Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DAN METODE PEMBELAJARAN


UNTUK ORANG DEWASA

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah


Teknik Fasilitasi

KELOMPOK 7

DOSEN PENGAMPU:
RENO FIRDAUS, ST. M.Si

DISUSUN OLEH :

SAHARI ROFIKI
NIM. 181121030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) BENGKALIS
TA. 2023/1445
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bengkalis, 23 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Konsep Pembelajaran Orang Dewasa...........................................................3
B. Metode Pembelajaran Orang Dewasa..........................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu aspek penting dalam pendidikan saat ini yang perlu
mendapat perhatian adalah mengenai konsep pendidikan untuk orang
dewasa. Tidak selamanya kita berbicara dan mengulas di seputar
pendidikan murid sekolah yang relatif berusia muda. Kenyataan di
lapangan, bahwa tidak sedikit orang dewasa yang harus mendapat
pendidikan baik pendidikan informal maupun nonformal, misalnya
pendidikan dalam bentuk keterampilan, kursus-kursus, penataran dan
sebagainya.
Masalah yang sering muncul adalah bagaimana kiat, dan strategi
membelajarkan orang dewasa yang notabene tidak menduduki bangku
sekolah. Dalam hal ini, orang dewasa sebagai siswa dalam kegiatan belajar
tidak dapat diperlakukan seperti anak-anak didik biasa yang sedang duduk
di bangku sekolah tradisional. Oleh sebab itu, harus dipahami bahwa,
orang dewasa yang tumbuh sebagai pribadi dan memiliki kematangan
konsep diri bergerak dari ketergantungan seperti yang terjadi pada masa
kanak-kanak menuju ke arah kemandirian atau pengarahan diri sendiri.1
Kematangan psikologi orang dewasa sebagai pribadi yang mampu
mengarahkan diri sendiri ini mendorong timbulnya kebutuhan psikologi
yang sangat dalam yaitu keinginan dipandang dan diperlakukan orang lain
sebagai pribadi yang mengarahkan dirinya sendiri, bukan diarahkan,
dipaksa dan dimanipulasi oleh orang lain. Dengan begitu apabila orang
dewasa menghadapi situasi yang tidak memungkinkan dirinya menjadi
dirinya sendiri maka dia akan merasa dirinya tertekan dan merasa tidak
senang. Karena orang dewasa bukan anak kecil, maka pendidikan bagi

1
Marthen Mau, “Model Pembelajaran Orang Dewasa Di Era Masyarakat 5.0,” Skenoo :
Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 2, no. 2 (2022),hal,18.

1
orang dewasa tidak dapat disamakan dengan pendidikan anak sekolah. 2
Perlu dipahami apa pendorong bagi orang dewasa belajar, apa hambatan
yang dialaminya, apa yang diharapkannya, bagaimana ia dapat belajar
paling baik dan sebagainya.
Pemahaman terhadap perkembangan kondisi psikologi orang
dewasa tentu saja mempunyai arti penting bagi para pendidik atau
fasilitator dalam menghadapi orang dewasa sebagai siswa.
Berkembangnya pemahaman kondisi psikologi orang dewasa semacam itu
tumbuh dalam teori yang dikenal dengan nama andragogi. Andragogi
sebagai ilmu yang memiliki dimensi yang luas dan mendalam akan teori
belajar dan cara mengajar. Secara singkat teori ini memberikan dukungan
dasar yang esensial bagi kegiatan pembelajaran orang dewasa. 3
Oleh sebab itu, kegiatan pendidikan memerlukan pendekatan
tersendiri. Dengan menggunakan teori andragogi kegiatan atau usaha
pembelajaran orang dewasa dalam kerangka pembangunan atau realisasi
pencapaian cita-cita pendidikan seumur hidup dapat diperoleh dengan
dukungan konsep teoritik atau penggunaan teknologi yang dapat
dipertanggung jawabkan. Salah satu masalah dalam pengertian andragogi
adalah pandangannya yang mengemukakan bahwa tujuan pendidikan itu
bersifat mentransmisikan pengetahuan. 4

B. Rumusan Masalah
1. Apa Konsep Pembelajaran Untuk Orang Dewasa ?
2. Bagaimana metode Pembelajaran Untuk Orang Dewasa?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Pembelajaran Untuk Orang Dewasa
2. Untuk mengetahui metode Pembelajaran Untuk Orang Dewasa

2
ibid
3
ibid
4
ibid

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pembelajaran Orang Dewasa


Menurut Lovell dalam Kamil yang diterjemahkan oleh penulis
bahwa masa dewasa merupakan masa ketika keterampilan dan kemampuan
dasar yang diperoleh dengan cepat di masa kanak-kanak dikonsolidasikan
dan dieksploitasi sepenuhnya dan banyak keterampilan dan kompetensi
baru yang dipelajari. Ada banyak faktor yang memengaruhi cara orang
dewasa mendekati pengalaman belajar baru. Beberapa terkait dengan
karakteristik peserta didik dan berkisar dari kepribadian dan gaya kognitif
hingga perbedaan individu dalam usia, pengalaman, motivasi dan persepsi
diri. 5
Berkaitan dengan konteks sosial pada masa pembelajaran
berlangung dengan cara-cara di mana setiap pengajaran formal
direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi. Pernyataan ini dapat
disimpulkan bahwa keterampilan dan kompetensi pedagogik yang telah
diperoleh sejak masa kanak-kanak perlu ditingkatkan pada masa
kedewasaan melalui pendidikan formal dan informal, yang telah
direncanakan agar pengalaman belajar pada hal-hal yang baru untuk
semakin memperkaya wawasan hal ini diuraikan sebagai berikut:6
1. Pengertian Pembelajaran Orang Dewasa
Pendidikan orang dewasa atau dengan istilah lain Andragogi
berasal dari bahasa Yunani dari kata aner artinya orang dewasa, dan
agogos artinya memimpin. Maka secara harfiah andragogi berarti seni
dalam mengajar orang dewasa, berlawanan dengan paedagogi yang
berati seni dan pengetahuan mengajar anak Karena pengertian
pedagogi adalah seni atau pengetahuan membimbing atau memimpin
atau mengajar anak, maka apabila menggunakan istilah pedagogi

5
Sunhaji, “Pendidikan Orang Dewasa,” Jurnal Kependidikan 1, no. 1 (2013),hal. 14.
6
ibid

3
untuk kegiatan pelatihan bagi orang dewasa jelas tidak tepat, karena
mengandung makna bertentangan.
Pada awalnya, bahkan hingga sekarang, banyak praktek proses
belajar dalam suatu pelatihan yang ditunjukan kepada orang dewasa,
yang seharusnya bersifat andragogis, dilakukan dengan cara-cara
pedagogis. Dalam hal ini prinsip-prinsip dan asumsi yang berlaku bagi
pendidikan anak di anggap dapat diberlakukan bagi kegiatan pelatihan
bagi orang dewasa.
2. Karakteristik Belajar Orang Dewasa
Orang dewasa dalam belajar mempunyai ciri atau karakteristik
berbeda dengan anak ±anak antara lain karakteristiknya sebagai
berikut: 7
a. Pembelajaran lebih mengarah ke suatu proses pendewasaan,
seseorang akan berubah dari bersifat tergantung menuju ke arah
memiliki kemampuan mengarahkan diri sendiri, dan
memerlukan pengarahan diri walaupun dalam keadaan tertentu
mereka bersifat tergantung.
b. Karena prinsip utama adalah memperoleh pemahaman dan
kematangan diri untuk bisa survive, maka pembelajaran yang
lebih utama menggunakan eksperimen, diskusi, pemecahan
masalah, latihan, simulasi dan praktek lapangan.
c. Orang dewasa akan siap belajar jika materi latihanya sesuai
dengan apa yang ia rasakan sangat penting dalam memecahkan
masalah kehidupanya, oleh karena itu menciptakan kondisi
belajar, alat-alat, serta prosedur akan menjadikan orang dewasa
siap belajar. Dengan kata lain program belajar harus disusun
sesuai dengan kebutuhan kehidupan mereka yang sebenarnya
dan urutan penyajian harus disesuaikan dengan kesiapan peserta
didik

7
Marthila Wahyu Novita, “Pendidikan Orang Dewasa,” Pendidikan Orang Dewasa
(Andragogy) 2 (2019),hal. 10.

4
d. Pengembangan kemampuan di orientasikan belajar terpusat
kepada kegiatanya. Dengan kata lain cara menyusun pelajaran
berdasarkan kemampuan-kemampuan apa atau penampilan yang
bagaimana yang diharapkan ada pada peserta didik.
Sementara Knowles, mengembangkan konsep andragogi
atas empat asumsi pokok yang berbeda dengan pedagogi sebagai
berikut:
Pertama, seseorang tumbuh dan matang konsep dirinya
bergerak dari ketergantungan total menuju pengarahan diri sendiri.
Atau dapat dikatakan bahwa anak-anak konsep dirinya masih
tergantung, sedang pada orang dewasa konsep dirinya sudah
mandiri, karena konsep dirinya inilah orang dewasa membutuhkan
penghargaan orang lain sebagai manusia yang dapat mengarahkan
diri sendiri, apabila dia menghadapi situasi dimana dia tidak
memungkinkan dirinya menjadi self directing, maka akan timbul
reaksi tidak senang atau menolak.
Kedua,karena sudah matang akan mengumpulkan sejumlah
besar pengalaman, maka dirinya menjadi sumber belajar yang kaya,
yang pada waktu yang sama akan memberikan dia dasar yang luas
untuk belajar sesuatu yang baru. Oleh karena itu dalam andragogi
mengurangi metodeceramah, belajar harus banyak berbuat, tidak
cukup hanya dengan mendengarkan dan menyerap. Hal ini selaras
dengan prinsip belajar umum yang meyakini bahwa belajar dengan
berbuat lebih efektif bila dibandingkan dengan belajar hanya dengan
melihat atau mendengarkan.
Ketiga, Kesiapan belajar mereka bukan semata-mata karena
paksaan akademik, tetapi karena kebutuhan hidup dan untuk
melaksanakan tugas peran sosialnya, oleh karena itu orang dewasa
belajar karena membutuhkan tingkatan perkembangan mereka yang
harus menghadapi perananya apakah sebagai pekerja, orang tua,
pemimpin suatu organisasi dan lain-lain.

5
Keempat, Orangdewasa memiliki kecenderungan orientasi
belajar pada pemecahan masalah kehidupan (problem
centeredorientation). Dikarenakan belajar bagi orang dewasa seolah-
olah merupakan kebutuhan untuk menghadapi masalah hidupnya.
Sementara Haris Mujiman dalam bukunya Belajar Mandiri
menambahkan ciri-ciri belajar orang dewasa adalah; 8
a. kegiatan belajarnya bersifat self directing-mengarahkan diri, tidak
dipendent,
b. pertanyaan-pertanyaan dalam pembelajaran dijawab sendiri atas
dasar pengalaman, bukan mengharapkan jawaban dari guru atau
orang lain,
c. Tidak mau didikete guru,karena mereka tidak mengharapkan
secara terus menerus, kecenderungan ini muncul karena orang
dewasa sadar akan kemampuan diri, dan tidak senang kepada
paksaan dari pihak lain yang memiliki otoritas,
d. lebih senang dengan problem centered learning dari pada content
centered learning ,orang dewasa menghadapi banyak masalah
dalam kehidupan nyata, maka mereka lebih senang dengan
pembelajaran pemecahan masalah.
e. Lebih senang partisipasi aktif dari pada pasif,
f. selalu memanfaatkan pengalaman yang telah dimiliki, orang
dewasa tidak senang belajar dengan kepala kosong
g. lebih senang collaborative learning, dengan tukar pengalaman dan
sharing
3. Prinsip-Prinsip Mengajar Orang Dewasa
Prinsip-prinsip mengajar orang dewasa merupakan bagian
pokok dalam pendidikan orang dewasa adalah sebagai berikut: 9
a. Peserta didik hendaknya mengerti dan menyetujui terhadap tujuan
suatu kegiatan pendidikan/ kursus.
8
ibid
9
Makmur Syukri, “Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa Di STAI Al-Hikmah Medan,”
Jurnal Edukasi … 1, no. 1 (2022):,hal. 68,

6
b. Peserta didik hendaknya mau untuk belajar
c. Menciptakan situasi yang bersahabat dan tidak formal
d. Penataan ruangan hendaknya menyenangkan para peserta
e. Peserta didik hendaknya berperan serta mempunyai
tanggungjawab terhadap jalanya proses belajar
f. Belajar itu hendaknya erat hubunganya dengan pengalaman pserta
didik
g. Fasilitator hendaknya mengenal benar akan materi
pembelajaranya
h. Perhatikanlah kesungguhan dan ketekunan dalam mengajar
i. Peserta didik hendaknya dapat belajar sesuai dengan kecepatan
dan kemampuanya
j. Peserta didik hendaknya sadar akan kemajuan dirinya dan
memiliki rasa kepuasan
k. Gunakan metode belajar yang bervariasi
l. Fasilitator hendaknya merasa turut tumbuh dalam proses belajar
mengajar
m. Pendidikan hendaknya memiliki rencana yang fleksibel dalam
proses belajar mengajar.
Selain prinsip-prinsip tersebut di atas, terdapat juga prinsip yang
hampir-hampir mirip dengan prinsip di atas, antara lain:
a. Recency, hukum ini menunjukan bahwa sesuatu yang dipelajari
atau diterima pada saat terakhir adalah yang paling banyak diingat
peserta, maka berkaitan dengan materi perlu adanya ringkasan /
kata kunci dan memberikan review di awal sesi di hari / waktu
lain
b. Appropriatenes (kesesuaian), prinsip ini menunjukan perlunya
materi-materi yang sesuai dengan kebutuhan peserta, termasuk
materi-materi baru harus ada keterkaiatnya dengan materi
/pengalaman peserta didik

7
c. Motivation, prinsip ini peserta hendaknya memiliki rasa
keinginan yang dalam, jika fasilitator tidak menggunakan prinsip
ini dan mengabaikan untuk membuat materi yang relevan, maka
akan secara pasti akan kehilangan motivasi
d. Primacy (menarik perhatian di awal sesi),hal-hal yang pertama
bagi peserta didik biasanya dipelajari dengan baik, demikian juga
dengan kesan pertama atau serangkaian informasi yang diperoleh
dari pelatih betul-betul sangat penting.
e. Two Way Communication (komunikasi dua arah), prinsip ini
menghendaki proses belajar yang timbal balik, sehingga
pembelajaran bukan otoritas fasilitator.
f. Feedback, prinsip ini menghendaki fasilitator perlu mengetahui
bahwa peserta mengikuti dan tetap menaruh perhatian pada apa
yang disampaikan, dan juga sebaliknya peserta juga
membutuhkan umpan balik sesuai dengan penampilan / kenerja
mereka
g. Active Learning (belajar aktif), prinsip ini menghedndaki peserta
akan giat belajar jika mereka secara aktif terlibat dalm proses
pelatihan, sebagaimana kata John Dewy Learning by doing
h. Muliple ±Sense Learning, prinsip ini mengatakan bahwa belajar
akan jauh lebih efektif jika partisipan menggunakan lebih dari
kelima indranya.
i. Exercise (latihan), prinsip ini menghendaki perlunya di ulang-
ulang dalam pelatihan.

B. Metode Pembelajaran Orang Dewasa


Dalam pembelajaran orang dewasa, banyak metode yang
diterapkan. Untuk memberhasilkan pembelajaran semacam ini, apapun
metode yang diterapkan seharusnya mempertimbangkan faktor sarana dan
prasarana yang tersedia untuk mencapai tujuan akhir pembelajaran, yakni
agar peserta dapat memiliki suatu pengalaman belajar yang bermutu.

8
Selajan dengan itu, menurut Lunan, diproses belajar tersebut, dirinci
menjadi seperti terlihat dalam Gambar berikut:10

Gambar 2. 1 Kontinum Proses Belajar

Penetapan pemilihan metode seharusnya guru mempertimbangkan


aspek tujuan yang ingin dicapai, yang dalam hal ini mengacu pada garis
besar program pengajaran yang dibagi dalam dua jenis:11
1. Rancangan proses untuk mendorong orang dewasa mampu menata
dan mengisi pengalaman baru dengan mempedomani masa lampau
yang pernah dialami, misalnya dengan latihan keterampilan,
melalui tanya jawab, wawancara, konsultasi, latihan kepekaan, dan
lain-lain, sehingga mampu memberi wawasan baru pada masing-
masing individu untuk dapat memanfaatkan apa yang sudah
diketahuinya.
2. Proses pembelajaran yang dirancang untuk tujuan meningkatkan
transfer pengetahuan baru, pengalaman baru, keterampilan baru,
untuk mendorong masing-masing individu orang dewasa dapat

10
Asmin, “Konsep Dan Metode Pembelajaran Untuk Orang Dewasa,” Psikologinet.com 1
(2020),hal.18.
11
Ibid

9
meraih semaksimal mungkin ilmu pengetahuan yang
diinginkannya, apa yang menjadi kebutuhannya, keterampilan yang
diperlukannya, misalnya belajar menggunakan program komputer
yang dibutuhkan di tempat ia bekerja.
Untuk menguraikan lebih lanjut apa yang dimaksud di atas, secara
singkat diperinci bagaimana hubungannya dengan kedua ujung pada
kontinum proses belajar, yakni penataan (atau penataan kembali)
pengalaman belajar di ujung yang satu, dan perluasan pengalaman belajar
di ujung yang lain, seperti dapat dilihat dalam Tabel dibawah ini:12

Tabel 2. 1 Penataan Pengalaman Belajar


Aspek Apabila tekanannya pada: Perluasan
Penataan Pengalaman mengajar pengalaman belajar
Persiapan dan Membuat pelajar enak
Mengutamakan
orientasi mengungkapkan sukses dan
masalah yang kini tak
kegagalannya di masa lalu, dapat dipecahkan oleh
mengutamakan makna penilaianpelajar, tetapi dapat
pengalaman masa lampau untukdipecahkannya setelah
dapat mengatasi masalah serupa di
menda pat bahan baru.
kemudian hari Membantu pelajar
untuk mengatasi
ketidakmampuannya
menggumuli bahan
baru
Suasana dan merenungkan banyak tanpa menarik dan
kecepatan tergesa-gesa dipengaruhi sangat mengasikkan di
belajar: oleh reaksi dan kemampuan tentukan sangat oleh
pelajar sifat dan isi pelajaran

Peran yang menciptakan suasana, memberi mengenal masalah


mengajar lebih makna pada pengalaman belajar, pelajar, menjelaskan
banyak: memancing ungkapan sasaran pelajaran,
pengalaman, memberi umpan memberikan data dan
balik, membantu membuat genera konsep baru, atau
lisasi memper lihatkan
tingkah laku baru
Peran yang mengungkapkan data mengenai Mengolah data dan
belajar lebih pengalaman dan pendapat nya, konsep baru,
banyak menganalisa pengalamannya, mempraktekkan bahan
menggali alternatif dan manfaat baru, melihat
penerapan bahan baru
pada situasi nyata
12
Ibid

10
Sukses suasana bebas dari ancaman, rasa Kejelasan penyajian
bergantung diri kebutuhan pelajar untuk baru, penghargaan
menemukan pendekatan baru pelajar terhadap
dalam mengatasi masalah lama. pengajar, relevansi
bahan baru penilaian
pelajar.

Gambaran di atas menunjukkan adanya beberapa program


pendidikan orang dewasa, yang dalam pelaksanaan programnya
membutuhkan kombinasi berbagai metode yang cocok sesuai situasi dan
kondisi yang diperlukan sehingga dicapai hasil yang memuaskan.
Kemampuan orang dewasa belajar dapat diperkirakan sebagai berikut: 13
(a) 1% melalui indera perasa,
(b) 1½ % melalui indera peraba,
(c) 3½% melalui indera penciuman,
(d) 11% melalui indera pendengar,
(e) 83% melalui indera penglihat
Sejalan dengan itu, orang dewasa belajar lebih efektif apabila ia
dapat mendengarkan dan berbicara. Lebih baik lagi kalau di samping itu ia
dapat melihat pula, dan makin efektif lagi kalau dapat juga mengerjakan.
Komposisi kemampuan tersebut dapat dilukiskan ke dalam piramida
belajar (pyramida of learning) seperti terlihat dalam Gambar dibawah ini:

13
Ibid

11
Gambar 2. 2 Piramida Belajar Orang Dewasa
Dari gambar di atas tampak bahwa pada ceramah peserta hanya
mendengarkan. Fungsi bicara hanya sedikit terjadi pada waktu tanya
jawab. Untuk metode diskusi bicara dan mendengarkan adalah seimbang.
Dalam pendidikan dengan cara demonstrasi, peserta sekaligus mendengar,
melihat dan berbicara. Pada saat latihan praktis peserta dapat mendengar,
berbicara, melihat dan mengerjakan sekaligus, sehingga dapat diperkirakan
akan menjadi paling efektif.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan atau belajar adalah sebagai proses menjadi dirinya
sendiri (process of becoming) bukan proses untuk dibentuk (process of
beings haped) menurut kehendak orang lain, maka kegiatan belajar harus
melibatkan individu atau client dalam proses pemikiran apa yang mereka
inginkan, mencari apa yang dapat dilakukan untuk memenuhi keinginan
itu, menentukan tindakan apa yang harus dilakukan, dan merencanakan
serta melakukan apa saja yang perlu dilakukan untuk mewujudkan
keputusan itu.
Dapat dikatakan disini tugas pendidik pada umumnya adalah
menolong orang belajar bagaimana memikirkan diri mereka sendiri,
mengatur urusan kehidupan mereka sendiri dan mempertimbangkan
pandangan dan interest orang lain. Dengan singkat menolong orang lain
untuk berkembang dan matang. Dalam andragogi, keterlibatan orang
dewasa dalam proses belajar jauh lebih besar, sebab sejak awal harus
diadakan suatu diagnosa kebutuhan, merumuskan tujuan, dan
mengevaluasi hasil belajar serta mengimplementasikannya secara
bersama-sama.

B. Saran
Pengembangan teknologi andragogi hanya dapat dilakukan apabila
diyakini bahwa orang dewasa sebagai pribadi yang matang sudah dapat
mengarahkan diri mereka sendiri, mengerti diri sendiri, dapat mengambil
keputusan untuk sesuatu yang menyangkut dirinya. Tanpa ada keyakinan
semacam itu kiranya tidak akan tumbuh pendekatan andragogi. Dengan
kata lain andragogi tidak akan mungkin berkembang apabila
meninggalkan ideal dasar orang dewasa sebagai pribadi yang
mengarahkan diri sendiri.

13
DAFTAR PUSTAKA
Asmin. “Konsep Dan Metode Pembelajaran Untuk Orang Dewasa.”
Psikologinet.com 1 (2020)

Makmur Syukri. “Prinsip Pembelajaran Orang Dewasa Di STAI Al-Hikmah


Medan.” Jurnal Edukasi … 1, no. 1 (2022)

Mau, Marthen. “Model Pembelajaran Orang Dewasa Di Era Masyarakat 5.0.”


Skenoo : Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen 2, no. 2 (2022).

Novita, Marthila Wahyu. “Pendidikan Orang Dewasa.” Pendidikan Orang


Dewasa (Andragogy) 2 (2019)

Sunhaji. “Pendidikan Orang Dewasa.” Jurnal Kependidikan 1, no. 1 (2013).

14

Anda mungkin juga menyukai