Anda di halaman 1dari 10

1.

a. Pemikiran tokoh dalam pembelajaran dalam kasus tersebut adalah pandangan tokoh
Habermas karena menurutnya, belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara
individu dengan lingkungannya (lingkungan alam maupun lingkungan sosial). Dan
termasuk dalam tipe belajar teknis, belajar teknis adalah belajar bagaimana seseorang
dapat berinteraksi dengan lingkunganalamnya secara benar. Pengetahuan dan
keterampilan apa yang dibuthkan dan perlu dipelajari agar mereka dapat menguasai
dan mengelola lingkungan alam di sekitarnya dengan baik.
b. Terdapat unsur kebudayaan ilmu pengetahuan dan teknologi,ilmu pengetahuan
merupakan susunan pernyataan suatu objek yang merupakan kesatuan
sistematik,lengkap dan terperinci.dan termasuk dalamcabang pengetahuan tentang
alam flora yang berhubungan dengan jenis tanaman, kegunaan tanaman, dan cara
memelihara tanaman (bibit). hasil karya masyarakat melalui ilmu pengetahua,
melahirkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama di daam melindungi
masyarakat terhadap lngkungan alamnya. Dan termasuk dalam unsur alat alat
produktif

2.
a. Dalam kasus tersebut telah menerapkan strategi pengolaan pembelajaran multikultural
karena bu tia telah melakukan kegiatan utama/ intrusional pada dasarnya merupakan
kegiatan pelaksanaan pembelajaran multikultural yang menekankan pada
menciptakan pembelajaran yang harmoni untuk membentuk kepribadian peserta
didik dengan penuh toleransi yang didasarkan atas keanekaragaman budaya. Dan
kasus tersebut telah menggunakan model pembelajaran partisipatif yang merupakan
pendekatan dalam pembelajaran multikultural yaitu upaya pendidik untuk
mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Keikut sertakan peserta
didik diwujudkan dalam tiga tahap kegiatan pembelajaran yaitu perencanaan program,
pelaksanaan program, dan penilaian program.
b. Dalam kasus tersebut telah menerapkan kecakapan sosial karena siswa telah
melakukan kecakapan komunikasi dengan empati (communication skills) dan
kecakapan bekeja sama (collaboration skills). Empati, sikap penuh perhatian dan seni
komunikasi dua arah juga sudah ditekankan oleh bu tia dengan menasehati para
siswanya dan karena komunikasi disertai pesan dan kesanyang baik yang
menimbulkan hubungan harmonis
c. Dalam kasus tersebut telah menerapkan konsep pembelajaran partisipatif, karena bu
tia telah melibatkan setiap siswa untuk membuat perencanaan program pembelajaran.
Pembelajaran partisipatif dapat di artikan sebagai upaya pendidik dalam
mengikutsertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Keikut sertaan peserta
didik dapat diwujudkan dalam tiga tahap kegiatan pembelajaran yaitu perencanaan
program, pelaksanaan program dan penilaian program penilaian (telah di terapkan
oleh bu tia dalam pembelajarannya).
3.
a. Kursus adalah satuan pendidikan luar sekolah yang terdiri atassekumpulan warga
masyarakat yang memberikan pengetahuan keterampilan dan sikap mental tertentu
bagi warga belajar.
b. Pelatihan adalah kegiatan atau pekerjaan melatih untuk memperoleh kemahiran atau
kecakapan, pelatihan berkaitan dengan pekerjaan.
c. Kelompok belajar adalah jalur pendidikan nonformal yang difasilitasi oleh pemerintah
untuk siswa yang belajarnya tidak melalui jalur sekolah, atau bagi siswa yang belajar
disekolah berbasis kurikulum non pemerintah
d. Pusat kegaitan belajar masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat
untuk masyarakat yang bergerak dalam bidang pendidikan. PKBM ini masih berada di
bawah pengawasan dan bimbingan dari dinas pendidikan nasional
e. Majelis taklim adalah sebuah sebutan untuk lembaga pendidikan norformal islam
yang memiliki kurikulum sendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan
diikuti oleh jemaah yang relatif banyak
f. Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan tradisional yang unsur utamanya adalah
kiai, nyai, santri, asrama, masjid, dan pengajian kitab kuning

4. dalam kasus tersebut menurut saya hengki telah menerapkan konsep kebersamaan dan
kebermaknaan dalam kegiatannya karena dalam kebersamaan sebuah ikatan yang terbentuk
karena rasa kekeluargaan/ persaudaraan, lebih dari sekedar bekerja sama atau hubungan
profesional biasa. Selayaknya kepentingan bersama telah diutamakan daripada kependingan
pribadi yang telah di terapkanoleh hengki. Dan dalam kebermaknaan terhadap seberapa besar
dapat mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi potensi serta kapasitas yang dimiliki
dengan mengadakan kegiatan tersebut

LAPORAN KEGIATAN
PELATIHAN PEMBUATAN SEBLAK UNTUK ANGGOTA
MAJELIS TAKLIM ASSYIFA
PEKON TRIMULYO KECAMATAN GEDUNG SURIAN
KABUPATEN LAMPUNG BARAT
TAHUN 2020

Laporan Akhir Kegiatan ini Disusun Sebagai Tugas Peraktik,


Pada Mata Kuliah Pembelajaran Berwawasan Kemasyarakatan
Dosen Pemangku : Syamsul Hadi Annur, M.Pd.I

DISUSUN OLEH :
LULU ANGGUN SARTIKA
NIM. 586969239

JURUSAN PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020.2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kewirausahawan adalah suatu bentuk kegiatan yang dapat menghasilkan
uang dan dapat meningkatkan taraf hidup seseorang untuk menjadi lebih baik. Suatu
usaha yang kita jalani dapat menghasilkan laba semaksimal mungkin jika kita tekun
dan kreatif dalam menjalani usaha tersebut.
Upaya untuk menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan ini harus dilakukan
karena semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak
pula yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha
Banyak cara yang dapat kita lakukan oleh seseorang dalam memulai atau menjalani
kegiatan seperti sistem retail atau membuat sendiri produk yang di jual. Kegiatan
usaha dengan cara membuat sendiri,produk yang dijual akan lebih banyak
kelebihannya dibandingkan sistem atau kegiatan usaha lain. Selaib produk yang
dijual menarik minat, tentu cara ini lebih mudahdalam menafsirkan atau
menargetkan laba dengan total produk yang dijual oleh konsumen.
Dari penjelasan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
kegiatan usaha dengan menggunakan cara memproduksi sendiri produk yang akan
penulis tawarkan berupa proses pembuatan seblak. Hal ini penulis lakukan karena
masih banyak para ibu ibu usia yang masih produktif yang belum mempunyai
keterampilan usaha. Karena rata rata mereka hanya mengenyam pendidikan hanya
sampailulus SD dan SMA saja, apabila dilakukan bimbingan terhadap para
pesertanya maka akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang
usaha ksususnya. Selain itu kegiataan ini juga dapat meningaktkan prekonomian
dan memperkecil pengangguran. Karena produk seblak ini mudah untuk dibuat dan
bahan bahannya mudah untuk di temukan dan ini pun bisa penulis mulai dengan
modal yang relatif ringan. Selain itu dengan melakukan sedikit inovasi terhadap
makanan ini, maka penulis rasa peluang usaha untuk kedepannya juga cukup
menjanjikan.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang berdasarkan latar belakang yang sudah di jelaskan adalah
a. Bagaimana cara membuat seblak
b. Metode yang digunakan dalam pembuatan seblak
c. Strategi pemasaran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode
Penyampaian materi pelatihan digunakan dengan beberapa metode yang
relevan, antara lain metode menjelaskan dan praktek. Materi yang diberika meliputi
materi wirausahawan dan praktek. Yang masing masing akan di jadwalkan pada:
Hari/tanggal Kegiatan
Kamis, 8 oktober Menyampaikan materi/ menjelaskan dan praktik
2020
Kamis, 15 Sesi tanya jawab
oktober 2020
Kamis , 22 Memandu peserta praktik dan evaluasi
oktober 2020
Kamis, 29 Memandu peserta praktik dan evaluasi
oktober 2020
Kamis, 5 oktober Memandu peserta praktik dan evaluasi
2020
Kamis, 12 Memandu peserta praktikdan evaluasi
oktober 2020
Kamis 19 oktober Memandu peserta praktik
2020
Jumat 20 Strategi pemasaran
november 2020
Dalam metode menjelaskan dan praktek digunakan untuk memamparkan dan
mempraktekkan produk yang telah di rencanakan. Metode tanya jawab untuk
merespon sejauh mana tingkat pemahaman peserta pelatihan tentang proses
pembuatan produk seblak yang telah disampaikan. Metode presentasi/ praktek
peserta, diminta untuk membuat seblak oleh peserta dengan di bimbing. Di akhir
pelatihan di berikan test sebagai bahan evaluasi untuk melihat sejauh mana
pemahaman peserta dalammenyerap ilmu yang di berikan
Rancangan evaluasi dalam bentuk pemberian pertanyaan tentang tingkat
pemahaman peserta mengenai pengetahuan kewirausahaan dan praktik
pembuatan. Pertanyaan itu diajukan pada saat sebelum dan setelah pelatihan
dimulai. Dengan demikian akan diketahui tingkat keterampilan peserta. Kedua
evaluasi yang dilakukan pada saat praktik.
Hambatan yang penulis temui saat membimbing anggota majelis taklim
adalah karena mayoritas mempunyai anak kecil jadi saat sedang memperhatikan
atau saat sedang praktik menjadi tidak konsentrasi karena kehebohan anak
anaknya. Ibu ibu binaan juga terkadang bermain ponsel karena mereka juga aktif di
media sosial.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Program kegiatan pembinaan masyarakat yang berupa pembinaan proses


pembuatan seblak di desa trimulyo lampung barat telah berlangsung baik danlancar
sesuai dengan jadwal dan perencanaan
Pada dasarnya selama kegiatan, peserta sangat aktif dengan adanya kegiatan
tersebut, dan menginginkan berbagai kegiatan yang bersifat kelanjutan. Dalam
pembuatan seblak semua ibu ibu mendapatkan hasil yang sangat memuaskan,
mereka selalu memperhatikannya dengan baik sehingga hasilnya pun cukup
memuaskan.
. Disamping hasil yang di nilai positif, sebetulnya pelaksanaan kegiatan pembinaan
tersebut masih banyak kekurangan serta hambatannya, sebagai contoh misalnya
karena banyak anak kecil yang aktif maka para peserta yang mayoritas ibu ibu pun
akhirnya sibuk dengan anaknya tersebut, ada juga sebagia ibu ibu yang datang
terlambat.
Hasil evaluasi proses
Format tentang kehadiran
No Nama 8-10- 15- 22- 29- 5-11- 12- 19- 20-
2020 10- 10- 10- 2020 11- 11- 11-
2020 2020 2020 2020 2020 202
0
1. Ibu siti        
2. Ibu kip        
3. Ibu lia        
4. Ibu        
narni
5. Ibu nur        
6. Ibu        
janur
7. Ibu sun        
8. Ibu sol        
Kterangan :
Dari ke 8 anggota majelos taklim assyifa binaan pembuatan seblak semua
hadir hanya saja ada yang tidak tepat waktu.
E. Hasil evaluasi produk
N Nama Aspek yang dinilai
o Tampilan Rasa
1. Ibu siti sangat menarik Rasa pas
2. Ibu kip Sangat menarik Rasa pas
3. Ibu lia Menarik Rasa pas
4. Ibu narni Kurang menarik Rasa pas
5. Ibu nur Sangat menarik Rasa pas
6. Ibu janur Sangat menarik Rasa pas
7. Ibu sun Menarik Rasa pas
8. Ibu sol Sangat menarik Rasa pas
Keterangan :
Produk yang dihasilkan dari pelatihan keterampilan membuat produk seblak
cukup memuaskan,opada dasarnya para ibu ibu setempat sangat berminat pada
produk ini.
F. Keaktifan
N Nama Berpartisipasi Diam
o
1. Ibu siti  -
2. Ibu kip  -
3. Ibu lia - 
4. Ibu narni - 
5. Ibu nur  -
6. Ibu janur  -
7. Ibu sunami - 
8. Ibu sol  -
Keterangan :
dari ke delapan ibu ibu kegiatan, 5 ibu ibu cukup aktif dan responsif dalam
mengikutikegatan ini dan hanya 3 ibu yang kurang aktif

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
setelah diberikanpelatihan pembuatan seblak, wawasan/keterampilan peserta
semain bertambah.peserta menjadi lebih memahami tujuan dan manfaat menbuat
usaha produk sendiri. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pelatihan yang telah
dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: pengetahan peserta
mengenai produk wirausaha semakin bertambah, memperaktekkan membuat
produk bisa meningkatkan pemahaman pesert mengenai produk tersebut

DAFTAR PUSTAKA
Hatiman, lhat dan sadri.2019. pembelajaran berwawasan kemasyarakatan.
Tanggerang selatan: universitas terbuka.
Contoh laporan kegiatan, www.pustaka.ut.ac.id

Anda mungkin juga menyukai