Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemampuan penulis
untuk menyelesaikan bahan ajar pelatihan TIK Pondok Pesantren. Bahan ajar ini adalah
berisi bahan ajar untuk mata pelatihan Manajemen Pelatihan. Penulisan bahan ajar ini
digunakan untuk persiapan pelatihan di wilayah kerja BDK Denpasar nantinya.
Materi dalam bahan ajar ini disajikan secara terstruktur,dan ringkas. Harapnya dapat
menarik dan membuat semangat peserta dalam mempelajarinya. Sehingga dapat memberi
motivasi pada peserta yang tidak lain adalah seorang guru untuk meningkatkan
kompetensinya guna memberikan pembelajaran terbaik kepada siswanya.
Kami sangat menyadari bahwa bahan ajar ini jauh dari sempurna. Dengan segala
kekurangan yang ada pada bahan ajar ini, kami mohon kesediaan pembaca untuk dapat
memberikan masukan yang konstruktif guna penyempurnaan selanjutnya. Semoga bahan
ajar ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Deskripsi Singkat
1
1. Memahami konsep tentang dasar dan filosofi manajemen pelatihan
2. Mengidentifikasi pendekatan (androgogi) yang efektif dalam manajemen
pelatihan
3. Peserta diharapkan dapat melaksanakan manajemen pelatihan yang sesuai
dalam proses belajar mengajar sehingga tercapai sasaran pelatihan
4. Menjelaskan analisis data/diagram
5. Menjelaskan pembuatan diagram
D. Pokok Bahasan
Untuk membantu Anda mencapai indikator hasil belajar, maka akan di bahas
hal-hal sebagai berikut:
1. Pendekatan Androgogi
2. Manajemen Pelatihan
3. Teknik Presentasi berbasis Multimedia
2
BAB II
Pendekatan Androgogi, Manajemen Pelatihan dan Presentasi Multimedia
A. Pendekatan Androgogi
Secara etimologi, androgogi berasal dari Bahasa latin “andros” yang berarti
orang dewasa dan “agagos” yang berarti memimpin atau melayani. Orang dewasa
disini tidak hanya didefinisikan secara ukuran biologis, namun lebih kepada segi
sosial dan psikologis. Oleh karenanya androgoi disebut juga pelibatan orang
dewasa dalam pembelajaran. Hakekat orang dewasa merupakan pribadi mandiri
yang memiliki identitas diri. Oleh karena itu belajar bisa dikatakan sebagai bagian
dari proses untuk mencapai aktualisasi diri. Orang dewasa akan cenderung
memiliki kegiatan belajar yang dapat segera diaplikasikan, baik pengetahuan
maupun ketrampilan yang dipelajari. Bagi orang dewasa, pendidikan pada
hakekatnya adalah proses peningkatan kemampuan untuk menangulangi masalah
kehidupan yang dialami sekarang.
3
peserta mengemukakan pengalaman sehari-hari, menumbuhkan kerjasama, dan
lebih bersifat pemberian pengalaman bukan penyerapan materi semata.
1. Seseorang tumbuh dan matang dengan konsep diri yang bergerak dari
ketergantungan total menuju pengarahan diri sendiri. Atau dapat dikatakan
bahwa anak-anak konsep dirinya masih tergantung, sedang pada orang dewasa
konsep dirinya sudah mandiri, karena konsep dirinya inilah orang dewasa
membutuhkan penghargaan orang lain sebagai manusia yang dapat
mengarahkan diri sendiri, apabila dia menghadapi situasi dimana dia tidak
memungkinkan dirinya menjadi self directing, maka akan timbul reaksi tidak
senang atau menolak.
2. Karena sudah matang dengan sejumlah besar pengalaman, maka dirinya
menjadi sumber belajar yang kaya sekaligus pada waktu yang sama akan
memberikan dia dasar untuk belajar sesuatu yang baru. Oleh karena itu dalam
menggantinya dengan metode yang lebih banyak berbuat. Hal ini selaras
dengan prinsip pembelajaran umum yang meyakini bahwa belajar dengan
berbuat lebih efektif jika dibandingkan dengan belajar yang hanya melihat dan
mendengarkan.
3. Kesiapaan belajar mereka bukan semata karena paksaan akedemik, tapi karena
kebutuhan hidup dan untuk melaksanakan tugas peran sosialnya. Oleh karena
itu, orang dewasa belajar karena membutuhkan tingkatan perkembangan
mereka yang harus menghadapi perannya apakah sebagai pekerja, orang tua,
pemimpin suatu organisasi dan lain-lain.
4. Orang dewasa memiliki kecendrungan orientasi belajar pada pemecahan
masalah kehidupan (problem centered orientation). Belajar bagi orang dewasa
merupakan kebutuhan untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi dalam
4
kehidupan keseharian, terutama berkaitan dengan fungsi dan peranan sosial.
Perbedaan asumsi disebabkan adanya perbedaan perspektif waktu. Bagi orang
dewasa, belajar bersifat dapat dipergunakan atau dimanfaatkan dalam waktu
segera. Sedangkan anak, penerapan yang dipelajari masih menunggu waktu
hingga dia lulus, mendapat sekolah dan sebagainya. Sifat materi pembelajaran
atau pelatihan bagi orang dewasa hendaknya bersifat praktis dan dapat segera
diterapkan dalam keseharian
B. Manajemen Pelatihan
Beberapa hal yang harus diperhatikan selain tujuan, metode, dan format
yaitu:
1) Alokasi waktu.
5
2) Partisipasi peserta
3) Ide dan kreatifitas peserta,
4) Materi/bahan yang dibutuhkan,
5) Pengaturan pelaksanaan pelatihan,
6) Evaluasi pelatihan.
Tujuan perencanaan/desain pelatihan adalah:
6
Tahap pelaksanaan yaitu :
a. persiapan (persiapan administratif dan edukatif),
b. pelaksanaan,
c. pelaporan
a. Persiapan
1) Menyiapkan surat menyurat tentang pelaksanaan pelatihan (jenis, waktu,
tempat, dan persyaratan peserta).
2) Mempersiapkan kriteria peserta pelatihan.
3) Menyusun prioritas calon peserta.
4) Mempersiapkan Surat Keputusan penyelenggara pelatihan.
5) Menyiapkan bahan pelatihan.
6) Pemanggilan peserta sesuai dengan kriteria.
7) Menentukan instruktur
8) Menyiapkan formulir/blanko, daftar hadir, identitas peserta, dan lain-lain.
9) Menyediakan perlengkapan pelatihan.
b. Pelaksanaan meliputi kegiatan :
1) Pembukaan
2) Penjelasan pelatihan maupun tugas-tugas lainnya, seperti:
3) Diskusi kelompok
4) Tugas baca
5) Penulisan kertas kerja/karya tulis
6) Praktek lapangan (OJT).
7) Evaluasi pelatihan.
c. Penilaian Pasca pelatihan dilakukan terhadap kemampuan dan
pendayagunaan peserta yaitu:
1) Sejauh mana peserta mampu menerapkan pengetahuan dan
kemampuannya
2) Sejauh mana peserta didayagunakan potensinya.
d. Penutupan
1) Undangan (siapa yang akan diundang)
2) Acara Penutupan
e. Laporan
7
Merupakan tahap akhir dari kegiatan pelatihan. Materi laporan
mencakup hal-hal sebagai berikut: peserta, program pengajaran, panitia
penyelenggara, sarana dan prasarana dan biaya.
8
terbantu ketika melihat slide yang ditampilkan dan preneter lebih mudah
dalam menjelaskan apa makna yang dikandung oleh slide tersebut. Tipe
desain harus mengikuti prinsip relevansi artinya memiliki kesesuaian dengan
topik yang dibicarakan misalnya presentasi ternah hewan dengan slide
bergambar sapi.
2. Hindari sajian teks panjang
Pemakaian teks yang terlalu panjang dapat membuat slide tidak dapat
terbaca oleh audiens
3. Alur yang teratur
Slide yang baik memiliki alur yang teratur, dari pendahuluan, penjelasan/isi,
hingga penutup. Slide yang isinya melompat-lompat dari satu topik ke topik
yang lain tanpa alur yang jelas akan menyulitkan audiens untuk
memahaminya
4. Berikan multimedia yang relevan
Untuk menambah daya Tarik, slide dapat ditambahkan multimedia yang
relevan, seperti gambar, animal, audio, video. Kesesuaian multimedia
dengan topik pembicaraan harus saling mendukung, bukan justru
membingungkan audiens.
5. Satu slide, berisi satu pesan
Slide presentasi yang baik hanya terfokus pada satu pesan. Tiap slides
sebaiknya mewakili sebuah ide yang ingin dijelaskan. Jangan mencampur
beberapa ide berbeda ke dalam satu slide. Audiens akan bingung dan sulit
mencernanya.
6. Perhatikan karekter huruf dan ukuran huruf
Karakter huruf dan ukuran huruf dalam slide harus proporsional dan sesuai
dengan ilustrasi, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
9
dapat mengakomodasi peserta didik yang memiliki visual, auditif maupun
kinestetik. Kegiatan belajar mengajar kurang efektif apabila didalamnya tidak
dibarengi dengan adanya media sebagai pendukug proses kegiatan tersebut.
Karena media.
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih yang
terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi secara terintegrasi
baik secara linier (dengan memakai alat pengontol yang dioperasikan oleh
pengguna yang berjalan secara berurutan) seperti tv dan film, maupun interaktif
(menggunakan alat pengontrol untuk memilih apa yang dia kehendaki untuk proses
selanjutnya) sehingga memungkinkan pemakai untuk melakukan navigasi,
berinteraksi, berkreasi, dan berkomunikasi. Multimedia presentasi digunakan untuk
menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis, dalam pembelajaran klasikal,
dengan grup belajar yang besar sehingga sangat efektif karena menggunakan
projector yang memiliki jangkauan yang sangat besar. Kelebihan media ini adalah
menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafis,
dan sound yang menjadi satu kesatuan.
Program PowerPoint ialah salah satu software yang dirancang khusus untuk
mampu menampilkan program multimedia dengan menarik, mudah dalam
pembuatan mudah dalam menggunakan dan relatif murah, karena tidak
membutuhkan bahan baku selain alat untuk penyimpanan data. PowerPoint dapat
digunakan melalui beberapa tipe penggunaan diantaranya: 1. Personal
Presentation (digunakan dalam kelas klasikal learning, seperti kuliah, training,
seminar, dll). Dalam hal ini kontrol pembelajaran terletak pada guru atau instruktur.
2. Stand Alone (dirancang untuk pembelajaran individual yang bersifat interaktif
meskipun kadar interaksinya tidak terlalu tinggi). 3. Web Based (diformat menjadi
file web(html) sehingga program yang muncul berupa browser yang dapat
menampilkan internet).
12
BAB III
PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
http://denisayudhap.blogspot.com/2017/01/makalah-pendekatan-andragogi.html
14