BERDAMPAK POSITIF PADA MURID Presented by Rohwandi Arfan Calon Guru Penggerak Angkatan IX Kota Cilegon Introduction
Marzuki, M.Pd. Yuni Fitrianingsih, S.S.
(Pendamping Praktik) Rohwandi Arfan S. Pd (Fasilitator) (CGP Angkatan IX) TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
CGP dapat melakukan koneksi antarmateri
yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah yang berdampak pada murid. 1 Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini? Pengalaman Pada modul 3.3 ini saya mendapat banyak pemahaman tentang pentingnya program yang berdampak positif pada murid melalui keterlibatan murid dalam pembuatan program tersebut, baik melalui suara ( Voice), Pilihan (choice) dan Kepemilikan (ownership). Hal inilah yang dapat terciptanya Kepeimpinan murid (student agency) disekolah Perasaan Perasaan yang saya rasakan setelah mempelajari modul ini adalah senang, bangga dan bersyukur karena saya mendapatkan wawasan, pengetahuan dan pencerahan akan pemahaman tentang bagaimana mengelola program yang berdampak pada murid. Saya juga terinspirasi dengan ide-ide baru yang dapat meningkatkan kepemimpinan murid. Dan tertantang untuk membuat pengelolaan program kegiatan yang berdampak pada murid Capaian Selama mempelajari modul 3.3 ini, saya sadar, sebagai pemimpin pembelajaran, hal yang harus dilalui dalam membuat program yang berdampak positif pada murid harus melalui tahapan perencanaan yang baik, dengan melibatkan beragai kalangan didalamnya,. Selain itu, hal yang tidak kalah penting yaitu evaluasi dari sebuah program, hal ini menjadi penting untuk terus mengupgrade keefektifan program yang kita buat Keterkaitan dengan Kompetensi Diri Nilai dan peran guru penggerak sangat dibutuhkan dalam mengelola sebuah program yang berdampak positif terhadap murid. Adanya keinginan diri untuk terus melakukan inovasi dalam rangka tercapainya Student Agency dan terciptanya wellbeing pada diri peserta didik 2 Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini? STUDENT AGENCY Student Agency adalah ketika murid mampu mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini , mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu , berpartisipasi aktif, dan berkontribusi dalam komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain dan melakukan aksi nyata sebahai hasil proses belajarnya. Tujuan Student Agency. Memperoleh pengalaman belajar yang bersifat positif, baik dalam ranah akademik maupun non akademik(keselamatan dan kebahagiaan) murid kita. Pengalaman tersebut diharapkan dapat berdampak positifbagi diri sendiri, orang lain dan Masyarakat sekitar. MENUMBUHKEMBANGKAN KEPEMIMINAN MURID Tugas guru dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid yaitu dengan menjadikan murid sebagai mitra dan menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya, dimana murid memiliki : Voice (suara) adalah pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas, Pilihan (choice) adalah peluang yang diberikan kepada murid untuk memilih kesempatan-kesempatan dalam ranah sosial, lingkungan, dan pembelajaran Kepemilikan dalam belajar (ownership in learning) sebenarnya mengacu pada rasa keterhubungan, keterlibatan aktif, dan investasi pribadi seseorang dalam proses belajar KAITAN DENGAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan
murid akan menyediakan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang kemudian diharapkan dapat mewujud sebagai pengejawantahan (Perwujudan) profil pelajar Pancasila dalam dirinya. LINGKUNGAN YANG MENUMBUHKEMBANGKAN KEPEMIMPINAN MURID Ada 7 Karaktersistik lingkungkan yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid, diantara yaitu : Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif. Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana. Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya. Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukandan menindaklanjutitujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan. Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri. Lingkungan yang menumbuhkandaya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan. PERAN KETERLIBATAN KOMUNITAS DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPEMIMPINAN MURID Sebagai pusat dari proses pendidikan, murid berada dalam lintas komunitas. Mereka dapat berada sekaligus pada: 1.komunitas keluarga (anggotanya dapat terdiri orang tua, kakak, adik, pengasuh, dsb) 2.komunitas kelas dan antar kelas (anggotanya dapat terdiri teman sesama murid, guru) 3.komunitas sekolah (anggotanya dapat terdiri dari kepala sekolah, pustakawan, penjaga sekolah, laboran, penjaga keamanan, tenaga kebersihan, petugas kantin, dsb) 4.komunitas sekitar sekolah (anggotanya dapat terdiri dari RT/RW, tokoh masyarakat setempat, puskesmas, tokoh agama setempat, dsb) 5.komunitas yang lebih luas. (anggotanya dapat terdiri dari organisasi masyarakat, dunia usaha, media, universitas, DPR, dsb) 3 Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara modul ini dengan modul-modul sebelumnya? Kaitan dengan Modul 1.1 Ki Hajar Dewantara pernah berkata bahwa guru mempunyai peran strategis untuk menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga mereka dapat bahagia dan selamat sebagai individu dan masyarakat. Adapun dalam mengelola program sekolah yang berdampak pada murid hendaknya melibatkan murid dan memperhatikan pengembangan potensi atau kodrat murid. Dalam modul ini juga dibahas bahwa murid adalah pribadi yang unik dan utuh, sehingga guru sebaiknya dapat menuntun murid sesuai dengan kodratnya. Dengan kita memahami kodrat murid maka kita akan lebih mudah dalam merancang program yang berdampak positif pada murid. Kaitan dengan Modul 1.2 Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu peran guru penggerak adalah Kepemimpinan Murid (Student Agency). Nilai-nilai seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid, nilai- nilai tersebut dapat kita terapkan dalam membimbing murid-muridnya dalam mempromosikan suara, pilihan dan kepemilikan murid sehingga murid mendapatkan kesempatan untuk dapat berkolaborasi dalam menciptkan program yang berdampak pada murid. Kaitan dengan Modul 1.3 Dalam merencanakan dan mengelola program yang berdampak pada murid dilakukan dengan menggunakan pendekatan inkuiri apresiatif BAGJA (Buat pertanyaan utama, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi), dengan terlebih dahulu memetakan aset atau sumber daya sekolah, dan mengembangkan aset atau potensi yang bisa dikembangkan untuk merencanakan program sekolah yang berdampak pada murid. Dengan pendekatan inkuiri apresiatif BAGJA kita dapat dengan mudah merancang program yang berdampak positif pada murid, karena kita melibatkan semua pihak dan melihat semua aset yang ada. Kaitan dengan Modul 1.4
Pada modul 1.4 ini menyoroti pentingnya menciptakan budaya
positif di sekolah. Kaitannya dengan modul ini adalah bahwa pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid harus mencakup pengajaran dan penerapan budaya positif, sehingga dapat mendukung tercapainya pembelajaran yang berkualitas dan berpihak pada murid. Kaitan dengan Modul 2.1 seorang guru dapat menggunakan pembelajaran berdiferensiasi untuk memberikan pelayanan terbaik yang berpihak pada murid. Pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan solusi atas beragamnya karakteristik dan kecerdasan murid. Sebelum merencanakan pembelajaran berdiferensiasi, seorang guru hendaknya melakukan pemetaan terhadap kebutuhan belajar, minat dan profil belajar murid. Hal ini dilakukan untuk mengetahui aset atau kekuatan yang dimiliki oleh murid. Dengan penerapan pembelajaran berdiferensiasi kita memberi ruang kenyamanan dan kebahagian untuk murid dalam belajar dan ini akan membuat guru nyaman dan bahagia dalam mengajar. Sehingga terciptalah merdeka belajar. Kaitan dengan Modul 2.2
Lingkungan yang menumbuhkan kesejahteraan murid (well being)
dapat menimbulkan kemampuan murid dalam keterlibatan dalam pembelajaran yang positif dan merasakan emosi yang positif melalui PSE dan KSE sehingga murid dapat memberikan suara, pilihan dan kepemilikan murid. Kaitan dengan Modul 2.3 praktik coaching yang merupakan sebuah teknik atau strategi seorang pemimpin pembelajaran untuk menuntun anak dan menggali potensi yang dimiliki oleh anak. Coaching juga memberikan keleluasaan anak-anak berkembang dan menggali proses berpikir. Dalam pengelolaan program yang berdampak pada murid, coaching dapat digunakan sebagai strategi untuk mengembangkan sumber daya murid, mengembangkan kepemimpinan murid, menggali potensi murid untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu keselamatan dan kebahagiaan anak setinggi-tingginya. Kaitan dengan Modul 3.1
Modul 3.1 menekankan pada pengambilan keputusan guru
sebagai pemimpin pembelajaran yang bijaksana, berpihak pada murid, dan konsisten dengan nilai-nilai kebajikan. Hal ini melibatkan penanganan dilema etika atau tantangan moral dalam pengambilan keputusan dalam pengelolan program yang berdampak pada murid Kaitan dengan Modul 3.2 Modul 3.2 Membahas tentang pengelolaan sumber daya, bahwa seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran maupun pengelola program sekolah harus dapat memetakan dan mengidentifikasi aset- aset yang ada di sekolah, baik aset fisik maupun non fisik. Pendekatan berbasis aset akan lebih dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh sekolah sebagai komunitas belajar, dibandingkan dengan pendekatan berbasis masalah. Paradigma berpikir harus melihat sisi positif yang dimiliki oleh sekolah 4 Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid . Program yang berdampak pada murid adalah program yang mampu menumbuhkan kepemimpinan murid. Untuk dapat menyusun program tersebut maka diperlukan perencanaan yang cermat dan matang. Dalam perencanaan ini dapat menggunakan model BAGJA berdasarkan kebutuhan murid sesuai karakteristik lingkungan melalui pemetaan sumber daya (modal aset) sebagai kekuatan atau potensi. Program yang berdampak positif pada murid juga dapat diadaptasi dari praktik baik sekolah lain maupun pihak lain. Sebagai guru, dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program berdampak pada murid haruslah mendorong suara, pilihan, dan kepemilikan murid, berusaha mewujudkan lingkungan dan keterlibatan komunitas yang mendorong tumbuh kembang kepemimpinan murid sehingga murid menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri. 5 Bagaimana seharusnya program- program dan kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut berdampak positif bagi murid Perencanaan
Perencanaan program dilaksanakan secara kolaboratif berdasarkan
kebutuhan belajar murid dengan mewujudkan lingkungan dengan karakteristik yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid dengan didukung sumberdaya / aset yang dimiliki sekolah melalui prakarsa perubahan melalui tahapan BAGJA. Pelaksanaan
Pelaksanaan program yang melibatkan murid didalamnya dengan
memperhatikan suara, pilihan dan kepemilikan murid, Sehingga murid mampu menjadi agen perubahan . Adapun tugas guru adalah menjadi rekan / mitra murid dengan menuntun dan memberikan umpan balik atas hasil proses belajar. evaluasi
Evaluasi terhadap program dilakukan secara kolaboratif, dengan
melibatkan berbagai pihat, diantaranya melibatkan murid dalam melakukan evaluasi. Evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki kekurangan/kelemahan dari suatu program, dan apakah tujuan dari program tersebut sudah tercapai. Thanks!