Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA KELAS TINGGI

“PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES”

OLEH

KELOMPOK V

Muhammad Fahrul Ikram (19129134)

Ira Oktaviani (19129027)

Mardiyya Rossi Utami (19129036)

Murniati (19129137)

Vani Linda Syofi (19129297)

19 BKT 08

DOSEN PENGAMPU

Ari Suriani, S.Pd, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMPU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “Pendekatan
Keterampilan Proses, ”ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
saya berterima kasih pada Ibuk Ari selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia
Kelas Tinggi yang telah memberikan tugas ini.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Bukittinggi, 15 Oktober 2021

Kelompok V
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang...................................................................................................................
Rumusan Masalah..............................................................................................................
Tujuan Penulisan...............................................................................................................
BAB I PEMBAHASAAN
A. Pengertian Pendekatan Keterampilan proses.................................................................
B. Tujuan Pendekatan Keterampilan proses......................................................................
C. Ciri-ciri Pendekatan Keterampilan proses ....................................................................
D. Jenis-jenis Pendekatan Keterampilan proses.................................................................
E. Model-model Mengajar dalam Pendekatan Keterampilan proses.................................
E. Alasan Perlunya Penerapan Pendekatan Keterampilan proses......................................
G. Pendekatan Keterampilan proses dan langkah- langkah Pelaksanaannya.....................
H. Pendekatan Keterampilan proses dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia....................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mendidik merupakan suatu proses yang bertanggung jawab untuk menjadikan seorang
siswa untuk menjadi seorang anak yang pintar didalam proses belajar mengajar. Guru sebagai
orang yang menggerakkan terlaksananya proses belajar mengajar seharusnya tidak hanya
menggunakan strategi yang informasi saja. Sehingga membuat siswa kurang mempunyai inisiatif
dan tidak dibiasakan untuk mendapatkan pengetahuan melalui usaha dan pengalaman siswa itu
sendiri. hal ini di karenakan peran siswa lebih banyak hanya menerima informasi dari guru yang
kemudian dihafal untuk ujian atau mendapatkan nilai. Guru sebagai orang menggerakkan
terlaksananya proses belajar mengajar harusnya menggunakan strategi yang merangsang
keaktifan siswa.
Untuk itu perlu pengembangan kemampuan dasar, berupa mental fisik dan sosial, untuk
menemukan data dan konsep maupun pengembangan sikap dan nilai melalui proses belajar
mengajar. Guna mengaktifkan siswa untuk mampu menumbuhkan sejumlah keterampilan
tertentu pada diri peserta didik tersebut. Guru harusnya melihat cara-cara pemberian informasi
dan suasana interaksi dalam proses belajar mengajar. Seperti melakukan pengajaran dengan cara
melihat, mendengar dan memperhatikan guru, kemudian melakukan apa yang diperintahkan guru
dalam membimbing siswa itu untuk aktif belajar.
B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa itu yang dimaksud dengan Pendekatan Keterampilan Proses ?
2. Apa tujuan dari Pendekata Keterampilan Proses ?
3. Bagaimanakah ciri-ciri Pendekatan Keterampilan Proses ?
4. Apa sajakah jenis-jenis Pendekatan Keterampilan Proses ?
5. Apa sajakah model-model dalam Pedekatan Keterampilan Proses ?
6. Apa alasannya sehingga perlu diterapkan Pendekatan Keterampilan Proses ?
7. Bagaimanakah langkah-langkah dalam Pendekatan Keterampilan Proses ?
8. Bagaimanakah Pendekatan Keterampilan Proses dalam pembelajaran Bahasa Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Apa itu pengertian dari Pendekatan Keterampilan Proses.
2. Apa tujuan dari Pendekatan Keterampilan Proses.
3. Bagaimanakah ciri- ciri dari Pendekatan Keterampilan Proses.
4. Apa sajakah jenis-jenis dari Pendekatan Keterampilan Proses.
5. Apa sajakah model-model mengajar dalam Pendekatan Keterampilan Proses.
6. Apa alasan perlunya penerapan Pendekatan Keterampilan Proses.
7. Bagaimanakah langkah-langkah pelaksanaan dari Pendekatan Keterampilan Proses.
8. Bagamanakah Pendekatan Keterampilan Proses dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAAN

A. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses


Pendekatan keterampilan proses merupakan belajar-mengajar yang mengarah kepada
pengembangan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Pendekatan keterampilan proses sebagai
pendekatan yang menekankan pada penumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan
tertentu pada diri peserta didik agar mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan
hal-hal yang baru yang bermanfaat baik berupa fakta konsep maupun pengembangan sikap dan
nilai.
Sejalan dengan asumsi diatas, maka belajar-mengajar dipandang sebagai suatu proses
yang harus dialami oleh setiap peserta didik atau siswa. Belajar-mengajar tidak hanya
menekankan kepada apa yang dipelajari, tetapi juga menekankan bagaimana ia harus belajar.
Oleh karena itu, untuk memenuhi hal tersebut, pendekatan belajar mengajar yang harus
digunakan adalah pendekatan keterampilan proses. Sebagai konsekuensi dari pendekatan
keterampilan proses ini, maka siswa berperan sebagai subyek dalam belajar. Ia bukan sekedar
penerima informasi, tetapi sebaliknya sebagai pencari informasi. Oleh karena itu, siswa harus
aktif dan terampil untuk mampu mengelola perolehannya, hasil belajarnya atau pengalamannya.
Beberapa keunggulan dari pendekatan keterampilan proses ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa terlibat langsung pada objek nyata sehingga pemahaman siswa terhadap konsep mata
pelajaran akan semakin mudah.
2. Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari.
3. Siswa akan menjadi lebih kritis.
4. Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat aktif dalam pembelajaran.
B. Tujuan Pendekatan Keterampilan Proses
Pengembangan pendekatan keterampilan proses merupakan salah satu upaya yang
penting untuk memperoleh keberhasilan belajar yang optimal. Materi pembelajaran akan lebih
mudah dikuasai dan dihayati oleh siswa bila siswa sendiri mengalami peristiwa belajar tersebut.
Selain itu tujuan pendekatan keterampilan proses ini adalah:
1. Memberikan motivasi belajar kepada siswa karena dalam keterampilan proses ini siswa
dipacu untuk senantiasa berpartisipasi secara aktif dalam belajar.
2. Untuk lebih memperdalam konsep, pengertian dan fakta yang dipelajari siswa karena
hakikatnya siswa sendirilah yang mencari dan menemukan konsep tersebut.
3. Untuk mengembangkan pengatahuan teori dengan kenyataan hidup masyarakat sehingga
antara teori dengan kenyataan hidup akan serasi.
4. Sebagai persiapan dan latihan dalam mengahadapi kenyataan hidup dalam masyarakat
sebab siswa telah dilatih untuk berfikir logis dalam memecahkan masalah.
5. Mengembangkan sikap percaya diri, bertanggung jawab, dan rasa kesetiakawanan sosial
dalam menghadapi berbagai problem kehidupan.
C. Cici – ciri Pendekatan Keterampilan Proses
Pada dasarnya keterampilan proses ini dilaksanakan dengan menekankan pada begaimana
siswa belajar, begaimana siswa mengolah problemnya sehingga dapat ditemukan penyelesaian
dari masalah tersebut. Yang dimaksud dengan perolehan itu adalah hasil belajar siswa yang
diperoleh dari pengalaman dan pengamatan lingkungan yang diolah menjadi suatu konsep yang
diperoleh dengan jalan belajar secara aktif melalui keterampilan proses.
D. Jenis-jenis Keterampilan Proses
Funk (1985) dalam Dimyati dan Mudjiono, (2002: 140) mengutarakan bahwa berbagai
keterampilan proses dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
1. Keterampilan proses dasar (basic skill)
Keterampilan proses dasar meliputi kegiatan yang berhubungan dengan observasi,
klasifikasi, pengukuran, komunikasi, prediksi, inferensi. Bila kita kaji lebih lanjut sebagai
berikut:
a. Observasi
Melalui kegiatan mengamati, siswa belajar tentang dunia sekitar yang fantastis. Manusia
mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan melibatkan indera penglihat, pembau,
pengecap, peraba, pendengar. Informasi yang diperoleh itu, dapat menuntut interpretasi siswa
tentang lingkungan dan menelitinya lebih lanjut. Kemampuan mengamati merupakan
keterampilan paling dasar dalam proses dan memperoleh ilmu serta hal terpenting untuk
mengembangkan keterampilan proses yang lain. Mengamati merupakan tanggapan terhadap
berbagai objek dan peristiwa alam dengan pancaindra. Dengan obsevasi, siswa mengumpulkan
data tentang tanggapan-tanggapan terhadap objek yang diamati.
b. Klasifikasi
Sejumlah besar objek, peristiwa, dan segala yang ada dalam kehidupan di sekitar, lebih
mudah dipelajari apabila dilakukan dengan cara menentukan berbagai jenis golongan.
Menggolongkan dan mengamati persamaan, perbedaan dan hubungan serta pengelompokan
objek berdasarkan kesesuaian dengan berbagai tujuan. Keterampilan mengidentifikasi persamaan
dan perbedaan berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya sehingga didapatkan
golongan atau kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.
c. Komunikasi
Manusia mulai belajar pada awal-awal kehidupan bahwa komunikasi merupakan dasar
untuk memecahkan masalah. Keterampilan menyapaikan sesuatu secara lisan maupun tulisan
termasuk komunikasi. Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai penyampaikan dan
memperoleh fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara
dan visual (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 143). Contoh membaca peta, tabel, garfik, bagan,
lambang-lambang, diagaram, demontrasi visual.
d. Pengukuran
Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Keterampilan dalam menggunakan alat dalam
memperoleh data dapat disebut pengukuran.
e. Prediksi
Predeksi merupakan keterampilan meramal yang akan terjadi, berdasarkan gejala yang
ada. Keteraturan dalam lingkungan kita mengizinkan kita untuk mengenal pola dan untuk
memprediksi terhadap pola-pola apa yang mungkin dapat diamati. Dimyati dan Mudjiono (2002:
144) menyatakan bahwa memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat
ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada
pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam
pengetahuan.
f. Inferensi
Melakukan inferensi adalah menyimpulkan. Ini dapat diartikan sebagai suatu
keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep
dan prinsip yang diketahui.
2. Keterampilan terintegrasi (integarted skill).
Keterampilan terintegrasi merupakan perpaduan dua kemampuan keterampilan proses
dasar atau lebih. Keterampilan terintegrasi terdiri atas: mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik,
diskripsi hubungan variabel, perolehan dan proses data, analisis penyelidikan, hipotesis
ekperimen. Bila kita kaji lebih lanjut sebagai berikut.
a. Identifikasi Variabel
Keterampilan mengenal ciri khas dari faktor yang ikut menentukan perubahan.Dalam
penyelidikan ilmiah para ilmuan sering mengendalikan variable eksperimen atau penelitian.
b. Tabulasi
Keterampilan penyajian data dalam bentuk tabel, untuk mempermudah pembacaan
hubungan antarkomponen (penyusunan data menurut lajur-lajur yang tersedia).
c. Grafik
Keterampilan penyajian dengan garis tentang turun naiknya sesuatu keadaan.
d. Deskripsi hubungan variabel
Keterampilan membuat sinopsis/pernyataan hubungan faktor-faktor yang menentukan
perubahan. Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Sebagai contoh, guru dapat melatih anak-
anak dalam mengendalikan variabel untuk membuktikan bahwa tanaman jagung yang diberi
pupuk akan lebih cepat tumbuh.
e. Perolehan dan proses data
Keterampilan melakukan langkah secara urut untuk memperoleh data. Data yang
dikumpulkan melalui observasi, penghitungan, pengukuran, eksperimen dapat dicatat dan
disajikan dalam bentuk grafik, tabel, histogram, atau diagram.
f. Analisis penyelidikan
Keterampilan menguraikan pokok persoalan atas bagian-bagian dan terpecahkannya
permasalahan berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai pengertian tentang prinsip-
prinsip dasar.
g. Hipotesis
Keterampilan merumuskan dugaan sementara. Hipotesis menyatakan hubungan antara
dua variabel atau mengajukan perkiraan penyebab suatu terjadi. Dengan berhipotesis di
ungkapkan cara melakukan pemecahan masalah.
h. Ekperimen
Keterampilan melakukan percobaan untuk membuktikan suatu teori/penjelasan
berdasarkan pengamatan dan penalaran. Keterampilan proses seperti yang diutarakan oleh Funk
merupakan keterampilan proses yang harus diaplikasikan pada pendidikan di sekolah oleh guru.
Pembelajaran sains menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan
mengembangkan sikap ilmiah. Hal ini bisa tercapai apabila dalam pembelajaran menggunakan
pendekatan keterampilan proses baik keterampilan proses dasar maupun keterampilan proses
terintegrasi (terpadu) seperti terungkap di atas. Keterampilan memperoleh pengetahuan yang
ingin dibentuk adalah daya pikir dan kreasi. Daya pikir dan daya kreasi merupakan indikator
perkembangan kognitif. Para ahli psikologi pendidikan menemukan bahwa pekembangan
kognitif bukan merupakan akumulasi kepingan informasi atau kepingan perubahan informasi
yang terpisah, tetapi merupakan pembentukan oleh anak suatu kerangka atau jaringan mental
untuk memahami lingkungan.
E. Model-Model Mengajar Dalam PKP
Model mengajarkan maksudnya adalah dimana proses dan prosedur pembelajaran yang
dapat mengoptimalkan kegiatan belajar siswa. Model-model tersebut sebagai berikut:
1. Model Dengar-Lihat-Kerjakan (DeLiKan)
Model ini dapat digunakan untuk menyampaikan bahan pengajaran yang sifatnya fakta
dan konsep. Aktivitas mental siswa dalam penggunaan model mengajar ini adalah : mengingat,
mengenal, menjelaskan, membedakan, menyimpulkan dan menerapkan. Kegiatan belajar siswa
yang dikembangkan menjadi tiga kegiatan yakni : kegiatan dengar, kegiatan lihat, kegiatan kerja.
2. Model mengajar pemecahan masalah (permas)
 Pola kegiatan pembelajaran ini mengandung aktivitas belajar siswa yang cukup
tinggi, tepat digunakan untuk mengajarkan konsep dan prinsip.
 Penyusunan satuan pertanyaan hampir sama dengan model lain. Yang perlu
diperhatikan adalah menyusunan dan mengorganisasi bahan ajar.
3. Model mengajar induktif
a. Model kegiatan pembelajaran yang dikembangkan melalui cara berfikir induktif yaitu
menarik kesimpulan dari fakta menuju kepada hal umum.
b. Petunjuk pembuatan satuan pelajaran:
 Waktu paling sedikit 2 jam pelajaran
 Rumusan tujuan mencakup penyusunan bahan ajar dan keterampilan proses
 Bahan pengajaran terdiri dari konsep materi, fakta, peristiwa, gejala yang akan
diamati oleh siswa dan topik atau masalah yang akan didiskusikan
 Urutan belajar siswa, menerima informasi, kekunjungan lapangan atau
laboraturium kediskusikan kelompok ke melaporkan hasil diskusikan oleh
kelompok dan merangkumnya sebagai kesimpulan diskusi kelas
 Penilaian : penilaian proses selama kegiatan berlangsung dan penilaian hasil
belajar setelah pelajaran selesai
4. Model mengajar deduktif
 Pola belajar mengajar yang didasarkan atas cara berfikir deduktif adalah menarik
kesimpulan dari pernyataan umum menajadi pernyataan khusus, dari konsep teori
menjadi fakta.
 Petunjuk pembuatan satuan pelajaran dimulai dari pembahasan konsep dan prinsip
menuju pembuktian empiris di lapangan atau laboraturium
5. Model mengajar gabungan deduktif induktif
 Pola BM yang menggabungkan penggunaan kedua model ini dalam satu proses
pembelajaran. Tahap pertama menggunakan pendekatan deduktif, kemudian dilanjutkan
dengan pendekatan induktif.
a. Pendekatan deduktif menekankan konsep dan prinsip bahan pengajaran secara teoritis,
berdasarkan prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah,
b. Pendekatan induktif menekankan kajian bukti-bukti empiris dari konsep dan prinsip di
laboraturium atau dengan alat sederhana atau dalam bentuk pemecahan masalah
 Petunjuk pembuatan satuan pelajaran. KBM yang ada dalam satuan pelajaran harus
mangandung:
a. Penjelasan masalah dan gejala oleh guru, supaya siswa memahami ruang lingkupnya.
b. Penelaah buku sumber : informasi untuk mendukung memecahkan masalah
c. Pembahasan atau penelaah masalah dan gejala berdasarkan pengetahuan ilmiah
d. Mencari jawaban dan pembuktian masalah dan gejala berdasarkan konsep dan prinsip
pengetahuan ilmiah dengan melalui diskusi, praktikum atau pengamatan lapangan
e. Klasifikasi TIK-nya mengandung unsur kognitif tingkat tinggi seperti aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi.
F. Alasan Perlunya Penerapan Keterampilan Proses
Semiawan dkk, (1985: 15-16) merinci alasan yang melandasi perlunya diterapkan
pendekatan keterampilan proses dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan berlangsung semakin cepat sehingga tak mungkin lagi
para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Untuk mengatasi hal
tersebut, siswa diberi bekal keterampilan proses yang dapat mereka gunakan untuk
memperoleh ilmu pengetahuan tanpa tergantung dari guru.
2. Para ahli psikologi umumnya sependapat bahwa anak-anak mudah memahami konsep-
konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh-contoh konkrit, contoh-contoh
yang wajar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dengan mempraktekkan
sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan fisik, melalui
penanganan benda-benda yang benar-benar nyata.
3. Tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi
menggiring anak untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen, serta menemukan
fakta dan konsep sendiri.
4. Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak benar 100 %, penemuannya bersifat
relatif. Suatu teori mungkin terbantah dan ditolak setelah orang mendapatkan data baru
yang mampu membuktikan kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi, teori baru yang
prinsipnya mengandung kebenaran yang relatif. Jika kita hendak menanamkan sikap
ilmiah pada diri anak, maka anak perlu dilatih untuk selalu bertanya, berpikir kritis, dan
mengusahakan kemungkinan-kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah. Dengan
perkataan lain anak perlu dibina berpikir dan bertindak kreatif.
5. Dalam proses belajar mengajar seyogyanya pengembangan konsep tidak dilepaskan dari
pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak-anak didik. Konsep disatu pihak serta sikap
dan nilai di lain pihak harus dikaitkan. (Semiawan dkk, 1985 : 15-16).
G. Pendekatan Keterampilan Proses dan Langkah-Langkah Pelaksanaannya
Pendekatan keterampilan proses adalah suatu cara untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan yang menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta
penumbuhan sikap dan nilai. (Conny Semiawan, 1992: 16) Pengajaran dengan pendekatan
keterampilan proses dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Observasi
Kegiatan ini bertujuan untuk melakukan pengamatan yang terarah tentang gejala atau
fenomena sehingga mampu membedakan yang sesuai dan yang tidak sesuai dengan pokok
permasalahan. Pengamatan di sini diartikan sebagai penggunaan indera secara optimal dalam
rangka memperoleh informasi yang lengkap atau memadai.
2. Mengklasifikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu.
3. Menginterpretasikan atau menafsirkan data
Data yang dikumpulkan melalui observasi, perhitungan, pengukuran, eksperimen, atau
penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam berbagai bentuk, seperti tabel, grafik,
diagram.
4. Meramalkan (memprediksi)
Hasil interpretasi dari suatu pengamatan digunakan untuk meramalkan atau
memperkirakan kejadian yang belum diamati atau kejadian yangakan datang. Ramalan berbeda
dari terkaan, ramalan didasarkan pada hubungan logis dari hasil pengamatan yang telah diketahui
sedangkanterkaan didasarkan pada hasil pengamatan.
5. Membuat hipotesis
Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau
pengamatan tertentu. Penyusunan hipotesis adalah salah satu kunci pembuka tabir penemuan
berbagai hal baru.
6. Mengendalikan variabel
Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Pengendalian variable adalah suatu aktifitas
yang dipandang sulit, namun sebenarnya tidak sesulit yang kita bayangkan. Hal ini tergantung
dari bagaimana gurumenggunakan kesempatan yang tersedia untuk melatih anakmengontrol dan
memperlakukan variabel.
7. Merencanakan penelitian / eksperimen
Eksperimen adalah melakukan kegiatan percobaan untuk membuktikan apakah hipotesis
yang diajukan sesuai atau tidak.
8. Menyusun kesimpulan sementara
Kegiatan ini bertujuan untuk menyimpulkan hasil dari percobaan yang telah dilakukan
berdasarkan pada pola hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang lainnya.
9. Menerapkan (mengaplikasikan) konsep
Mengaplikasikan konsep adalah menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi
baru atau dalam menyelesaikan suatu masalah, misalnya sesuatu masalah yang dibicarakan
dalam mata pelajaran yang lain.
10. Mengkomunikasikan
Kegiatan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan proses dari hasil perolehan kepada
berbagai pihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk kata-kata, grafik, bagan maupun tabel
secara lisan maupun tertulis. Praktik pengajaran dengan PKP menuntut perencanaan yang
sungguh-sungguh dan berkeahlian, kreatif dalam pelaksanaan pengajaran, cakap
mendayagunakan aneka media serta sumber belajar. Jadi guru bersama siswa semakin dituntut
bekerja keras agar praktik PKP berhasil efektif dan efisien.
H. Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran bahasa adalah pendekatan yang


memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk terlibat secara aktif dan kreatif
dalam proses pemerolehan bahasa. Pendekatan ini dipandang sebagai pendekatan dalam proses
belajar-mengajar yang sesuai dalam era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendekatan ini memberikan pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan yang cocok untuk
memperoleh serta mengembangkan kompetensi bahasa yang kita pelajari, dalam hal ini bahasa
Indonesia. Fokus pembelajarannya tidak hanya pada pencapaian tujuan pembelajaran saja,
melainkan juga pada pemberian pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan untuk mencapai
tujuan pembelajaran tersebut. Pengelolaan kelas dalam pembelajaran dengan pendekatan
keterampilan proses dilaksanakan dengan pengaturan kelas, baik secara fisik maupun nonfisik.
Pengaturan dilakukan sedemikian rupa agar siswa mempunyai keleluasaan gerak, merasa aman,
bergembira, bersemangat, dan bergairah untuk belajar. Dengan kondisi yang demikian, materi
yang diberikan kepada siswa akan mencapai hasil yang maksimal.
I. Perananan Guru Dalam Penerapan PKP
1. Guru membimbing dan mendidik siswa untuk lebih terampil dalam menggunakan
pengalaman, pendapat, dan hasil temuannya. Dengan cara menjelaskan bahan pelajaran
yang diikuti dengan alat peragakan, demonstrasi, gambar, modal, bangan yang sesuai
dengan keperluan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan
mengamati dengan cepat, cermat dan tepat.
2. Guna menghidupkan suasana belajar yang kondusif sehingga mendorong siswa untuk
berpartisipasi aktif. Dengan merumuskan hasil pengamatan dengan merinci,
mengelompokkan atau mengklasifikasikan materi pelajaran yang diserap dari kegiatan
pengamatan terhadap bahan pelajaran tersebut.
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang sehingga siswa terdorong untuk
meneliti dan mencari jawaban atas pertanyaan tersebut.
4. Guru memancing keterlibatan siswa dalam belajar. Seperti meramalkan sebab akibat
kejadian perihal atau peristiwa lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat
suatu perlakuan yang berbeda.
5. Guru harus memberikan semangat yang tinggi kepada siswa dalam mengajar.
6. Guru melakukan komunikasi yang efektif dan memberikan informasi yang jelas, tepat,
dan tidak samar-samar pada siswa.
7. Guru mendorong siswa untuk dapat menyimpulkan suatu masalah, peristiwa berdasarkan
fakta, konsep, dan prinsip yang diketahui.
J. Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Keterampilan Proses
Adapun keunggulan dan kelemahan pendekatan keterampilan proses, adalah:
1. Keunggulan
Samatowa (2006:138) mengemukakan bahwa keunggulan pendekatan keterampilan proses
adalah :
a) Siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran,
b) Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari,
c) Melatih siswa untuk berpikir lebih aktif dalam pembelajaran,
d) Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru,
e) Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah.
2. Kelemahan
Sedangkan kelemahan pendekatan keterampilan proses, dikemukakan oleh Sagala (2003:75),
sebagai berikut:
a) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyesuaikan bahan pengajaran
yang ditetapkan dalam kurikulum,
b) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat
menyediakannya,
c) Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan untuk
memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak setiap siswa mampu
melaksanakannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendekatan Keterampilan Proses sebagai pendekatan yang menekankan pada
penumbuhan dan pengembangan sejumlah keterampilan tertentu pada diri peserta didik agar
mereka mampu memproses informasi sehingga ditemukan hal-hal baru yang bermanfaat baik
berupa fakta, konsep maupun pengembangan sikap dan nilai. Ditinjau dari tujuannya Pendekatan
Keterampilan Proses diharapkan mampu memotivasi dan mendorong siswa untuk berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran, karena pada hakikatnya Keterampilan Proses ini siswa
sendirilah yang harus mencari dan menemukan konsep tersebut.
Menurut Funk (1985) dalam Dimyati dan Mudjiono, (2002 : 140) bahwa Pendekatan
Keterampilan Proses dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu : Keterampilan Proses Dasar
(Basic Skill) dan Keterampilan Terintegrasi (Intergarted Skill). Adapun beberapa model
mengajar dalam Pendekatan Keterampilan Proses yaitu, Model dengar-lihat-kerjakan (Delikan),
model pemecahan masalah (Permas), model induktif, model deduktif dan model gabungan
induktif dan deduktif.
B. Saran
Dalam pelaksanaan Pendekatan Keterampilan Proses ini kami sebagai calon guru
berharap agar dalam mengimplementasikan pendekatan ini dibutuhkan peran maksimal dari
seorang guru untuk membuat persiapan yang matang sebelum mengimplementasikannya guna
mengkordinir, memfasilitator serta membimbing peserta didik agar pendekatan ini terlaksana
dengan baik dan tujuan pembelajaran tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1992/ 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: DEPDIKBUD.
Sumantri, Mulyani dan Johar Permana.1998/ 1999. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
DEPDIKBUD.
Tim penyusun. 2006. Bahan Ajar Belajar dan Pembelajaran.Padang : Universitas Negeri
Padang.

Anda mungkin juga menyukai