
 Konsep mengenai tugas perkembangan orang dewasa memberikan petunjuk
dalam belajar kelompok.
4. Orientasi Terhadap Belajar
Orang dewasa cenderung mempunyai perspektif untuk secepatnya
mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Pendidikan bagi orang dewasa
dipandang sebagai suatu proses untuk meningkatkan kemampuan dalam
memecahkan masalah hidup yang ia hadapi.
Implikasi :
 pendidik berperan sebagai pemberi bantuan kepada pelajar dewasa bukan
sebagai guru yang mengajar materi.
 Kurikulum POD tidak berorientasi pada mata pelajaran tertentu, tetapi
berorientasi pada masalah.
 Karena orang dewasa berorientasi pada masalah maka pengalaman belajar
yang dirancang didasarkan pada masalah dan hal yang menjadi bahan
perhatian mereka juga (Suprijanto, 2007).

4
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Proses Belajar POD


Proses pembelajaran di LKP Modes Nusa Indah difasilitasi seorang
pembimbing yang bertugas untuk mengarahkan para peserta orang dewasa
dalam melaksanakan program. Pembimbing menggunakan metode ceramah,
tanya jawab, dan praktik langsung sehingga peserta sepenuhnya
berpartisipasi dalam proses kegiatan pembelajarannya. Pelaksanaan kegiatan
pembelajaran sudah disiapkan oleh pengelola LKP termasuk alat mesin jahit
atau peralatan membatik
Beberapa langkah atau pendekatan yang diterapkan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran di LKP Modes Nusa Indah dibuat santai
dan tidak membosankanm karena peserta mengikuti kegiatan langsung
praktik (mencoba) sehingga pembelajaran lebih mudah diterima.
3.2 Implikasi Asumsi dari POD
Implikasi asumsi dari pelaksanaan pendidikan orang dewasa yang ada
di LKP Modes Nusa Indah sesuai dengan asumsi dasar konsep diri maka
iklim belajar di LKP Modes Nusa Indah dibuat sesuai dengan keaadan orang
dewasa atau peserta pembelajaran, peserta terlibat dalam penyampaian
kebutuhan yang mereka butuhkan sehingga dalam perencanaan belajar akan
lebih mudah.
Karena orang dewasa berorientasi pada masalah maka perencanaan
belajar yang dirancang didasarkan pada masalah sehingga diharapkan
peserta menjadi individu yang lebih mandiri dan professional khususnya
dalam bidang menjahit atau membatik serta dapat memiliki jiwa wirausaha
mandiri.
3.3 Tantangan dan Kendala dalam Pelaksanaan POD
Kendala dan tantangan dalam pelaksanaan pendidikan orang dewasa
di LKP Modes Nusa Indah yaitu peserta akan merasa bosan dan tidak
terlalu memperhatikan apabila diberika materi berupa teori karena mereka
akan lebih antusias apabila pembelajaran langsung praktik dan juga merasa
jika menjahit atau membatik seperti itu-itu saja.
Tantangan selanjutnya yaitu usia para peserta yang beragam
sehingga daya tangkap atau karakternya berbeda dan kebanyakan para
peserta yang dibilang masih muda kebanyakan mengikuti pembelajaran
hanya untuk mendapatkan sertifikat yang akan digunakan untuk melmaar
kerja.

5
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan:
 Proses pembelajaran di LKP Modes Nusa Indah dilaksanakan dengan
pembimbing sebagai pengarah para peserta dan perencanaan
pembelajaran didasarkan pada pemasalahan.
 Pelaksanaan kegiatan pendidikan orang dewasa di LKP Modes Nusa
Indah memiliki tujuan agar para peserta dapat mengembangkan
keterampilan dan mejadi individu yang professional dalam bidang
menjahit atau membatik.
 Ada beberapa kendala dan tantangan yang dihadapi yaitu karakteristik
para pesertanya yang memang dari sudut pandang usia yang beragam.

4.2 Saran
 Melibatkan peserta dalam perencanaan pembelajarn mulai dari awal
hingga akhir.
 Lembaga mungkin bisa memberikan pelatihan yang bersertifikasi dengan
suatu perusahaan.

6
LAMPIRAN

Lampiran 1.

LEMBARAN PERSIAPAN
MENYULUH (LPM)

Judul : Perencanaan Pendampingan Pelatihan Membatik


Tujuan : Membantu masyarakat untuk mengasah
keterampilan danmengembangkan diri dalam bidang menjahit dan
membatik
Metode : Ceramah
dan DiskusiMedia :
Power Point
Waktu : 60 Menit
Lokasi : LKP Modes Nusa Indah

No Waktu Uraian Materi Petunjuk


1. 10 menit Pendahuluan
a) Persiapan Pembukaandan perkenalan

b) Tujuan Menjelaskan maksud dan tujuan


pelatihan
2. 40 menit Pelaksanaan
a) Penjelasan Materi Pengertian, Macam-macam Batik
dan Teknik Membuat Batik.

b) Diskusi Diskusi dan tanya jawab.


3. 10 menit Penutup
a) Kesimpulan

7
Lampiran 2.

Anda mungkin juga menyukai