Anda di halaman 1dari 6

Proyek Kepemimpinan

1. Mar’atul Mualifah 3301022255


2. Dina Mushoffa 3301022256
3. Rafika Dhurrotul Chaya 3301022257
4. Qori’ah 3301022258

Kegiatan 1
Gambar 1

- Paradigma Baru
- Student Center
- Profil Pelajar Pancasila
- Pembelajaran Yang Menyenangkan
- Pembelajaran Intrakurikuler
- Pembelajaran Berbasis Projek
Gambar 2

- Peserta didik yang aktif


- Pembelajaran yang menarik
- Suasana belajar yang nyaman
- Suasana belajar yang interaktif
- Pembelajaran yang berdiferensiasi
Pandangan Kelompok :
Kurikulum merdeka yang diwujudkan oleh pemerintah, berusaha mengimplementasikan
paradigma baru yang berpusat pada peserta didik dengan pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna serta bisa membawa perubahan pada sasaran prakarsa
perubahan.

Pembelajaran di kelas + Kurikulum merdeka:


N: Pengelolaan sumber daya alam eksistensi kehidupan manusia. misalnya, seorang peserta
didik yang tinggal di kota metropolitan, dengan lingkungan smart city dan informasi yang
berkembang cepat, sehingga hal ini dapat mempengaruhi pola pikir peserta didik yang
terbiasa dengan lingkungan fast moving forward untuk berpikir cepat dan beradaptasi
dengan perubahan yang ada. Pembelajaran kurikulum merdeka yang berorientasi berdasarkan
latar belakang peserta didik dapat membantu peserta didik lebih memahami dan
mengaplikasikan materi dengan kehidupan nyata.
E : Peserta didik membuat prakarya di kelas yang nanti akan dijual pada saat
penyelenggaraan market day di sekolah.
W : Pembelajaran yang menyenangkan membuat peserta didik merasa tertarik mengikuti
proses pembelajaran sehingga terjadi interaksi yang aktif dan peserta didik dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang optimal.
S : Pembelajaran di kelas dilakukan sesuai dengan budaya 5s (salam, senyum, sapa, sopan
dan santun)
Gambar 1 Mata Rantai Gambar 2
Smart City
pembelajaran yang berpusat
pada Peserta Didik
Prakarya>Market day
Interaksi yang aktif
budaya 5S
sekolah
pembelajaran menyenangkan
guru

Kegiatan 2
Kegiatan 2 Menentukan Strategi Pemetaan yang Menjadi Tantangan dan Kekuatan
dalam Sekolah/Komunitas
Menentukan Strategi Pemetaan yang Menjadi Tantangan dan Kekuatan dalam
Sekolah/Komunitas
Strategi pemetaan tantangan dan kekuatan dalam sekolah PPL di SMP Negeri 2 Semarang
dengan berbagai tantangan dan hambatan yang telah disebutkan di bawah, dengan menggunakan
strategi dibawah ini.
A. Tantangan dan Hambatan
Terdapat tantangan dan kekuatan dalam SMP N 2 Semarang. Tantangan:
1. Keberagaman karakteristik peserta didik yang ada
2. Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran PPKn
Sedangkan kekuatan yang dimiliki:
1. Pendidik dan tenaga kependidikan berperan serta dan mendukung proses pembelajaran
yang kondusif dan ramah anak
2. Ada dukungan sarana dan prasarana dari Sekolah untuk membantu peserta didik dalam
proses belajar mengajar
3. Peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan sholat
Dzuhur dan Ashar secara berjamaah
4. Penerapan 5s (salam, senyum, sapa, sopan dan santun) dalam keseharian peserta didik
di sekolah
B. Visi Kelompok
“Menjadi Guru yang BERBUDAYA (Berkarakter, Edukatif, Religius, Berdaya Saing,
Unggul, Demokratis, Amanah, Yakin) yang dapat menuntun Peserta Didik Berdasarkan
visi tersebut dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang guru atau pendidik harus
menjadi pendidik yang BERBUDAYA.
C. Paradigma Inkuiri Apresiatif
Diperlukan sebuah upaya proses perubahan dengan cara menggunakan paradigma
Inkuiri Apresiatif untuk mencapai visi. untuk menggali nilai-nilai positif perlu
menerapkan visi dalam mencapai murid yang merdeka. Sesuai dengan visi yang
berlandaskan Profil Pelajar Pancasila, maka peserta didik dibentuk sesuai dengan
kodratnya masing masing.
D. Metode Perubahan BAGJA-5D Inkuiri Apresiatif
BAGJA yang terdiri dari Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana,
Atur Eksekusi merupakan salah satu metode perubahan dan mencoba menerapkannya
melalui tahapan dalam Inkuiri Apresiatif. Terkait hal tersebut, guru berperan penting dalam
mewujudkan peserta didik dengan visi yang ingin dicapai untuk kelompok adalah sebagai
berikut.
a. Menerapkan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik, menyesuaikan
pembelajarannya sesuai dengan karakteristik peserta didik.
b. Menggali dan menemukan potensi diri pada peserta didik sesuai dengan bakat dan minat
belajarnya masing-masing.
c. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan bermakna dengan berbagai model
pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik.
d. Menumbuhkan motivasi instrinsik peserta didik.
E. Berpikir Sistem
Seorang pemimpin dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, dituntut mampu berpikir
sistem, agar mampu menjalankan semua kegiatan dan mencapai tujuan yang telah disepakati
oleh bersama. Konsep sistem yang terdiri dari input, proses, output, dan feedback sangat
penting karena dari konsep sistem tersebut akan tergambar secara jelas sebuah program
secara utuh dan hasil yang diharapkan.

F. Sustainability NEWS
Pendidikan merupakan instrument komunikasi yang efektif mengajak generasi muda
menciptakan lingkungan dan masa depan yang lebih baik. Dengan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan atau Pendidikan Pancasila di Kurikulum Merdeka, peserta didik
diajarkan 4 materi/ elemen yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika
dan NKRI. Terkait hal tersebut, peserta didik diharapkan mampu untuk memiliki empati dan
memiliki profil pelajar Pancasila dalam dirinya sehingga mampu menjadi warga negara yang
baik.
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) tidak selalu berfokus pada aspek
lingkungan, namun juga perlu didukung oleh komponen lain, salah satunya dunia
pendidikan. Di dunia pendidikan biasa disebut Education for Sustainable Development
(ESD), menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan dalam pembelajaran bertujuan
untuk memberdayakan para peserta didik menjadi pribadi yang mampu mengambil
keputusan dan tindakan tepat serta bertanggung jawab.
Mereka bisa menyadari bahwa sebuah aksi dapat berpengaruh pada kondisi lingkungan,
sosial, dan ekonomi di masa ini maupun mendatang. Pendidikan yang dilalui peserta didik
saat ini nantinya akan berguna dan tujuan sekolah juga berorientasi ke masa depan. Strategi
yang kami lakukan yang dapat diterapkan pada peserta didik dengan usia 15-17 Tahun
disekolah adalah bagaimana memberikan pandangan, kehidupan nyata dalam bernegara pada
lingkungan terdekat masing-masing peserta didik. Sehingga mampu dalam mengkonstruksi
pemahamannya mengenai hal-hal yang jauh dari lingkungannya. Selain itu, menggunakan
media dan model pembelajaran yang mampu membuat peserta didik aktif dan memahami
betul praktek menjadi warga negara yang mengamalkan dasar negara Pancasila, serta
mematuhi peraturan dan hak serta menjalankan kewajiban sebagaimana dengan mestinya.

Anda mungkin juga menyukai