Anda di halaman 1dari 70

ANALISIS KURIKULUM

1975, 1994, 2006, DAN


2013
Oleh:
Kelompok 2
2013 A
Pendidikan Matematika

Anggota Kelompok 2

Lusy Wahyu Epriliyanti (13030174006)


Hardika Endrik Agiyantoro (13030174008)
Anggraini Dyah Novitasari (13030174013)
Siti Iswarini (13030174014)
M. Bakhril Ilmi (13030174026)
Rochmatul Ummah (14030174056)
Nuriken Setyaningtyas (14030174075)
Shentia Liyuwana Def (14030174081)

Kurikulum
1975

Kurikulum
1994

Kurikulum
2013

Kurikulum
2006

Analisis
Kurikulum
1975, 1994,
2006, dan
2013

Kurikulum 1975
Latar
Belakang

Pendekata
n

Tujuan

Penilaian

Ciri-ciri

Beban
Belajar

Prinsip
Pengemban
gan

Mata
Pelajaran

KURIKULUM 1975
Latar Belakang Diberlakukannya
Kurikulum 1975

telah banyak
perubahan yang
terjadi sebagai akibat
lajunya
pembangunan
nasional
diperlukan peninjauan
terhadap Kurikulum
1968 agar sesuai
dengan tuntutan
masyarakat

Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 disetujui oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan untuk secara
nasional dilaksanakan bertahap mulai tahun
pengajaran 1976
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan,
agar pendidikan lebih efsien dan efektif
Metode, materi, dan tujuan pengajaran
dirinci dalam Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI)
Zaman ini dikenal istilah satuan pelajaran,
yaitu rencana pelajaran setiap satuan
bahasan
Perubahan yang paling siap dan mendasar
terjadi pada perubahan kurikulum 1975.

Tujuan Kurikulum
1975
Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan Institusional
Tujuan Kurikuler
Tujuan Instruksional
Tujuan Instruksional Umum
Tujuan Instruksional Khusus

Ciri-ciri Kurikulum 1975


Berorientasi pada
tujuan
Pendidikan Moral
Pancasila
dibebankan pada
bidang pelajaran
ilmu pengetahuan
sosial dan
pendidikan agama
Menganut
pendekatan sistem
instruksional yang
dikenal dengan PPSI

Menganut
pendekatan
integratif
Menekankan kepada
efsiensi dan
efektivitas
Pendekatan dalam
strategi
pembelajaran
memandang situasi
belajar-mengajar
sebagai suatu sistem

Dipengaruhi psikologi
tingkah laku dengan
menekankan kepada
stimulus respon dan
latihan (Drill)

Prinsip yang Melandasi


Pengembangan Kurikulum
1975
Prinsip
fleksibili
tas
program
Prinsip
berorient
asi pada
tujuan

Prinsip
efisiensi
dan
efektivit
as

Prinsip
kontinui
tas

Pendekatan

metodolo
gis
Pendekat
an

bidang
studi
program

PPSI
konsep
CBSA
program
umum,
akademik/kejur
uan,
pendidikan
keterampilan

Pedoman PPSI
Pedoman perumusan
tujuan
Pedoman prosedur
pengembangan alat
penilaian
Pedoman proses
kegiatan belajar siswa
Pedoman program
kegiatan guru
Pedoman pelaksanaan
program
Pedoman perbaikan atau
revisi

Penilaian
Forma Sumat EBTAN
tif
if
AS

Beban Belajar Kurikulum 1975

SMP
Jumlah jam pelajaran berkurang dari 41 jam
per minggu menjadi 37-39 jam per minggu
dan jumlah mata pelajaran yaitu 12

SMA
Jumlah mata pelajaran di kelas I dan II SMA
yaitu 13 mata pelajaran dengan jumlah jam
pelajaran 37 jam per minggu, kelas III IPA
dan IPS terdapat 10 mata pelajaran dengan
jam belajar 36 jam per minggu sedangkan
di kelas III jurusan Bahasa terdapat 8 mata
pelajaran dengan jam belajar 36 jam per

Materi Pelajaran
SD
9 mata pelajaran
wajib dipelajari
siswa kecuali IPS
untuk siswa kelas
I dan II SD.
PKK dihapuskan,
PKN PMP,
berhitung
Matematika,
Pendidikan
Olahraga
Pendidikan
Olahraga dan
Kesehatan

SMP

SMA

kelompok mata
pelajaran
Pendidikan Umum,
Pendidikan
Akademis, dan
Pendidikan
Keterampilan

kelompok
Pendidikan
Umum,
Pendidikan
Akademik, dan
Pendidikan
Keterampilan

Kewargaan Negara
PMP, Olahraga
Olahraga/Kesehatan
, Bahasa Indonesia
dalam kelompok
Pendidikan
Akademik

Biologi, Fisika, dan


Kimia IPA, Sejarah,
Geograf, Ekonomi,
Sosiologi, dan Politik
IPS, Ilmu Ukur dan
Aljabar Matematika

Aljabar dan Ilmu Ukur


Matematika, Ilmu Alam
dan Ilmu Hayat IPA,
Ilmu Bumi dan Sejarah
IPS, Administrasi,
Prakarya, dan PKK
Pendidikan
Keterampilan

Kurikulum 1984

Kurikulum 1994

Menekankan aspek kebermaknaan


merupakan perbaikan atau penyempurnaan
dari kurikulum sebelumnya.

Ciri-Ciri Kurikulum 1994


Pembagian tahapan pelajaran di sekolah
dengan system caturwulan.
Pembelajaran disekolah lebih
menekankan materi pelajaran yang
cukup padat.
Bersifat populis
Guru memilih dan menggunakan strategi
yang melibatkan siswa aktif dalam
belajar

Penjurusan dibagi atas tiga


jurusan, yaitu jurusan IPA,
IPS, dan Bahasa

Pengajaran dari hal yang konkrit ke


hal yang abstrak

Pengulangan-pengulangan materi yang


dianggap sulit

Tujuan Kurikulum 1994


1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui
siswa mampu menguasai materi yang
diberikan.
Tujuan

TIU (Tujuan
Institusional
Umum)
TIK (Tujuan
Institusional
Khusus)

2. Menyiapkan siswa melanjutkan ke jenjang pendidikan tin

Proses Pembelajaran
Kegiatan belajar cenderung
didalam kelas.
Proses pembelajaran bersifat
klasikal dengan tujuan menguasai
materi pelajaran.
Guru sebagai pusat dari
pembelajaran.
Metode ceramah
Pendekatan yang digunakan adalah
Pendekatan Proses

Cara Penilaian
Difokuskan

Aspek kognitif

Pemahaman
siswa

Penyusunan bahan penilaian

Tujuan perkelas

Evaluasi

Persemester

Teknik Paper dan Pencil


Test

Struktur Kurikulum

Materi Pelajaran

Beban Belajar

Materi Pelajaran
Mata Pelajaran
Pendidikan Moral
Pancasila

Berubah
Menjadi

Pendidikan
Pancasilan dan
Kewarganegaraan

Mata pelajaran PSPB dihapuskan pada jenjang SD


dan SLTP
Materi Pelajaran menjadi Kelompok Umum dan
Kelompok Khusus. Kelompok Khusus terdiri atas tiga
program khusus atau jurusan,

Materi Pelajaran
Sejarah Indonesia

Sejarah Dunia

Berubah
Menjadi

Berubah
Menjadi

Sejarah Nasional

Sejarah Umum

Bahasa Inggris dihilangkan dari program khusus dan


dikelompokkan dalam mata pelajaran umum yang
harus dipelajari seluruh peserta didik

Materi Pelajaran Anthropologi dipisahkan dari


Sosiologi

Beban Belajar
Pendidikan tingkat sekolah dasar diwajibkan menjadi 9
tahun (SD dan SMP).
Jam belajar mengalami penambahan dari 37 menjadi
42.
Mata Pelajaran Sejarah Nasional dan Sejarah Umum jam
belajarnya dikurangi
Bahasa dan Sastera Indonesia dan bahasa Inggeris
mendapatkan tambahan satu jam belajar
Matematika mendapatkan tambahan dua jam belajar.
Biologi dan Kimia masing-masing mendapatkan tambahan
satu jam belajar

Beban Belajar
Fisika mendapatkan tambahan tiga jam belajar.
kelompok IPS untuk kelas II ada tambahan mata
pelajaran Sosiologi dan Geograf
Jumlah jam belajar di kelompok Khusus (kelas III)
28 jam per minggu
Kelompok khusus IPS untuk mata pelajaran
Anthropologi berubah menjadi masing-masing 6
jam belajar per minggu
Mata pelajaran Ekonomi mendapat tambahan lima
jam belajar

Kelemahan Kurikulum
1994
Beban belajar siswa terlalu berat karena
banyaknya mata pelajaran dan banyaknya
materi setiap mata pelajaran.
Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena
kurang relevan dengan tingkat perkembangan
berpikir siswa, dan kurarang bermakna karena
kurang terkait dengan aplikasi kehidupan
sehari-hari.

KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
atau Kurikulum 2006 adalah sebuah kurikulum
operasional pendidikan yang disusun oleh, dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan di
Indonesia.
KTSP secara yuridis diamanatkan oleh
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional
Pendidikan

Salah satu perubahan yang menonjol pada


KTSP
dibanding
dengan
kurikulum
sebelumnya
adalah
KTSP
bersifat
desentralistik.
Artinya
Segala tata aturan yang dicantumkan
dalam kurikulum, yang sebelumnya
dirancang dan ditetapkan oleh pemerintah
pusat, dalam KTSP sebagian tata aturan
dalam kurikulum diserahkan untuk
dikembangkan dan diputuskan oleh pihak
di daerah atau sekolah.

Pendidikan
tingkat satuan
pendidikan

Struktur

KTSP
terdiri dari

Kalender
pendidikan
Muatan
kurikulum
tingkat satuan
pendidikan
Silabus

Pelaksanaan KTSP mengacu pada


Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006
tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi, dan tingkat
kompetensi yang dituangkan dalam persyaratan kompetensi
tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi
peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Muatan
KTSP

Kerangka
dasar, dan
struktur
kurikulum

Dikembangkan
di tingkat
satuan
pendidikan

Beban
Belajar

Kalender
pendidikan

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam


penentuan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk
seluruh mata pelajaran atau kelompok mata
pelajaran.
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup:

Sikap

Pengetahu
an

Keterampilan
sesuai dengan
standar nasional
yang telah
disepakati

Tujua
n
umu
m
Tujuan umum KTSP
adalah
menciptakan
kemandirian
guru
melalui
pergantian
sistem
penyusunan
kurikulum
dari
sentralistik
menjadi
desentralistik.

Tujua
n
KTSP

Tujua
n
khusu
s

Tujuan
KTSP
secara
khusus yaitu meningkatkan
mutu
pendidikan
pengembangan kurikulum
secara bersama-sama, dan
meningkatkan kompetensi
yang sehat antar satuan
pendidikan

Landasan Pengembangan
KTSP
Peraturan Menteri
Pendidikan
Nasional
(Permendiknas)
Nomor 24 Tahun
2006 tentang
standar
pelaksanaan
Peraturan Menteri
Pendidikan
Nasional Nomor
24 Tahun 2006
tentang Standar
Pelaksanaan
Peraturan Menteri
Nomor 22 dan 23
Tahun 2006

Undangundang Nomor
20 Tahun 2003
tentang
Sistem
Pendidikan
Nasional

Landasa
n
pengem
bangan
Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional Nomor
23 Tahun 2006
tentang Standar
Kompetensi

Peraturan
Pemerintah
Nomor 19 Tahun
2005 tentang
Standar Nasional
Pendidikan

Peraturan
Menteri
Pendidikan
Nasional
Nomor 22
Tahun 2006
tentang
Standar Isi

Karakteristik KTSP

Pemberian otonomi
luas Kepada sekolah
dan satuan
Pendidikan

Karakterist
ik KTSP

Menurut
Mulyasa
(2007:179-180)

Partisipasi
Masyarakat dan
Orang Tua yang
tinggi
Kepemimpinan yang
Demokratis dan
Profesional
Tim kerja yang
Kompak dan
Transparan

Prinsip-Prinsip
Pengembangan KTSP
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan siswa dan lingkungan
Beragam dan terpadu
Tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni
Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Menyeluruh dan berkesinambungan
Belajar sepanjang hayat
Seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah

Proses penyusunan
kurikulum KTSP
Pengembangan visi dan misi sekolah,
Perumusan tujuan pendidikan satuan
pendidikan,
Pengembangan dan penyusunan
struktur dan muatan KTSP,
Penyusunan kalender pendidikan,
Pengembangan silabus, dan
Pengembangan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).

School
Review dan
Benhcmarki
ng

Hal yang perlu


diperhatikan
dalam
mengembangk
an kurikulum

Menganal
isis
Konteks

Menganalisis potensi, kekuatan,


dan kelemahan yang ada di
sekolah dan satuan pendidikan
Menganalisis peluang dan
tantangan yang ada di
masyarakat dan lingkungan
sekitar
Mengidentifikasi Standar Isi
dan Standar kompetensi
Lulusan
Perumusan dan penetapan visi
dan misi sekolah

Penyusuna
n
Komponen
KTSP

Berdasarkan rumusan visi dan


misi sekolah, dirumuskan
tujuan pendidikan sekolah.
Menyusun struktur dan beban
belajar siswa
Mengembangkan Silabus
Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)

Guru

Kepala
sekola
h

Tim
penyusun
KTSP pada
SD, SMP,
SMA dan
SMK

Konsel
or

Sistem Penilaian
Sistem Penilaian mencakup jenis ujian, bentuk soal,
dan pelaksanaannya, pengelolaan & pelaporan hasil
ujian.
Jenis Ujian adalah berbagai tagihan, seperti ulangan
atau tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh peserta
didik.

Pendekatan dan Strategi


Pembelajaran KTSP
Pembelajaran Langsung
Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran Kooperatif

SD/MI

Struktur
dan
Muatan
KTSP
SMP/MT
S

SMA/MA

Kurikulum
SMA/MA
Kelas X

Kurikulum
SMA/MA
Kelas XI
dan XII

SD/MI

Kurikulum SD/MI memuat 8 mata


pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan
Substansi mata pelajaran IPA dan IPS
pada SD/MI merupakan IPA Terpadu
dan IPS Terpadu.
Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara
keseluruhan.
Pembelajaran pada Kelas I s.d. III
dilaksanakan melalui pendekatan
tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d.
VI dilaksanakan melalui pendekatan
mata pelajaran.
Alokasi waktu satu jam pembelajaran
adalah 35 menit.

SMP/MTS
Kurikulum SMP/MTs memuat 10
mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri.
Substansi mata pelajaran IPA dan
IPS pada SD/MI merupakan IPA
Terpadu dan IPS Terpadu.
Alokasi waktu satu jam
pembelajaran adalah 40 menit.
Minggu efektif dalam satu tahun
pelajaran (dua semester) adalah
34-38 minggu.

SMA/MA
Kelas X
Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri
atas 16 mata pelajaran, muatan
lokal, dan pengembangan
Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat
jam pembelajaran per minggu
secara keseluruhan.
Alokasi waktu satu jam
pembelajaran adalah 45 menit.
Minggu efektif dalam satu tahun
pelajaran (dua semester) adalah
34-38 minggu.

SMA/MA
Kelas XI
dan XII

Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan


XII Program IPA, Program IPS,
Program Bahasa, dan Program
Keagamaan terdiri atas 13 mata
pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri.
Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat
jam pembelajaran per minggu
secara keseluruhan.
Alokasi waktu satu jam
pembelajaran adalah 45 menit.
Minggu efektif dalam satu tahun
pelajaran (dua semester) adalah
34-38 minggu.

KURIKULUM 2013
Landasan

Penguatan Tata
Kelola

Faktor-faktor
Pengembangan

Penguatan Materi

Tujuan

Struktur
Kurikulum

Karakteristik K13

Buku Pelajaran

Prinsip
pengembangan
dan
Penyempurnaan
Pola Pikir

Penilaian

LANDASAN KURIKULUM 2013


Peserta didik sebagai
pewaris budaya
Fisiologis
Peserta didik sebagai
anggota masyarakat

Landasan

Teori pendidikan
berdasarkan standar
Teoritis
Teori kurikulum
berbasis kompetensi

Yuridis

UUD, UU No. 20 th
2003, UU No. 17 th
2005, dan PP No. 19
th 2005

FAKTOR-FAKTOR PENGEMBANGAN K13

Internal

Faktor

Tuntutan
pendidikan yang
mengacu pada 8
SNP
Jumlah sumber
daya manusia
produktif yang
melimpah
Arus globalisasi
dan pergeseran
ekonomi dunia

Eksternal
Pengaruh dan
imbas teknosains

TUJUAN KURIKULUM
2013
Mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia

KARAKTERISTIK K-13
Penerapan pendekatan saintifik pada
pembelajaran
Mengembangkan keseimbangan antara
pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa
ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan
kemampuan intelektual dan psikomotorik
Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang
memberikan pengalaman belajar terencana
Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan serta menerapkannya dalam
berbagai situasi di sekolah dan masyarakat

KARAKTERISTIK K-13
Memberi waktu yang cukup leluasa untuk
mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan
Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti
kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar
mata pelajaran
Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada
prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan
memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
Mata pelajaran TIK diintegrasikan pada setiap mata
pelajaran lainnya
Pada jenjang SMA penjurusan dilakukan di kelas X

PRINSIP-PRINSIP
PENGEMBANGAN K-13
Kurikulum bukan merupakan daftar mata pelajaran
Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu
satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program
pendidikan
Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh
pengembangan
kompetensi
berupa
sikap,
pengetahuan,
keterampilan
berpikir,
dan
keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam
berbagai mata pelajaran
Setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan
Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap peserta didik
sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi

PRINSIP-PRINSIP
PENGEMBANGAN K-13
memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan perbedaan dalam
kemampuan dan minat
Kurikulum berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta lingkungannya
Kurikulum harus tanggap terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan, budaya,
teknologi, dan seni
Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan
kehidupan

PRINSIP-PRINSIP
PENGEMBANGAN K-13
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni
Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan
memperbaiki pencapaian kompetensi

Penyempurnaan Pola
Pikir
Standar Kompetensi Lulusan
diturunkan dari kebutuhan
Standar Isi diturunkan dari Standark
Kompetensi Lulusan melalui
Kompetensi Inti yang bebas mata
pelajaran
Semua mata pelajana harus
berkontribusi terhadap
pembentukan sikap, keterampilan,
dan pengetahuan
Mata pelajaran diturukan dari
kompetensi yang ingin dicapai

Penyempurnaan Pola
Pikir
pola pembelajaran yang berpusat
pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik

pola pembelajaran satu arah menjadi


pembelajaran interaktif
pola pembelajaran terisolasi menjadi
pembelajaran secara jejaring
pola pembelajaran pasif menjadi
pembelajaran aktif-mencari
pola belajar sendiri menjadi belajar
kelompok

Penyempurnaan Pola
Pikir
pola pembelajaran alat tunggal
menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia
pola pembelajaran berbasis massal
menjadi kebutuhan pelanggan
pola pembelajaran monodiscipline
menjadi pembelajaran
multidisciplines
pola pembelajaran pasif menjadi
pembelajaran kritis

PENGUATAN TATA
KELOLA
Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah
Penguatan sarana dan prasarana

Menyiapkan buku pegangan pembelajaran


Menyiapkan guru supaya memahami pemanfaatan sumber belajar
yang telah disiapkan dan sumber lain yang dapat mereka
manfaatkan
Memperkuat peran pendampingan dan pemantauan oleh pusat
dan daerah pelaksanaan pembelajaran

Meniadakan materi
yang tidak relevan bagi
siswa

Evaluasi ulang ruang


lingkup materi

Penguatan
Materi

Evaluasi ulang
kedalaman materi
sesuai dengan tuntutan
perbandingan
internasional
Menyusun kompetensi
dasar yang sesuai
dengan materi yang
dibutuhkan

Mempertahankan
materi yang sesuai
dengan kebutuhan
siswa
Menambahkan materi
yang dianggap penting
dalam perbandingan
internasional

Penyempurnaan materi mata


pelajaran matematika pada K2013
Mulai dari pengamatan permasalahan
konkret, kemudian ke semi konkret, dan
akhirnya abstraksi permasalahan
Rumus diturunkan oleh siswa dan
permasalahan yang diajukan harus dapat
dikerjakan siswa hanya dengan rumusrumus dan pengertian dasar
Perimbangan antara matematika dengan
angka dan tanpa angka

Dirancang supaya siswa harus berfikir kritis


untuk menyelesaikan permasalahan yang
diajukan

Membiasakan siswa berfikir algoritmis


Memperluas materi mencakup peluang,
pengolahan data, dan statistik sejak kelas
VII serta materi lain sesuai dengan standar
internasional
Mengenalkan konsep pendekatan dan
perkiraan

Struktur Kurikulum
Kelas I:

30 JP per
minggu

Kelas II:

32 JP per
minggu

Kelas III

34 JP per
minggu

Kelas IV, V,
& VI

36 JP per
minggu

Beban
Belajar

SD
Pembelajara
n yang
digunakan

Pembelajara
n Tematik

1 JP
= 40
Meni
t

Struktur Kurikulum
SMP
Beban Belajar
Kelas VII, VIII, IX
38 JP per
minggu
1 JP = 40
menit

Struktur Kurikulum
Beban
Belajar
SMA
Mata
Pelajaran

Kelas X,
XI, dan
XII
Wajib
Peminat
an

43 JP per
minggu
1 JP
= 45
Meni
t

BUKU PELAJARAN YANG


DIGUNAKAN
Mengacu kepada konsep kurikulum (KI, KD,
Silabus)
Ada dua jenis buku yaitu Buku Siswa dan Buku
Guru
Activity base
Memuat model pembelajaran dan project yang
akan dilakukan oleh siswa
Buku Guru memuat panduan bagi guru dalam
mengajarkan materi kepada siswa

PENILAIAN
Berbasis Tes dan Non Tes (porfolio)
Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari
rendah sampai tinggi
Mengukur tingkat berfikir siswa mulai dari
rendah sampai tinggi
Menilai Proses dan Output dengan
menggunakan authentic assessment
Rapor memuat penilaian kuantitatif tentang
pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang
sikap dan keterampilan

KURIKULUM 2013 REVISI


2016
Tahun 2016, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan mengeluarkan 5 peraturan baru yang
mengganti empat peraturan yang lama.
Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar
dan Menengah mengganti Permendikbud Nomor
54 tahun 2013.
Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
mengganti Permendikbud Nomor 64 tahun 2013
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
mengganti Permendibud Nomor 65 tahun 2013

KURIKULUM 2013 REVISI


2016
Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
Pendidikan mengganti Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Permendikbud Nomor
104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013
mengganti Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014 tentang
Kurikulum
2013
Sekolah
Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah,
Permendikbud Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah
Menengah
Pertama/Madrasah
Tsanawiyah,
Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, dan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan

Perbedaan yang mencolok antara Kurikulum


2013 revisi 2016 dengan kurikulum 2013
sebelumnya antara lain:
1. Materi pada Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum terjadi banyak perubahan
2. Penilaian yang kembali menggunakan skala
0-100
3. Penilaian spiritual dan sikap tidak lagi
ditagih untuk tiap mata pelajaran yakni
hanya pada mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti, dan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai