Pendekatan Terpadu
OLEH :
KELOMPOK 3
19 BKT 08
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Pendekatan Terpadu yang dalam bentuk
maupun isinya sangat sederhana. Makalah ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan mata kuliah
Pendidikan Bahasa Indonesia Kelas Tinggi.
Penulis berharap makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca serta dapat menambah pengetahuan dan pengalaman pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan karena pengalaman penulis yang
masih kurang. Oleh kerena itu penulis mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.sehingga penulis
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ................................................................................................................
B. Saran ..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbahasa dan
bersastra. Keterampilan berbahasa sendiri meliputi beberapa aspek, yaitu: menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Sebagai seorang pengajar nantinya, kita harus mampu mendesain
pembelajaran sedemikan rupa sehingga memasukkan dua atau lebih keterampilan berbahasa
untuk dilatihkan. Hal itu dapat diwujudkan dengan mendesain pembelajaran bahasa Indonesia
dengan menggunakan model pembelajaran terpadu.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
Arah dan tujuan pendekatan terpadu menurut Frazee dan Rosse mengarah pada
pembentukan pemikiran siswa secara utuh, karena secara kodrati siswa usia SD memandang
sesuatu selalu dengan pandangan yang utuh dan menyeluruh (holistik). Alasan lain, karena
dalam kehidupan sehari-hari siswa menggunakan pengetahuan tidak secara per-bagian, tetapi
secara utuh. Oleh karena itu, akan lebih baik bila pembelajaran di sekolah diarahkan untuk
menuju pemikiran secara utuh tersebut.
1. Berpusat pada anak (Child Centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern
yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar.Peran guru lebih banyak sebagai
fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas
belajar.
5. Bersifat luwes (fleksibel), sebab guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan
dimana sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Dengan
demikian, siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
1. Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi single actor yang mendominasi
aktivitas dalam proses pembelajaran.
2. Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang
menuntut adanya kerjasama kelompok.
3. Guru perlu bersikap akomodatif terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali tidak
terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran.
3. memberikan perhatian pada berbagai bidang pelajaran yang peting dalam satu waktu,
sehingga guru tidak perlu mengulang materi yang tumpang tindih (Trianto, 2010).
5. Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat bertahan lama.
1. Pendekatan terpadu menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga
pada proses.
2. Evaluasi pembelajaran terpadu tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari
proses pembelajaran, tetapi juga pada proses dampak pengiring dari proses pembelajaran
tersebut.
3. Penerapan pendekatan pembelajaran terpadu banyak menimbulkan masalah dan tugas guru
menjadi semakin membengkak.
4. Penyesuaian pola penerapan dan hasil pembelajaran terpadu dikaitkan dengan kurikulum
yang sedang berlaku.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, aspek-aspek bahasa selalu digunakan secara
terpadu; bahasa tidak pernah digunakan secara terpisah, aspek demi aspek. Dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia, materi kebahasaan yang perlu diberikan kepada siswa pada tingkat sekolah
dasar / madrasah ibtidaiyah mencakup:
1. Lafal dan Intonasi, ini berkaitan dengan keterampilan membaca dan keterampilan berbicara
serta menyimak.
2. Ejaan dan tanda baca; berkaitan dengan keterampilan membaca dan menulis.
4. Kosakata, berkaitan dengan semua aspek lain, baik aspe keterampilan berbahasa dan
struktur.
1. Ketika guru mengajarkan menulis kalimat atau kata-kata, sekaligus guru mengajarkan
bagaimana melafalkannya (mengucapkannya) dengan tepat. Dalam hal ini guru mengkaitkan
kegiatan membaca dan pemahaman tentang lafal atau ucapan yang tercakup dalam tata bunyi.
2. Ketika guru mengajarkan menulis kalimat atau kata-kata, guru sekaligus juga mengajarkan
bagaimana membacanya, melafalkannya, dan bagaimana ejaannya. dalam hal ini, kecuali guru
mengaitkan membaca dan lafal, guru juga mengaitkannya dengan fonem, walaupun istilah
tersebut tidak dinyatakan kepada siswa . Hal ini dilihat misalnya pada waktu siswa harus
menuliskan kata-kata seperti, mama, mana, mata, yang maknanya berbeda-beda karena
perbedaan pada /m/n/ dan /t/.
3. Pada waktu guru mengajarkan membaca kalimat, guru sekaligus mengajarkan bagaimana
intonasinya, pelafalannya, tanda baca yang ada dalam bacaan. dan bagaimana membaca kalimat
itu dengan memperhatikan tanda-tanda baca yang digunakan. Disamping itu, guru
berkesempatan menambah kosa kata siswa dan pada waktu guru memberikan contoh membaca
atau salah seorang siswa membaca, tentu saja siswa yang lain harus menyimak.
4. Pada saat guru mengajarkan menulis kalimat, guru sekaligus mengajarkan ejaan bagaimana
cara menggunakan tanda baca dalam kalimat., seperti titik, koma, dan tanda tanya. Disamping
itu, siswa juga diminta membaca kalimat-kalimat yang telah mereka buat, siswa yang sedang
tidak membaca akan mendengarkan dengan baik atau menyimak. Jika demikian telah ada
pemaduan antara menulis, membaca dan menyimak tetapi dalam hal ini tekanannya pada
keterampilan menulis.
5. Pada waktu guru mengajarkan keterampilan berbicara sekaligus guru mengajarkan intonasi,
lafal, dan menyimak. Mungkin setelah salah satu siswa bercerita, siswa yang lain diminta
mengemukakan isi cerita itu secara singkat. Dengan demikian, pada waktu salah seorang siswa
bercerita, temannya benar-benar menyimak.
7. Pada waktu guru mengajarkan kata-kata baru, guru harus selalu ingat bahwa kata-kata
tersebut harus masuk dalam kalimat atau dalam bacaan (di dalam konteks). Jadi dalam hal ini,
guru mengajarkan kata baru sekaligus mengajarkan bagaimana penggunaannya didalam
kalimat.Dalam hal ini ada pemaduan antara kosa kata keterampilan berbahasa dan struktur.
8. Pemaduan dengan bidang-bidang studi lain seperti IPA, IPS, dan matematika dilakukan
melalui penyajian tema dan materi berkaitan dengan bidang studi tersebut. Di kelas-kelas yang
lebih tinggi, pembelajaran aspek-aspek keterampilan berbahasa diberikan secara terpadu.
Misalnya:
Pendekatan terpadu selain dengan menggunakan aspek intra mata pelajaran Bahasa
Indonesia, juga bsa dilakukan dengan antar mata pelajaran. Fogarty menyatakan bahwa
pembelajaran terpadu model integrated (keterpaduan) adalah tipe pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan antar bidang studi, menggabungkan bidang studi dengan cara
menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling
tumpang tindih dalam beberapa bidang studi. Fokus pengintegrasian dalam pembelajaran terpadu
dengan model integrated ini adalah sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh
guru kepada siswanya dalam suatu unit pembelajaran, yang juga bertujuan untuk tercapainya
materi pelajaran. Keterampilan-keterampilan belajar itu meliputi keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, dan keterampilan mengorganisir.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Belajar merupakan sebuah keharusan bagi manusia pada umumnya. Minimal untuk
pendekatan diri sendiri, ketika sebuah proses pembelajaran dimulai. Ada beberapa hal terkait
yang harus senantiasa terpadu keberadaannya. Sebagaimana pendekatan yang dilakukan siswa
didik.Keterpaduan beberapa aspek senantiasa menjadi permulaan untuk memulai.
Pendekatan terpadu merupakan pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan keterkaitan
inter dan antarbidang studi. Dalam melaksanakan pendekatan terpadu, perlu memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi objektif dan kebutuhan peserta didik untuk
mewujudkan praktik keterpaduan belajarnya.Selain itu, penting pula memahami hakikat belajar
dan program pendidikan guru, karakteristik dan prinsip-prinsip dalam pendekatanan terpadu.
B. Saran
Guru yang baik seharusnya selalu berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan berbagai model-model pembelajaran sehingga pembelajaran tidak membosankan
dan pesan pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik serta bermakna bagi siswa. Peningkatan
mutu proses dan hasil pendidikan bagi calon guru Sekolah Dasar adalah agar kelak diperoleh
guru Sekolah Dasar yang profesional, memiliki wawasan luas, serta mampu melakukan tindakan
yang relevan dengan tuntutan pendidikan di Sekolah Dasar maka diharapkan mahasiswa mampu
merancang dan melaksanakan pembelajaran di Sekolah Dasar baik ketika dalam pembelajaran
masing-masing bidang studi maupun bentuk pendekatan terpadu.
DAFTAR RUJUKAN