Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN HASIL DISKUSI

Manajemen Kelas di SD

Hari /Tanggal : Kamis / 21 Oktober 2021

Materi : Kondisi Pembelajaran

Kelompok 1 :

1. Intan Amaliya Fitri (19129235)


2. Muhammad Iklas (19129263)
3. Mala Cania (19129254)
4. Tiwi Faira Haqki (19129070)

A. Penambahan
1. Rahmatul Ramadhan (19129054) kelompok 4

Menurut Mubayyidh (dalam Syarifuddin, 2011 : 129), untuk menciptakan


situasi belajar yang baik, hendaknya guru mengetahui bagaimana kriteria lingkungan
yang mendukung proses belajar mengajar. Beberapa diantara kriteria-kriteria
tersebut, yaitu sebagai berikut :

1) Lingkungan harus aman dan nyaman : Lingkungan yang aman dan nyaman
adalah lingkungan yang menciptakan suasana dimana murid tidak takut akan
hukuman fisik atau pelecehan jiwa atau emosi, bebas dari ancaman, paksaan,
sanksi, tekanan, interogasi, hinaan atau tindakan yang membuat malu.
2) Bebas : Murid diberikan kebebasan hakiki untuk memilih situasi belajar yang
mereka inginkan, sehingga murid merasakan apa yang dilakukannya itu atas
dasar pilihan dan kehendak sendiri.
3) Menciptakan sikap saling menghormati : Murid dan guru saling menghormati
perasaan, nilai prinsip dan kebebasan individu masing-masing.
4) Menghargai perbedaan individu peserta didik : Setiap murid diperlakukan
secara pribadi sesuai dengan karakter masing-masing, karena setiap mereka
memiliki kebutuhan-kebutuhan, seperti; potensi, bakat, kesiapan, keinginan,
cita-cita yang sifatnya individual. Semua itu harus dihargai dan dihormati.
5) Adanya perhatian dan motivasi : Guru dan murid saling memperhatikan
kebaikan, kepentingan, perasaan dan emosi sesamanya.
6) Lingkungan belajar haruslah menyenangkan dan merangsang peserta didik
untuk belajar : Metode yang digunakan dan suasana umum harus mampu
memberikan rangsangan dan kesenangan yang mampu menggerakkan
keinginan untuk belajar.
7) Belajar haruslah fleksibel : Guru hendaknya tidak ragu untuk membuat
perubahan dinamis yang sesuai dan cocok dengan keadaan. Perubahan ini
diciptakan dalam suasana yang tenang, jauh dari kesan emosional, meledak-
ledak dan revolusi-drastis.
2. Putri Fauziah Yasmin (19129152) kelompok 7
Menentukan kondisi kelas yang ideal dalam proses belajar mengajar,
Guru perlu mengetahui dengan jelas dan mendalam tentang kondisi-kondisi yang
menurut penelitiannya akan memungkinkan mengajar secara efektif. Di samping
itu guru hendaknya menyadari perlunya terus menerus menilai manfaat
pemahamannya dan mengubahnya apabila keadaan tidak sesuai. Adapun cara guru
menentukan kondisi kelas yang ideal adalah:
a. Guru tidak memandang kelas semata-mata hanya sebagai reaksi atas masalah
yang timbul.
b. Guru akan memilih seperangkat tujuan yang mengarahkan upayanya dan
menjadi tolak ukur penilaian atas hasil upayanya
Setelah menentukan kondisi kelas yang diinginkan, guru selanjutnya menganalisis
keadaan yang ada yakni membandingkan keadaan yang nyata dengan keadaan
yang diharapkan kemudian menentukan kondisi
dengan keadaan yang diharapkan, dengan demikian kondisi ini memungkinkan
guru mengetahui :
a. Kesenjangan antara kondisi sekarang dengan yang diharapkan kemudian
menantikan kondisi yang perlu di perhatikan segera dan mana yang dapat
diselesaikan kemudian, dan mana yang memerlukan pemantauan.
b. Masalah yang mungkin terjadi yakni kesenjangan yang mungkin timbul jika
guru gagal mengambil tindakan
pemecahan.
c. Kondisi sekarang yang perlu dipelihara dan dipertahankan karena dianggap
sudah baik.
Sumber : Alfian Erwinsyah. 2017. MANAJEMEN KELAS DALAM
MENINGKATKAN EFEKTIFITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR Vol 5,
No 2. Institut Agama Islam Negeri Sultan Amai Gorontalo.

B. Tanya Jawab
1. Risa Mulya Resti (19129159) Kelompok 7
Di dalam kondisi sosio emosional manajemen kelas terdapat tipe
kepemimpinan guru. Jelaskan apa saja tipe-tipe kepemimpinan guru dan manakah
tipe kepemimpinan guru yang paling efektif digunakan untuk menciptakan
suasana kelas yang kondusif dan menyenangkan?

Jawaban

Warsono (2016) Tipe kepemimpinan guru artinya adalah fungsi yang melakat
pada guru ketika berada dalam kelas. Gaya apa yang muncul ketika guru
melaksanakan peran sebagai pemimpin dalam pembelajaran di kelas. Apakah gaya
otoriter segala sesuatunya diatur dan diarahkan oleh sendiri dan siswa tidak diberikan
kesempatan untuk terlibat didalamnya, atau gaya demokrasi dimana terjadi proses
timbal balik antara guru dan murid sesuai dengan peranannya masing-masing.
Peningkatan kesadaran diri sebagai guru merupakan hal yang paling strategis dan
mendasar karena dengan adanya rasa kesadaran diri sebagai guru akan mampu
meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki yang menjadi modal dasar
dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dapat menghilangkan sikap otoriter dan sikap
permisif yang dipandang kurang manusiawi dan kurang realistik. Implikasinya di
kelas, akan tampak pada sikap guru yang demokratis, sikap yang stabil, kepribadian
yang harmonis, berwibawa. Penampakkan sikap ini akan menumbuhkan respon
positif bagi siswa siswa.

Berdasarkan hal tersebut keduanya bisa dipakai dalam pembelajaran.


Tergantung kebutuhan dan keadaan yang dilalui. Namun jika dilihat secara teks
mungkin memang baik dan efektif digunakan tipe kepemimpinan demokrasi.

Sumber: Warsono, S. (2016). Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Belajar


Siswa. Manajer Pendidikan 10 (5), 469-476.

2. Ahmad Zikri (19129086) kelompok 3


Dalam makalah dijelaskan bahwasanya Pola berderet atau berbaris-belajar
kadang-kadang mengurangi kemampuan belajar siswa, karena membuat guru
mempunyai otoritas mutlak dan membuat siswa tergantung pada guru dan tidak
terjadi komunikasi kelompok. Namun pada saat sekarang ini masih banyak kita
temuka pengaturan tempat duduk siswa seperti ini, bagaimana tanggapan dan
solusi dari kelompok penyaji?

Jawaban

Pola berbaris ini memungkinkan guru mempunyai otoritas mutlak dan


membuat siswa tergantung pada guru dan tidak terjadi komunikasi kelompok,
tetapi pola inilah yang sering diterapkan. Menurut kami hal ini terjadi karena
kondisi anak pada sekolah dasar lebih senang bermain sehingga kondisi kelas
cenderung tidak kondusif. Oleh karena itu pola duduk berderet ini sering
diterapkan untuk meminimalisir kegaduhan di dalam kelas.

Selain itu pola berderet ini juga menjadi pertimbangan bagi anak yang
berbadan besar,tinggi,pendek,kesulitan melihat,mendengar dll. Dengan
menerapkan pola berderet ini siswa akan mendapatkan tempat duduk yang sesuai
dengan kondisinya

Anda mungkin juga menyukai